Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KELOMPOK PENGEMBANGAN PESERTA

DIDIK
“ REMAJA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ”

DOSEN PENGASUH: DEFNI SATRIA, M.Pd

Disusun oleh kelompok III

FERRA DESMITA (1905111268)


IRA DESRAWATI (1905112796)
DELLA SYAFNIATI (1905156317)

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah


perkembangan peserta didik
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Remaja, pertumbuhan dan
Perkembangan".
Selanjutnya kami ucapkan Terima Kasih kepada ibuk Defni Satria,M.Pd sebagai dosen
pengasuh dan teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dan kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
untuk kelancaran tugas- tugas selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca khususnya.

Pekanbaru, 18 Maret 2020

Penulis
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………............................................2
DAFTAR ISI………………………………....................................................3
BAB I PENDAHULUAN…………………................................................4
1.1 LATAR BELAKANG………………………………….......................4
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………….....................5
1.3 TUJUAN MASALAH…………………………………........................5
BAB II PEMBAHASAN………………………………..................................6
2.1 PENGERTIAN REMAJA……………………………….....................6
2.2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN…………………....…….....10
2.3 KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN REMAJA ………......……..12
2.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA………...…….................18
BAB III PENUTUP…………………………....………..............................22
3.1 KESIMPULAN…………………………...……….........................,....22
3.2 SARAN.......................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………...........................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isilah Remaja adolesence berasal dari kata adolescere yang berarti "tumbuh" atau
"tumbuh menjadi dewasa" (Hurlock 1994). Banyak hal yang menarik bila kita membahas
tentang kelompok ini antara lain: jumlah populasi yang cukup besar, keunikan dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun sosial
di mana mereka memasuki masa yang penuh dengan storm and stress, yaitu masa
Pubertas. masa remaja dimulai pada saat anak-anak perempuan mengalami menstruasi
yang pertama atau menarche, sedangkan pada anak laki-laki yaitu pada saat keluarnya
cairan semen. waktu terjadi proses kematangan seksual pada laki-laki dan perempuan
berbeda, hal ini dipengaruhi oleh asupan zat gizi pada saat anak-anak. Remaja adalah
mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan
ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional.
WHO memberikan definisi masa remaja mulai di usia 10-24 tahun. Masa remaja
adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Pada tahun
1974, WHO memberikan definisi konseptual tentang remaja, yang meliputi kriteria
biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. remaja adalah suatu masa di mana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. (kriteria biologis)
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa. (kriteria sosial-psikologis)
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri. (kriteria sosial-ekonomi)
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang
ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang
berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut
remaja ingin mencari identitas dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang
tuanya, menuju pribadi yang mandiri (Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri
ini tidak selalu berjalan mulus, karena masa remaja adalah masa yang penuh dengan
gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualang akan hal-hal yang
baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia
untuk mengisi kehidupan mereka kelak (Nugraha dan Windy, 1967). Oleh karena itu,
banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and stress (Irwanto,
2002).

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian remaja?
2. Apa keterkaitan antara perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada remaja?
3. Bagaimanakah karakteristik umum pertumbuhan dan perkembangan remaja?
4. Apa tugas-tugas remaja dalam masa perkembangan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Dapat mengetahui pengertian masa remaja.


2. Dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja
3. Agar mengetahui karakteristik umum pertumbuhan dan perkembangan remaja
4. Agar mengetahui tugas-tugas remaja dalam masa perkembangan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN REMAJA


