Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


REMAJA, PERMASALAHAN, DAN SOLUSINYA

DOSEN PENGAMPU : Drs. Agus Suryono, M.Pd

Kelompok 2 :

Dwi Mentari (201003944)


Dwi Nureka Febiana (201003907)
M Irfan Maulana A. A (201003952)
Putri Ayu Wulandari (201003957)
Wanda Novitasari (201003968)

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGRI LUMAJANG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puja bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena
dengan rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

Selanjutnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah berkenan memberikan
kesempatan kepada saya dalam pengerjaan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan
hati saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian yang dapat saya ungkapkan sebagai kata pengantar dan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini.

Tekung, 18 November 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Cover/Judul….…………………………………………………………… i

Kata pengantar…………………………………………………………… ii

Daftar isi…………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang….………………………………………………….1
B. Rumusan masalah……………………………….………………....1
C. Tujuan…………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja…...……………………………………………… 3
B. Karakteristik Remaja.………………………………….................. 4
C. Fase Pertumbuhan Remaja……………………………………….. 5
D. Remaja dan Permasalahannya……………………………………. 8
E. Solusi Permasalahan……………………………………………… 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………….................. 14
B. Saran………..…………………………………………………….. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa, pada masa ini
terjadi berbagai macam perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik,
biologis, mental dan emosional serta psikososial. Kesemuanya ini dapat
mempengaruhi kehidupan pribadi, lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Ketidak siapan remaja dalam menghadapi perubahan tersebut dapat menimbulkan
berbagai perilaku menyimpang seperti : kenakalan remaja, penyalahgunaan obat
terlarang, penyaki menular seksual (PMS) dan HIV / AIDS, kehamialn yang tidak
diinginkan, Aborsi dan sebagainya.
Untuk mendukung agar remaja berperilaku reproduksi secara sehat dan
bertanggung jawab maka mereka perlu di beri pengetahuan dan informasi tentang
kesehatan reproduksi.Informasi tersebut dimaksud untuk mengimbangi informasi
global yang dapat mengancam terwujudnya generasi muda yang sehat, mandiri
dan berkualitas.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam rumusan masalah ini akan dibahas tentang perilaku remaja,
kesehatan reproduksi ( KR ), yang secara umum difenisikan sebagai kondisi sehat
dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi yang kita miliki, pengertian sehat
tersebut tidak semata berarti bebas penyakit  atau bebas dari kecacatan namun
juga sehat secara mental serta sosial-kultural.
Adapun beberapa rumusan masalah tersebut antara lain:
a. Definisi Remaja.
b. Karakteristik Remaja.
c. Fase Pertumbuhan Remaja.
d. Remaja dan permasalahannya.
C. TUJUAN MASALAH

1
Tujuan Penulisan makalah ini adalah sebagai rangkuman dari sisi kehidupan
remaja dan permasalahannya yang tersusun dalam bentuk sebuah makalah dan
juga sebagai acuan tugas sekolah pelajaran Bahasa Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau


tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.Seperti yang dikemukakan oleh
Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas
sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan
tidak lagi memiliki status anak.Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53)
masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. 
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-
kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,
tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja


(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan
atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers,
dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja

3
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita,
2006:  192)

Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat,
dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara
12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu
pematangan fisik, maupun psikologis.

B. Karakteristik Remaja

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup


perubahan transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial akan dipaparkan
di bawah ini:

1. Transisi Biologis

Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja
terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan
berat badan serta kematangan sosial.Diantara perubahan fisik itu, yang
terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah
pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan
tinggi).Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai
dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda
seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 52).

Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002:


79) menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan
yaitu; perertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-
anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang
halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian
badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting,
menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.

Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi  antara lain;


pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu

4
kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara,
ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting,
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya,
tumbuh rambut-rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh bulu
ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan
gelap, dan tumbuh bulu dada.

Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh


kelenjar pituitarydan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-
masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan
merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua
pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002: 94)

2. Transisi Kognitif

Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan


sosial.Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja.

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata


pemikiran opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan
logis.Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak
misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga
lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari
diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai
berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan
masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.

3. Transisi Sosial

Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada


masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja.Hubungan sosial
anak pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam
kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin
meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis
maupun lain jenis (dalam Rita Eka Izzaty dkk, (2008: 139).

5
C. Fase Pertumbuhan Remaja

1. Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)

Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-
kanak ke remaja.Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat
dibandingkan dengan anak laki-laki.Pada masa ini, terjadi perubahan yang
besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai
berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi
remaja.Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga
terjadi pada fase ini.Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka
mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam
bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai
menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya
sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru
segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara,
sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.

Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani
mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan
pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin.
Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai
pembangkangan.Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil
lagi.Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya
sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang
tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna,
maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti
tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka
akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial
yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya.
Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada
bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.

Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan
bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu

6
menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang
tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik
yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua
harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua
itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang
sangat-sangat berat.

2. Masa pubertas (14 - 16 tahun)

Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik
mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya,
sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-
anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari
perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat.Keinginan
seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini.Pada remaja wanita ditandai
dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris
ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa
bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya
serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika
hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya
dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-
kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja
pada tahap ini.

Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan,


dan daya tarik seksual.Karena kebingungan mereka ditambah labilnya
emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar
diselami perasaannya.Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut.
Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial
remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok
yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya
sendiri.

3. Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)

Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya


dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki

7
maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap
menentukan harga diri mereka.Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada
remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria,
sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan
remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah
tercapai sepenuhnya.Namun kematangan psikologis belum tercapai
sepenuhnya.

4. Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang


sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan
mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan
suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari
bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya.Sikapnya
terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya,
bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang
menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

D. Remaja dan Permasalahannya

Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia


punya masalahnya tersendiri, termasuk periode remaja.Remaja seringkali sulit
mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu : pertama; ketika
masih anak-anak, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-orang
dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam
menghadapi masalah.Kedua; karena remaja merasa dirinya telah mandiri, maka
mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dan orang dewasa.

Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan
diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial,
fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat
tempat mereka hidup.Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat
kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern.

Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :

8
1. Kebutuhan akan fitur teladan

Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang


berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar
nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.

2. Sikap apatis

Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan


pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap
apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di
masyarakatnya.

3. Kecemasan dan kurangnya harga diri

Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja.Banyak


kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk
“pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang,
seks dan lainnya).

4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri

Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir


ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional
maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di
masyarakat.Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan
dengan uang.

5. Perasaan tidak berdaya

Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi


semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern.
Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang
memaksa kita untuk berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-
tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya
menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik
atau ijazah.

9
6. Pemujaan akan pengalaman

Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam


keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dan hanya mencoba-
coba.Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan
pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

A. Anak-anak muda yang berasal dan golongan orang kaya yang


biasanya memakain pakaian yang mewah, hidup hura-hura dengan
pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah yang tidak selaras
dengan kebiasaan adat timur.
B. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti
bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain
sebagainya.
C. Ngebut, yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah
keramaian kota dengan kecepatan yang melampaui batas maksimum
yang dilakukan oleh para pemuda belasan tahun.
D. Membentuk kelompok (genk-genk) remaja yang tingkah lakunya
sangat menyimpang dengan norma yang berlaku di masyarakat,
seperti tawuran antar kelompok.

E . Solusi untuk permasalahan remaja

1. Kebutuhan akan figur teladan

Figur keteladanan di lingkungan keluarga berasal dari kedua orang


tua. Dilingkungan keluargalah yang pertama para remaja mendapat
pendidikan tentang etika dan moral, pengetahuan tentang kehidupan
bermasyarakat serta prndidikan mendasar yang lain untuk kebaikan para
remaja di masa depan. Figur kedua orangtua tentu saja sangat berperan
dalam mendidik karakter para remaja ketika mereka mulai masuk ke
lingkungan masyarakat yang menuntun mereka untuk berfikir, bertindak
dan berucap yang sesuai dengan nilai normayang berlaku. Mencontohkan
keteladanan tersebut tidak lepas dari kebiasaan dan perilaku yang
ditunjukkan oleh kedua orangtuanya kepada anaknya.

10
2. Sikap apatis

Untuk mengatasi sikap apatis dapat dilakukan dalam beberapa langkah


berikut ini:

a. Dorong diri anda untuk bergaul dan menghabiskan waktu bersama


teman teman
b. Lakukan beberapa hal yang pernah anda sukai, seperti menonton
konser atau film bersama orang terkasih.
c. Mengambil kelas terapi seni atau music

3. Kecemasan atau kurangnya harga diri

a. Memusatkan pikiran pada aktivitas yang dijalani

Ketika merasa cemas, fokus Anda akan terganggu. Jika ini terjadi,
cobalah untuk kembali fokus pada hal yang akan Anda lakukan.
Misalnya, jika ada jadwal membersihkan rumah atau mencuci baju,
lakukanlah. Jika ada jadwal berkumpul dengan teman-teman, tetaplah
pergi

b. Menghindari kafein dan alkohol

Alkohol dapat memberikan efek rileks dalam jangka pendek. Namun


jika dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan, alkohol justru dapat
membuat gangguan cemas menjadi lebih berat.

