Disusun Oleh:
KELAS: 1B
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Manajemen
Pasien Safety" ini dengan tepat waktu. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi
mengenai materi-materi tentang manajemen pasien safety.Dalam penulisan makalah ini,
penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya
sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis masih terbatas. Tapi penyusun berharap tugas ini dapat berguna bagi para
pembaca nya sekarang atau masa depan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi
penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran membangun sangat penyusun
harapkan.
BAB I ..................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................................ 43
3.2 SARAN........................................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terlepas dari semua kekuatan obat modern yang diketahui untuk menyembuhkan dan
memperbaiki penyakit, rumah sakit bukanlah tempat yang aman untuk penyembuhan.
Sebaliknya, rumah sakit adalah tempat yang penuh dengan risiko yang membahayakan
pasien. Salah satu respon penting terhadap realisasi ini adalah meningkatnya minat
terhadap keselamatan pasien. Semakin jelas bahwa keselamatan pasien telah menjadi satu
disiplin ilmu tersendiri, Jengkap dengan pengetahuan dan keahlian terpadu, dan memiliki
potensi untuk merevolusi perawatan kesehatan, mungkin sama radikalnya dengan biologi
molekuler yang secara dramatis meningkatkan kemampuan terapeutik dalam pengobatan.
Keselamatan pasien/ klien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan pasien koma, pelaporan dan analisis accident, kemampuan
belajar dari accident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko (Dep Kes RI, 2006).
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan tanggung jawab dari tenaga kesehatan
termaksud perawat dalam rangka mengurangi fenomena medicalerror. Seorang perawat
bertindak sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai waktu kontak dengan
pasien yang lebih lama dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, sehingga
memungkinkan terjadinya medical error pada pasien lebih tinggi dilakukan oleh perawat.
Mengingat betapa pentingnya hal tersebut, maka sangatlah penting sebagai seorang
perawat Ahli Madya memahami tentang konsep patient safety, sehingga pada saat
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penetapan diagnose keperawatan.
intervensi, melakukan tindakan serta evaluasi tidak terjadi medical error
- Agar mahasiswa mampu mengetahui apa saja peran perawat dalam kegiatan
keselamatan pasien ?
- Agar mahasiswa mampu mengetahui apa saja prinsip sterilisasi dan desinfeksi?
- Agar mahasiswa mampu mengetahui apa itu Hospital Infection Ascociate HIA’s?
- Agar mahasiswa mampu mengetahui apa saja konsep 6 sasaran keselamatan pasien?
PEMBAHASAN
2.1.KONSEP DASAR PATIENT SAFETY
Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan kesehatan,
yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal
dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian Patient Safety Institute, 2017). Menurut
Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan
asuhan pada pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi
insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak
lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk
menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien yang
disebabkan oleh kesalahan tindakan.Insiden keselamatan pasien adalah semua kejadian atau
situasi yang berpotensi atau mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, kerugian
dan lain-lain), hal tersebut dapat dicegah bahkan seharusnya tidak terjadi karena sudah
dikategorikan sebagai suatu disiplin.
Dalam upaya untuk mencegah insiden keselamatan pasien di rumah sakit WHO (Collaborating
Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine ife-Saving Patient Safety Solutions”
(“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Sembilan topik yang diberikan solusinya
adalah sebagai berikut:
1.perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip/norum atau look-alike, sound-alike medication
names/ LASA
2.identifikasi pasien
9.tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi (HAIs/ Healthcare
Associated Infections).
Program patient safety telah dimulai sejak bulan Agustus 2006. Selama periode waktu 4 tahun
(Agustus 2006-Desember 2010) pelaksanaan program tersebut, terdapat kecenderungan
peningkatan jumlah insiden terkait patient safety. Tujuh prinsip menuju keselamatan pasien
rumah sakit terdiri dari:
5. Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko insiden terkait
patient safety.
Masalah yang terkait dengan isu Keselamatan Pasien di RS adalah tentang Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba (Antibiotik). Peningkatan resistensi antimikroba terjadi
karena proses seleksi (selection) dan penyebaran (spread). Proses seleksi dapat dicegah dengan
cara meningkatkan penggunaan antimikroba secara bijaksana (prudent use), sedangkan proses
penyebaran dapat dicegah dengan cara meningkatkan pencegahan infeksi secara benar.
Salah satu cara mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sekaligus
meningkatkan daya saing Indonesia di mata masyarakat dunia, saat ini Kementerian Kesehatan
sedang dalam proses menerbitkan satu kebijakan mengenai sistem akreditasi rumah sakit yang
baru yang diharapkan dapat mendorong majunya perkembangan pelayanan kesehatan rumah
sakit di Indonesia menuju mutu kelas dunia. Dalam Sistem Akreditasi yang baru, terdapat 4
(empat) Kelompok; yaitu Standar Pelayanan yang Berfokus pada Pasien, Standar Manajemen
Rumah Sakit; Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Sasaran MDGs (Millenium
Development Goals). Diharapkan dengan dimasukkannya prinsip-prinsip Keselamatan Pasien ke
dalam Sistem Akreditasi RS yang baru, semua tujuan dari Program Keselamatan Pasien di RS,
beserta seluruh unsur yang termasuk di dalamnya, dapat diterapkan di seluruh RS di Indonesia,
mengingat akreditasi telah diwajibkan bagi rumah sakit sesuai amanah Undang-undang Nomor
44/2009 tentang Rumah Sakit.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien maka perawat harus memahami 6 sasaran penting
keselamatan pasien, 6 sasaran keselamatan pasien tersebut sebagai berikut:
Ketepatan identitas pasien merupakan sasaran pertama yang harus diperhatikan pasien untuk
mengurangi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan selama di rumah sakit. Perawat harus
memperhatikan apakah identitas pasien sudah benar atau tidak, untuk memastikan ketepatan
identitas pasien perawat harus mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yng
digunakan oleh pasien, selain itu perawat juga bisa menanyakan langsung kepada pasien
mengenai nama pasien, umur pasien dan tempat serta tanggal lahir pasien
Ketepatan identitas pasien sangat wajib diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam
pemberian asuhan keperawatan maupun pemberian terapi, salam pemberian terapi dan
asuhan keperawatan dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pasien selama dirumah
sakit, dampak yang sangat besar akan dialami oleh pasien apabila perawat teledor dalam
memberikan terapi dan asuhan keperawaran akibat tidak teliti dalam mengnali identitas pasien.
