Anda di halaman 1dari 20

Dosen Pengampu : 1. Dr. Dian Novita Siswanti, S. Psi., M. Si.

, Psikolog
2. Wilda Ansar, S. Psi., M. A

MATA KULIAH PERKEMBANGAN REMAJA

KELOMPOK 2
Karakteristik Setiap Fase Perkembangan Remaja

KELAS G

ANDI NURUL IZZAH ILHAM (200701500039)


ANDI NUR QALBI JAYA (200701501101)
ANNISA SAFITRI (200701501053)
ESSAM S. SAPPE ABDUL WAHID MUHAMMAD (200701501005)
FARADILLA NURUL SUCI (200701501037)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah perkembangan remaja
dengan judul "Karakteristik Setiap Fase Perkembangan Remaja" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Definisi Remaja Menurut Para Ahli ............................................................................... 3
B. Sifat Dasar Atau Karakteristik Remaja Awal (Pubertas) ................................................ 3
C. Sifat Dasar Atau Karakteristik Remaja Tengah .............................................................. 9
D. Sifat Dasar Atau Karakteristik Remaja Akhir .............................................................. 10
E. Fokus Perbedaan Karakteristik Remaja Pada Tiap Fase............................................... 12
F. Perbedaan Karakteristik Remaja Di Indonesia Dengan Luar Negeri ........................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja (adolescence) adalah peralihan masa perkembangan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik,
kognitif, dan psikologi. Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 tahun sampai masa
remaja akhir yaitu awal usia 20-an dan masa tersebut membawa perubahan besar
salingbertautan pada semua ranah perkembangan (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).
Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan
berbagai kesulitan. Remaja pun memiliki karakteristik atau sifat dasar yang sangat
berkaitan dalam pemenuhan tugas perkembangannya baik itu secara fisik maupun
psikososialnya. Dengan melihat masing-masing karakteristik maka dapat didaptakan
apa saja permasalahan dari pemenuhan tugas perkembangan dari remaja sehingga
dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat
menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan
tersebut.
Ada hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja dalam mempersiapkan diri
memasuki alam kehidupan masa dewasa, serta memiliki kebutuhan pribadi dalam arti
luas. Dari segi individu dikaitkan dengan perkembangan fisik, perkembangan pikir,
sikap, perasaan, kemauan dan perlakuan nyata. Dari segi lingkungan, ada semacam
“tuntutan” dari faktor sosial, religius, nilai-nilai dan norma yang hidup didalamnya.
Tuntutan itu “dikenakan” bagi individu sebagai bagian dari lingkungan itu juga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi remaja menurut para ahli?
2. Apa saja sifat dasar atau karakteristik remaja awal?
3. Apa saja sifat dasar atau karakteristik remaja tengah?
4. Apa saja sifat dasar atau karakteristik remaja akhir?
5. Apa saja fokus perbedaan karakteristik remaja pada masing-masing fase?
6. Bagaimana perbedaan karakteristik remaja di Indonesia dan luar negeri?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi remaja menurut para ahli?
2. Untuk mengetahui sifat dasar atau karakteristik remaja awal?
3. Untuk mengetahui sifat dasar atau karakteristik remaja tengah?
4. Untuk mengetahui sifat dasar atau karakteristik remaja akhir?
5. Untuk mengetahui fokus perbedaan karakteristik remaja pada masing-masing
fase?
6. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik remaja di Indonesia dan luar negeri?