Istilah adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti "tumbuh" atau "
tumbuh menjadi dewasa" (Hurlock 1994). Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut
adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya "tumbuh untuk
mencapai kematangan". Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa
puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan.
Anak dianggap dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Masa remaja
dimulai pada saat anak perempuan mengalami menstruasi yang pertama atau
menarche, sedangkan pada anak laki-laki yaitu pada saat mimpi basah. Waktu terjadi
proses kematangan seksual pada laki-laki dan perempuan berbeda, hal ini dipengaruhi
oleh asupan zat gizi pada saat anak-anak.Remaja adalah mereka yang berusia 10-20
tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh,
psikologi dan aspek fungsional.
WHO memberikan definisi masa remaja di usia 10-24 tahun. Masa remaja atau
adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan sosial pada masa
remaja. Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi
yang mendalam. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh
dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk
pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi
kehidupan mereka kelak (Nugraha & Windy, 1997). dari segi umur remaja dapat dibagi
menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/minddle
Masa remaja, menurut mappire (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini
dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12-13 tahun sampai dengan 17-18 tahun
adalah remaja awal, dan usia 17-18 tahun sampai dengan 21-22 tahun adalah remaja
akhir.
Menurut Gunarsa dan Mappiare, ciri-ciri remaja yaitu
1. Masa remaja awal. Biasanya duduk di bangku sekolah Menengah Pertama,
dengan ciri-ciri : tidak stabil keadaannya, lebih emosional, mempunyai banyak
masalah, masa yang kritis, mulai tertarik pada lawan jenis, munculnya rasa
kurang percaya diri, suka mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal,
dan suka menyendiri.
2. Masa remaja pertengahan atau madya. Bahasanya duduk di bangku sekolah
menengah atas dengan ciri-ciri : sangat membutuhkan teman, cenderung bersifat
narsistik atau kecintaan pada diri sendiri, berada dalam kondisi keresahan dan
kebingungan, karena pertentangan yang terjadi dalam diri, berkeinginan besar
mencoba segala hal yang belum diketahuinya dan keinginan menjelajah ke alam
6
sekitar yang lebih luas.
3. Masa remaja akhir. Ditandai dengan ciri-ciri : aspek aspek psikis dan fisik nya
mulai stabil, meningkatnya berpikir realistis, memiliki sikap pandang yang sudah
baik, lebih matang dalam cara menghadapi masalah, ketenangan emosional
bertambah, lebih mampu menguasai perasaan, sudah terbentuk identitas seksual
yang tidak akan berubah lagi dan lebih banyak perhatian terhadap lambang-
lambang kematangan.
berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan dapatlah disimpulkan
bahwa masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa.
tumbuhnya tampak sudah dewasa akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa
remaja gagal menunjukkan kedewasaan nya. pengalamannya mengenai alam dewasa
masih belum banyak karena ia sering terlihat pada remaja adanya kegelisahan,
pertentangan, kebingungan, dan konflik pada diri sendiri. bagaimana remaja
memandang peristiwa yang dialami akan menentukan perilakunya dalam menghadapi
peristiwa peristiwa tersebut.
Ciri-ciri masa remaja yaitu :
1. Pertumbuhan fisik yang sangat pesat dan mulai berfungsinya kelenjar hormon
2. Merupakan masa mencari identitas diri
3. Melepaskan diri dari kaitan dengan orangtua dan beroperasi terhadap " peer
group"
4. Merupakan masa hightened emotionality : berimplikasi pada emosi yang tak
terkontrol dan perasaan gelisah
5. Perkembangan kognitif remaja meningkat pesat sehingga terkesan remaja
mempunyai pemikiran yang kritis.
6. Remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar
7. mulai berfungsinya hormon sekunder atau hormon reproduksi menyebabkan
remaja mulai tertarik dengan lawan jenis.
Dapatlah dipahami juga tentang berbagai ciri yang menjadi kekhususan remaja. Ciri-
ciri tersebut adalah :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang
tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya
perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan
ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap,
nilai, dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa.
Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak
sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang
dewasa, remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena
mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak
7
jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk
mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat
yang paling sesuai bagi dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan
tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi
dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun
masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi
sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya
menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok masih
tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai
mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan
teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua
ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami “krisis
identitas” atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri atau
“semau gue”, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak,
menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan
remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap
perilaku remaja yang normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna
merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-
cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri
tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya
emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan
kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah
untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan
bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang
dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri
8
pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-
minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks
bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku yang
seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan mereka.
Perkembangan lebih lanjut,istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang
luas,mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991).
Pandangan ini didukung oleh piaget (Hurlock, 1991( yang mengatakan bahwa secara
psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak idak merasa bahwa dirinya berada di
bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.
Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak
hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tetapi juga
merupakan karakteristik yang menonjol dari semua periode perkembangan (shaw dan
costanzo, 1985).
Fase-fase remaja yaitu : Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014,
1. Pra Remaja (11 atau 12-13 atau 14 tahun)
Pra remaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya satu
tahun; untuk laki-laki usia 12 atau 13 tahun - 13 atau 14 tahun. Dikatakan juga
fase ini adalah fase negatif, karena terlihat tingkah laku yang cenderung negatif.
Fase yang sukar untuk hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua.
Perkembangan fungsi-fungsi tubuh juga terganggu karena mengalami perubahan-
perubahan termasuk perubahan hormonal yang dapat menyebabkan perubahan
suasana hati yang tak terduga
2. Remaja Awal (13 atau 14 tahun - 17 tahun)
Pada fase ini perubahan-perubahan terjadi sangat pesat dan mencapai
puncaknya. Ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilan dalam banyak hal
terdapat pada usia ini. Ia mencari identitas diri karena masa ini, statusnya tidak
jelas. Pola-pola hubungan sosial mulai berubah. Menyerupai orang dewasa
muda, remaja sering merasa berhak untuk membuat keputusan sendiri
3. Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun)
Dirinya ingin menjadi pusat perhatian; ia ingin menonjolkan dirinya; caranya lain
dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan
mempunyai energi yang besar. Ia berusaha memantapkana identitas diri, dan
ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
Ada perubahan fisik yang terjadi pada fase remaja yang begitu cepat, misalnya
perubahan pada karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki tumbuhnya kumis, jenggot
serta perubahan suara yang semakin dalam. Perubahan mentalpun mengalami
9
perkembangan. Pada fase ini pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran
semakin logis, abstrak, dan idealistis, dan semakin banyak waktu diluangkan di luar
keluarga.