Komunikasi sangatlah penting untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akan diberikan
perawat terhadap pasien. Sebelum perawat menangani pasien, perawat harus. mengumpulkan
data-data yang dimiliki oleh pasien yang tentunya didaapat dari pasien itu sendiri. Apabila
perawat tidak memiliki komunikasi yang efektif maka perawat tidak akan bisa mendapat data
objektif dari pasien, apabila perawat tidak dapat membina hubungan saling percaya terhadap
pasien maka pasien pun enggan untuk memberikan masalah nya kepada perawat, selain itu
apabila perawat tidak dapat berkomunikasi secara efektif kepada pasien maka dia tidak akan
mengetahui hal penting apa saja yang harus dia tanyakan kepada pasien, bukan malah
mendapat informasi penting dengan pasien perawat malah mendapatkan hal tidak penting
bahkan membuat pasien marah kepadanya.
Komunikasi efektif selain dilakukan perawat kepada pasien, dilakukan juga terhadap perawat
dengan tenaga medis yang lainnya, apabila perawat tidak dapat berkomunikasi secara efektif
terhadap tenaga medis lain mengenai sesuatu yang berhubungan dengan pasien maka juga
akan mempengaruhi keselamatan pasien. Misalnya data yang perawat dapat dari pasien A
adalah B, namun karena perawat tidak dapat mengkomunikasikan dengan bener kepada tenaga
medis yang lain, baik itu dokter, farmasi dan ahli gizi sehingga tenaga medis lainnya bukan
memahami pasien A dengan data B malah berasumsi pasien A dengan data C dikarenakan
kesalahan perawat dalam menyampaikan komunikasi kepada tenaga medis lainnya, ini dapat
berbahaya kepada keselamatan pasien karena beda data yang diberi beda pula layanan
kesehatan yang akan diterima.
Obat merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada pasien yang bertujuan untuk
membantu pasien untuk pulih kekeadaan semula atau membantu pasien mengurangi rasa sakit
yang dialaminya, maka dari itu perawat harus mengawasi dan mewaspadai pemberian obat
kepada pasien untuk mencapai tujuan dari pemberian obat itu. Salah satu cara untuk
meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan memperhatikan proses pemberian obat. Ada
30 prinsip pemberian obat yang harus diperhatikan perawat dalam memberikan obat kepada
pasien, prinsip ini sudah sangat berkembang yang awalnya hanya 7 prinsip benar pemberian.
obat berkembang menjadi 30 prinsip benar pemberian obat, perkembangan ini bukan untuk
menambah beban kerja perawat namun merupakan salah satu cara untuk mengurangi
kecelakaan pasien yang diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat.
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran keselamatan
pasien ke empat, mengapa hal ini penting untuk diketahui? Agar tidak terjadinya kesalahan
yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah sakit. Kepastian lokasi
merupakan hal penting yang harus diperhatikan perawat pertama kali, perawat harus
mengetahui mana bagian yang harus dioperasi, jangan sampai terjadi kesalahan yang
seharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan karena kurangnya perhatian perawat
mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah terjadi pembedahan diperut sebelah kiri, selain
itu memperhatikan lokasi operasi bukan hanya diperhatikan oleh perawat namun semua tenaga
medis yang akan membantu tindakan operasi termasuk dokter.
Setelah mengetahui lokasi operasi selanjutnya yang harus diketahui adalah prosedur yang akan
dilakukan, ketepatan prosedur merupakan langkah kedua setelah mengetahui lokasi, jangan
sampai karena perawat lalai untuk memahami prosedur yang akan dilakukan sehingga
berakibat buruk pada pasien pacsa atau pra operasi, setelah lokasi sudah benar, prosedur yang
akan dilakukan sudah diketahui dan sudah tepat maka selanjutnya adalah tepat operasi. Tepat
operasi bisa terjadi seiring bersamaan dengan sudah terjadinya ketepatan lokasi, ketepatan
prosedur sehingga terciptalah ketepatan operasi, untuk mencapai ketepatan operasi perawat
harus mendata ulang ataupun mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat lokasi dan
tepat prosedur yang dilaksanakan.
Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya sarang penyakit dan tempat seorang pasien
berharap dapat sehat dan tak merasa kesakitan. Sasaran penting keselamatan pasien ke lima
meruapakan pengurangan resiko infeksi, infeksi sangat mudah terjadi dirumah sakit, mulai dari
kelalaian perawat dalam memperhatikan alat-alat yang digunakan pasien dalam pengobatan
dirumah sakit hingga kelalaian perawat menjaga kebersihan diri sebelum menangani pasien.
Umumnya pasien kerumah sakit untuk sehat namun kelalaian-kelalaian yang dilakukan tenaga
medis malah membuat pasien terinfeksi penyakit baru, hal ini lah yang harus dihindari agar
angka kecelakaan dirumah sakit dapat kerkurang.
Kecelakaan dirumah sakit bukan hanya pasien dalam keadaan fisik luar yang terganggu namun
juga keadaan fisik dalam dan keadaan fisiologisnya. Maka dari itu perawat harus memahami
bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat pelayanan kesehatan, salah satu
caranya bisa selalu memastikan setiap alat kesehatan yang digunakan ditubuh atau sebelum
digunakan dalam keadaan bersih dan steril kemudia selalu membersihkan diri serta
menggunakan alat pelindung diri sebelum, saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien.
Saat ini sangat marak terjadi infeksi nosokomial dirumah sakit oleh sebab itu penting bagi
perawat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan sasaran ke lima ini untuk meningkatkan
angka keselamatan pasien dirumah sakit.
Sasaran keselamatan yang terakhir yang harus diketahui perawat adalah resiko jatuh. Masih
sering terjadi pasien jatuh, baik dari tempat tidur atau pada saat berjalan ingin kekamar mandi.
Hal ini harus diperhatikan oleh perawat. Perawat harus memastikan keselamatan pasien selama
berada dirumah sakit, merawat harus memastikan bahwa pasien tidak terjatuh selama dirumah
sakit karena ini akan mempengaruhi kondisi fisik dari pasien. Namun mengenai pasien jatuh tak
mesti perawat 24 jam harus bersama pasien dan menjaga pasien agar tak jatuh. Perawat dapat
memberika pendidikan kesehatan dan keselamatan terhadap keluarga pasien yang menjaga
untuk memperhatikan keadaan pasien dan selalu mendampingi pasien pada saat ingin berjalan
kekamar mandi, dan selalu memperhatikan keselamatan pasien selama ditempat tidur.
