Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP REMAJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Remaja

Di Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan (RPL Transfer Kredit Kebidanan)

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Anggota : 1. Alya Nabila
2. Gumyanti Nurjannati
3. Putri Sekar Kinasih
4. Wiwit Sri
Kusmayanti

Kelas: A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

JURUSAN KEBIDANAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Remaja
Pranikah.
Terimakasih kepada ibu dosen dan rekan rekan sekalian yang telah membimbing dan
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah

Tasikmalaya, Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi Remaja.........................................................................................................................3
B. Batasan Usia Remaja.................................................................................................................4
C. Karakteristik Remaja.................................................................................................................4
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja..................................................................................6
E. Perubahan Fisik.........................................................................................................................9
F. Perubahan Psikologis...............................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan
masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari
masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17 tahun) dan masa
remaja akhir (17–9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis
psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih
cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial) (Depkes,2002).
Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi
sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja,
bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi bingung menghadapi
labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara
keduanya. (Depkes, 2002)
Apabila konflik antara orang–tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat
menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam
hubungan antara dirinya dengan orang-tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu
stresor bagi remaja; yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks,
baik fisik, psikologik maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul
berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan
yang berdampak sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara
pelajar (tawuran) dan menyalahgunakan NAPZA (Depkes, 2002).
Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa
dan dapat berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah
maupun gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat. Apabila pada
kenyataannya perhatian masyarakat lebih terfokus pada upaya meningkatkan
kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non fisik (intelektual, mental
emosional dan psikososial). Padahal faktor tersebut merupakan penentu dalam
keberhasilan seorang remaja dikemudian hari (Depkes, 2002).

1
Faktor non–fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yang
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat
sekitarnya. Oleh 2 karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja
perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan jiwa remaja serta masalah maupun gangguan jiwa remaja.
Pengetahuan tersebut dapat membantu mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan
yang menjurus kepada hal yang negatif (Depkes, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari remaja?
2. Bagaimana batasan usia remaja?
3. Apa saja karakteristik remaja?
4. Apa saja pertumbuhan dan perkembangan remaja?
5. Apa saja perubahan fisik pada usia remaja?
6. Apa saja perubahan psikologi pada usia remaja?

C. Tujuan
1. Mampu mengetahui definisi remaja
2. Mampu mengetahui batasan usia remaja
3. Mampu mengetahui karakteristik remaja
4. Mampu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja
5. Mampu mengetahui perubahan fisik
6. Mampu mengetahui perubahan psikologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa latin Adolescere, yang artinya
tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan Perkembangan lebih lanjut, istilah
Adolescence seperti yang dipergunakan saat ini sesungguhnya memiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. pandangan ini didukungoleh
Piaget, yang mengatangan bahwa:
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya dalam
masalah hak, integrasi dalam masalah masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek
apektif, kurang lebih berhubungan dengan masalah puber. Termasuk juga perubahan
intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja
ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalamhubungan sosial orang dewasa, yang
kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari priode perkembangan ini (Hadinoto,
Siti Rahayu, F. J. Monks, 2006).
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Remaja ialah
masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013). Menurut
King (2012) remaja merupakan perkembangan yang merupakan masa transisisi dari anak-
anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia
18 sampai 21 tahun.
Menurut Monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari anak-anak hingga
dewasa, Fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih dalam koridor
berpikir konkret, kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan
pada diri remaja.

3
B. Batasan Usia Remaja
Tahap - tahap Perkembangan dan Batasan Remaja Berdasarkan proses penyesuaian
menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu: Soetjiningsih (2010).
1. Remaja awal (Early adolescence) umur 12-15 tahun
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahan-perubahan itu, mereka
pengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada lawan jenis,
mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia
sudah akan berfantasi erotik.
2. Remaja madya (middle adolescence) berumur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak
teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri, dengan
menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi
kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-
ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis, idealitas atau materialis, dan sebagainya.
3. Remaja akhir (late adolescence) berumur 18-21 tahun
Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:
a. Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek
b. Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman-penglaman baru
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi
d. Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself) masyarakat
umum (Sarwono, 2010).

C. Karakteristik Remaja
Ciri dan karakteristik remaja yang dikemukakan oleh Hurlock adalah sebagai berikut
(Gainau, 2021) :

4
1. Masa remaja sebagai masa peralihan
Merupakan masa peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.
Pada masa ini remaja dapat mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
2. Masa remaja sebagai masa perubahan
Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal, yaitu: meningginya
emosi, perubahan tubuh, perubahan nilai-nilai, dan bersifat ambivalen terhadap
setiap perubahan.
3. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah remaja sering menjadi sulit diatasi. Hal ini disebabkan sepanjang
masa anak-anak, masalah diselesaikan oleh orang tua sehingga kebanyakan remaja
tidak berpengalaman mengatasi masalah. Selanjutnya karena para remaja merasa diri
mandiri, sehingga menginginkan untuk mengatasi masalahnya sendiri dan menolak
bantuan dari orang tua.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak anak yang tidak rapih
dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Stereotip ini sering menimbulkan
pertentangan dengan orang tua dan menghalangi anak untuk meminta bantuan orang
tua untuk mengatasi masalahnya.
5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis
Remaja melihat dirinya dan orang lain sebagaimana ia inginkan dan bukan
sebagaimana adanya. Harapan dan cita-cita tidak realistik menyebabkan
meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Untuk memberikan kesan sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan
diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, seperti merokok, minum-
minuman keras, dll. Remaja menganggap bahwa perilaku tersebut akan memberikan
citra sesuai yang diinginkan.