2.2 PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA


Pertumbuhan adalah perubahan fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi fungsi fisik yang berjalan normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu
tertentu. Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan
menekankan pasa aspek perubahan fisik kearah lebih maju. Dengan kata lain, istilah
pertumbuhan dapat didedinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat
progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu,
sebagai hasil dari pertumbuhan ada bertambahnya berat, panjang atau tinggi badan,
tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat,lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ
tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik akhir,
yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya
pada usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan
pengurangan ( Berk, 1989 ).
Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada
suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. dengan
kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh
tingkat kematangan fisik. Perkembangan lebih mengacu kepada perubahan karakteristik
yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Para ahli psikologis pada
umumnya menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan
yang bersifat progresif dn menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik
psikis yang baru. Perubahan itu tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur
biologis, meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sifat psikis dipengaruhi
oleh perubahan struktur biologis. Perubahan kemampuan dan karaktrristik psikis
sebagai hasil dari perubahab dan kesiapan srrukturbbiologis sering dikenal dengan
istilah "kematangan". ( Berk, 1989 ).
Pada masa ini terjadi keunikon pertumbuhan dan perkembangan korakeristiknya
yaitu sebagai berikut (Husaini & Husaini 1989):
1. Pertumbuhan fisik yang sangat cepat (adolescent growth spurtl.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja putri terjadi lebih awal, yaitu
pada usia 11-13 tahun, sehingga pada usia 13-14 tahun remaja putri terlihat
lebih tinggi dan besar.
3. Pertumbuhan remaja putra dan putri berbeda dalam besar dan susunan tubuh
sehinggakebutuhan gizinya pun berbeda.
4. Pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi-fungsi tubuh adalah proses akhir dari
masa remaja. Keadaan ini menentukan pada waktu dewasa seperti bertambah
pendek atau tinggi, lamban atau energik, ulet atau pasrah.
5. Terjadi perubahan hormon seks.