1.Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan
hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Pimpinan rumah sakit harus berperan terhadap keselamatan pasien di rumah sakit; antara lain
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien“.
6.Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus memiliki program pendidikan,
pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner dalam pelayanan
pasien.
4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar juga
6) Pastikan akurasi pemberian obat pasien pada pengalihan pelayanan ataupun operan
1.Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Ketua (dokter), Anggota dokter, dokter gigi, perawat, tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan yang lainnya).
2.Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentang insiden yang terjadi di rumah sakit..
3.Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS) secara rahasia ataupun tertutup.
4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkannya
tujuh langkah menuju keselamatan pasien di rumah sakit tersebut.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari
analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.
1. RUMAH SAKIT
a) Program rumah sakit secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program
keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Unit Kerja Keselamatan pasien Rumah Sakit.
b) Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan
evaluasi pedoman, kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yang dipergunakan di rumah
sakit.
c) Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan kagiatan setiap triwulan dan
membuat tindak lanjutnya.
2. KARS KARS
3. KKPRS-PERSI
a) KKPRS melakukan monitoring dan evaluasi pedoman-pedoman yang telah disusun paling
lama setiap 2 tahun sekali.
b) KKPRS melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan oleh rumah sakit.
cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja
medis. Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar prosedur yang
pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah, perawat dan dokter
rumah. Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat
visit dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien
meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien, dan data penunjang
berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan
yang diinginkan
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan
mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanyadi ruang farmasi atau mungkin
juga terlibat dalam konferensi perawatan klien ataudalam pengembangan sistem pemberian
obat.
1. Di Rumah Sakit
a.Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Keluar dokler, Anggota dokter, dokter gigi, peawat, tenaga
kefamasian dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentang insiden
c. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS) secara rahasia
d. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh
langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit. e. Rumah sakit pendidikan mengembangkan
standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat
pelatihan standar-standar yang dikembangkan.
2.Di Provinsi Kabupaten/Kota
d. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan Propinsi
Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit pendidikan dengan jejaring pendidikan. e.
Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatan pasien
3. Di Pusat
a. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
Selain langkah-langkah patient safety, terdapat pula standar keselamatan pasien yang wajib
diterapkan oleh rumah sakit. Berdasarkan Permenkes Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011,
standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
1. Hak pasien
4. Serta mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dan keluarga
6. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan
7. Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian pelayanan kesehatan
Mikroorganisme diketahui sangat beraneka ragam, dan ditemukan pada hampir semua tempat
di bumi ini. Penelitian yang dilakukan para ahli mikrobiologi menghasilkan berbagai aspek
penting yang menentukan berkembangnya mikrobiologi sebagai ilmu dasar dan terapan.
Kemajuan pengetahuan dalam bidang molekuler, rekayasa genetika dan bioteknologi tidak
terlepas dari peran mikrobiologi.
a.Jenis-jenis mikrobiologi
1.Virus
virus sendiri merupakan parasit yang berukuran mikroskopik yang dapat menginfeksi sel
organisme biologis.Virus disebut sebagai parasit karena virus tidak memiliki kemampuan untuk
bereproduksi sendiri.
Contoh virus yang menyerang bakteri adalah bacteriophage yang menyerang Escherichia coli.
Sementara pada manusia contohnya adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
menyebabkan penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Beberapa jenis penyakit lainnya yang diakibatkan oleh virus seperti influenza, HIV/AIDS,
campak,herpes, rabies, ebola, poliodan lain sebagainya
2.Bakteri
Bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia akan terus bertambah dan berpotensi untuk
memproduksi zat kimia kuat yang dapat menghancurkan sel-sel tertentu dalam jaringan tubuh
dan membuat jatuh sakit.Bakteri yang termasuk dalam organisme prokariot selain memiliki
kegunaan,juga bisa menimbulkan kerugian karena merupakan patogen yang umum pada
mahluk hidup seperti manusia. Contohnya adalah bakteri patogen oportunis Pseudomonas
aeruginosa yang dapat menginfeksi paru-paru sehingga dapat menimbulkan kematian. Selain P.
aeruginosa bakteri patogen lain adalah Staphylococcus aureus yang adalah Mikroflora normal
manusia pada permukaan kulit, mulut, dan hidung. namun pada saat sistem imun
menurun,S.aureus akan bersifat patogen dan dapat menimbulkan penyakit seperti
penggumpalan darah.
3.Fungi
Fungi atau jamur (Candida albicans) dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada orang yang
mengalami gangguan kekebalan atau (immune compromised). Semua jamur bersifat eukariotik
dan karena kemiripan anatar sel jamur dan mamalia,maka tidak mudah untuk mengembangkan
obat anti jamur.
Obat-obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur sering sangat toksik, dan hanya
sedikit yang tersedia tanpa resep.Sebagian jamur, misalnya ragi (yeast) mengambil bentuk yang
sederhana dan eksis sebagai sel tunggal, tetapi dapat terbentuk struktur yang lebih kompleks
dengan hifa filamentosa bercabang-cabang membentuk jalinan luas yang disebut miselium,
Bentuk ini dapat dilihat dengan mata telanjang, karena diperlukan pemeriksaan mikroskopik
untuk identifikasi, maka diagnosis infeksi jamur.
4. Protozoa
Protozoa adalah hewan mikroskopik unisel. Sebagian besar spesies tidak berbahaya bagi
manusia tetapi sebagian berlaku sebagai patogen manusia, terutama pada cuaca panas.
Protozoa adalah organisme bersel satu yang sangat bervariasi dengan lebih dari 50.000 jenis.
Banyak yang berukuran kurang dari 1/200 mm tapi beberapa dapat mencapai 3mm seperti
"Spirostomun". Hidup secara soliter (sendiri) dan ada yang secara berkoloni.
Pada manusia, protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat menyebabkan penyakit
seperti malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.Protozoa ini ditularkan dari
manusia yang satu ke manusia yang lain dengan perantaraan nyamuk betina dari genus
anopheles.
Organisme ini perantara antara virus dan bakteri. Seperti virus, organisme ini berukuran kecil
dan bergantung pada pejamu untuk tumbuh dan berkembang biak, tetapi rentan terhadap
antibiotik.Thypus yang disebabkan oleh Rickettsia prowazeki, disebarkan melalui kuturambut
dan badan manusia. Chlamydia trachomtis, penyebab uretritis nonspesifik
6.Mikoplasma
Mikoplasma mirip dengan bakteri tetapi tidak memiliki dinding sel.Tanpa struktur luar
penunjang yang kaku, bentuk mikoplasma mudah berubah selama pertumbuhan, sering
menjadi berbentuk benang (filamentosa).