D. Manfaat
Dari penulisan makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui perbedaan
sifat dasar atau karakteristik remaja awal, tengah, dan akhir sehingga kedepannya
dapat membantu pembaca menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari utamanya dalam lingkungan keluarga, akademik maupun bermasyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja Menurut Para Ahli


Kata adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang dalam
kata bendanya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence
mempunyai arti yang luas meliputi kematangan mental, emosional, fisik dan sosial.
Piaget (Hurlock, 1999) mengatakan “Secara psikologis, masa remaja adalah
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada tingkatan
yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak integrasi dalam masyarakat
(dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa
puber termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok, transformasi intelektual
yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi
dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang
umum di periode perkembangan ini.”
G. Stanley Hall (Santrock, 2011) mengatakan bahwa masa remaja merupakan
masa yang penuh gejolak yang diisi dengan konflik dan perubahan suasana hati.
Sementara, Hurlock (1999) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa
peralihan individu dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dimulai ketika anak
matang secara seksual (puber) dan akan berakhir ketika ia mencapai usia yang matang
secara hukum.
Menurut Monks (1999) remaja merupakan individu yang berusia sekitar 12 –
21 tahun yang sedang mengalami masa dari peralihan kanak-kanak menuju dewasa,
dengan pembagian fase menjadi tiga, 12 -15 tahun merupakan masa remaja awal, 15 –
18 tahun merupakan masa remaja pertengahan dan 18 – 21 tahun merupakan masa
remaja akhir.

B. Sifat Dasar Atau Karakteristik Remaja Awal (Pubertas)


Kata pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti usia kedewasaan. Kata ini
lebih berfokus terhadap perubahan fisik remaja daripada perubahan perilaku yang
terjadi pada saat secara seksual remaja menjadi matang dan mampu memberikan
keturunan.

3
Menurut Santrock (2011) masa pubertas merupakan suatu periode pematangan
fisik yang cepat, terjadi pada awal masa remaja, dimana pubertas ini melibatkan
perubahan hormonal dan tubuh.
Aristoteles menekankan perubahan fisik yang dialami remaja di masa
pubertas, seperti laki-laki mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun, rambut
kemaluan mulai tumbuh, payudara wanita mulai membesar dan wanita mulai
mengalami haid. Selain penekanannya terhadap perubahan fisik yang dirasakan oleh
remaja, Aristoteles juga menyebutkan bahwa anak perempuan yang sedang
mengalami pubertas akan mudah marah, penuh gairah, sangat rajin dan memerlukan
pengawasan karena mulai berkembangnya dorongan-dorongan seksual.

1. Aspek Fisik
Dalam masa pubertas terjadi empat perubahan fisik yang penting dimana
tubuh anak akan mengalami perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh,
perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

a. Perubahan ukuran tubuh


Perubahan fisik yang utama pada masa puber adalah perubahan pada ukuran
tubuh individu dalam tinggi dan berat badan. Peningkatan tinggi anak-anak
perempuan secara keseluruhan pada dua tahun sebelum haid berkisar 5,5 inci, dimana
rata-rata peningkatan pertahun sebelum haid adalah 3 inci, namun bisa juga dari 5
sampai 6 inci dan dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci.
Setelah haid, tingkat pertumbuhan setahun setelahnya akan menurun kira-kira 1 inci
dan berhenti sekitar usia 18 tahun.
Bagi anak laki-laki, masa pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai rata-rata
pada usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada 15,3 tahun dan puncaknya pada usia
14 tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun setelah dimulainya
masa puber, setelah itu pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat hingga usia 20
atau 21 tahun. Karena masa pertumbuhan yang lebih lama sehingga anak laki-laki
lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat telah matang.
Percepatan pertumbuhan juga terjadi pada pertambahan berat badan, yaitu
sekitar 13 kg untuk anak laki-laki dan 10 kg untuk anak perempuan (Desmita, 2005).
Pertambahan berat badan tidak hanya karena lemak, namun juga karena jaringan otot
dan tulang yang bertambah besar. Jadi anak bisa mengalami pertambahan berat,

4
namun terlihat kurus dan kering. Pertambahan berat badan pada anak perempuan
paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Sedangkan bagi anak laki-laki,
pertambahan berat yang terbesar terjadi setahun atau dua tahun setelah anak
perempuan dan puncaknya pada usia 16 tahun, setelah itu berat hanya bertambah
sedikit.

