PRECAUTION
Disusun Oleh :
Fadhilah Nurwahyuni W
( 230304501107)
Dosen Pengampu :
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karuniaNya yang begitu besar dapat membantu kami dalam
menyelesaikan makalah “Masalah Kesehatan Penyalagunaan Narkoba”. Dan tidak
lupa, saya berterima kasih kepada ibu Ulfiana Fitri, S.KM.,M.Kes selaku Dosen mata
kuliah PATIENT SAFETY DAN UNIVERSAL PRECAUTION yang telah
memberikan kami tugas membuat makalah yang sangat bermanfaat ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai Kasus Korupsi yang ada di
Indonesia. kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena ini masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, sekiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi
mahasiswa.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman dalam upaya mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Depkes RI,2011). (Salawati & Serikat, 2004).
Keselamatan pasien (Patient safety) adalah prinsip dasar dari perawat
kesehatan(WHO) (Mulyana, 2013). Kesalamatan pasien merupakan sebuah sistem
yang membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut terdiri dari asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Insiden keselamatan pasien merupakan setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien (Kementerian Kesehatan RI, 2017) (Siagian, 2020).
Menurut IOM, keselamatan pasien.
4
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Menurut (Mulyana, 2013) Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) Tujuan
5
BAB II PEMBAHASAN
asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan risiko pasien
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya
6
Hak pasien.
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tak
diharapkan.
Kriteria:
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan dan prosedur untuk pasien termasukkemungkinan KTD
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
pasien dalam asuhan pasien. Keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat di
tingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan patner dalam proses pelayanan.
Karena itu di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhanpasien.
Kriteria:
7
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggangrasa
Kriteria:
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan
saat pasien keluar dari rumahsakit.
8
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan yang baik, mengacu
pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien petugas pelayanan
kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain yang
berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan " langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit"
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja antara lain yang
terkait dengan pelaporan insiden, akreditasi, menejemen resiko, utilisasi, mutu
pelayanan, keuangan.
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
KTD/KNC, dan secara proaktif melakukan evaluasi suatu proses kasus
resikotinggi.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis
9
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangiKTD/KNC.
Kriteria:
с. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah
sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatanpasien.
10
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil resiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengankejadian
g. Terdapat kolaburasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam Rumah Sakit dengan pendekatan antardisiplin
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang di butuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit danperbaikan
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaiatan jabatan dengan keselamatan pasien secarajelas.
11
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi
staf baru yang memuat topik tentang keselamatan paien sesuai dangan tugasnya
masing- masing.
b. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan
inservice training dan member pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
Kriteria:
12
2.1.1 Budaya Keselamatan Pasien
Hal-hal penting menuju budaya keselamatan menurut (Asyiah, 2020) dalam SNARS
(2017) yaitu sebagai berikut.
b. Regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut untuk mendapat
hukuman bila membuat laporan tentang KTD dan KNC
6) Komunikasi terbuka.
13
8) Respon tidak menghukum terhadap kesalahan
9) Staffing
14
oleh pasien apabila perawat teledor dalam memberikan terapi dan asuhan
keperawaran akibat tidak teliti dalam mengnali identitas pasien.
15
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
Obat merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada pasien yang bertujuan
untuk membantu pasien untuk pulih kekeadaan semula atau membantu pasien
mengurangi rasa sakit yang dialaminya, maka dari itu perawat harus mengawasi dan
mewaspadai pemberian obat kepada pasien untuk mencapai tujuan dari pemberian
obat itu. Salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan
memperhatikan proses pemberian obat. Ada 30 prinsip pemberian obat yang harus
diperhatikan perawat dalam memberikan obat kepada pasien, prinsip ini sudah sangat
berkembang yang awalnya hanya 7 prinsip benar pemberian obat berkembang
menjadi 30 prinsip benar pemberian obat, perkembangan ini bukan untuk menambah
beban kerja perawat namun merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan
pasien yang diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat.
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran
keselamatan pasien ke empat, mengapa hal ini penting untuk diketahui? Agar tidak
16
terjadinya kesalahan yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah
sakit. Kepastian lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan perawat
pertama kali, perawat harus mengetahui mana bagian yang harus dioperasi, jangan
sampai terjadi kesalahan yang seharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan
karena kurangnya perhatian perawat mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah
terjadi pembedahan diperut sebelah kiri, selain itu memperhatikan lokasi operasi
bukan hanya diperhatikan oleh perawat namun semua tenaga medis yang akan
membantu tindakan operasi termasuk dokter.
17
malah membuat pasien terinfeksi penyakit baru, hal ini lah yang harus dihindari agar
angka kecelakaan dirumah sakit dapat kerkurang.
Kecelakaan dirumah sakit bukan hanya pasien dalam keadaan fisik luar yang
terganggu namun juga keadaan fisik dalam dan keadaan fisiologisnya. Maka dari itu
perawat harus memahami bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat
pelayanan kesehatan, salah satu caranya bisa selalu memastikan setiap alat kesehatan
yang digunakan ditubuh atau sebelum digunakan dalam keadaan bersih dan steril
kemudia selalu membersihkan diri serta menggunakan alat pelindung diri sebelum,
saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien. Saat ini sangat marak terjadi
infeksi nosokomial dirumah sakit oleh sebab itu penting bagi perawat mengetahui,
memahami dan mengaplikasikan sasaran ke lima ini untuk meningkatkan angka
keselamatan pasien dirumah sakit.