7.Cacing (helminth)
Sebagian berukuran besar dan bersifat multisel, sementara yang lain mikroskopik.Terdapat
duakelompok utama cacing yaitu bulat dan gepeng.
Cacing gelang Ascans lumbricoides Walau jarang membahayakan nyawa, infeksi berat dapat
menyebabkan gangguan usus dan gangguan pertumbuhan.
Enterobius vermicularis atau cacing kremi. Cacing ini tidak ditularkan melalui kucing, anjing,
atau hewan peliharaan lain;manusia adalah satu-satunya pejamu. Telur tertelan, menetas di
usus halus, dan bermigrasi ke usus besar, tempat cacing ini hidup.> Dalam 2 minggu cacing
menjadi dewasa, kawin dan bermigrasi ke rektum, keluar pada malam hanya untuk meletakkan
telumya di kulit perianus. Telur melekat ke kulit melalui suatu cairan lengket,yang menimbulkan
gatal hebat. Apabila korban menggaruk, maka sejumlah besar telur akan pindah ke tangan dan
kuku. Telur ini kemudian dipindahkan kembali ke mulut sehingga siklus Infeksi kembali terulang.
Individu dan segala usia dapat terjangkit cacing kremi, tetapi anak paling sering terkenaSeluruh
keluarga harus diobati karena telur mudah dipindahkan kehanduk, sabun, dan taplak, dan
dapat tertelan bersama makanan apabila tersentuh oleh tangan yang tidak dicuci dengan
baik.Telur dapat bertahan hidup di lingkungan selama beberapa minggu. Cacing kremi tidak
membahayakan tetapi dapat mengganggu, menimbulkan rasa tidak nyaman, iritabilitas.
Tangan adalah media penyebaran penyakit. Pasalnya, manusia menggunakan tangan untuk
beraktivitas dan menyentuh banyak hal di sekitarnya. Itu mengapa kamu dianjurkan cuci tangan
pakai sabun sebelum makan, setelah pergi ke toilet, setelah menyentuh hewan, dan sebelum
menyentuh wajah untuk meminimalkan risiko penularan penyakit. Kebiasaan makan tanpa
mencuci tangan bukan hanya memicu diare, tapi juga penyakit lain yang disebabkan oleh
bakteri, jamur, dan parasit lainnya.
Bakteri bisa menyebar lewat udara sama seperti virus. Penyebaran ini terjadi saat pengidap
infeksi bakteri batuk atau bersin tanpa menutup mulut. Kamu dianjurkan untuk menggunakan
masker saat bepergian ke tempat ramai, seperti kereta api, pasar, rumah sakit, dan lingkungan
padat lainnya. Masker bisa digunakan saat kamu sakit untuk mencegah penularan penyakit.
Atau, kamu bisa menutup mulut saat batuk atau bersin dan bersihkan tangan pakai sabun
setelahnya.
Proses memasak bisa menjadi sumber penularan penyakit akibat bakteri. Misalnya proses
memasak yang kurang bersih, tidak mencuci tangan setelah menyentuh makanan mentah, serta
menggunakan peralatan masak yang sama untuk makanan mentah dan sayuran. Beberapa
infeksi penyakit akibat kontaminasi silang makanan adalah diare, botulisme, hingga keracunan
makanan. Kondisi ini bisa dicegah dengan mencuci tangan sebelum memasak, menyentuh
makanan mentah (seperti ikan dan daging), dan sebelum makan. Gunakan juga peralatan
terpisah untuk makanan mentah dan bahan masakan lainnya. Selain itu, pastikan peralatan
memasak yang digunakan dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
Selain tiga cara di atas, infeksi bakteri bisa terjadi akibat minum air yang tercemar, menyentuh
hewan yang sakit, dan berhubungan intim dengan pengidap penyakit menular seksual tanpa
pakai kondom.
d.Cara pencegahan infeksi mikroba
Infeksi bakteri adalah kondisi yang dapat dicegah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
1.Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum menyiapkan
makanan, sebelum dan setelah makan, serta setelah menggunakan toilet
2.Menjalani vaksinasi
4.Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan memakai kondom dan tidak
berganti pasangan
a.Pengertian parasitology
Parasitologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang semua organisme
parasit. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini parasitologi tidak
hanya terbatas mempelajari organisme parasite meliputi: protozoa, helmint, arthropoda dan
insekta, baik yang zoonosis ataupun antroponis tetapi juga mencakup pengkajian terhadap
genetika, taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, patologi dan epidemiologi
penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasite adalah organisme yang hidupnya bersifat
parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes).
1.Parasit obligat
Parasit yang tidak dapat bertahan hidup tanpa hospes atau parasit yang akan mati kalau tidak
menemukan hospesnya.
2.Parasit permanen
Parasit yang hidup pada hospes dalam seluruh siklus hidupnya.
3.Parasit fakultatif
Parasit yang dapat hidup bebas di alam sehingga ia masih bisa bertahan hidup jika keluar dari
tubuh hospesnya.
4.Parasit insidental
5.Parasit patogen
Parasit yang menimbulkan kerusakan pada hospesnya. Kerusakan ini bisa disebabkan
perilakunya secara mekanik ataupun dari toksik yang dia keluarkan.
6.Parasit apatogen
Parasit yang hidup dengan mengambil sisa makanan dalam tubuh hospes dengan tidak
menimbulkan kerugian atau kerusakan kepada hospesnya.
7.Ektoparasit
8.Endoparasit
9.Parasit monoksen
10.Parasit poliksen
11.Pseudoparasit
Merupakan benda asing yang diperkirakan sebagai parasit yang ada di dalam tubuh hospes.
