Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SASARAN KESELAMATAN PASIEN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR,


TEPAT PASIEN OPERASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasien Safety
Dosen Pengampu : Ira Meharawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Iis Ismayanti 211121003
Nanda Eka Puspita 211121008
Jesika Nur Cahya 211121024
Rosmiyati 211121025
Muhammad Alfi Al Farrabi 211121030
Ananta Widianty Hadiat 211121031
Helmi Rizki Ramdhani 211121036

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ( D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI - CIMAHI
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ” SASARAN KESELAMATAN
PASIEN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI ” ini
tepat waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ibu Ira Meharawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep pada mata kuliah Pasien Safety. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pasien safety.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ira Meharawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
dosen pada mata kuliah Pasien Safety yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadar, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cimahi, 24 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................iii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3
2.1 Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien......................................................3
2.1.1 Pengertian............................................................................................................................3
2.1.2 Tujuan...................................................................................................................................3
2.1.3 Lingkup Area.........................................................................................................................3
2.1.4 Prinsip...................................................................................................................................3
2.1.5 Pemastian Pasien Pra Pembedahan Di Kamar Operasi.........................................................4
2.1.6 Prosedur Saat di Ruang Operasi............................................................................................5
2.1.7 Penandaan Lokasi Pra Pembedahan Di Kamar Operasi........................................................7
2.1.8 Prosedur Pembedahan di Kamar Operasi......................................................................7
2.1.9 Prosedur Assesmen Pra Anastesi...................................................................................8
2.1.10 Prosedur Identifikasi Pasien Operasi............................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan
kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusiuntuk meminimalkan resiko
(Depkes 2008).

Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu,
rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang
kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas
secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu di perhatikanoleh setiap petugas
medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan 2 kesehatan kepada pasien. Tindakan
pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya
menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga
medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan
teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.

Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang


mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari
komunikasi yang tidak efektif atau tidakadekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak
melibatkan pasien didalam penan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk
verifikasi lokasi operasi.

1
Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota
tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible
handwriting) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi
yangsering terjadi.

Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratorium oratif mengembangkan suatu


kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang
mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang digambarkan
di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint
Commission’s 3 Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong
Person Surgery.

Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan pada tanda yang
dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus
dibuat oleh operator/ orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien
terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel Standarduktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang
belakang).

Tahap “Sebelum insisi” (Time out memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat
sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan
bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan ceklist

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dari ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan
pasien operasi.
2. Untuk mengetahui lokasi pra pembedahan di kamar operasi
3. Untuk mengetahui prosedur identifikasi pasien operasi
4. Untuk mengetahui prosedur pra pembedahan di kamar operasi
5. Untuk mengetahui prosedur saat di ruang operasi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien

2.1.1 Pengertian

Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untu menjamin pasien yang akan menjalani
suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan
yang perlu d tindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan di berikan pada
pasien yang benar membutuhkan tindakan operasi

2.1.2 Tujuan

a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat
pasien pada pasien-pasien yang menjalani operasi d rumah sakit
b. Mngurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur
dan salah pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

2.1.3 Lingkup Area

a. Panduan ini di terapkan kepada semua pasien rawat inap, rawat jalan, dan pasien
instalasi gawat darurat yang akan menjalani suatu operasi.
b. Pelaksana panduan ini adalah petugas tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan dan
tenaga kesehatan lainnya) yang bekerja di rumah sakit umum kecamatan Pesanggraha

2.1.4 Prinsip

3
a. Semua pasien yang menjalani suatu tindakan prosedur operasi, harus di identifikasi
dan di jamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat serta pasien yang tepat
sebelum, saat dan setelah menjalani suatu operasi. b.
b. Menggunakan tanda yang mudah di kenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
menigkut sertakan pasien dalam proses penandaan. c.
c. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur
yang tepat sebelum operasi dan seluruh dokumen serta peralatan yang di butuhkan
tersedia, benar dan berfungsi. d.
d. Seluruh tim tenaga kesehatan yang ikut dalam operasi melakukan, membuat dan
mendokumentasikan prosedur, Sign In, sesaat sebelum pasien di induksi, Time Out
sesaat sebelum prosedur operasi di mulai serta Sign Out sebelum menutup luka
operasi.