Sasaran keselamatan yang terakhir yang harus diketahui perawat adalah resiko
jatuh. Masih sering terjadi pasien jatuh, baik dari tempat tidur atau pada saat berjalan
ingin kekamar mandi. Hal ini harus diperhatikan oleh perawat. Perawat harus
memastikan keselamatan pasien selama berada dirumah sakit, merawat harus
memastikan bahwa pasien tidak terjatuh selama dirumah sakit karena ini akan
mempengaruhi kondisi fisik dari pasien. Namun mengenai pasien jatuh tak mesti
perawat 24 jam harus bersama pasien dan menjaga pasien agar tak jatuh. Perawat
dapat memberika pendidikan kesehatan dan keselamatan terhadap keluarga pasien
yang menjaga untuk memperhatikan keadaan pasien dan selalu mendampingi pasien
pada saat ingin berjalan kekamar mandi, dan selalu memperhatikan keselamatan
pasien selama ditempat tidur.
18
2.2.1 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Keselamatan Pasien
Faktor eksternal: tidak adanya kebijakan, peraturan yang tidak konsisten, tekanan
ekonomi dan keuangan, dan tantangan terkait lingkungan alam.
19
2.2.2 Syarat lingkungan kerja yang sehat
c. cukup.
20
2.3 Tujuh Langkah Keselamatan Pasien
Pastikan ada kebijakan yang menyatakan apa yang harus dilakukan oleh staf
apabila terjadi insiden, bagaimana dilakukan investigasi dan dukungan apa yang
harus diberikan kepada pasien, keluarga, dan staf.
Pastikan dalam kebijakan tersebut ada kejelasan tentang peran individu dan
akuntabilitasnya bila terjadi insiden.
21
2. Pimpin dan dukung staf
Tegakkan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien diseluruh
fasilitas pelayanan kesehatan. Membangun budaya keselamatan sangat tergantung
kepada kepemimpinan yang kuat dan kemampuan organisasi mendengarkan pendapat
seluruh anggota.
Masukkan keselamatan pasien dalam program pelatihan bagi staf dan pastikan
ada pengukuran terhadap efektifitas pelatihan tersebut.
Tumbuhkan etos kerja dilingkungan tim sehingga staf merasa dihargai dan
merasa mampu berbicara apabila mereka berpendapat bahwa insiden bisa terjadi
Pelajari kembali struktur dan proses untuk pengelolaan risiko klinis dan non
klinis, dan pastikan hal ini sudah terintegrasi dengan keselamatan pasien dan staf
komplain dan risiko keuangan serta lingkungan
Gunakan informasi yang diperoleh dari system pelaporan insiden dan asesmen
risiko unutk perbaikan pelayanan pasien secara pro-aktif
Giatkan forum diskusi tentang isu manajemen risiko dan keselamatan pasien,
berikan feedback kepada manajemen
Lakukukan proses asesmen risiko secara regular untuk tiap jenis risiko dan
lakukan tindakan yang tepat untuk meminimalisasinya.
Pastikan asesmen risiko yang ada di unit masuk kedalam proses asesmen risiko di
tingkat organisasi dan risk register
Dorong kolega untuk aktif melaporkan insiden kesematan pasien baik yang sudah
terjadi maupun yang sudah dicegah tetapi bisa berdampak penting untuk
pembelajaran
Peran aktif dalam proses asuhannya harus diperkenalkan dan didorong. Pasien
memainkan peranan kunci dalam membantu penegakan diagnosa yang akuratdalam
memutuskan tindakan pengobatan yang tepat, dalam memilih fasilitas yang aman dan
berpengalaman, dan dalam mengidentifikasi kejadian tidak diharapkan serta
mengambil tindakan yang tepat. Kembangkan cara komunikasi terbuka dan
mendengarkan pasien.
Berikan dukungan kepada staf, lakukan pelatihan dan dorongan agar mereka
mampu melaksanakan keterbukaan kepada pasien dan keluarganya.
24
Prioritaskan kebutuhan untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
waktu terjadi insiden, dan berikan informasi yang jelas, akurat dan tepat waktu.
Jika terjadi insiden keselamatan pasien, isu yang penting bukan siapa yang
harus disalahkan tetapi bagaiman dan mengapa insiden terjadi.
Yakinkan staf yang sudah terlatih melakukan investigasi insiden secara tepat
sehingga bisa mengidentifikasi akar masalahnya
Identifikasi unit lain yang kemungkinan terkena dampak dan berbagilah proses
pembelajaran secara luas.
Gunakan informasi yang berasal dari system pelaporan insiden, asesmen risiko,
invstigasi insiden, auditdan analisa unutk menetapkan solusi di fasilitas pelayana
kesehatan.
Libatkan tim dalam pengembangan cara agar asuhan pasien lebih baik dan lebih
aman.
Kaji ulang perubahan yang sudah dibuat dengan tim untuk memastikan
keberlanjutannya.
Pastikan tim menerima feedback pada setiap followup dalam pelaporan insiden.
26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uki.ac.id/2730/1/BUKUMODULMANAJEMENPASIENSAFETY.pd
f
https://repository.stikes-yrsds.ac.id/id/eprint/312/4/BAB%20II%20%20TINJAUAN%
20PUSTAKA.pdf
https://osf.io/exrfy/download/?format=pdf
https://osf.io/meqgc/download/?format=pdf#:~:text=LANGKAH%2DLANGKAH%2
0PELAKSANAAN%20PATIENT%20SAFETY,benar%20juga%205
https://osf.io/fbv5h/download
28