10
Remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam fase pertumbuhan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Pada remaja
laki-laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena pada masa inilah perhatian untuk
olahraga sedang tinggi-tingginya seperti atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking,
dan sebagainya. Bila konsumsi berbagai sumber zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin
terjadi defisiensi terutama defisiensi vitamin-vitamin. Defisiensi sumber energi
akanmenyebabkan kelompok remaja langsing bahkan kurus (sediaoetama 2000)
Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya pertumbuhan
maka pada saatnya anak akan mencapai kematangan.
Hukum pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
1. Hukum cephalocoudal : pertumbuhan fisik mengarah dari kepala ke kaki
2. Hukum Proximodistal : pertumbuhan fisik mengatasi dari pusat ke tepi
3. Hukum tempo perkembangan : kelangsungan perkembangan individu tidak sama
antara individu satu dengan yang lain.
4. Hukum rekapitulasi : perkembangan spikis individu merupakan pengulangan dari
nenek moyang suatu bangsa.
5. Hukum masa peka : dalam perkembangan anak terdapat suatu masa yang sangat
tepat bagi suatu fungsi untuk berkembang dengan baik.
6. Hukum masa menentang (Trotzalter) : bahwa perkembangan individu tidak selalu
berlangsung dengan tenang dan teratur.
7. Hukum eksploratif : perkembangan individu merupakan suatu proses yang
berlangsung sebagai suatu eksplorasi dan penemuan individu yang bersangkutan.
8. Hukum pertahanan diri : pola perilaku untuk mengatasi stimulus yang tidak
menyenangkan, tiap tahap perkembangan pertahanan diri berbeda-beda.
9. Hukum pengembangan diri : setiap individu mempunyai dorongan untuk
mengembangkan potensi dirinya.
kematangan merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan
perubahan yang berasal dari dalam diri anak. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa faktor
lingkungan tidak memegang peranan. Pertumbuhan dan kematangan dapat dipercepat
dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam batas-batas tertentu.
Perkembangan pada minat seorang remeja yang berkeinginan atau suatu campuran
dari perasaan, harapan,dan pendirian prasangka ,rasa takut dan atau kecenderungan
lainnya.
Prinsip perkembangan (Hurlock) yaitu :
1. Perkembangan melibatkan adanya perubahan
2. Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
5. Karakter perkembangan dapat diramalkan
6. Dalam perkembangan ditemui perbedaan individu
7. Setiap periode perkembangan mengandung harapan sosial
8. Setiap periode perkembangan mengandung bahaya sosial
11
9. Kebahagiaan bervariasi pada tiap fase perkembangan.
Suatu indivindu kepada suatu pilihan tertentu sedangakan cita-cita merupakan
perwujudan dari minat,dalam hubungan prospek dengan (jangkuan masa depan)
dimana seseorang merencanakan,menententukan pilihannya terhadap
pendidikan,jabatan, teman hidup,dan sebagainya.
2.3 KARAKTERISTIK UMUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri oleh Erickson disebut
dengan identitas ego (ego identity) (Biscof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja
merupakan peralihan antara masa kehidupan anak- anak dan masa kehidupan orang
dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak anak lagi melainkan
sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa,
teryata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Pesatnya pertumbuhan fisik pada
masa remaja seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja. Pakaian yang
dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus membeli lagi. Terkadang
remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang
sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. pada remaja putri ada perasaan
seolah bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh
karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas. Pada
remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau atau
membesar untuk beberapa waktu.
Pertumbuhan kelenjar yang mencapai kematangan mulai berproduksi
menghasilkan hormon. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya.
Ketertarikannya yang disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja
pria mengalami mimpi basah. pada remaja putri, perkembangan hormon menyebabkan
mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada pertama kali mengalaminya,
menimbulkan kegelisahan.Karakteristik pada masa remaja merupakan suatu periode
penting dari rentang kehidupan,suatu periode transional masa perubahan,masa usia
bermasalah masa diman indivindu mencari jati diri dan karateristik.dan ambang
menuju kedewasaanya.masa remaja adalah masa yang penuh emosi dan masa
seseorang labil akan mengambil keputusan. Adakalanya muncul pertentangan nilai-nilai
emosi yang mengebu-gebu dan menyulitkan orsng tua ketika keingian remeja tersebut
tidaak terpenuhi,namun kadang emosi yang mengebu-gebu ini bermanfaat bagi remaja
krena menemukan idenitas diri.reaksi orang-orang disekitarnya akan menjadi
pengalam belajar bagi si remeja yang menentukan tindakan yang kelak akan
dilakukannya.
Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja :
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada
fase remaja awal (11-14 tahun) karakteristik seks sekunder mulai tampak,
seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis
pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis.
12
Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja
pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun)
struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah
matang secara fisik. Perubahan Fisik. Datangnya masa remaja, ditandai oleh
adanya perubahan-perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa
perubahan fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut
ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks
primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi
pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal
maupun eksternal.
1. Perubahan lnternal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak
tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat -mempengaruhi
kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah :
a. Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di
perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati
bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b. Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh
belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada
waktu lahir. panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat
dan mencapaitingkat kematangan bilamanajantung sudah matang.
c. Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia
tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru
beberapa tahunkemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak
perempuan.
d. Sistem Endoktrin
Kegiatan kelenjar kelamin yanB meningkat pada masa remaja
menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem
kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang
pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang
sampai akhir masa remaja atau awal masadewasa.
e. Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan
belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan
otot, terus berkembang sampaitulang mencapai ukuran yang
matang.

