Anda di halaman 1dari 15

ASKEP SEHAT JIWA PADA USIA REMAJA

Dosen Pengampu : Ns. I Made Eka Santosa, S.Kp., M. Kes

OLEH:

KELOMPOK 6

Alin Indra Siwi (021.01.3769)

Rahmatin Nisfi (021.01.3823)

Diana Mirayanti Putri (021.01.3779)

M.Halil Gibran (021.01.3805)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MATARAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
tak lupa kita memanjatkan segala bentuk pujian hanya kepada-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat,Hidayah dan Inayahya kepada kami,sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ASKEP SEHAT JIWA PADA USIA REMAJA
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW,yang telah membawa umatnya dari alam kejahatan ,menuju keislaman
yang penuh kemuliaan seperti yang kita rasakan saat ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
2.1 Pengertian Usia Remaja..........................................................................2
2.2 Pembagian Masa Remaja........................................................................2
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja..................7
2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja............................................9
2.5 Fase-Fase Interaksi Dalam Askep Klien Remaja....................................10
BAB III ASKEP SEHAT JIWA REMAJA.................................................12
BAB IV PENUTUP.........................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa
dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa
remaja awal (10-14 tahun), masa remaja penengahan (14-17 tahun) dan masa remaja
akhir (17-9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis
maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses
pematangan kejiwaan (psikososial) (Depkes, 2002).
Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga
tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi
anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi
dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya. (Depkes,
2002)
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian usia remaja?
2) Apa saja pembagian masa remaja?
3) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja?
4) Bagaimana tugas-tugas perkembangan masa remaja?
5) Bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada usia remaja?
6) Bagaimana fase-fase interaksi dalam askep klien remaja?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui Pengertian usia remaja
2) Untuk mengetahui pembagian masa remaja
3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja
4) Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan masa remaja
5) Untuk mengetahui asuhan keperawatan sehat jiwa pada usia remaja
6) Untuk fase-fase interaksi dalam askep klien remaja

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa,
berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal
(10-14 tahun), masa remaja penengahan (14-17 tahun) dan masa remaja akhir (17-9
tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis maupun
sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses
pematangan kejiwaan (psikososial) (Depkes, 2002).
Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga
tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi
anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi
dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya. (Depkes,
2002)

Apabila konflik antara orang-tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat menimbulkan
berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungan antara
dirinya dengan orang-tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu stresor bagi remaja
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik. psikologik
maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai keluhan fisik
yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang berdampak sosial
seperti malas sekolah, membolos. ikut perkelahian antara pelajar (tawuran) dan
menyalahgunakan NAPZA (Depkes, 2002).

Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa dan dapat
berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah maupun
gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat. Apabila pada kenyataannya perhatian
masyarakat lebih terfokus pada upaya meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang
memperhatikan faktor non fisik (intelektual, mental emosional dan psikososial). Padahal
faktor tersebut

v
merupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja dikemudian hari (Depkes, 2002).
Faktor non-fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yang meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat sekitarnya.
2.2 Pembagian Masa Remaja
a. Masa Remaja Awal (early adolescence)
Remaja Awal (early adolescence) memiliki rentang usia antara 11-
13 tahun. Pada tahap ini mereka masih belum mengerti akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan dorongandorongan yang
menyertai perubahan tersebut. Mereka juga mengemangkan pikiran-pikiran baru
dan mudah tertarik pada lawan jenis
b. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Remaja Madya (middle adolescence) memiliki rentang usia antara
14-16 tahun. Tahap remaja madya atau pertengahan sangat
membutuhkam temannya. Masa ini remaja lebih cenderung memiliki
sifat yang mencintai dirinya sendiri (narcistic). Remaja pada tahap
ini juga masih bingung dalam mengambil keputusan atau masih labil
dalam berperilaku.
c. Masa Remaja Akhir (late adolenscence)
Remaja Akhir (late adolenscence) merupakan remaja yang berusia
antara 17-20 tahun. Masa ini merupakan masa menuju dewasa
dengan sifat egois yaitu mementingkan diri sendiri dan mencari
pengalaman baru. Remaja akhir juga sudah terbentuk identitas
seksualnya. Mereka biasanya sudah berpikir secara matang dan
intelek dalam mengambil keputusan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Remaja


1. Lingkungan Sosial
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi psikologi remaja adalah lingkungan
tempatnya tumbuh, termasuk pertemanan. Teman-teman yang akrab lebih berperan
penting dalam membentuk psikologi diri anak dibandingkan orangtuanya.

Teman kerap menjadi landasan dasar sebagai perbandingan dalam melakukan


tindakan, mengambil sikap, hingga memvalidasi perasaannya. Lingkungan sosialnya

vi
juga dapat memengaruhi kepercayaan diri anak, dirinya bisa menjadi seseorang yang
mandiri atau ketergantungan pada orang lain.
2. Gambaran Citra Tubuh
Faktor fisik juga dapat memengaruhi psikologi remaja saat tumbuh. Dirinya melihat
bagian tubuhnya serta membandingkan dengan orang lain dan mengambil
kesimpulan menarik atau tidak tubuhnya. Saat anak mendapatkan banyak validasi
dari orang di sekitarnya, tentu pertumbuhan psikologinya dapat lebih baik.