Biasanya yang mengalami perkembangbiakan secara aseksual adalah tumbuhan dan hewan
yang tidak memiliki tulang belakang. Contoh: Cara perkembangbiakan Parasit Aseksual terdiri
dari 3 cara:
1. Tunas atau Bertunas adalah: Bentuk Reproduksi aseksual, dimana organisme baru tumbuh
ada satu sama lain. Organisme baru tetap melekat seiring dengan pertumbuhan, memisahkan
dari organisme induk hanya ketika matang. Organisme baru dibuat klon dan secara genetik
identik dengan organisme induk. Pada bakteri yang disebut Tunas, Pembagian yg tidak merata
terjadi melalui pertumbuhan lokal.. Sehingga sel Anak (Tunas) biasanya lebih kecil daripada sel
ibu.Contoh Aseksual Tunas: Hydra
2. Fragmentasi adalah: Bentuk reproduksi Aseksual atau Kloning, dimana organisme memecah
diri menjadi fragmen fragmen. Masing-masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa,
tumbuh menjadi individu dewasa yang merupakan klon dari organisme asli. Fragmentasi
sebagai metode reproduksi, dikenal juga sebagai pemecahan. Contoh Aseksual Fragmentasi:
cacing Pipih
3.Partenogenesis adalah: Bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi sel telur
yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Contoh Aseksual Partenogonisis: Lebah Madu
Ginogenesis adalah: Bentuk reproduksi Aseksual yang berhubungan dengan Partenogenesis,
dimana keturunan yang dihasilkan dengan mekanisme yang sama seperti pada Partogenesis,
tetapi dengan ketentuan sel telur harus di stimulasi dengan keberadaan sperma sehingga dapat
berkembang.
1. Cara Oral
Cara penularan parasit ini terbilang sangat umum terjadi. Biasanya melalui konsumsi makanan,
air, atau sayuran yang sudah terkontaminasi feses seseorang yang sudah terkontaminasi parasit.
Maka dari itu, kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi harus benar-benar terjamin.
Untuk memastikan hal tersebut, alangkah lebih baik untuk memasak makanan sendiri, sehingga
kebersihannya terjaga dengan baik.
Infeksi ditularkan melalui penetrasi atau menembus kulit, terutama pada seseorang yang
berjalan tanpa alas kaki di atas tanah yang terkontaminasi. Selain itu, kamu juga dapat
mengalami penularan infeksi parasit akibat gigitan serangga penghisap darah.
Pastikan untuk menggunakan alas kaki saat ke luar rumah, guna menghindari risiko parasit
masuk ke tubuh. Selain itu, hindari terkena gigitan serangga dengan menggunakan losion anti-
serangga.
Beberapa parasit juga dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui ciuman atau
peralatan makan yang terkontaminasi. Selain itu, ada bisa juga menyebar melalui kontak
seksual. Beberapa parasit bahkan lebih rentan ditularkan melalui kontak seksual pada kaum
homoseksual, seperti Giardia dan Enterobius.
Transmisi parasit juga bisa terjadi secara transplasental, artinya berpindah dari ibu yang
terinfeksi ke janin. Tindakan segera perlu dilakukan untuk mencegah berbagai masalah
berbahaya yang bisa terjadi pada janin akibat infeksi parasit.
5. Transfusi Darah
Parasit tertentu juga dapat ditularkan saat seseorang melakukan transfusi darah atau donor
darah. Beberapa spesies tersebut, antara lain Plasmodium, Toxoplasma, Leishmania.
7.Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti sisir, handuk, topi, atau pakaian
dalam, dengan orang lain
- Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien
1.Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monograph dibagi menjadi
dua, yaitu:
Overkill Method, yaitu metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas
pada suhu 121C selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-
bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah
karena lebih efisien, cepat, dan aman.
2.Aseptic Processing, Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakan
saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi
dan dimasukkan ke dalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material,
peralatan, dan petugas telah terkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada
pada level yang dapat diterima dalam clear zone.
1.DISINFEKSI PERMUKAAN
a. Disinfeksi lingkungan permukaan datar seperti lantai, dinding, meja, kursi, lemari, perabot
rumah tangga.
b. Disinfeksi benda yang paling sering bersentuhan dengan tangan seperti pegangan tangga,
gagang pintu, gagang telepon, workstation, peralatan dapur dan makan, toilet dan westafel
c. Disinfeksi ventilasi buatan seperti air conditioner, air sterilization, air purifier, AC sentral.
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan masker sekali pakai saat
melakukan disinfeksi. Sarung tanngan harus dibuang setelah setiap selesai pembersihan. Jika
sarung tangan dapat digunakan kembali, sarung tangan tersebut HARUS DIGUNAKAN KHUSUS
UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENDISINFEKSI PERMUKAAN TERINDIKASI KONTAMINASI dan
tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
c. Persiapkan cairan disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan takaran yang telah
ditetapkan
d. Bagi penggunaan kain mikrofiber (MOP), rendam kain mikrofiber (MOP) kedalam air yang
telah berisi cairan disifektan. Lakukan pengelapan pada lingkungan permukaan datar dan
biarkan tetap basah selama 10 menit.
e. Bagi penggunaan botor sprayer, isi botol dengan cairan disinfektan yang telah diencerkan.
Ambil 2 lembar tisu dan dilipat 2 atau 4. Semprotkan cairan disinfektan pada tisu dan lakukan
pengelapan secara zig-zag atau memutar dari tengah keluar
g. Untuk disinfeksi peralatan pribadi pekerja dapat menggunakan cairan disinfektan personal
pada saat sebelum digunakan untuk bekerja.
h. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
i. Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan minimal sebelum jam kerja, saat jam istirahat dan setelah
jam kerja dengan maksimal disinfeksi setiap 2 jam sekali.
j. Selalu melaksanakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir sebagai bentuk personal
hygiene dari pekerja.
2. DISINFEKSI UDARA
3. Jenis disinfeksi yang dapat digunakan adalah Hydrogen Peroxide dan menggunakan alat
berjenis Dry Mist Disinfection.
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan masker sekali pakai saat
melakukan disinfeksi. Sarung tangan harus dibuang setelah setiap selesai pembersihan. Jika
sarung tangan dapat digunakan kembali,sarung tangan tersebut HARUS DIGUNAKAN KHUSUS
UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENDISINFEKSI PERMUKAAN TERINDIKASI KONTAMINASI dan
tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Persiapkan alat Dry Mist Disinfection dengan catridge yang telah berisi cairan Hidrogen
Peroksida
c. Atur konsentrasi disinfektan sesuai dengan luas ruangan dan waktu pemaparan maksimal 30
menit.
d. Letakkan alat ini di sudut ruangan dan arahkan noozle ke tengah ruangan.
f. Nyalakan alat dan tinggalkan ruangan. Biarkan alat ini selesai bekerja secara otomatis.
i. Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan pada sebelum jam kerja, setelah jam kerja.
j. Selalu melaksanakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir sebagai bentuk personal
hygiene dari pekerja
Darmadi (2008) menyebutkan faktor-faktor yang memiliki peluang untuk terjadinya infeksi
nosokomial (HAIs) tersebut yaitu:
1. Faktor-faktor yang terdapat dari diri penderita (instrinsic factors) seperti umur,
jenis kelamin, kondisi umum penderita, risiko terapi atau terdapat penyakit lain yang menyertai
penyakit dasar pasien dan juga komplikasinya
2. Faktor keperawatan, hal ini berkaitan dengan lamanya pasien dirawat di rumah sakit (length
of stay), menurunnya standar keperawatan atau asuhan keperawatan yang diberikan, dan
ruangan rawat inap yang padat. 3. Faktor mikroba patogen, seperti tingkat kemampuan invasi
dan merusak jaringan, lamanya pemaparan (length or exposure) antara sumber penularan
(reservoir) dengan penderita.