2.1.5 Pemastian Pasien Pra Pembedahan Di Kamar Operasi

Merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk diikuti oleh
petugas medis sebelum tindakan operasi dilakukan. Standar Operasional Prosedur (SOP)
tepat prosedur sebelum operasi dilakukan antara lain:
1. Ucapkan salam, “Selamat pagi/siang/malam Bapak/Ibu”, dan perkenalkan diri:
“Saya petugas..(nama) jelaskan profesi / unit kerja. Jelaskan Tujuan kedatangan.
2. Pastikan identitas pasien
3. Cek pasien sesuai denga nrekam medis dan gelang pasien. 4.
4. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman. 5.
5. Cek persiapan dan melaksanakn tindakan persiapan untuk anestesi. 6.
6. Cek kelengkapan persipan pasien diisi petugas rawat inap dan petugas kamar
operasi berupa :
a. Informed consent.
b. Keadaan umum (GCS)
c. TD : N: S: RR:
d. Visite dokter
e. Riwayat Penyakit
f. Pengobatan sekarang / Pramedikasi
g. Riwayat Operasi
h. Cek Laboratorium lengkap ( DR, HbsAg, GolDar, CT, BT, GDS)

4
i. Persiapan darah (jika diperlukan)
j. IV catheter / abbocath 18, urin kateter
k. Puasa
l. Riwayat penggunaan obat
m. Hasil radiologi (Rontgen Thorax, dll)
n. EKG 12 leads
o. Cairan infus
p. Skin test antibiotik (jika diperlukan)
q. Identitas pasien sesuai gelang dan status pasien
r. Alergi yang diderita
s. Paramedikasi yang diberikan
t. Status emosional
u. Protease dilepas (gigi palsu, lensa kontak) jika menggunakan
v. Perhiasan dilepaskan
w. Status pasien dan daftar obat
x. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi)
y. Pengosongan kandung kemih z.
z. Pakai baju operasi
1. Pendidikan kesehatan
2. Penandaan lokasi operasi
3. Cukur area operas
7. Lakukan pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi keperawatan terhadap
pasien secara fisik dan psikologis agar siap menjalani pembedahan.
8. Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah mandi, tidak memakai
perhiasan, bersih, memakai baju dan topi khusus untuk kamar operasi.
9. Antar pasien ke kamar operasi
10. Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar operasi meliputi identitas
pasien / RM dan persiapan preoperasi yang telah dilakukan.
11. Lakukan verifikasi kelengkapan persiapan operasi dan kondisipasien (berkaitan
dnegan tepat prosedur operasi)

2.1.6 Prosedur Saat di Ruang Operasi

5
Suatu tindakan yang dilakukan di kamar operasi. Kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan agar operasi berjalan dengan benar dan lancar. Prosedur ini digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan pengkajianterhadap pasien di kamar operasi. Standr
Operasional Prosedur (SOP) saat di ruang operasi :
1. Menyiapkan tempat tidur, pakaian khusus kamar bedah dan tutup kepala.
2. Menerima pasien diruang pre operasi.
3. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian kamar bedah, memakaikan tutup
kepala yang dilakukan oleh perawat.
4. Memindahkan pasien keatas tempat tidur yang telah disiapkan
5. Memeriksa kelengkapan dan persiapan operasi pasien yaitu
 Sebelum Instuksi anastesi
Pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat
1. Sudahkah identitas, lokasi, prosedur, dan persetujuan dikonfirmasi ulang
2. Sudahkah lokasi pembedahan ditandai
3. Apakah pulse oximeter pada pasien berfungsi dengan baik
4. Sudahkah disediakan bahan cangkokkan atau pengganti (jenis/ukuran/sisi) yang
tepat?
5. Adakah data radiologi yang mendukung tindakan diagnostic
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Dokter Anastesi
1. Adakah data radiologi yang mendukung tindakan anestesi
2. Sudahkah mesin dan obat-obatan anestesi diperiksa dengan lengkap
3. Apakah pasien memiliki riwayat alergi
4. Apakah ada kesulitan jalan napas dan resiko aspirasi
5. Apakah ada resiko kehilangan darah > 500ml (7ml/kg pada anak-anak
Sebelum insisi kulit
1. Mengkonfirmasi nama pasien, tindakan, dan dimana lokasiyang akan insisi.
2. Mengkonfirmasi seluruh anggota tim dengan memperkenalkan diri dengan
menyebut kan nama dan tugas.
3. Sudahkah hasil pemeriksan radiologi untuk tindakan diagnostik ditampilkan
Sebelum luka operasi ditutup
Konfirmasi verbal oleh perawat instrumen berapa jumlah alat & instrument, kasa,
sponge, dll) yang terpakai.
 Sebelum pasien meninggalkan kamar operasi