5
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan remaja merupakan proses yang saling terkait,
berkesinambungan dan berlangsung secara betahap. Perkembangan merupakan suatu
proses dimana perubahan-perubahan di dalam diri remaja akan diintegrasikan sedemikian
rupa, sehingga remaja tersebut dapat berespons dengan baik dalam menghadapi
ransangan dari luar dirinya. Yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah
adanya perubahan fisik, alat reproduksi, kognitif, dan psikososial (Aryani, 2010).
1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik dan psikologis remaja disebabkan oleh adanya perubahan
hormonal. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dikontrol oleh susunan
saraf pusat. Khususnya hipotalamus. Beberapa jenis hormon yang berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan adalah hormon pertumbuhan (Growth Hormon),
hormon gonadotropik (Gonadotropic Hormon), estrogen, progesteron serta
testoteron.
2. Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama 1 tahun pertumbuhan, tinggi badan laki-laki dan perempuan rata-rata
meningkat 3,5 -4,1 inchi. Berat badan juga meningkat karena adanya perubahan otot
pada laki-laki dan penambahan lemak pada perempuan.
3. Perkembangan karakteristik sekunder
Selama masa pubertas terjadi perubahan kadar hormonal yang mempengaruhi
karakteristik seks sekunder, seperti hormon androgen pada laki-laki dan estrogen
pada perempuan. Karakteristik sekunder pada perempuan meliputi pertumbuhan bulu
rambut pada pubis, pertumbuhan rambut di ketiak, serta menarche atau menstruasi
pertama. Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis, pembesaran skrotum,
perubahan suara, pertumbuhan kumis, meningkatnya produksi minyak,
meningkatnya timbunan lemak, dan meningkatnya aktivitas kelenjar sehingga
menimbulkan jerawat.
4. Perubahan bentuk tubuh
Pada laki-laki terjadi perubahan bentuk tubuh seperti bentuk dada yang
membesar dan membidang, serta jakun yang lebih menonjol. Sedangkan perubahan
bentuk tubuh pada perempuan seperti pinggul dan payudara membesar, serta keadaan
puting susu yang menjadi lebih menonjol.
5. Perkembangan Otak

6
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak belum sepenuhnya berkembang
sempurna, sehingga pada masa ini kemampuan pengendalian emosi dan mental
masih belum stabil.
6. Perkembangan Kognitif
Menurut teori piaget, prinsip perkembangan kognitif terjadi melalui empat
tahap. Keempat tahap tersebut selalu terjadi dalam urutan yang sama dan setiap apa
yang dibangun dan dipelajari dalam tahap sebelumnya. Tahapan tersebut adalah:
a. Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga
dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui
diferensiasi refleks bawaan tersebut.
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan
pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
b. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan
berhubungan terutama dengan refleks.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat
bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
d. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai
sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan
dan pemaknaan.
e. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan
sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek
sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari
sudut berbeda (permanensi objek).
f. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai
delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru
untuk mencapai tujuan.
g. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan
awal kreativitas.
1) Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir
usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis

7
muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur
melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan
ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai.
Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek
dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris:
anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan
semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam
tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka
mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.
Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak
dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut
berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana
perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan
untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran
yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak
hidup pun memiliki perasaan.
2) Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara
usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan
logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
pengurutan, klasifikasi, decentering, reversibility, konservasi, dan
penghilangan sifat egosentrisme.
3) Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan
kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas
tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap
ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar
secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam
tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan

8
nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih,
namun ada "gradasi abuabu" di antaranya.
Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat
terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia
dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan
psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya
mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan
penalaran dari tahap operasional konkrit (Aryani, 2010).