Infeksi yang terjadi pada daerah luka operasi, terdiri dari 2 jenis infeksi yaitu infeksi insisi
superfisial yang terjadi pada daerah.
insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah meliputi kulit, subkutan dan jaringan lain diatas
fascia,dan infeksi insisi profunda yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari sampai
dengan satu tahun pasca pembedahan meliputi jaringan lunak yang dalam dari insisi.
Infeksi yang didapat sewaktu pasien dirawat atau sesudah pasien dirawat. Saat masuk rumah
sakit pasien belum mengalami infeksi atau tidak dalam masa inkubasi.
Infeksi saluran napas bagian bawah yang didapat penderita selama dirawat di rumah sakit.
Tindakan medis yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial yaitu pemberian enteral feeding,
prosedur suction dan penggunaan alat-alat ventilator.
4. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) / Phlebitis
Infeksi yang terjadi selama pasien dilakukan pemasangan infuse saat pasien dirawat di rumah
sakit.
Alat Pelindung Diri (APD) telah lama digunakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme
yang ada pada petugas kesehatan. Namun, dengan munculnya Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) dan Hepatitis C, serta meningkatnya kembali kasus Tuberculosis (TBC),
pemakaian APD juga menjadi sangat penting dalam melindungi petugas. Alat pelindung diri
mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata, topi, gaun, apron, pelindung kaki, dan
alat pelindung lainnya (Kemenkes RI, 2011).
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik, mengurangi jumlah energi
yang di gunakan, mempertahankan keseimbangan sirkulasi renal dan gastrointestinal.untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu di perhatikan,
antara lain :
a.Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line of gravity-garis imajiner vertikal)
melewati pusat gravitasi ( center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan
dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b.Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan
akan lebih besar.
c.Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak di gunakan untuk
mempertahankan keseimbangan.
d.Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat
energi dan mencegah kelelahan otot.
f.Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
g.Posisi dan aktifitas yang berfariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah
kelelahan.
i.Membagi keseimbangan antara aktifitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang.
j.Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan
kontraktur nutrisi.
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasikan energi yang di gunakan dalam membantu proses
pengaturan keseimbangan organ otot, tendon, ligamen, dan persendian. Apabila status nutrusi
kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga memengaruhi proses
keseimbangan.
Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan membuat
layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup pengkajian risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, dan kemampuan
belajar dari suatu keadaan atau kejadian, menindak lanjuti suatu kejadian, dan menerapkan
solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali, untuk
Ketepatan identitas pasien sangat wajib diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam
pemberian asuhan keperawatan maupun pemberian terapi, salam pemberian terapi dan
asuhan keperawatan dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pasien selama dirumah
sakit, dampak yang sangat besar akan dialami oleh pasien apabila perawat teledor dalam
memberikan terapi dan asuhan keperawaran akibat tidak teliti dalam mengnali identitas pasien.
Komunikasi sangatlah penting untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akan diberikan
perawat terhadap pasien. Sebelum perawat menangani pasien, perawat harus mengumpulkan
data-data yang dimiliki oleh pasien yang tentunya didaapat dari pasien itu sendin. Apabila
perawat tidak memiliki komunikasi yang efektif maka perawat tidak akan bisa mendapat data
objektif dari pasien, apabila perawat tidak dapat membina hubungan saling percaya terhadap
pasien maka pasien pun enggan untuk memberikan masalah nya kepada perawat, selain itu
apabila perawat tidak dapat berkomunikasi secara efektif kepada pasien maku dia tidak akan
mengetahui hal penting apa saja yang harus dia tanyakan kepada pasien, bukan malah
mendapat informasi penting dengan pasien perawat malah mendapatkan hal tidak penting
bahkan membuat pasien marah kepadanya.
Komunikasi efektif selain dilakukan perawat kepada pasien, dilakukan juga terhadap perawat
dengan tenaga medis yang lainnya, apabila perawat tidak dapat berkomunikasi secara efektif
terhadap tenaga medis lain mengenai sesuatu yang berhubungan dengan pasien maku juga
akan mempengaruhi keselamatan pasien. Misalnya data yang perawat dapat dari pasien A
adalah B, namun karena perawat tidak dapat mengkomunikasikan dengan bener kepada tenaga
medis yang lain, baik itu dokter, farmasi dan ahli gizi sehingga tenaga medis lainnya bukan
memahami pasien A dengan data B malah berasumsi pasien A dengan data C dikarenakan
kesalahan perawat dalam menyampaikan komunikasi kepada tenaga medis lainnya, ini dapat
berbahaya kepada keselamatan pasien karena beda data yang diberi beda pula layanan
kesehatan yang akan diterima.
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran keselamatan
pasien ke empat, mengapa hal ini penting untuk diketahui? Agar tidak terjadinya kesalahan
yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah sakit. Kepastian lokasi
merupakan hal penting yang harus diperhatikan perawat pertama kali, perawat harus
mengetahui mana bagian yang harus dioperasi, jangan sampai terjadi kesalahan yang
scharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan karena kurangnya perhatian perawat
mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah terjadi pembedahan diperut sebelah kiri, selain
itu memperhatikan lokasi operasi bukan hanya diperhatikan oleh perawat namun semua tenaga
medis yang akan membantu tindakan operasi termasuk dokter.
Setelah mengetahui lokasi operasi selanjutnya yang harus diketahui adalah prosedur yang akan
dilakukan, ketepatan prosedur merupakan langkah kedua setelah mengetahui lokasi, OOjangan
sampai karena perawat lalai untuk memahami prosedur yang akan dilakukan sehingga
berakibat buruk pada pasien pacsa atau pra operasi, setelah lokasi sudah benar, prosedur yang
akan dilakukan sudah diketahui dan sudah tepat maka selanjutnya adalah tepat operasi. Tepat
operasi bisa terjadi seiring bersamaan dengan sudah terjadinya ketepatan lokasi, ketepatan
prosedur sehingga terciptalah ketepatan operasi, untuk mencapai ketepatan operasi perawat
harus mendata ulang ataupun mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat lokasi dan
tepat prosedur yang dilaksanakan.
Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya sarang penyakit dan tempat seorang pasien
berharap dapat schat dan tak merasa kesakitan. Sasaran penting keselamatan pasien ke lima
meruapakan pengurangan resiko infeksi, infeksi sangat mudah terjadi dirumah sakit, mulai dari
kelalaian perawat dalam memperhatikan alat-alat yang digunakan pasien dalam pengobatan
dirumah sakit hingga kelalaian perawat menjaga kebersihan diri sebelum menangani pasien.
Umumnya pasien kerumah sakit untuk sehat namun kelalaian-kelalaian yang dilakukan tenaga
medis malah membuat pasien terinfeksi penyakit baru, hal ini lah yang harus dihindari agar
angka kecelakaan dirumah sakit dapat kerkurang.
Kecelakaan dirumah sakit bukan hanya pasien dalam keadaan fisik luar yang terganggu namun
juga keadaan fisik dalam dan keadaan fisiologisnya. Maka dari itu perawat harus memahami
bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat pelayanan kesehatan, salah satu
caranya bisa selalu memastikan setiap alat kesehatan yang digunakan ditubuh atau sebelum
digunakan dalam keadaan bersih dan steril kemudia selalu membersihkan diri serta
menggunakan alat pelindung diri sebelum, saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien.
Saat ini sangat marak terjadi infeksi nosokomial dirumah sakit oleh sebab itu penting bagi
perawat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan sasaran ke lima ini untuk meningkatkan
angka keselamatan pasien dirumah sakit.
Sasaran keselamatan yang terakhir yang harus diketahui perawat adalah resiko jatuh. Masih
sering terjadi pasien jatuh, baik dari tempat tidur atau pada saat berjalan ingin kekamar mandi.
Hal ini harus diperhatikan oleh perawat. Perawat harus memastikan keselamatan pasien selama
berada dirumah sakit, merawat harus memastikan bahwa pasien tidak terjatuh selama dirumah
sakit karena ini akan mempengaruhi kondisi fisik dari pasien. Namun mengenai pasien jatuh tak
mesti perawat 24 jam harus bersama pasien dan menjaga pasien agar tak jatuh. Perawat dapat
memberika pendidikan kesehatan dan keselamatan terhadap keluarga pasien yang menjaga
untuk memperhatikan keadaan pasien dan selalu mendampingi pasien pada saat ingin berjalan
kekamar mandi, dan selalu memperhatikan keselamatan pasien selama ditempat tidur.
memastikan lokasi pembedahan yang benar, tepat prosedur yang benar, dan dilakukan pada
pasien yang benar.
4. Proses penandaan lokasi pembedahan melibatkan pasien dan keluarga, dilakukan dengan
tanda yang mudah dan langsung dikenali. Tanda ini harus dilakukan ketika pasien masih dalam
keadaan sadar dan terjaga jika mungkin, dan harus terlihat setelah pasien selesai dipersiapkan.
Dalam semua kasus yang melibatkan ke-lateral-an,struktur ganda (jaritangan, jari kaki, lesi),
atau tingkatan berlapis (tulang belakang) lokasi pembedahan harus ditandai.
5. Penandaan lokasi pembedahan tersebut harus dilakukan sebelum operasi, dapat dilakukan di
ruang perawatan/UGD/poliklinik rawat jalan, yang memberikan penandaan lokasi pembedahan
adalah dokter operator dengan menggunakan spidol marker atau spidol permanen.
-Mutliple organ.
7. Penandaan khusus pada operasi mata yaitu, pasien diberi tanda silang dengan
plester.Pemberian marker dilakukan di ruang penerimaan pasien di kamar operasi oleh
operator.
8. Proses verifikasi terdiri dari tiga proses yaitu sign-in pada saat pasien datang ke ruang
penerimaan pasien di kamar operasi dan sebelum induksi anestesi, time-out tepat sebelum
memulai prosedur operasi, serta sign-out yakni setelah operasi selesai, sebelum penutupan
luka dan setelah penutupan luka operasi/sesudah selesai luka dijahit.
9. Proses verifikasi Pra-operatif meliputi: Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar,Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampangkan,Melakukan verifikasi ketersediaan
peralatan khusus dan/atau inplant yang dibutuhkan.
10. Proses verifikasi ini dicatat dalam checklist operasi yang tersedia.
11. Proses verifikasi ini juga berlaku di ruang tindakan rawat inap, ruang tindakan bedah rawat
jalan, UGD dan poliklinik gigi.
1. Metode penandaan lokasi operasi,Penandaan lokasi operasi dilakukan oleh dokter operator
dengan melibatkan pasien dan keluarga, dengan menggunakan spidol permanen atau spidol
marker dengan memberi tanda titik penuh dan di beri tanda panah, dan khusus operasi mata
tanda marker dengan menggunakan plester dengan tanda silang.
3.Seluruh tindakan invasif dan pembedahan lainnya harus mengikuti The (US) Protocol
Universal Joint Commission's Universal Protocol For Preventing Wrong Site. Wrong Procedure,
Wrong Person Surgery 00 00.
A. Jenis-jenis penandaan
Dengan memakai spidol, dengan menggunakan tanda panah dan titik tebal (◊). Dengan
menggunakan plester dengan tanda silang () untuk operasi mata
C. Jenis Operasi yang menggunakan tanda/marker: Pada organ yang memiliki dua sisi, kanan
dan kiri (bilateral)
-Multiple organ
D. Langkah-Langkah Verifikasi Pra-Operasi Dengan Metode Tepat-Lokasi. Tepat-Prosedur,
Tepat-Pasien
1. Rumah sakit menggunakan tanda (marker) untuk menandai lokasi operasi. 2. Pemberi marker
adalah dokter operator pasien, dengan melibatkan pasien dan keluarga pasien dalam proses
pemberian marker.
3. Proses penandaan lokasi pembedahan dilakukan dengan tanda yang mudah dan langsung
dikenali.
4. Penandaan lokasi pembedahan tersebut harus dilakukan sebelum operasi, dapat jalan
dilakukan di ruang perawatan rawat inap, UGD, poliklinik rawat
5. Penandaan khusus pada pasien dengan operasi mata yaitu: pasien diberi tanda silang ().
Tanda diberikan di atas dahi dengan menggunakan plester, pemberian marker dilakukan oleh
dokter operator saat di ruang penerimaan pasien di kamar operasi.