b. Perubahan proporsi tubuh


Daerah-daerah tubuh tertentu yang sebelumnya terlampau kecil seperti hidung,
kaki dan tangan pada masa ini menjadi terlampau besar karena mencapai kematangan
lebih cepat daripada daerah-daerah tubuh lainnya. Namun seluruh daerah tubuh
mencapai ukuran dewasa pada bagian akhir masa remaja, meskipun perubahan besar
terjadi sebelum masa puber selesai.
Badan yang kurus mulai melebar di bagian bahu dan pinggul, dan ukuran
pinggang berkembang. Anak laki-laki yang lebih cepat matang biasanya akan
mempunyai pinggul yang lebih besar daripada anak laki-laki yang lebih lambat
matang, sedangkan anak perempuan yang lebih lambat matang akan mempunyai
pinggul yang sedikit lebih besar daripada anak perempuan yang cepat matang.
Pertumbuhan pada lengan dan kaki memiliki pola yang serupa, pada anak
yang lambat matang pertumbuhan tungkai kaki dan lengan berlangsung lebih lama
daripada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang (Hurlock,
1999).
Perubahan pada proporsi tubuh selama masa remaja juga dapat terlihat pada
perubahan ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti mulut
melebar, dahi yang tadinya sempit jadi lebih luas, dan bibir menjadi lebih penuh.
Selain itu terjadi pula percepatan pertumbuhan otot dalam perubahan struktur rangka
yang mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dan tubuh. Perkembangan
otot dari anak laki-laki dan perempuan terjadi secara cepat ketika tinggi meningkat.
Namun, perkembangan otot pada anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki
lebih banyak jaringan otot yang dapat membuatnya lebih kuat dari anak perempuan
(Desmita, 2005).

c. Perkembangan ciri-ciri seks primer


Pertumbuhan dan perkembangan dari ciri-ciri seks primer adalah terkait
dengan organ-organ seks. Pada anak laki-laki usia 14 tahun, gonad (testis) baru sekitar

5
10% dari ukuran matang. Kemudian selama satu atau dua tahun akan mengalami
pertumbuhan pesat, lalu setelah itu pertumbuhan menurun; gonad (testis) sudah
berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Setelah pertumbuhan pesat testis
terjadi, pertumbuhan penis meningkat pesat. Jika fungsi dari organ-organ reproduksi
pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi mimpi basah.
Selama masa puber, semua organ reproduksi wanita mengalami pertumbuhan
(Tuba fallopi, uterus, vagina, dan telur-telur). Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun
adalah berkisar 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya adalah 43 gram.
Petunjuk pertama untuk mengetahui bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan
telah matang adalah dengan datangnya haid. Periode haid pada umumnya terjadi
dalam jangka waktu yang sangat tidak teratur dan pada tahun-tahun pertama lama
masa haidnya berbeda-beda. Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja,
karena dalam tahap ini tidak terjadi pematangan dan pelepasan sel telur yang matang
(ovulasi) dari folikel dalam indung telur. Oleh karena itu anak perempuan disebut
mandul (sementara).

d. Perkembangan ciri-ciri seks sekunder


Perubahan fisik yang terakhir adalah perkembangan ciri-ciri sekunder.
Perkembangan ciri seks sekunder ini membedakan pria dan wanita dan membuat
anggota seks tertentu menjadi tertarik dengan organ jenis kelamin lain. Jadi ciri ini
tidak berhubungan dengan reproduksi walaupun secara tidak langsung berhubungan
juga karena wanita tertarik pada pria, dan begitu pula sebaliknya. Selama penampilan
tubuh seseorang masih seperti anak-anak, tidak ada “daya tarik seks”.
Berkembangnya periode ini membuat penampilan dari anak laki-laki dan
perempuan semakin berbeda. Hurlock (1999) menyebutkan ciri-ciri seks sekunder
yang penting adalah sebagai berikut:
- Pada laki-laki
• Rambut, rambut pada kemaluan tumbuh pada sekitar setahun setelah testis dan
penis mulai membesar. Sedangkan rambut pada ketiak dan wajah timbul jika
pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai, demikian pula pada rambut tubuh.
• Kulit, kulit menjadi tidak jernih, lebih kasar, warna pucat dan pori-pori meluas.
• Kelenjar, kelenjar lemak atau minyak dalam kulit menjadi lebih aktif dan semakin
membesar. Keringat bertambah banyak seiring berjalannya masa puber, dan
kelenjar keringat pada ketiak mulai berfungsi.