E. Perubahan Fisik
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon terutama hormon esterogen dan
progesteron mulai berperan aktif sehingga pada anak perempuan mulai tumbuh payudara,
pinggul melebar dan membesar sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Disamping
itu, akan mulai tumbuh rambut-rambut halus di daerah ketiak dan kemaluan. Perubahan
lainnya antara lain tubuh bertambah berat dan tinggi, produksi keringat bertambah, kulit
dan rambut berminyak. Perubahan tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri kelamin sekunder.
Sedangkan untuk ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan mulai berfungsinya organ
reproduksi baik laki-laki maupun Perempuan.
Pada perempuan, ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan datangnya menarche
(Proverawati & Misaroh, 2009). Menarche merupakan suatu tanda mendasar yang
membedakan antara pubertas pria dan wanita. Terjadinya menarche pada wanita menjadi
suatu tanda awal mulai berfungsinya organ reproduksi. Keluhan-keluhan yang dirasakan
pada saat menarche umumnya sama dengan saat haid biasa. Selama 2 hari sebelum
menstruasi dimulai, banyak wanita yang merasa tidak enak badan, pusing, perut
kembung, letih atau kadang merasa tekanan pada bagian pinggul. Gejala tersebut
umumnya akan hilang ketika darah menstruasi sudah keluar dengan lancar (Aryani, 2010)
Gejala awal menarche umumnya tidak berbeda dengan gejala menjelang menstruasi yang
sudah rutin terjadi setiap bulan. Namun, ada juga beberapa dari remaja putri yang tidak
merasakan gejala apapun menjelang menarche. Gejala menjelang menstruasi terjadi
hampir di seluruh bagian tubuh, dan berbagai sistem dalam tubuh, antara lain adanya rasa
nyeri di payudara, sakit pinggang, pegal linu, perasaan seperti kembung, muncul jerawat,
perasaan lebih sensitive, mudah marah, dan kadang timbul perasaan malas (Sukarni &
Wahyu, 2015). Berbagai perubahan fisik selama pubertas bersamaan dengan terjadinya

9
menarche meliputi thelarche, adrenarche, dan pertumbuhan tinggi badan lebih cepat.
Thelarche merupakan perkembangan payudara yang disebabkan oleh sekresi hormon
esterogen yang mendorong terjadinya penimbunan lemak di jaringan payudara.
Sedangkan adrenarche merupakan perkembangan rambut pada aksila dan pubis yang
terjadi karena sekresi androgen adrenal pada masa pubertas. Kemudian diikuti dengan
pertumbuhan tinggi badan yang cepat, karena dipengaruhi oleh growth hormone,
estradicl, dan insulin like-growth factors (IGF-1) atau somatomedin-C (Sukarni &
Wahyu, 2015).

F. Perubahan Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang dianggap sebagai masa topan badai dan stres
(Storm and Stress). Hal tersebut karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan keinginan sendiri, bila terarah dengan baik maka ia akan menjadi individu
yang memiliki rasa tanggung jawab (Proverawati & Misaroh, 2009). Perkembangan
psikologis dibagi menjadi 3 menurut Indriani & Asmuji (2014), yaitu:
1. Perkembangan psikososial
Remaja pada usia 12-15 tahun masih berada pada tahap permulaan dalam
pencarian identitas diri.
Dimulai pada kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan
yang tidak dapat dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan
orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan cenderung memaksa agar
kemauannya dipenuhi.
2. Emosi
Emosi adalah perasaan mendalam yang biasanya menimbulkan perbuatan atau
perilaku. Perasaan dapat berkaitan dengan fisik atau psikis, sedangkan emosi hanya
dipakai untuk keadaan psikis. Pada masa remaja, kepekaan terhadap emosi 15
menjadi meningkat sehingga rangsangan sedikit saja dapat menimbulkan luapan
emosi yang besar.
3. Perkembangan kecerdasan
Perkembangan intelegensi masih berlangsung pada masa remaja sampai usia
21 tahun. remaja lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika yang dapat
dimengerti hubungan antara hal satu dengan hal yang lainnya. Imajinasi remaja juga
banyak mengalami kemajuan ditinjau dari prestasi yang dicapainya.

10
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial.
Salah satu ciri bahwa seseorang itu memasuki masa remaja yaitu pada laki-laki terjadi
perubahan bentuk tubuh seperti bentuk dada yang membesar dan membidang, serta jakun
yang lebih menonjol. Sedangkan perubahan bentuk tubuh pada perempuan seperti pinggul
dan payudara membesar, serta keadaan puting susu yang menjadi lebih menonjol.
Tahap - tahap perkembangan dan batasan remaja berdasarkan proses penyesuaian
menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu:
1. Remaja awal (Early adolescence) umur 12-15 tahun
2. Remaja madya (middle adolescence) berumur 15-18 tahun
3. Remaja akhir (late adolescence) berumur 18-21 tahun

B. Saran
Penyusunan tentang masa remaja ini perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan selanjutnya
pada aspek yang belum disusun. Oleh karena itu, perlu adanya penyusunan yang jauh
lebih lengkap dan sistematis untuk menunjang landasan dan konteks nilai agar lebih
dipahami oleh pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hadinoto, Siti Rahayu, F. J. Monks, A. M. P. K. (2006). Psikologi Perkembanngan


Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Gadjah Mada University Press.

https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/9104/BAB%20III.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

13

Anda mungkin juga menyukai