13
2. Perubahan Eksternal
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang,mengalami datangnya
masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat
dilihat pada fisikluar anak. Perubahan tersebut ialah:

a. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia
antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak taki-laki
kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja
dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang
diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada
anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan
imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya
terhambat.
b. Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat
penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya
mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan
menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi
badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak
menjadijangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat
badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh
anak menjadigemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).
c. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan
tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa
remaja tidak sama untuk seluruhtubuh, ada pula bagian tubuh yang
semakin proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang
menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh,
yaituendomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak
lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot
(slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
d. Organ Seks/Ciri Seks Primer
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran
matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang
sampai beberapa tahun kemudian (dewasa)
e. Ciri-ciri Seks Sekunder
Seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada
masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai

14
dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada
wanita ditanda dengan membesarnya payudara

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan


merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja
tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya
proporsitubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang. Terdapat pada
kelamin utama dan kedua. Baik laki-laki maupun perempuan, pe rubahan fisik
mengikuti urutan-urutan tertentu. Faktor-faktor internar dan eksternar yang
semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa
pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi' Perbedaan faktor keturunan,
kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan
perbedaan pertumbuhan fisik individu.

2. Kemampuan berpikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta
membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis kelaminnya
sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu
memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual
sudah terbentuk.
3. Identitas
Pada tahap awal ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan
penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba berbagai peran, mengubah
citra diri, kecintaan pada diri sendri meningkat, mempunyai banyak fantasi
kehidupan idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh
serta peran gender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.
Kondisi kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu :
a. Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang
yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
b. Penampilan diri
penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik.
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks dapat penampilan diri, minat,dan perilaku
membantu remaja mencari konsep diri yang baik.
d. Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok
menilai namanya buruk atau bila Mereka memberi nama julukan yang
bernada cemoohan.
e. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
15
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang
lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
f. Teman-teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja
dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan
dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan
kedua, iya berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri
kepribadian yang diakui oleh sekelompok.
g. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis,mengembangkan perasaan
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada
konsep dirinya.

h. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistis,iya akan
mengalami kegagalan hal ini akan menimbulkan perasaan tidak
mampu dan reaksi-reaksi bertahan di mana ia menyalahkan orang lain
atas kegagalannya
4. Hubungan dengan orang tua
Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua adalah ciri
yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi
konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan
mengalami konflik utama terhadap kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini
terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan
emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan sedikit konflik
ketika remaja akhir.
Sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama masa remaja yaitu :
a. Standar perilaku
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno
dan yang modern berbeda dan standar perilaku orang tua yang kuno
harus menyesuaikan diri dengan yang modern
b. Metode disiplin
Metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap tidak adil atau
kekanak-kanakan maka remaja akan memberontak di dalam keluarga
dimana salah satu orang tua lebih berkuasa daripada yang lainnya
terutama bila ibu mempunyai kekuatan terbesar.
c. Hubungan dengan saudara kandung
Remaja mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-
kakaknya sehingga menimbulkan pertentangan dengan mereka dan
juga dengan orang tua yang dianggap bersikap pilih kasih.