6
• Otot, otot-otot bertambah kuat dan besar.
• Suara, suara mulai berubah setelah rambut kemaluan timbul. Awalnya suara
menjadi serak lalu kemudian tinggi suara menurun.
• Benjolan dada, benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria timbul sekitar
usia 12 dan 14 tahun. Hal ini akan berlangsung selama beberapa minggu lalu
menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
- Pada perempuan
• Pinggul, membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
• Payudara, berkembangnya kelenjar susu.
• Rambut, rambut kemaluan timbul setelah payudara dan pinggul mulai
berkembang. Rambut di ketiak dan wajah mulai tampak setelah haid.
• Kulit, kulit menjadi lebih tebal, lebih kasar, agak pucat dan pori-pori bertambah
besar.
• Kelenjar, kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif.
• Otot, otot semakin kuat dan besar, terutama pada masa pertengahan dan
menjelang akhir dari masa puber.
• Suara, suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu.

2. Aspek Psikososial
Masa puber mempengaruhi sikap dan perilaku remaja, namun perubahan pada
sikap dan perilaku tersebut lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada
perubahan kelenjar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Umumnya pengaruh
dari masa puber lebih banyak dirasakan oleh anak perempuan daripada anak laki-laki,
sebagian alasannya karena anak perempuan lebih cepat matang daripada anak laki-
laki, dan alasan lainnya yaitu karena banyaknya hambatan sosial yang mulai
ditekankan pada perilaku anak perempuan pada saat anak perempuan justru mencoba
untuk membebaskan diri dari berbagai batasan.
Hurlock (1999) menyatakan berbagai akibat dari perubahan masa puber pada
sikap dan perilaku, antara lain:
• Ingin menyendiri, anak-anak biasanya menarik diri dari teman-teman dan berbagai
kegiatan keluarga, serta sering bertengkar dengan teman dan anggota keluarganya.
Anak pada masa puber biasanya sering memikirkan betapa seringnya ia tidak
dimengerti dan diperlakukan kurang baik.

7
• Bosan, anak bosan dengan hal-hal yang dulu digemarinya, kegiatan-kegiatan
sosial, tugas-tugas sekolah, dan kehidupan pada umumnya. Hal ini mengakibatkan
anak menjadi sedikit sekali bekerja sehingga membuat prestasinya di berbagai
bidang menurun.
• Inkoordinasi, pertumbuhan pesat dan tidak seimbang membuat pola koordinasi
gerakan terpengaruhi, sehingga anak akan merasa kikuk serta janggal selama
beberapa waktu.
• Antagonisme sosial, anak pada masa puber sering kali tidak mau bekerja sama,
sering menentang dan membantah. Namun dengan berlanjutnya masa puber, anak
akan menjadi lebih dapat bekerja sama, lebih ramah, dan lebih sabar pada orang
lain.
• Emosi yang tinggi, pada masa ini anak akan merasa gelisah, khawatir, dan cepat
marah. Semakin matang keadaan fisik anak, ketengangan pun lambat laun
berkurang dan anak mulai mampu mengendalikan emosinya.
• Hilangnya kepercayaan diri, anak menjadi kurang percaya diri serta takut akan
kegagalan karena daya tarik fisik yang menurun, serta karena kritik yang terus
datang dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak perempuan dan laki-laki
mempunyai perasaan rendah diri setelah masa puber.
• Terlalu sederhana, anak akan berpenampilan sederhana karena perubahan tubuh
yang dialaminya, hal itu dilakukannya agar orang-orang lain tidak akan
memperhatikan perubahan fisiknya dan memberi komentar buruk.
Periode pertama disebut remaja awal atau early adolescent, terjadi pada usia
usia 12-14 tahun. Pada masa remaja awal anak-anak terpapar pada perubahan tubuh
yang cepat, adanya akselerasi pertumbuhan, dan perubahan komposisi tubuh disertai
awal pertumbuhan seks sekunder. Karakteristik periode remaja awal ditandai oleh
terjadinya perubahan-perubahan psikologis seperti :
• Krisis identitas,
• Jiwa yang labil,
• Meningkatnya kemampuan verbal untuk ekspresi diri,
• Pentingnya teman dekat/sahabat,
• Berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua, kadang-kadang berlaku kasar,
• Menunjukkan kesalahan orangtua,
• Mencari orang lain yang disayangi selain orangtua,

