Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan
Disusun Oleh:
1. Rahmah Nur Fauziah
2. Siti Hindun Nurjannah
3. Zahra Khaerunnisa
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya, serta usaha penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sasaran Keselamatan Pasien”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Ir Ir Khairiyah, SST., M. Keb. Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sasaran keselamatan pasien bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka dari itu, diambil kesimpulan bahwa keselamatan pasien adalah hal yang sangat
penting dalam mencegah terjadinya insiden atau cedera, kelalaian prosedur yang dapat
merugikan baik secara materil maupun imateril bagi pasien, praktisi kesehatan maupun
pihak rumah sakit.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidentalatau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksuddengan
keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakityang
memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian
mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjutiinsiden, dan menerapkan solusi
untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnyarisiko. Yang dimaksud dengan insiden
keselamatan pasien adalah keselamatan medis (medical errors), kejadian yang tidak
diharapkan (adverse event ), dan nyaris terjadi (near miss).
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimanarumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesmentresiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko.Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di
sebabkan oleh kesalahan akibatmelaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya dilakukan (Kusumastuti et al., 2021).
3
dan telah mempunyai berbagai peralatancanggih yang memadai dan telah terakreditasi
Joint Commission International(JCI) (TKPRS RSUP Sanglah Denpasar, 2011).
4
Sasaran II: Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
5
suatukebijakan atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di rumah sakit tersebut. Kebijakan atau prosedur jugadapat
mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat,seperti di IGD
atau kamar operasi, serta pemberian label secara benar padaelektrolit dan bagaimana
penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasiakses, untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja atau kurang hati-hati. Elemen yang merupakan standar penilaian
sasaran III adalah sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi dan mewaspadai obat Look Like dan Sound Alike (LASA) atau
Nama Obat Rupa Mirip (NORUM)
b. Menerapkan kegiatan DOUBLE CHECK dan COUNTER SIGN setiap distribusi obat
dan pemberian obat pada masing-masing instansi pelayanan.
c. Menerapkan agar Obat yang tergolong HIGH ALERT berada di tempat yangaman
dan diperlakukan dengan perlakuan khusus.
Sasaran IV: Mengurangi Resiko Salah Lokasi, Salah Pasien danTindakan Operasi
6
Digunakan juga keadaan yang berbasis bukti, seperti yang digambarkan diaSurgical
Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission's
Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure,Wrong Person Surgery.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dandilakukan atas satu pada tanda
yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakansecara konsisten di rumah sakit dan harus
dibuat oleh operator yang akanmelakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan
sadar jikamemungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan
lokasioperasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur(jari
tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (bagian tulang belakang).
Proses verifikasi praoperatif ditujukan untuk memverifikasi lokasi, prosedur,
danpasien yang benar; memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging),
hasilpemeriksaan yang relevan tersedia dan diberi label dengan baik serta dipampangdan
melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implantimplant yang
dibutuhkan. Tahapan “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkansemua pertanyaan atau
kekeliruan diselesaikan dengan baik dan tepat. Time outdilakukan di tempat dimana
tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakandimulai, dan melibatkan seluruh tim
operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimanaproses itu didokumentasikan secara ringkas,
misalnya menggunakan checklist dansebagainya.
Elemen yang menjadi penilaian pada sasaran IV ini adalah memberi tanda
spidolskin marker pada sisi operasi (Surgical Site Marking) yang tepat dengan cara
yangjelas dimengerti dan melibatkan pasien dalam hal ini (Informed Consent).
a. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapatdimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
b. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lainuntuk memverifikasi saat
praoperasi tepat lokasi, tepat prosedur,dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yangdiperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur"sebelum insisi / time-
out" tepat sebelum dimulainya suatuprosedur / tindakan pembedahan.
d. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukungkeseragaman proses untuk
memastikan tepat lokasi, tepatprosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis
dantindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luarkamar operasi.
Sasaran V: Mengurangi Resiko Infeksi
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
infeksiyang terkait pelayanan kesehatan yang diberikan. Pencegahan dan
7
pengendalianinfeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan
danpeningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanankesehatan merupakan hal yang menjadi perhatian besar bagi pasien maupun
paraprofesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya 20 dijumpai dalam semuabentuk
pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada alirandarah dan
pneumonia. Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lainadalah kegiatan
cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygienebisa dibaca di kepustakaan
WHO, dan berbagai organisasi nasional daninternasional. Rumah sakit mempunyai
proses kolaboratif untuk mengembangkankebijakan atau prosedur yang menyesuaikan
atau mengadopsi petunjuk handhygiene yang diterima secara umum dan untuk
implementasi petunjuk itu dirumah sakit.
Elemen yang menjadi penilaian sasaran V adalah sebagai berikut :
a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman Six Moment HandHygiene dan
digunakan dalam tatanan kesehatan untuk pelayanan ke pasien.
b. Menggunakan Hand rub di ruang perawatan dan melakukan pelatihan cuci tangan
efektif.
c. Memberikan tanggal dengan menggunakan spidol atau tinta yang jelas
setiapmelakukan prosedur invasif (infuse, dower cateter, CVC, WSD, dan lain-lain).
Sasaran VI: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
pasiendari cedera karena jatuh. Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai
penyebabcedera bagi pasien rawat inap. Dalam konteks masyarakat yang
dilayani,pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya rumah sakit perlu
mengevaluasiresiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko
cedera bilasampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah pasien
yang bermkemungkinan mengkonsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, sertaalat
bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Elemen Penilaian
a. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan
asesmen ulang bila diindikasikan terjadia perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat
jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
8
d. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuka mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama
dalam pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
aman.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan serta bahan bacaan kepustakaan
sebagai bahan referensi dalam memberikan asuhan di lapangan untuk selalu menjaga
keselamatan pasien. Semoga para tenaga kesehatan yang mengaplikasikannya di fasilitas
kesehatan agar selalu mengutamakan keselamatan pasien berdasarkan procedure yang telah
di tentukan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kusumastuti, D., Hilman, O., & Dewi, A. (2021). Persepsi Pasien dan Perawat tentang Patient
Safety di Pelayanan Hemodialisa. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 526–536.
https://doi.org/10.31539/jks.v4i2.1974
11