Dosen Pengampu:
Julius Habibi ,SKM ,MPH
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan tulisan dengan judul “Keselamatan Pasien (Patient Safety)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih belum sempurna. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan dengan senang hati akan menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan tulisan ini.
Kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada, Besar harapan penulis agar tulisan
ini dapat diterima dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Akhirnya penulis berharap
semoga semua amal baik yang telah diberikan senantiasa mendapatkan balasan dari Allah
SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
a. Latar Belakang .................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
d. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Definisi Keselamatan Pasien..................................................................................3
B. Metode Keselamatan pada pasien...................................................................3
C. Hasil keselamatan pada pasien........................................................................4
D. Permasalahan yang terjadi pada keselamatan pasien.......................................5
E. Solusi tentang keselamatan pada pasien.................................................................7
BAB II PENUTUP..................................................................................................8
A. Kesimpulan .............................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien di Rumah sakit merupakan unsur penting guna meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan khususnya di Rumah sakit sebagai bentuk implementasi dan
refleksi sentuhan hasil kompetensi tenaga kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana layanan
serta sistem manajeman dan administrasi dalam siklus pelayanan terhadap pasien.
Keselamatan dan keamanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Keselamatan ini juga sangat
penting dalam pelayanan kesehatan, sehingga dapat dikatakan bahwa keselamatan merupakan
tanggung jawab dari yang memberikan pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien sudah
merupakan prioritas dalam pelayanan di Rumah sakit dan sudah menjadi tuntutan kebutuhan
dalam pelayanan kesehatan.
Namun saat ini keselamatan pasien ini belum menjadi budaya dalam pelayanan
kesehatan. Hal karena masih banyak terjadi beberapa kasus seperti malapraktik,
diskriminasi,dan lainnya. Rumah sakit sebagai organisasi badan usaha di bidang kesehatan
mempunyai peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Oleh karena itu rumah sakit dituntut agar mampu mengelola kegiatannya dengan
mengutamakan pada tanggung jawab para professional di bidang kesehatan, khususnya tenaga
medis dan tenaga keperawatan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Tidak selamanya
layanan medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat memberikan hasil yang sebagaimana
diharapkan semua pihak. Tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian dapat dapat disebut
melakukan malpraktik. Malpraktik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat berupa
malpraktik dibidang medik dan malpraktik medik. Karena banyaknya kasus malpraktik, maka
harus diterapkarr program keselamatan pasien (Patient Safety). Ada enam sasaran keselamatan
pasien di rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan
komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi,
tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanann kesehatan
pengurangan resiko pasien jatuh. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah sistem pelayanan
dalam suatu Rumah sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk
didalamnya mengukur resiko, identifikasi dan pengelolahan resiko terhadap pasien analisa
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi resiko. Oleh karena itu diperlukan komitmen dan ethis dalam keperawatan.
Permasalahan terkait keselamatan pasien dan proses mengatasi kejadian permasalahan
1
keselamatan pasien di Rumah sakit sangat penting untuk dibahas. Karena ini akan menambaha
wawasan serta untuk mengurangi angka kejadian terjadinya kelalaian terkait keselamatan
pasien. Hal ini penting karena keselamatan pasien adalah suatu tanggung jawab dari pelayanan
kesehatan terutama pada seorang perawat.
Permasalahan terkait keselamatan pasien dan proses mengatasi kejadian permasalahan
keselamatan pasien di Rumah sakit menggunakan metode pengumpulan data dari berbagai
sumber yang sudah terjamin datanya seperti melalui jurnal, textbook dan tesis dimana jurnal,
textbook dan tesis dengan tahun 2012 hingga 2020. Pengambilan informasi melalui jurnal,
textbook dan tesis adalah untuk mendapatkan berbagai informasi yang lengkap dan akurat
dengan cara melakukan penyimpulan. Penyimpulan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan bahasa sendiri tanpa ada meniru karya orang lain. melalui sumber seperti jurnal,
textbook dan tesis ada menggunakan metode seperti penelitian menggunakan penelitian
deskriptif korelasional yaitu penelitan yang mengkaji hubungan antara variabel, penelitian
kualitatif penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, daftar telaah dokumen, catatan
lapangan dan alat perekam serta dengan menggunakan metode yang digunakan yaitu menelaah
dari berbagai sumber publikasi ilmiah secara online.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis membuat suatu rumusan masalah,
yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien?
b. Bagaimana penyelenggaraan keselamatan pasien?
c. Bagaimana pelaporan insiden keselamatan pasien?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien
b. Untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan keselamatan pasien
c. Untuk mengetahui bagaimana cara pelaporan insiden keselamatan pasien
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu untuk memperluas wawasan bagi pembaca tentang
konsep keselamatan pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Insiden keselamatan pasien atau yang dikenal dengan istilah insiden menurut definisi
WHO adalah suatu kejadian atau keadaan yang dapat mengakibatkan, atau mengakibatkan
kerugian yang tidak perlu pada pasien. Berdasarkan PMK Nomor 11/2017 tentag Keselamatan
Pasien, Insiden merupakan setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien .
Selain itu, melalui sumber seperti jurnal, textbook dan tesis ada menggunakan metode
seperti penelitian menggunakan penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitan yang
mengkaji hubungan antara variabel, penelitian kualitatif penelitian dilakukan dengan
wawancara mendalam, daftar telaah dokumen, catatan lapangan dan alat perekam serta dengan
3
menggunakan metode yang digunakan yaitu menelaah dari berbagai sumber publikasi ilmiah
secara online.