6
Konfirmasi verbal oleh perawat:
1. Nama tindakan
2. Melengkapi perhitungan alat, sponge, dan jarum yangterpakai
3. Menamai spesimen (baca label spesimen dengan jelas termasuk nama
pasien)
4. Melaporkan apabila ada masalah pada alat.
5. Membubuhkan tanda tangan pada formulir serah terima oleh unit terkait

2.1.7 Penandaan Lokasi Pra Pembedahan Di Kamar Operasi

Prosedur penandaan lokasi dilakukannya operasi pada pasien untuk semua kasus
termasuk insisi, multipel struktur, dan multipel level oleh operator yang akan melakukan
tindakan. Tujuan penandaan lokasi pra pembedahan adalah:
1. Untuk memastika tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi
2. Pasien dan atau keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan dioperasi
Prosedur penandaan lokasi pra pembedahan adalah sebagai berikut:
1. Ucapkan salam, “Assalamualaikum, selamat pagi/ siang/ sore Bapak/Ibu”,
perkenalkan diri, “Saya.. (nama)”, jelaskan profesi/unit kerja.
2. Jelaskan tugas yang akan dilakukan
3. Pastikan identitas pasien pada gelang pasien, tanyakan nama, tempat tanggal lahir,
no RM
4. Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien dan atau keluarga
pasien
5. Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah luntur dan mudah
dikenali dengan melibatkan pasien saat dilakukan penandaan lokasi operasi
tersebut
6. Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah memahami
dan mengetahui lokasi yang akan dilakukan operasi
7. Ucapkan terimakasih, dan semoga semuanya dapat berjalan dengan baik.

2.1.8 Prosedur Pembedahan di Kamar Operasi

Prosedur pembedahan merupakan tahapan verifikasi yang harus


dilakukan sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Tujuannya untuk

7
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur. Prosedur
pembedahan meliputi :
1. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur,
rencana, opsi, dan resiko operasi
2. Buat dan dokumentasikan semua prosedur, termasuk prosedur yang
lengkap, sisi, dan rencana anestesi
3. Pastikan praktisi mempunyai informasi terkini mengenai status
medis pasien, rencana prosedur-buat catatan pasien
4. Verifikasi dokumen informed consent untuk mengidentifikasi
pasien secara benar
5. Siapkan semua hasil tes laboratorium yang relevan dan verifikasi
identifikasi pasien
6. Tandai sisi operasi yang akan dioperasi oleh orang yang akan
melaksanakan operasi, gunakan tanda yang jelas, dan libatkan
pasien saat memberikan tanda
7. Verifikasi pasien yang benar dengan 2 identifikasi (nama dan no
Rekam Medis)
8. Verifikasi rencana prosedur
9. Verifikasi prosedur operasi
10. Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi
11. Verifikasi kesiapan alat, implan, protesa

2.1.9 Prosedur Assesmen Pra Anastesi

Asesmen atau penilaian sebelum tindakan anestesi ini merupakan rangkaian


kegiatan yang mengawali suatu operasi yang akan dilaksanakan. Penilaian dilakukan
terhadap fungsi vital pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penilaian sebelum anastesi, dengan
tujuan:
1. Melakukan penilaian sendiri terhadap fungsi napas, fungsi kardiovaskuler,
fungsi kesadaran, fungsi gastrointestinal
2. Mengetahui status fisik pasien praoperatif
3. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi
4. Memilih jenis atau tehnik anastesi yang sesuai

8
5. Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi
6. Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi kemungkinan yang terjadi
Proseudur Asesmen atau penilaian pra anastesi meliputi:
1. B1 : Jalan nafas dan fungsi pernafasan
a. Nilai patensi jalan nafasnya, apakah jalan nafas bebas
b. Lihat apakah sumbatan jalan nafas oleh benda asing, muntahan, darah, dll
c. Lihat adakah tanda-tanda retraksi dinding dada, pernafasan cupit hidung.
d. Lihat apakah gerakan dada kiri dan kanan simetris waktu inspirasidan
ekspirasi. Bila asimetris manakah yang tertinggal.
e. Lihat adakah gerakan dada seperti gergaji
f. Denganrkan adakah suara nafas tambahan:
1) Snoring (mengorok)
2) Gurgling
3) Tridor
4) Tidak ada suara nafas
g. Bila terjadi sumbatan jalan nafas segera bebaskan baik tanpa alat atau
menggunakan alat pembebasan jalan nafas.
h. Rasakan dengan punggung tangan apakah hembusan udara dari hidung
atau mulut
i. Lakukan perkusi untuk membedakan antara kemungkinan berisi darah atau
udara
j. Dengarkan menggunakan stetoskop apakah kiri sama dengan yang kanan,
ataukah terdapat suara nafas yang lebih lemah pada satu sisi
k. Nilai adakah prediksi intubasi sulit dengan ¾ mallampati score, jarak
mentohyoid , gerak leher, massa

