Kelompok 10 :
1. Putri Azzahra (8801210021)
2. Jihan Fatihah (8801210001)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT, kami panjatkan puji serta rasa syukur kami kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kami dapat menyselesaikan makalah
yang bejudul “Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan kami mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, sehingga tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dari sanalah kesuksesan dalam menyusun
makalah ini berawal. Terlepas dari segala hal tersebut, meskipun kami berharap isi dari makalah
ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun kami sadar bahwa kami hanya sebatas manusia
yang tak luput dari kesalahan. Maka dari itu kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih ada banyak kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berlapang dada menerima segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian
agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini. Akhir kata Kami berharap makalah ini dapat
menambah penetahuan dan wawasan untuk para pembaca. Bahkan kami berharap para pembaca
dapat mengamalkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam makalah ini di dalam kehidupan
sehari-hari. Dan kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri khususnya dan
dan bagi para pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Pengertian Patient Safety.................................................................................................2
2.2 Sasaran Keselamatan Patient Safety ...............................................................................3
2.2.1 Sasaran I : Mengidentifikasi Pasien dengan Tepat.......................................................3
2.2.2 Sasaran II: Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif...................................................4
2.2.3 Sasaran III: Peningkatan Keamanan Obat yang Membutuhkan Perhatian...................4
2.2.4 Sasaran IV: Mengurangi Resiko Salah Lokasi, Salah Pasien dan Tindakan Operasi...5
2.2.5 Sasaran V: Mengurangi Resiko Infeksi........................................................................6
2.2.6 Sasaran VI: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh .............................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil.
Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak
lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah
sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar
tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik
serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain
itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal
dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan
pasien.
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas
medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan pelayanan,
peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan
serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki
pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan
yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian patient safety.
2. Untuk mengetahui penerapan sasaran keselamatan patient safety.
1.3 Manfaat
1. Mampu memahami pengertian patient safety.
2. Mampu memahami penerapan sasaran keselamatan patient safety.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient Safety
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Menurut
penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan keselamatan
pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan
kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko, identifikasi,
manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir
timbulnya risiko. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah keselamatan medis
(medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi (near miss).
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
dilakukan (DepKes RI, 2006).
2.2 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) atau International Patient Safety Goals (IPSG)
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit
yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada
Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO (2007) yang digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International
(JCI). RSUP Sanglah Denpasar merupakan Rumah Sakit pendidikan Tipe A dengan sumber
manusia (dokter, perawat, dan lain-lain) yang cukup dan telah mempunyai berbagai peralatan
canggih yang memadai dan telah terakreditasi Joint Commission International (JCI) (TKPRS
RSUP Sanglah Denpasar, 2011)
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik untuk
menunjang keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutumtinggi, sedapat mungkin
sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh.
Menurut Tim KP-RS RSUP Sanglah Denpasar (2011) terdapat enam sasaran keselamatan
pasien yang menjadi prioritas gerakan keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien
adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut :
Elemen penilaian pada sasaran II ini terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan „READ BACK‟ pada saat menerima permintaan secara lisan atau
menerima intruksi lewat telepon dan pasang stiker ‟SIGN HERE‟ sebagai pengingat dokter
harus tanda tangan.
b. Menggunakan metode komunikasi yang tepat yaitu SBAR saat melaporkan keadaan
pasien kritis, melaksanakan serah terima pasien antara shift (hand off) dan melaksanakan serah
terima pasien antar ruangan dengan menggunakan singkatan yang telah ditentukan oleh
manajemen.
Elemen yang merupakan standar penilaian sasaran III adalah sebagai berikut :
a. Melakukan sosialisasi dan mewaspadai obat Look Like dan Sound Alike (LASA) atau
Nama Obat Rupa Mirip (NORUM).
b. Menerapkan kegiatan DOUBLE CHECK dan COUNTER SIGN setiap distribusi obat
dan pemberian obat pada masing-masing instansi pelayanan.
c. Menerapkan agar Obat yang tergolong HIGH ALERT berada di tempat yang aman dan
diperlakukan dengan perlakuan khusus.
d. Menjalankan Prinsip delapan Benar dalam pelaksanaan pendelegasian Obat (Benar
Instruksi Medikasi, Pasien, Obat, Masa Berlaku Obat, Dosis, Waktu, Cara, dan Dokumentasi).
2.2.4 Sasaran IV: Mengurangi Resiko Salah Lokasi, Salah Pasien dan Tindakan Operasi
Rumah sakit dapat mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan pemberian
pelayanan dilakukan dengan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien. Salah lokasi, salah
pasien, salah prosedur, pada operasi adalah sesuatu yang menkhawatirkan dan kemungkinan
terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini merupakan akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurangnya melibatkan pasien di dalam penandaan
lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu,
pemeriksaan pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis yang kurang tepat,
budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah atau operasi,
permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible
handwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan atau
prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan
juga keadaan yang berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari
WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing
Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu
melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus
digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator yang akan melakukan
tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat
sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (bagian tulang
belakang).
Proses verifikasi praoperatif ditujukan untuk memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien
yang benar; memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia dan diberi label dengan baik serta dipampang dan melakukan verifikasi ketersediaan
peralatan khusus dan/atau implant - implant yang dibutuhkan. Tahapan “Sebelum insisi” (Time
out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan dengan baik dan tepat. Time
out dilakukan di tempat dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan
melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan checklist dan sebagainya.
Elemen yang menjadi penilaian pada sasaran IV ini adalah memberi tanda spidol skin
marker pada sisi operasi (Surgical Site Marking) yang tepat dengan cara yang jelas dimengerti
dan melibatkan pasien dalam hal ini (Informed Consent).
3.1 KESIMPULAN
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama dalam
pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman. Sasaran
Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi
oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving
Patient Safety Solutions dari WHO (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI). RSUP
Sanglah Denpasar merupakan Rumah Sakit pendidikan Tipe A dengan sumber manusia (dokter,
perawat, dan lain-lain) yang cukup dan telah mempunyai berbagai peralatan canggih yang
memadai dan telah terakreditasi Joint Commission International (JCI) (TKPRS RSUP Sanglah
Denpasar, 2011)
3.2 SARAN
Adapun saran untuk para perawat yang mengaplikasikannya di lingkungan rumah sakit
agar selalu mengutamakan keselamatan pasien berdasarkan procedure yang telah di tentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Regina pung pung, A., (2014). Patient Safety Administrasi Dan Manajemen Kesehatan,
(online), (www.academia.edu/9191556/patient_safety.htm., diakses tanggal
14 september 2015)
marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-pasien-rumah-sakit/