8
• Kecenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan, dan
• Terdapatnya pengaruh teman sebaya (peer group) terhadap hobi dan cara
berpakaian.
Pada fase remaja awal mereka hanya tertarik pada keadaan sekarang, bukan
masa depan, sedangkan secara seksual mulai timbul rasa malu, ketertarikan terhadap
lawan jenis tetapi masih bermain berkelompok dan mulai bereksperimen dengan
tubuh seperti masturbasi. Selanjutnya pada periode remaja awal, anak juga mulai
melakukan eksperimen dengan rokok, alkohol, atau narkoba. Peran peer group sangat
dominan, mereka berusaha membentuk kelompok, bertingkah laku sama,
berpenampilan sama, mempunyai bahasa dan kode atau isyarat yang sama.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zahro Malihah dan Alfisari terhadap
425 siswa berusia 12 hingga 15 tahun pada Mei 2018 dengan judul “Perilaku
Cyberbullying Pada Remaja dan Kaitannya dengan Kontrol Diri dan Komunikasi
Orang Tua” menunjukkan hasil bahwa alasan remaja yang melakukan cyberbullying
adalah karena iseng semata. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa remaja
memiliki kontrol diri yang rendah daripada kontrol diri yang dimiliki remaja pada
umumnya.
Pembentukan kontrol diri yang matang memerlukan lingkungan dan
komunikasi dengan pihak lain, dari hasil penelitian tersebut komunikasi orang tua dan
anak menunjukkan bahwa setengah dari remaja komunikasinya terkategori rendah.
Sedangkan komunikasi antara orang tua dan anak adalah hal yang penting untuk
membangun konsep diri anak sehingga sang anak dapat mengendalikan dirinya dari
berbagai perilaku menyimpang.
Dari penelitian tersebut dapat kita lihat bahwa penyimpangan perilaku anak
rentan terjadi pada masa pubertas karena anak masih belum memiliki pegangan yang
kuat, mengalami krisis identitas, dan emosi yang tidak stabil. Karena itulah di masa
ini dukungan lingkungan terutama orang tua sangatlah penting agar anak tidak
mengalami penyimpangan perilaku.

C. Sifat Dasar Atau Karakteristik Remaja Tengah


Periode selanjutnya adalah middle adolescent atau remaja tengah terjadi antara
usia 15-17 tahun, yang ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan sebagai
berikut :

9
1. Mengeluh orangtua terlalu ikut campur dalam kehidupannya,
2. Sangat memperhatikan penampilan,
3. Berusaha untuk mendapat teman baru,
4. Tidak atau kurang menghargai pendapat orangtua,
5. Sering sedih/moody,
6. Mulai menulis buku harian,
7. Sangat memperhatikan kelompok main secara selektif dan kompetitif, dan
8. Mulai mengalami periode sedih karena ingin lepas dari orangtua.
Pada periode middle adolescent mulai tertarik akan intelektualitas dan karir.
Secara seksual sangat memperhatikan penampilan, mulai mempunyai dan sering
berganti-ganti pacar. Sangat perhatian terhadap lawan jenis. Sudah mulai mempunyai
konsep role model dan mulai konsisten terhadap cita-cita