16
d. Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonomi keluarga
tidak memungkinkan nya mempunyai simbol-simbol status yang sama
dengan yang dimiliki teman-teman, seperti pakaian, mobil dan
sebagainya
e. Sikap yang sangat kritis
Anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau
kritis terhadap diri mereka dan terhadap pola kehidupan keluarga
pada umumnya
f. Besarnya keluarga
Dalam keluarga sedang yang terdiri dari tiga atau empat anak lebih
sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga kecil
atau keluarga besar
g. Perilaku yang kurang matang
Orang tua sering mengembangkan sikap menghukum bila pada
remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melarikan tanggung jawab
atau pembelajaran uang semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan
sikap menghukum ini
h. Memberontak terhadap sana keluarga
Orang tua dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja
mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan bahwa
pertemuan pertemuan keluarga membosankan atau bila remaja
menolak usul dan nasehat-nasehat mereka
i. Masalah palang pintu
kehidupan sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat
mengakibatkan nya melanggar peraturan keluarga mengenai waktu
pulang dan mengenai teman-teman dengan siapa ia berhubungan
terutama teman-teman lawan jenis
5. Hubungan dengan sebaya
Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman
sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan
yang cepat. Pertemanan lebih dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun
mereka mulai mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan
jenis.Remaja dalam masa transisi menuju dewasa, memiliki rasa ingin
tahunya yang besar mengenai kehidupan manusia disekitar mereka dan
selalu ingin tahu hal-hal yang dialami kawan- kawan mereka. Para remaja
juga bercerita mengenai kenikmatan yang diperoleh dari keakraban dan
kegembiraan ketika menjalin relasi, termasuk mengenai kemungkinan
mereka terluka dari relasi tersebut. Sebagai contoh mereka suka pergi
bersama sama diberbagai aktifitas sekolah, dilingkungan rumah, makan
bersama, suka pergi ke pesta-pesta, atau hanya sekedar jalan-jalan dan lain-
17
lain. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan
sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya mereka akan senang apabila
diterima dan sebaliknya akan merasa tertekan dan cemas apabila dikeluarkan
dan diremehan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi banyak remaja,
pandangan kawan-kawan pada dirinya merupakan hal yang paling lebih
penting. Bahkan kadang lebih penting daripada orangtuanya sendiri, mereka
lebih mengutamakan kawan-kawannya supaya mereka bisa diterima di
komunitas teman sebaya. Karena remaja merasa sudah besar serta sudah
mandiri.
Dalam persahabatan memiliki enam fungsi: kawan, pendorong, dukungan
fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan keakrapan atau afeksi.260
a. Berkaitan dengan kawan, persahabatan memberi anak-anak seorang
teman bermain yang akrab, seseorang yang mau meluangkan waktu
bermain bersama mereka.
b. Berkaitan dengan pendorong, persahabatan memberi anak-anak
informasi, kegembiraan, dan hiburan yang menarik.
c. Berkaiatan dengan dukungan fisik, persahabatan memberi waktu,
sumber-sumber dan bantuan.
d. Berkaitan dengan dukungan ego, persahabatan memberi harapan
dukungan, dorongan semangat, dan umpan balik yang menolong anak-
anak mempertahankan suatu kesan yang tentang diri sendiri sebagai
orang yang bekompeten, menarik dan berharga.
e. Berkaitan dengan perbandingan sosial, persahabatan memberikan
informasi tentang posisi seorang anak berhadapan dengan anak lain
dan apakah anak melakukan sesuatu dengan baik.
f. Berkaitan dengan keakraban dan afeksi, memberi anak-anak suatu
hubungan yang hangat, erat, saling mempercayai dengan orang lain
dimana penyingkapan diri berlangsung.