c. Menyediakan waktu untuk diri sendiri

Sediakan waktu untuk berjalan santai, melakukan meditasi,


mendapatkan pijatan, atau berendam di air hangat.

d. Makan teratur dan minum cukup air

Ketika sibuk atau merasa cemas, seseorang dapat melupakan jadwal


makannya. Padahal kadar gula darah yang rendah karena terlambat
makan dapat menyebabkan seseorang lebih mudah emosi dan cemas

11
4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri

a. Keluar dari zona nyaman

Dimulai keluar dari zona nyaman, ini adalah langkah paling utama
yang harus kamu ambil. Siap gak siap, kamu harus beranikan diri
untuk melangkah keluar dari sangkarmu.

b. Belajar untuk mengetahui

Anda perlu meningkatkan kemampuan Anda dalam pergaulan


(learning to know) yaitu; kemampuan berpikir kritis, berpikir runtut
dalam menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, memahami
konsekuensi, dan seterusnya.

c. Belajar dari orang lain

Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan
(playing the game) tentang bagaimana menjalin hubungan dengan
orang lain. Karena seni, maka gayanya pun berbeda-beda. Dan ini
tidak ada kaitannya dengan apakah Anda tipe orang yang
banyak ngomong atau sedikit ngomong

5. Perasaan tidak berdaya

a. Terapkan sugesti positif

Saat diri tenang, biasanya Anda bisa lebih bisa berpikir rasional dan
bertindak seperti seharusnya, sehingga masih mampu untuk
menyelesaikan masalah.

b. Hindari berpikir rumit dan ‘meramal’ keadaan

Dilansir dari Psychology Today, ketika seseorang berada dalam situasi


yang buruk, ia cenderung menggeneralisasikan dan berpikir terlalu

12
rumit. Sering kali mereka seakan bisa ‘meramalkan’ suatu kondisi
yang sebenarnya belum terjadi akibat proses berpikirnya tersebut. 

c. Jangan lupa bersyukur

Bersyukur merupakan salah satu cara berterima kasih dan menghargai


yang paling esensial. Maka, apa pun kondisinya, tetaplah bersyukur
dengan yang dimiliki, sehingga Anda terhindar dari keputusasaan yang
bisa berujung pada depresi dan hal-hal buruk lainnya.

6. Pemujaan akan pengalaman

a. Tanamkan Nilai-nilai Agama

Agama menjadi bagian yang sangat penting dalam membentengi Anda


untuk melakukan hal yang buruk. Ketika agama Anda kuat, maka
benteng yang ada dalam diri Anda juga akan kuat.

b. Gunakan Hari-hari Anda dengan Kegiatan yang Positif

Setiap waktu yang berlalu tidak boleh Anda sia-siakan dengan hal
yang tidak berguna. Jangan sampai hari-hari Anda hambar tanpa ada
kegiatan positif yang rutin dijalankan. 

c. Jadilah Diri Sendiri

Masa remaja adalah masa untuk menunjukkan jati diri Anda, ingin
menunjukkan eksitensi dirinya dan ingin mencari hal-hal yang baru.
Itulah sebabnya banyak dari remaja yang salah dalam menunjukkan
semua hal tersebut.Untuk itu, jadilah diri sendiri. Jangan mudah
terpengaruh dengan ajakan orang lain. 

BAB III

13
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orangtua


tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang
berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh
seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri
tersendiri.Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.Demikian
pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang
paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan
kekuatiran bagi para orangtua.Masa remaja sering menjadi pembahasan
dalam banyak seminar.Padahal bagi remaja, masa ini adalah masa yang
paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua
hendaknya lebih memperhatikan kehidupan remaja agar tidak terjerumus
kedalam hal-hak yang tidak diinginkan, dan membawa masa depan remaja
kearah yang lebih baik, disamping itu peran serta Pemerintah, LSM,
Pemuka Masyarakat serta remaja itu sendiri sangat di perlukan.

B. SARAN

Adapun Saran Penulis kepada teman-teman seremaja antara lain :

 Berbagi rasa dengan orangtua atau orang yang dituakan di rumah.


 Carilah seorang sahabat terbaik.
 Tingkatkan rasa percaya diri dan katakana tidak pada hal-hal negatif.
 Bergaullah dalam kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas
positif
 Jagalah Kesehatan Fisikmu sedini mungkin dan secara terus-menerus.

14

Anda mungkin juga menyukai