DIDIK
“ REMAJA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ”
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Remaja, pertumbuhan dan
Perkembangan".
Selanjutnya kami ucapkan Terima Kasih kepada ibuk Defni Satria,M.Pd sebagai dosen
pengasuh dan teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dan kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
untuk kelancaran tugas- tugas selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca khususnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………............................................2
DAFTAR ISI………………………………....................................................3
BAB I PENDAHULUAN…………………................................................4
1.1 LATAR BELAKANG………………………………….......................4
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………….....................5
1.3 TUJUAN MASALAH…………………………………........................5
BAB II PEMBAHASAN………………………………..................................6
2.1 PENGERTIAN REMAJA……………………………….....................6
2.2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN…………………....…….....10
2.3 KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN REMAJA ………......……..12
2.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA………...…….................18
BAB III PENUTUP…………………………....………..............................22
3.1 KESIMPULAN…………………………...……….........................,....22
3.2 SARAN.......................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………...........................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian remaja?
2. Apa keterkaitan antara perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada remaja?
3. Bagaimanakah karakteristik umum pertumbuhan dan perkembangan remaja?
4. Apa tugas-tugas remaja dalam masa perkembangan?
5
BAB II
PEMBAHASAN
10
Remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam fase pertumbuhan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Pada remaja
laki-laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena pada masa inilah perhatian untuk
olahraga sedang tinggi-tingginya seperti atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking,
dan sebagainya. Bila konsumsi berbagai sumber zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin
terjadi defisiensi terutama defisiensi vitamin-vitamin. Defisiensi sumber energi
akanmenyebabkan kelompok remaja langsing bahkan kurus (sediaoetama 2000)
Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya pertumbuhan
maka pada saatnya anak akan mencapai kematangan.
Hukum pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
1. Hukum cephalocoudal : pertumbuhan fisik mengarah dari kepala ke kaki
2. Hukum Proximodistal : pertumbuhan fisik mengatasi dari pusat ke tepi
3. Hukum tempo perkembangan : kelangsungan perkembangan individu tidak sama
antara individu satu dengan yang lain.
4. Hukum rekapitulasi : perkembangan spikis individu merupakan pengulangan dari
nenek moyang suatu bangsa.
5. Hukum masa peka : dalam perkembangan anak terdapat suatu masa yang sangat
tepat bagi suatu fungsi untuk berkembang dengan baik.
6. Hukum masa menentang (Trotzalter) : bahwa perkembangan individu tidak selalu
berlangsung dengan tenang dan teratur.
7. Hukum eksploratif : perkembangan individu merupakan suatu proses yang
berlangsung sebagai suatu eksplorasi dan penemuan individu yang bersangkutan.
8. Hukum pertahanan diri : pola perilaku untuk mengatasi stimulus yang tidak
menyenangkan, tiap tahap perkembangan pertahanan diri berbeda-beda.
9. Hukum pengembangan diri : setiap individu mempunyai dorongan untuk
mengembangkan potensi dirinya.
kematangan merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan
perubahan yang berasal dari dalam diri anak. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa faktor
lingkungan tidak memegang peranan. Pertumbuhan dan kematangan dapat dipercepat
dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam batas-batas tertentu.
Perkembangan pada minat seorang remeja yang berkeinginan atau suatu campuran
dari perasaan, harapan,dan pendirian prasangka ,rasa takut dan atau kecenderungan
lainnya.
Prinsip perkembangan (Hurlock) yaitu :
1. Perkembangan melibatkan adanya perubahan
2. Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
5. Karakter perkembangan dapat diramalkan
6. Dalam perkembangan ditemui perbedaan individu
7. Setiap periode perkembangan mengandung harapan sosial
8. Setiap periode perkembangan mengandung bahaya sosial
11
9. Kebahagiaan bervariasi pada tiap fase perkembangan.
Suatu indivindu kepada suatu pilihan tertentu sedangakan cita-cita merupakan
perwujudan dari minat,dalam hubungan prospek dengan (jangkuan masa depan)
dimana seseorang merencanakan,menententukan pilihannya terhadap
pendidikan,jabatan, teman hidup,dan sebagainya.