D. Sifat Dasar Atau Karakteristik Remaja Akhir


Late adolescence atau remaja akhir adalah salah satu tahap perkembangan
yang masuk di dalam bagian dari periode perkembangan remaja. Remaja akhir
menurut Santrock (2018) adalah mereka yang kira-kira memasuki decade kedua dari
kehidupan (18-22 tahun). Minat karir, kencan, dan pengukuhan identitas seringkali
lebih menonjol pada masa remaja akhir daripada pada masa remaja sebelumnya.
Tidak seperti remaja awal, pada remaja akhir akan mengalami penurunan
puncak hormonal dan memasuki kematangan yang sempurna.

1. Aspek Fisik
Tidak banyak yang bisa dijelaskan dari aspek fisik karakteristik remaja akhir.
Pada tahap ini terjadi penyempurnaan perubahan fisik yang terjadi Ketika memasuki
tahap remaja awal. Hal yang perlu diperhatikan bahwa pada aspek fisik remaja akhir
cenderung akan mengalami penurunan laju pertumbuhan fisik dari tahap-tahap
sebelumnya, bahkan seakan stagnan.
Ukuran tubuh remaja akhir akan mengalami penurunan laju pertumbuhan,
walaupun perbedaan laju pertumbuhan tinggi dan berat badan bervariasi tiap orang,
namun, pada tahap ini remaja akan memiliki ukuran tubuh standar mereka.
Proporsi tubuh remaja akhir akan mengalami penurunan laju pertumbuhan
dengan penyempurnaan yang dialami tiap remaja akhir. Laki-laki akan mengalami
penurunan pertumbuhan dalam hal ukuran genitalnya, rambut yang tumbuh di

10
beberapa bagian tubuh juga akan lebih ikal dan tebal menyebar ke sekitarnya. Tubuh
remaja laki-laki juga akan mengalami penyempurnaan dalam penambahan dan bentuk
otot sehingga membentuk tubuh yang relatif lebih kekar dari sebelumnya. Di lain sisi,
remaja perempuan mengalami penyempurnaan pada ukuran dan bentuk payudaranya.
Pada bagian otak remaja akhir prefrontal cortex mengalami peningkatan
perkembangan dibarengi dengan peningkatan jumlah myelination yang membantu
konektivitas dan integrasi dari bagian otak. Selain itu, hubungan antara prefrontal
cortex dan system limbic menguat pada tahap perkembangan remaja akhir.

2. Aspek Psikososial
Perubahan psikososial yang ditemui pada remaja akhir relative berputar pada
kematangan emosi, perilaku, dan pengambilan keputusan. Narsisme pada remaja akhir
akan sangat berkurang, remaja pada tahap ini akan lebih menghargai tubuhnya tanpa
adanya perasaan tinggi akan hal tersebut.
Perilaku pengambilan risiko juga akan sangat terkendali pada remaja akhir.
Hal ini tentunya berhubungan erat dengan perkembangan prefrontal cortex yang
meningkat pada tahap ini. Di mana prefrontal cortex ini adalah bagian otak yang
bertanggungjawab atas reasoning, pemilihan keputusan, dan control diri pada
seseorang.
Sehubungan dengan prefrontal cortex, remaja akhir juga akan
mengembangkan work memory dan kebijaksanaan jauh lebih baik dibandingkan pada
tahap-tahap sebelumnya.
Pengembangan karakter yang mulai sempurna pada tahap ini relative pada
tiap-tiap remaja, namun, secara umum, remaja akan mengembangkan karakternya
memenuhi aspek atau kemampuan antara lain :
• Identitas diri menjadi lebih kuat,
• Mampu memikirkan ide,
• Mampu mengekspresikan perasaan dengan katakata,
• Lebih menghargai orang lain,
• Lebih konsisten terhadap minatnya,
• Bangga dengan hasil yang dicapai,
• Selera humor lebih berkembang, dan
• Emosi lebih stabil.