6. Proses verifikasi pra operasi terdiri dari tiga proses yaitu: Sign in, Time out dan Sign out.
7. Perawat kamar bedah atau unit terkait pembedahan mengisi formulir keamanan operasi
(Sign-In, Time-Out, Sign-out)dengan melibatkan pasien (apabila pasien dalam keadaan sadar
dan bisa berkomunikasi) serta memverifikasi saat pasien tiba di kamar operasi: apakah pasien
sudah benar, prosedur yang direncanakan sudah benar. lokasi operasi sudah ditandai dan
dipersiapkan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional-
Jika pasien tidak sadar, maka proses sign in dilakukan dengan melibatkan keluarga pasien.
8. Proses sign in dilakukan oleh perawat penerima pasien, dan check list saat sign in:
9. Tepat sebelum operasi dimulai, yakni sesudah/sebelum induksi anestesi dan sebelum insisi.
tim bedah dan anestesi berhenti sebentar untuk melakukan TIME OUT.
10. Checklist dalam proses time out terdiri dari: Kelengkapan tim operasi dan
perannya,Konfirmasi dengan membacakan secara verbal: Identifikasi pasien, tanggal operasi,
lokasi operasi, nama dan tim operasi, prosedur operasi, informed consent.
1) Seluruh tim bedah dan anestesi berkumpul melakukan time out, mendengarkan dengan baik
informasi mengenai pasien. Semua kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi selama time
out harus dihindari, misalnya menerima telepon atau menjawab sms/bbm. Time out dilakukan
dengan komunikasi aktif dan melibatkan seluruh anggota tim secara aktif.
2) Perawat sirkuler meminta anggota tim menyebutkan nama dan perannya masing- masing
dalam prosedur/tindakan tersebut. Perawat sirkuler membacakan identitas pasien,
menggunakan tiga pengidentifikasi yaitu nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik. Apabila
operasi tidak menggunakan pembiusan umum dan pasien masih sadar, pasien dapat dilibatkan
dengan meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir.
3) Perawat sirkuler membacakan jenis prosedur/tindakan medis yang akan dilakukan kepada
pasien, dan yang lain memastikan.
4) Perawat sirkuler membacakan lokasi tindakan yang akan dilakukan, dan anggota tim
memastikan dengan melihat apakah marker/tanda yang dibubuhkan pada pasien sudah tepat.
5) Perawat sirkuler membacakan posisi pasien yang direncanakan di meja operasi untuk
tindakan tersebut, dan anggota tim memastikan posisi pasien saat itu sudah benar. Perawat
sirkuler memastikan kelengkapan informed consent.
6) Perawat sirkuler menyebutakan hasil pencintraan radiologi yang digunakan sebagai panduan
dalam operasi, dan anggota tim memastikan bahwa hasil pencitraan yang terpasang sudah
benar baik dari segi jenis pencitraan, tanggal pemeriksaan adalah yang terbaru, serta posisi
pemasangan sudah benar (tidak terbalik).
7) Perawat sirkuler menyebutkan jenis kelengkapan tindakan/peralatan khusus yang diperlukan
untuk tindakan, termasuk inplant maupun prothesis, dan anggota tim memastikan bahwa
benda tersebut telah tersdia dalam keadaan baik dengan ukuran yang direncanakan.
12. Apabila terjadi keraguan atau ketidaksetujuan (disagreement). perlu dilakukan klarifikasi
dahulu dengan catatan medis dan sumber lain yang terpercaya, sebelum operasi dimulai.
Apabila disagreement terjadi pada operasi cito dan bersifat life-saving sehingga harus dilakukan
segera, serta klarifikasi tidak memungkinkan pada saat tersebut atau tidak ada data, maka
dokter ketua tim bedah memiliki wewewnang untuk mengambil keputusan segera.
13. Tim memastikan bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dalam kurun waktu kurang dari
60 menit terakhir.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keselamatan pasien merupakan unsur penting guna meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan khususnya di rumah sakit sebagai bentuk implementasi dan refleksi sentuhan hasil
kompetensi tenaga kesehatan,ketersediaan sarana dan prasarana layanan serta sistem
manajemen dan administrasi dalam siklus pelayanan terhadap pasien. Untuk menjamin
keselamatan pasien maka organisasi pelayanan kesehatan harus mampu membangun sistem
yang membuat proses perawatan pasien lebih aman,baik bagi pasien,petugas kesehatan.
maupun masyarakat sekitarnya (keluarga,pengunjung) serta manajemen rumah sakit. Sistem
keselamatan pasien ditujukan untuk mengurangi resiko,mencegah terjadinya vedera akibat
proses pelayanan pasien,serta tidak terulangnya insiden keselamatan pasien melalui
penciptaan budaya keselamatan pasien.
3.2 SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami
materi yang sudah disusun di dalam makalah ini. Tentunya kami sebagai penulis sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://fk.uii.ac.id/departemen/parasitologi/
https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/974/722/
http://www.blogperawat.net/2019/01/kebijakan-keselamatan-pasien-pelayanan-
kesehatan.html
https://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2020/03/Protokol-Disinfeksi-di-Tempat-
Kerja-COVID-19.pdf
http://www.jakbelajar.com/2016/10/pengertian-sterilisasi-dalam.html
http://doc.pub/documents/komunikasi-antar-anggota-tim-kesehatan
https://osf.io/67szh/download/?format=pdf
https://www.alodokter.com/infeksi-parasit
http://fpik.bunghatta.ac.id/request.php?356#:~:text=Perkembangan%20mikroorganisme%20d
apat%20terjadi%20secara,membelah%20menjadi%20dua%20sel%20anak
https://www.halodoc.com/artikel/penularan-infeksi-parasit-yang-perlu-diwaspadai
https://www.scribd.com/document/427659412/perkembangbiakan-parasit-docx
http://merita.staff.umy.ac.id/2020/01/02/keselamatan-pasien-patient-safety-incident-dan-
klasifikasinya/
https://fkm.unair.ac.id/apa-itu-safety-patient-simak-penjelasan-berikut-
ini/#:~:text=Safety%20Patient%20atau%20keselamatan%20pasien,kesehatan%20karena%20m
enyangkut%20keselamatan%20manusia
https://osf.io/eztq8/download/?format=pdf
http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sp2rs/home.php
https://osf.io/meqgc/download/?format=pdf
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/keselamatan-pasien-di-rumah-sakit
https://id.scribd.com/document/373299653/Kriteria-Monitoring-Dan-Evaluasi