5
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
1. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
2. Suatu unsiden yang sudah terpapar kepasien, tetapi tidak mengakibatkan cedera
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
4. Kejadian Nyaris Cedera adalah terjadinya insiden yang belum sempat terpapar pada pasien.
5. Kejadian Potensial Cedera (KPC)
6. Kejadian Potensial Cedera adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.
7. Kejadian Sentinel
Adalah kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera serius.
Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima.
Ada enam sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi,
peningkatan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanann
kesehatan pengurangan resiko pasien jatuh. Keenam aspek tersebut sangat penting untuk
dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat
berjalan apabila ada pasien. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Keselamatan
pasien di rumah sakit (KPRS) adalah sistem pelayanan dalam suatu Rumah sakit yang
memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk didalamnya mengukur resiko,
identifikasi dan pengelolahan resiko terhadap pasien analisa insiden, kemampuan untuk belajar
dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk mengurangi resiko.
Oleh karena itu diperlukan komitmen dan ethis dalam keperawatan. Keselamatan
pasien merupakan suatu sistem yang sangat dibutuhkan dan dengan adanya sistem ini
diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam penanganan pasien baik pada pasien UGD,
rawat inap maupun pasien poliklinik
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien merupakan suatu cara Rumah
Sakit dalam menciptakan kepemimpinan dan budaya terbuka dan adil yang artinya Rumah
Sakit mempunyai kebijakan apa yang mesti dilakukan staf segera setelah insiden, bagaimana
langkah langkahpengumpulanfakta dan dukungan apa yang diberikan kepada staf, budaya
pelaporan dan belajar dari insiden serta melakukan penilaian keselamatan pasien. Melibatkan
6
dan berkomunikasi dengan pasien adalah tindakan rumah sakit dimana memiliki kebijakan
untuk menjabarkan secara jelas cara-cara komunikasi terbuka tentang insiden dengan pasien
dan keluarganya, memprioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi
insiden dan segera berikan mereka infornasi yang jelas dan benar secara tepat. Komunikasi
yang baik antar petugas medis dengan pasien akan memberikan dampak yang positif terhadap
mutu pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit serta dimungkinkan menurunkan
kesalahpahaman apabila terjadi kecelakaan, kelalaian dan ataupun malapraktik.
E. Solusi
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Fasilitas kesehatan dengan menerapkan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien dapat meningkatkan dan memperbaiki keselamatan
pasien. Melalui perencanaan kegiatan dan pengukuran kinerja, sehingga dapat menilai
kemajuan yang telah dicapai dalam pemberian asuhan pelayanan menjadi lebih aman.
Pelaksanaan tujuh langkah menuju keselamatan pasien dapat memastikan pelayanan yang
diberikan menjadi lebih aman, dan jika terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera diambil
tindakan yang tepat
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien terdiri dariMembangun kesadaran akan nilai
Keselamatan Pasien.
1. Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil Memimpin dan mendukung staf.
2. Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
3. Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal
yang potensial bermasalah. Mengembangkan sistem pelaporan.
4. Pastikan staf agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporan kepada KKPRSsekarang berubah menjadi KNKP.
7
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Peraturan yang berlaku di Indonesia mewajibkan setiap
fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit maupun pelayanan primer lainnya harus
menyelenggarakan keselamatan pasien melalui menerapkan standar keselamatan pasien.
B. Saran
Adapun saran bagi fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit maupun pelayanan
primer lainnya menerapkan budaya keselamatan pasien dan segera menindaklanjuti dan
melaporkan jika terjadi insiden.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. (eds), Committee in Health Care Quality in America,
Institute of Medicine. To Err is Human: Building a Safer Health System. Washington DC, National
Academy Press. 2000. 2. Brennan TA, Leape LL, Laird NM, et al., Incidence of adverse events and
negligence in hospitalized patients — results of the Harvard Medical Practice Study I . N Engl J
Med1991; 324:370 3. Thomas EJ, Studdert DM, Burstin HR, Orav EJ, Zeena T, et al. Incidence and
types of adverse events and negligent care in Utah and Colorado. Med Care,2000;38(3):261-71 –6. 4.
Classen DC, Resar R, Griffin F, Federico F, Frankel T, et al. ‘Global Trigger Tool” shows that
adverse events in hospitals may be ten times greater than previously measured. Health Affairs,
2011;30(4):581-9. 5. Aranaz-Andrés JM, et al. 2011. Prevalence of adverse events in the hospitals of
five Latin American countries: results of the 'Iberoamerican Study of Adverse Events' (IBEAS). BMJ
Qual Saf. 2011 Dec;20(12):1043-51. doi: 10.1136/bmjqs.2011.051284. Epub 2011 Jun 28. 6. John
Hopkins University. 2013/2016. https://hub.jhu.edu/2016/05/03/medical-errorsthird-leading-cause-of-
death/ 7. IHI/NPSF. 2017. New Survey Finds 21 Percent of Americans Report Personal Experience
with Medical errors. 8. Singh H, Meyer and Thomas EJ.. The frequency of diagnostic errors in
outpatient care: estimations from three large observational studies involving US adult populations.
BMJ Qual Saf 2014;23:727–731. 9. ECRI Institute. 2018. Diagnostic Errors Top ECRI Institute’s
Patient Safety Concerns for 2018. 10. Utarini A, Koentjoro T, At Thobari J. Accreditation of health
care organization, health professional and higher education institution for health personnel, Health
Project V, Central Java Province. Centre for Heal th Service Managament, Faculty of Medicine,
Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta, 2000. 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien. Jakarta. 2017. 12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2017. Manajemen Keselamatan Pasien.