11
Pada fase remaja akhir lebih memperhatikan masa depan, termasuk peran yang
diinginkan nantinya. Mulai serius dalam berhubungan dengan lawan jenis, dan mulai
dapat menerima tradisi dan kebiasaan lingkungan.
Kematangan emosi pada remaja ini sangat relevan dengan hasil penelitian
berjudul “Pengaruh Self-Compassion terhadap Kompetensi Emosi Remaja Akhir”
yang dilakukan oleh Fadhilah Ramadhani dan Duta Nurdibyanandaru dari Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 2014. Di mana hasil penelitian
tersebut mereka simpulkan bahwa pada remaja akhir (18-22 tahun) menunjukkan
adanya korelasi positif antara self-compassion dan kompetensi emosi remaja akhir.
Yang berarti bahwa pada remaja akhir mereka benar-benar terbukti secara ilmiah dan
nyata bahwa mereka mulai mengembangkan kematangan emosi.

E. Fokus Perbedaan Karakteristik Remaja Pada Tiap Fase


1. Remaja awal (12-15 tahun)
Pada tahap ini, remaja masih merasa heran terhadap perubahanperubahan yang
terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini
ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menyebabkan remaja
sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2. Remaja madya (15-18 tahun)


Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecendrungan
narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih menyukai teman-teman
yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada
dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana, peka atau
peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan sebagainya.

3. Remaja akhir (18-21 tahun)


Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian
a. Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

12
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentinagn diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum.

F. Perbedaan Karakteristik Remaja Di Indonesia Dengan Luar Negeri


Remaja yang tinggal di negara dengan kondsi sosial-politik yang aman pasti
akan memiliki perbedaan karakteristik baik dari segi fisik dan psikososial dengan
remaja yang tinggal di negara dengan kondisi sosial-politik yang lebih tidak kondusif.
Remaja yang tinggal di negara yang menganut adat ketimuran seperti Indonesia akan
memiliki gaya hidup dan pergaulan yang sangat berbeda dengan mereka yang tinggal
di negara yang cukup bebas seperti Amerika maupun negara-negara di asia timur
seperti Korea dan Jepang. Mereka mungkin akan menghadapi tantangan yang sama
namun cara mereka menghadapinya pasti akan berbeda.
Jika dikaji dari segi fisik, kita akan menyadari bahwa terdapat perbedaan besar
dalam bentuk fisik remaja Indonesia dengan remaja dari negara lain. Ciri fisik remaja
Indonesia adalah berkulit sawo matang, tingginya berkisar 140-160 cm dan memiliki
mata yang bulat sedangkan remaja yang tinggal di negara barat seperti Amerika
biasanya memiliki kulit putih atau gelap, memiliki tinggi rata-rata 160-170 cm dan
memiliki mata berwarna biru atau cokelat. Adanya perbedaan fisik ini pasti akan
berpengaruh terhadap aktivitas maupun hobi yang mereka sukai. Biasanya remaja
Indonesia akan lebih menyukai olahraga yang tidak terlalu memperhitungkan tinggi
badan seperti speak bola sedangkan remaja Amerika biasanya lebih banyak
menggemari permainan bola basket.
Hasil penelitian pada 56 orang subjek remaja menujukkan bahwa remaja yang
tinggal di daerah konflik memiliki tingkat penalaran moral paling banyak berada pada
tahap 4 yaitu sebanyak 31 orang subjek (55,36%) dari 56 orang subjek tersebut.
Tahap 4 merupakan tahap yang berorientasi pada otoritas hukum dan ketertiban sosial
dimana dalam tahap ini perilaku yang baik ditunjukkan dengan menuruti harapan
kelompok sosial yang ditandai dengan adanya konformitas pada lingkungan sosial,
mendukung serta membenarkan seluruh aturan dari kelompok sosial. Dengan kata lain
mereka yang tinggal di daerah konflik akan mengalami krisis identitas yang parah jika
dibandingkan dengan remaja yang tinggal di daerah yang tidak rawan konflik. Hal ini
terjadi karena remaja yang tinggal di daerah konflik dituntut secara sosial untuk selalu
mengikuti aturan kelompok yang ada. Selain itu, remaja yang tinggal di negara
13
berkembang seperti Indonesia akan menghadapi permasalahan sosial dimana sering
kali pendapat mereka tidak di dengar padahal seharusnya remaja harus diakui sebagai
pribadi yang utuh dengan potensi besar yang kebutuhannya harus diakui sebagai hak
dan didukung untuk mencapai secara maksimal potensi saat mereka melewati masa
remaja untuk menjadi dewasa yang sehat dan produktif.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Perkembangan remaja dapat ditandai dengan beberapa sifat dasar atau
karakteristik baik itu fisik maupun psikososialnya yang kemudian dalam tiap fase
yaitu remaja awal, tengah dan akhir. Dari segi fisik, umumnya remaja mengalami
penambahan ukuran bagian tubuh tertentu secara signifikan dan matang serta
mengalami pubertas. Adapun dari segi psikososial atau emosi, remaja umumnya
mengalami masa emosional dan labil, membutuhkan dukungan, dan umumnya suka
bergaul dengan teman sebaya. Namun karena masa remaja merupakan masa transisi
maka lama kelamaan, remaja juga akan mengembangkan perilaku yang mencirikan
awal kedewasaan misalnya lebih serius dan berkomitmen terhadap masa depan yang
dimana hal tersebut terjadi di fase remaja akhir.
Selain itu, karakteristik antara remaja Indonesia dengan luar negeri juga agak
berbeda. Perbedaan yang paling mencolok yaitu dari segi fisik sedangkan
psikososialnya juga memang agak sedikit berbeda tergantung kondisi lingkungan
masing-masing negara.