2.3 KARAKTERISTIK UMUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri oleh Erickson disebut
dengan identitas ego (ego identity) (Biscof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja
merupakan peralihan antara masa kehidupan anak- anak dan masa kehidupan orang
dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak anak lagi melainkan
sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa,
teryata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Pesatnya pertumbuhan fisik pada
masa remaja seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja. Pakaian yang
dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus membeli lagi. Terkadang
remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang
sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. pada remaja putri ada perasaan
seolah bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh
karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas. Pada
remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau atau
membesar untuk beberapa waktu.
Pertumbuhan kelenjar yang mencapai kematangan mulai berproduksi
menghasilkan hormon. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya.
Ketertarikannya yang disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja
pria mengalami mimpi basah. pada remaja putri, perkembangan hormon menyebabkan
mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada pertama kali mengalaminya,
menimbulkan kegelisahan.Karakteristik pada masa remaja merupakan suatu periode
penting dari rentang kehidupan,suatu periode transional masa perubahan,masa usia
bermasalah masa diman indivindu mencari jati diri dan karateristik.dan ambang
menuju kedewasaanya.masa remaja adalah masa yang penuh emosi dan masa
seseorang labil akan mengambil keputusan. Adakalanya muncul pertentangan nilai-nilai
emosi yang mengebu-gebu dan menyulitkan orsng tua ketika keingian remeja tersebut
tidaak terpenuhi,namun kadang emosi yang mengebu-gebu ini bermanfaat bagi remaja
krena menemukan idenitas diri.reaksi orang-orang disekitarnya akan menjadi
pengalam belajar bagi si remeja yang menentukan tindakan yang kelak akan
dilakukannya.
Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja :
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada
fase remaja awal (11-14 tahun) karakteristik seks sekunder mulai tampak,
seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis
pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis.
12
Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja
pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun)
struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah
matang secara fisik. Perubahan Fisik. Datangnya masa remaja, ditandai oleh
adanya perubahan-perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa
perubahan fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut
ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks
primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi
pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal
maupun eksternal.
1. Perubahan lnternal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak
tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat -mempengaruhi
kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah :
a. Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di
perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati
bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b. Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh
belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada
waktu lahir. panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat
dan mencapaitingkat kematangan bilamanajantung sudah matang.
c. Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia
tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru
beberapa tahunkemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak
perempuan.
d. Sistem Endoktrin
Kegiatan kelenjar kelamin yanB meningkat pada masa remaja
menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem
kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang
pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang
sampai akhir masa remaja atau awal masadewasa.
e. Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan
belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan
otot, terus berkembang sampaitulang mencapai ukuran yang
matang.
13
2. Perubahan Eksternal
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang,mengalami datangnya
masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat
dilihat pada fisikluar anak. Perubahan tersebut ialah:
a. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia
antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak taki-laki
kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja
dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang
diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada
anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan
imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya
terhambat.
b. Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat
penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya
mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan
menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi
badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak
menjadijangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat
badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh
anak menjadigemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).
c. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan
tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa
remaja tidak sama untuk seluruhtubuh, ada pula bagian tubuh yang
semakin proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang
menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh,
yaituendomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak
lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot
(slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
d. Organ Seks/Ciri Seks Primer
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran
matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang
sampai beberapa tahun kemudian (dewasa)
e. Ciri-ciri Seks Sekunder
Seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada
masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai
14
dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada
wanita ditanda dengan membesarnya payudara
2. Kemampuan berpikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta
membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis kelaminnya
sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu
memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual
sudah terbentuk.
3. Identitas
Pada tahap awal ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan
penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba berbagai peran, mengubah
citra diri, kecintaan pada diri sendri meningkat, mempunyai banyak fantasi
kehidupan idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh
serta peran gender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.
Kondisi kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu :
a. Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang
yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
b. Penampilan diri
penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik.