2.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA


Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
prilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan
berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut
horlock (1991) adalah berusaha:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan komsep dan keterampilan intelektual yang sanagt diperlukan.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

18
8. Mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Menurut Havighurst (Hurlock, 1990), tugas perkembagan remaja meliputi:


1. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang
berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di
masyarakat.
2. Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras dengan tuntutan
sosial dan kultural masyarakatnya.
3. Menerima kesatuan organ-organ tubuh/ keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan
menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4. Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah-tengah masyarakatnya.

5. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi “diri sendiri”.
6. Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam
bidang kehidupan ekonomi.
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
8. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku
dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.

Perkembangan Kognitif dan Bahasa


Sebagaimana dikemukakan Santrock (2007), remaja menunjukkan perkembangan
bahasa sebagai berkut:
a. Terjadi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks
(Fischer & Lazerson, 1984, dalam Santrok, 2007), dimana remaja menjadi lebih
baik dari anak-anak dalam menganalisis fungsi suatu kata yang berperan dalam
sebuah kalimat.
b. Mengalami kemajuan dalam memahami metafora (perbandingan makna antara
dua hal berbeda, menggunakan suatu kata untuk makna yang berbeda) dan
satir (menggunakan ironi, cemooh, atau lelucon untuk mengekspos kekejian
atau kebodohan).
c. Meningkatnya kemampuan memahami literatur yang rumit.
d. Lebih baik dari anak-anak dalam mengorganisasikan ide untuk menyusun
tulisan; menggabungkan kalimat-kalimat sehinga masuk akal; dan
mengorganisasikan tulisan dalam susunan pendahuluan, inti, dan kesimpulan.
e. Berbicara dalam kalimat yang mengandung dialek, yaitu variasi bahasa yang
memilki kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan yang khas (Berko Gleason,
2005, dalam Santrock, 2007); jargon
19
Perkembangan Emosional
Beberapa ciri perkembangan emosional pada masa remaja adalah: (Zeman, 2001)
a. kapasitas untuk mengembangkan hubungan jangka panjang, sehat, dan
berbalasan. Kemampuan ini akan diperoleh jika individu memiliki dasar yang
telah diperoleh dari perkembagan sebelumnya, yaitu trust, pengalaman positif
di masa lalu, dan pemahaman akan cinta.
b. Memahami perasaan sendiri dan memiliki kemampuan untuk menganalisis
mengapa mereka merasakan perasaan dengan cara tertentu.
c. Mulai mengurangi nilai tentang penampilan dan lebih menekankan pada nilai
kepribadian.
d. Setelah memasuki masa remaja, individu memiliki kemampuan untuk
mengelola emosinya. Ia telah mengembangkan kosa kata yang banyak sehingga
dapat mendiskusikan, dan kemudian mempengaruhi keadaan emosional
dirinya maupun orang lain. Faktor lain yang berperan secara signifikan dalam
pengaturan emosi yang dilakukan remaja adalah meningkatnya sensitivitas
remaja terhadap evaluasi yang diberikan orang lain terhadap mereka, suatu
sensitivitas yang dapat memunculkan kesadaran diri. Menurut David Elkind
(Zeman, 2001) menggambarkan remaja menunjukkan seolah-olah mereka
berada di hadapan audience imajiner yang mencatat dan mengevaluasi setiap
tindakan yang mereka lakukan. Dengan demikian, remaja menjadi sangat sadar
akan dampak dari ekspresi emosional mereka terhadap interaksi sosial.
e. Gender berperan secara signifikan dalam penampilan emosi remaja. Laki-laki
kurang menunjukkan emosi takut selama distres dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini didukung oleh keyakinan pada laki-laki bahwa mereka akan
kurang dimengerti dan dikecilkan/diremehkan oleh orang lain bila
menunjukkan emosi agresif dan mudah diserang (vulnerable)
Perkembangan Sosial
Pada masa ini, remaja menunjukkan beberapa ciri: (Oswalt, 2010)
a. Keterlibatan dalam hubungan sosial pada masa remaja lebih mendalam dan
secara emosional lebih intim dibandingkan dengan pada masa kanak-kanak.
b. Jaringan sosial sangat luas, meliputi jumlah orang yang semakin banyak dan jenis
hubungan yang berbeda (misalnya dalam hubungan dengan teman sekolah untuk
menyelesaikan tugas kelompok, berinteraksi dengan pimpinan dalam cara yang
penuh penghormatan).
c. Menurut Erikson, dalam perkembangan psikososial, remaja harus menyelesaikan
krisis yang terjadi pada masa remaja. Istilah krisis digunakan oleh Erikson untuk
menggambarkan suatu rangkaian konflik internal yang berkaitan dengan tahap
perkembangan; cara seseorang mengatasi krisis akan menentukan identitas
pribadinya maupun perkembangannya di masa datang.