Pada seseorang yang mengalami kecacatan, ada penurunan rasa percaya diri hingga
ia menutup diri dari lingkungan sosialnya. Tentu hal ini dapat memengaruhi
perkembangan psikologinya.
3. Pengaruh Orangtua Pendidikan yang diberikan oleh orangtua di rumah tentu juga
dapat memengaruhi psikologi remaja. Perbedaan pemahaman dan pengalaman dapat
menjadi celah tersendiri, sehingga menimbulkan konflik anak dengan orangtua.
Namun, cara orangtua yang menyikapi berbagai sikap dan emosi anaknya dengan
positif dapat memberikan efek positif bagi psikologinya. Maka dari itu, ayah dan ibu
perlu mendidik anak dengan cara yang tegas tetapi harus tahu batasannya juga, agar
tingkah laku dan personalitinya terbentuk dengan baik.
4. Motivasi
Psikologi remaja juga dapat dipengaruhi oleh berbagai motivasi yang timbul, baik
dari dalam maupun luar dirinya. Salah satu motivasi yang didapatkan dari luar
dirinya adalah penghargaan dari orangtua.
Hal ini dapat memengaruhi seberapa besar usaha dalam menyelesaikan tugas dan
besarnya kemauan akan hal tersebut. Semakin termotivasi remaja untuk
melakukannya, semakin tinggi usaha yang dilakukan untuk menuntaskan masalah
yang ada agar mendapatkan ganjarannya.
5. Jenis Kepribadian
Kepribadian remaja dapat memengaruhi pertumbuhan psikologi remaja. Ada dua
jenis kepribadian yang bisa dimiliki, yaitu ekstrovert dan introvert. Kedua
kepribadian ini biasanya berbanding terbalik, sehingga orangtua perlu tahu cara
mengarahkan anak agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Nah, itulah beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan psikologi remaja.
Peran orangtua dalam mengarahkan dan menyikapi segala yang dirasakan oleh anak

vii
memiliki pengaruh besar. Selain itu, perlu juga untuk mengetahui tentang
pergaulannya di sekolah.

2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Dewasa


Terdapat 10 tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan
remaja dengan sebaik baiknya menurut Havighusrst (1961; dalam
Octavia, 2020):
1) Mampu menerima keadaan fisiknya
2) Mampu menerima dan mehamami peran seks usia dewasa
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4) Mencapai kemandirian emosional
5) Mencapai kemandirian ekonomi
6) Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki usia dewasa
9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

a. Fase-Fase Interaksi Dalam Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Klien Remaja


a. Pra Interaksi
Dimulai sebelum kontak pertama dengan pasien. Perawat mengeksplorasikan
perasaan, fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk
melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung jawabkan. Tugas tambahan
pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang klien dan menentukan kontak
pertama
b. Perkenalan atau Orientasi
Dalam memulai hubungan, tugas utama adalah membina rasa percaya, penerimaan,
dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak dengan pasien.
Elemen-elemen kontrak perlu diuraikan dengan jelas pada klien sehingga kerjasama
perawat-pasien dapat optimal. Diharapkan pasien berperan serta secara penuh dalam
kontrak, namun pada kondisi tertentu, misalnya pasien dengan gangguan realita maka

viii
kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu mengulang kontak jika kontak realitas
pasien meningkat.
c. Fase Kerja
Pada fase kerja, perawat dan pasien mengeksplorasi stressor yang tepat dan
mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran,
perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu pasien mengatasi kecemasan,
meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri, dan mengembangkan
mekanisme koping yang konstruktif. Perubahan perilaku yang maladaptif menjadi
adaptif merupakan fokus fase ini.
d. Terminasi
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dalam hubungan terapeutik.
Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina dan berada dalam
tingkat yang optimal
Kriteria penetapan kesiapan pasien untuk terminasi yaitu:
 Klien mengalami kelegaan dari masalah yang ada.
 Fungsi klien sudah meningkat.
 Harga diri klien meningkat dan rasa identitas diri yang kuat.
 Klien menggunakan respon koping yang lebih adaptif.
 Klien telah mencapai hasil asuhan yang telah direncanakan.
 Kendala sudah ditemukan dalam hubungan perawat-klien yang tidak dapat
diselesaikan

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA KLIEN REMAJA

a. Pengkajian

ix
Perkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai
identitas dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan keunikan atau ciri khas
diri Kemampuan ini tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus
diselesaikan oleh remaja. Jika tidak dapat mencapai kemampuan tersebut, remaja
akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian
sehingga terjadi gangguan konsep diri.
b. Diagnosa Keperawatan
 Potensial (normal) : Pembentukan identitas diri
 Risiko (Penyimpangan) : Risiko bingung peran

c. Perencanaan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial remaja bertujuan
a. Remaja mampu menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang
normal dan menyimpang
b. Remaja mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal
c. Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga bertujuan:
a. Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkem-
bangan remaja yang normal dan menyimpang.
b. Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan remaja.
c. Keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi per-
kembangan remaja.
d. Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk mengembangkan
kemampuan psikososial remaja.