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks dapat penampilan diri, minat,dan perilaku
membantu remaja mencari konsep diri yang baik.
d. Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok
menilai namanya buruk atau bila Mereka memberi nama julukan yang
bernada cemoohan.
e. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
15
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang
lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
f. Teman-teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja
dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan
dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan
kedua, iya berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri
kepribadian yang diakui oleh sekelompok.
g. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis,mengembangkan perasaan
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada
konsep dirinya.
h. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistis,iya akan
mengalami kegagalan hal ini akan menimbulkan perasaan tidak
mampu dan reaksi-reaksi bertahan di mana ia menyalahkan orang lain
atas kegagalannya
4. Hubungan dengan orang tua
Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua adalah ciri
yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi
konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan
mengalami konflik utama terhadap kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini
terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan
emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan sedikit konflik
ketika remaja akhir.
Sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama masa remaja yaitu :
a. Standar perilaku
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno
dan yang modern berbeda dan standar perilaku orang tua yang kuno
harus menyesuaikan diri dengan yang modern
b. Metode disiplin
Metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap tidak adil atau
kekanak-kanakan maka remaja akan memberontak di dalam keluarga
dimana salah satu orang tua lebih berkuasa daripada yang lainnya
terutama bila ibu mempunyai kekuatan terbesar.
c. Hubungan dengan saudara kandung
Remaja mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-
kakaknya sehingga menimbulkan pertentangan dengan mereka dan
juga dengan orang tua yang dianggap bersikap pilih kasih.
16
d. Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonomi keluarga
tidak memungkinkan nya mempunyai simbol-simbol status yang sama
dengan yang dimiliki teman-teman, seperti pakaian, mobil dan
sebagainya
e. Sikap yang sangat kritis
Anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau
kritis terhadap diri mereka dan terhadap pola kehidupan keluarga
pada umumnya
f. Besarnya keluarga
Dalam keluarga sedang yang terdiri dari tiga atau empat anak lebih
sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga kecil
atau keluarga besar
g. Perilaku yang kurang matang
Orang tua sering mengembangkan sikap menghukum bila pada
remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melarikan tanggung jawab
atau pembelajaran uang semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan
sikap menghukum ini
h. Memberontak terhadap sana keluarga
Orang tua dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja
mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan bahwa
pertemuan pertemuan keluarga membosankan atau bila remaja
menolak usul dan nasehat-nasehat mereka
i. Masalah palang pintu
kehidupan sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat
mengakibatkan nya melanggar peraturan keluarga mengenai waktu
pulang dan mengenai teman-teman dengan siapa ia berhubungan
terutama teman-teman lawan jenis
5. Hubungan dengan sebaya
Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman
sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan
yang cepat. Pertemanan lebih dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun
mereka mulai mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan
jenis.Remaja dalam masa transisi menuju dewasa, memiliki rasa ingin
tahunya yang besar mengenai kehidupan manusia disekitar mereka dan
selalu ingin tahu hal-hal yang dialami kawan- kawan mereka. Para remaja
juga bercerita mengenai kenikmatan yang diperoleh dari keakraban dan
kegembiraan ketika menjalin relasi, termasuk mengenai kemungkinan
mereka terluka dari relasi tersebut. Sebagai contoh mereka suka pergi
bersama sama diberbagai aktifitas sekolah, dilingkungan rumah, makan
bersama, suka pergi ke pesta-pesta, atau hanya sekedar jalan-jalan dan lain-
17
lain. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan
sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya mereka akan senang apabila
diterima dan sebaliknya akan merasa tertekan dan cemas apabila dikeluarkan
dan diremehan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi banyak remaja,
pandangan kawan-kawan pada dirinya merupakan hal yang paling lebih
penting. Bahkan kadang lebih penting daripada orangtuanya sendiri, mereka
lebih mengutamakan kawan-kawannya supaya mereka bisa diterima di
komunitas teman sebaya. Karena remaja merasa sudah besar serta sudah
mandiri.