20
Masa remaja, krisis yang terjadi disebut sebagai krisis antara identitas versus
kekaburan identitas. Krisis menunjukkan perjuangan untuk memperoleh keseimbangan
antara mengembangkan identitas individu yang unik dengan “fitting-in” (kekaburan
peran tentang “siapa saya”, “apa yang akan dan harus saya lakukan dan bagaimana
caranya”, dan sebagainya). Jika remaja berhasil mengatasi krisis dan memahami identitas
dirinya, maka ia akan dengan mudah membagi “dirinya” dengan orang lain dan mampu
menyesuaikan diri (well-adjusted), dan pada akhirnya ia akan dapat dengan bebas
menjalin hubungan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas dirinya. Sebaliknya, jika
remaja gagal mengatasi krisis, ia akan tidak yakin tentang dirinya, sehingga akan terpisah
dari hubungan sosial, atau bisa jadi justru mengembangkan perasaan berlebih-lebihan
tentang pentingnya dirinya dan kemudian mengambil posisi sebagai ekstremis. Jika ia
masuk pada kondisi ini, maka ia tidak akan mampu menjadi orang dewasa yang matang
secara emosi.

21
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Timbulnya perilaku berisiko dipengaruhi banyak faktor seperti faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan masa transisi
yang dialami remaja dimana terjadinya perubahan fisik dan psikososial yang
pesat pada masa pubertas. Keadaan tersebut seringkali menimbulkan konflik
tidak hanya dalam diri remaja itu sendiri tetapi juga dengan lingkungan
sekitar. Faktor eksternal juga berpengaruh terhadap kemampuan remaja
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya,Keluarga dapat memberikan
peranan dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai moral bagi anak
remaja. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam
mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang akan menjadi teman
dimana bersama teman dan kelompoknyalah mereka akan melewati
sebagian besar masa remajanya. Terbentuknya pribadi remaja dimulai dari
pengasuhan dalam keluarga. Terutama pada tahap-tahap awal tumbuh
kembang remaja, hubungan yang harmonis dengan keluarga sebaiknya tetap
terjaga.

SARAN
Semoga para pembaca atau calon guru dapat memahami karakteristik
serta aspek –aspek individu secara luas,dan sebagai calon guru hendaknya kita
dapat mempelajari berbagai macam karateristik dari setiap peserta didik atau
individu agar kita dapat mengetahui karakter dari masing masing peserta didik
tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA
 Wulandari, Ade (2014). Karakteristik Pertumbuhan perkembangan Remaja dan
implikasinya terhadap masalah kesehatan dan keperawatannya. Jurnal keperawatan
anak vol. 2 no. 1.
 Ali, Mohammad and Asrori Mohammed. 2006. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
 Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development (perkembangan remaja). Jurnal
Departemen Ilmu Kesehatan. (Vol.12, No.1): 9.
https://www.researchgete.net>312175400_adolescent_development
_perkembangan_remaja
 Herlina. (2013). Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku.
Bandung: Pustaka Cendekia Utama
 Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh
Authoritarian, Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada Anak Binaan
Lembaga Pemasyarakata Anak Kutoarjo, Jawa Tengah, Tesis, tidak diterbitkan,
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008
 Santrock, W.John. (2003) Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga
 Oswalt, A. (2010). An Introduction to Adolescent Development. (online). Tersedia:
http://www.mentalhelp.net/poc/view_doc.php?type=doc&id=41149&cn=1310

23

Anda mungkin juga menyukai