B. Saran
Saran yang bisa penulis berikan adalah perlunya lebih banyak jurnal penelitian
atau buku terbaru baik itu dari luar maupun dalam negeri yang membahas mengenai
sifat dasar atau karakteristik perkembangan remaja pada tiap fase khususnya pada fase
madya sehingga akan memperkaya khasanah keilmuan di bidang ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development. Jurnal Sari Pediatri, 12(1), 21-29.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fatusi, A. O., & Hindin, M. J. (2010). Adolescents and youth in developing countries: Health
and development issues in context. Journal of Adolescence, 33(4), 499–508. Doi:
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2010.05.019

Hartini, H. (2017). Perkembangan Fisik dan Body Image pada Remaja. Islamic Counseling :
Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1(2),31-34. Doi :
http://dx.doi.org/10.29240/jbk.v1i2.329

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


kehidupan, Edisi kelima, Jakarta: Erlangga.

Malihah, Z., & Alfiasari, A. (2018). Perilaku cyberbullying pada remaja dan kaitannya
dengan kontrol diri dan komunikasi orang tua. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen,
11(2), 145-156.

Nasution, I. K. (2007). _Stres pada remaja_. Universitas Sumatra Utara, 1-26.

Papalia, D. E., Olds, S. W., (2009). Human Development. New York: McGraw Hill.

Ramadhani, F., & Nurdibyanandaru, D. (2014). Pengaruh Self-Compassion terhadap


Kompetensi Emosi Remaja Akhir. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental,
3(3), 120-126.

Santrock, J. W. (2018). Adolescence: 17th edition. New York: McGraw Hill.

Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development, 13th edition. New York: McGraw Hill.

Tarigan, S.K., & Siregar, A.R. (2013). Gambaran Penalaran Moral pada Remaja Yang
Tinggal di Daerah Konflik. Psikologia: Jurnal Pemikian dan Penelitian, 8 (2), 84-85.
Doi: https://doi.org/10.32734/psikologia.v8i2.2775

16
17

Anda mungkin juga menyukai