Dalam persahabatan memiliki enam fungsi: kawan, pendorong, dukungan
fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan keakrapan atau afeksi.260
a. Berkaitan dengan kawan, persahabatan memberi anak-anak seorang
teman bermain yang akrab, seseorang yang mau meluangkan waktu
bermain bersama mereka.
b. Berkaitan dengan pendorong, persahabatan memberi anak-anak
informasi, kegembiraan, dan hiburan yang menarik.
c. Berkaiatan dengan dukungan fisik, persahabatan memberi waktu,
sumber-sumber dan bantuan.
d. Berkaitan dengan dukungan ego, persahabatan memberi harapan
dukungan, dorongan semangat, dan umpan balik yang menolong anak-
anak mempertahankan suatu kesan yang tentang diri sendiri sebagai
orang yang bekompeten, menarik dan berharga.
e. Berkaitan dengan perbandingan sosial, persahabatan memberikan
informasi tentang posisi seorang anak berhadapan dengan anak lain
dan apakah anak melakukan sesuatu dengan baik.
f. Berkaitan dengan keakraban dan afeksi, memberi anak-anak suatu
hubungan yang hangat, erat, saling mempercayai dengan orang lain
dimana penyingkapan diri berlangsung.
18
8. Mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
5. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi “diri sendiri”.
6. Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam
bidang kehidupan ekonomi.
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
8. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku
dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
20
Masa remaja, krisis yang terjadi disebut sebagai krisis antara identitas versus
kekaburan identitas. Krisis menunjukkan perjuangan untuk memperoleh keseimbangan
antara mengembangkan identitas individu yang unik dengan “fitting-in” (kekaburan
peran tentang “siapa saya”, “apa yang akan dan harus saya lakukan dan bagaimana
caranya”, dan sebagainya). Jika remaja berhasil mengatasi krisis dan memahami identitas
dirinya, maka ia akan dengan mudah membagi “dirinya” dengan orang lain dan mampu
menyesuaikan diri (well-adjusted), dan pada akhirnya ia akan dapat dengan bebas
menjalin hubungan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas dirinya. Sebaliknya, jika
remaja gagal mengatasi krisis, ia akan tidak yakin tentang dirinya, sehingga akan terpisah
dari hubungan sosial, atau bisa jadi justru mengembangkan perasaan berlebih-lebihan
tentang pentingnya dirinya dan kemudian mengambil posisi sebagai ekstremis. Jika ia
masuk pada kondisi ini, maka ia tidak akan mampu menjadi orang dewasa yang matang
secara emosi.
21
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Timbulnya perilaku berisiko dipengaruhi banyak faktor seperti faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan masa transisi
yang dialami remaja dimana terjadinya perubahan fisik dan psikososial yang
pesat pada masa pubertas. Keadaan tersebut seringkali menimbulkan konflik
tidak hanya dalam diri remaja itu sendiri tetapi juga dengan lingkungan
sekitar. Faktor eksternal juga berpengaruh terhadap kemampuan remaja
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya,Keluarga dapat memberikan
peranan dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai moral bagi anak
remaja. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam
mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang akan menjadi teman
dimana bersama teman dan kelompoknyalah mereka akan melewati
sebagian besar masa remajanya. Terbentuknya pribadi remaja dimulai dari
pengasuhan dalam keluarga. Terutama pada tahap-tahap awal tumbuh
kembang remaja, hubungan yang harmonis dengan keluarga sebaiknya tetap
terjaga.
SARAN
Semoga para pembaca atau calon guru dapat memahami karakteristik
serta aspek –aspek individu secara luas,dan sebagai calon guru hendaknya kita
dapat mempelajari berbagai macam karateristik dari setiap peserta didik atau
individu agar kita dapat mengetahui karakter dari masing masing peserta didik
tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Ade (2014). Karakteristik Pertumbuhan perkembangan Remaja dan
implikasinya terhadap masalah kesehatan dan keperawatannya. Jurnal keperawatan
anak vol. 2 no. 1.
Ali, Mohammad and Asrori Mohammed. 2006. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development (perkembangan remaja). Jurnal
Departemen Ilmu Kesehatan. (Vol.12, No.1): 9.
https://www.researchgete.net>312175400_adolescent_development
_perkembangan_remaja
Herlina. (2013). Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku.
Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh
Authoritarian, Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada Anak Binaan
Lembaga Pemasyarakata Anak Kutoarjo, Jawa Tengah, Tesis, tidak diterbitkan,
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008
Santrock, W.John. (2003) Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga
Oswalt, A. (2010). An Introduction to Adolescent Development. (online). Tersedia:
http://www.mentalhelp.net/poc/view_doc.php?type=doc&id=41149&cn=1310
23