Diagnosa Intervensi
Potensial (normal) Tindakan Untuk Pasien :
:Pembentukan 1. Diskusikan ciri perkembangan psikososial remaja yang
identitas diri normal dan menyimpang.

x
2. Diskusikan cara untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal.
 Anjurkan Remaja untuk berinteraksi dengan orang
lain yang membuatnya nyaman mencurahkan
perasaan,perhatian,dan kekhawatiran
 Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang
mempunyai kegiatan positif (olahraga,seni,bela
diri,pramuka,keagamaan)
 Anjurkan remaja untuk melakukan kegiatan
dirumah sesuai dengan perannya
3. Memberikan bimbingan dan motivasi pada remaja dalam
membuat rencana kegiatan dan mendorong untuk
melaksanakan rencana yang telah dibuat.
Tindakan Untuk Keluarga :
1. Jelaskan kepada keluarga ciri perkembangan remaja yang
normal dan menyimpang.
2. Diskusikan dengan keluarga mengenal cara memfasilitasi
perkembangan remaja yang normal.
 Berinteraksi dengan baik dan berbagi aktivitas
dengan teman sebaya
 Memperluas dan memperbarui minat dan
kesenangan.
 Melakukan aktivitas sampingan (hobi) yang di-
minati.
 Berperan sebagai contoh bagi remaja dalam
melakukan interaksi sosial yang baik.
 Memberikan lingkungan yang nyamaan bagi
remaja untuk melakukan aktivitas bersama
kelompoknya.

Risiko Tindakan Pada Pasien :


(Penyimpangan) :
1. Diskusikan Aspek positif atau kelebihan yang dimiliki
Risiko bingung
peran remaja

xi
2. Membantu mengidentifikasi berbagai peran yang dapat di
tampilkan remaja dalam kehidupannya.
3. Mendiskusikan penampilan peran yang terbaik untuk
remaja
4. Membantu remaja mengidentifikasi perannya di dalam
keluarga
Tindakan Pada Keluarga
1. Diskusikan dan mendemonstrasikan tindakan untuk
membantu remaja memeproleh identitas diri.
2. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara
3. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara mengatasi
hambatan.
 Mengobati penyakit fisik yang dialami anggota
keluarga.
 Memenuhi tugas perkembangan anggota keluarga
secara optimal.
4. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara mencapai
perkembangan psikososial anggota keluarga dewasa.
 Menerima proses penuaan dan perubahan peran
yang terjadi di keluarga.
 Menikmati kebebasan dan kemandirian.
 Berinteraksi dengan baik dan berbagi aktivitas
rumah tangga dengan pasangan.
 Memperluas dan memperbarui minat dan
kesenangan.
 Melakukan aktivitas sampingan (hobi) yang
diminati.

d. Implementasi
1. SP 1 Remaja :
 Membina hubungan saling percaya dengan remaja.
 Menjelaskan ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan
menyimpang

xii
 Menyusun rencana tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
remaja yang normal
2. SP1 Keluarga :
 Membina hubungan saling percaya dengan keluarga
 Menjelaskan ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan
menyimpang
 Menyusun rencana tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
remaja yang normal.

e. Evaluasi
Evaluasi formatif dilakukan pada saat proses terminasi SP berlangsung dan pada
pertemuan yang disepakati untuk melakukan evaluasi sumatif, khususnya pada fase
kerja untuk menilai kemampuan klien usia dewasa dan keluarga dengan klien usia
dewasa dalam mengetahui tugas perkembangan usia dewasa yang normal dan
menyimpang.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP, yaitu sebagai berikut
S : respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
O : respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A : analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang
kontradiksi terhadap masalah yang ada.
P : tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.

xiii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa
dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa
remaja awal (10-14 tahun), masa remaja penengahan (14-17 tahun) dan masa remaja
akhir (17-9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis
maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses
pematangan kejiwaan (psikososial) (Depkes, 2002).

3.2 Saran
Bagi kita yang masih remaja dan akan mengalami masa dewa-sa, hendaknya kita
dapat memikirkan apa yang akan kita perbuat. Jangan sampai kelakuan di masa remaja
sekarang akan menimbulkan penyesalan di masa dewasa. Apalagi menyangkut soal cita-
cita.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna, Dkk. 2007. Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan
Jiwa. Jakarta:EGC.

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, (1999). Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang


kehidupan , Edisi Kimia Keliat, Budi Anna. (1998). Proses Keperawatan. ECG.
Jakarta

Yudrik, Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.

Sarlito Wirawan Sarwono. 2005. Psikologi Remaja.Raja Grafindo Persada. Jakarta

Andi Mappiare.1996. Psikologi Remaja. Usaha Nasional. Surabaya.

xv

Anda mungkin juga menyukai