2. B2 : Fungsi Kardiovasculer
a. Lihat apakah pasien tampak pucat atau cyanosis
b. Lihat apakah sumber perdarahan yang terlihat
c. Cek apakah perfusi pada ujung jari apakah hangat, kering, merah (normal)
d. Cek nadi apakah frekuensinya normal, irama teratur, kuat
e. Cek tensi menggunakan tensimeter
f. Bila perlu cek tensi pada lengan kiri dan kanan
g. Dengarkan menggunakan stetoscope apakah terdapat bising jantung

9
3. B3 : Fungsi kesadaran
Nilai kesadaran bisa dengan mengajak pasien berbicara bila pasien sadar atau
dengan penilaian Gaslow Coma Scale (GCS) bila terdapat penurunan kesadaran.
4. B4 : Fungsi perkemihan
a. Lakukan evaluasi fungsi ginjal, dapat dilakukan dengan menggunakan urin
tampung atau kalau perlu dengan pemasangan chateter.
b. Nilai produksi urinnya meliputi warna dan jumlahnya.
5. B5 : Fungsi pencernaan
a. Lihat adakah abdomen distended
b. Lakukan perkusi untuk membedakan adanya udara atau cairan, palpasi untuk
mencari adanya massa.
6. B6 : Tulang Muskuluskletal
a. Adakah patah tulang panjang pada femur, 4/4, patah tulang multipel, patah
tulang iga yang multipel
b. Adakah pertukaran kulit
7. B7 : Laboratorium
Evaluasi hasil laboratorium, apakah terdapat nilai yang abnormal segera diambil
tindakan dan evaluasi ulang.
8. Radiologi : SS
Evaluasi hasil dari pemeriksaan radiologi, apabila terdapat hal yang tidak normal
segera ambil tindakan.
9. Pemeriksaan penunjang lain : ECG dll
10. Dari hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa pasien tersebut termasuk dalam
kategori ASA 1/2/3

2.1.10 Prosedur Identifikasi Pasien Operasi

Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup
nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara
pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan,
pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien.
Tujuannya untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang
lainnya,sehingga mempermudah dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada

10
pasien yang datang berobat dan mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses
pemberian pelayanan,pengobatan tindakan atau prosedur.
Prosedur identifikasi pasien antara lain:
1. Setiap pasien baru harus diidentifikasi secara lengkap, benar, jelas dan terperinci
2. Identifikasi pasien meliputi :
a. Penulisan nomor rekam medis
b. Penulisan Indentitas pasien disesuaikan dengan e-KTP/SIM/ Kartu Keluarga/
PASPOR yang berlaku.
c. Penulisan identitas pasien meliputi :
1. Nama Lengkap
2. Tempat /Tanggal Lahir
3. Jenis Kelamin
4. Alamat lengkap
5. Agama
6. Status Perkawinan
7. Pekerjaan
8. Nama Suami/Istri
9. Nama Ibu/Ayah
10. Penanggung Jawab
11. Tanggal Registrasi.
d. Jika ada perubahan data indentitas pasien pada kunjungan berikutnya maka
identitas pertama harus dirubah dengan identitas yang baru (up to date).
e. Identifikasi pada gelang pasien, meliputi :
1) Pencantuman nomor rekam medis
2) Pencantuman nama lengkap
3) Pencantuman tanggal lahir
4) Warna gelang disesuaikan dengan kondisi pasien. Warna biru untuk
pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan, warna merah
untuk pasien alergi, warna kuning untuk pasien resiko jatuh, dan
warna ungu untuk pasien yang tidak boleh diresusitasi
f. Setiap dilakukan pemasangan gelang petugas harus menjelaskan manfaat
gelang pasien dan bahaya jika menolak, melepas, dan menutupi gelang.
g. Sebelum pemberian pelayanan kepada pasien petugas harus mengidentifikasi
pasien terlebih dahulu, meliputi : Sebelum pemberian obat, darah atau produk

11
darah, mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis serta
pemberian tindakan, petugas harus menganamnesa identitas pasien dan
mengecek gelang pasien secara teliti dan terperinci.
3. Pasien baru harus dibuatkan Kartu Identitas Berobat dengan mencantumkan nama
pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir dan alamat rumah
4. Setiap pasien akan di daftarkan pada buku registrasi pasien dan atau dimasukkan
dalam database pasien (KIUP komputerisasi) secara up to date.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko,
identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko.

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar
sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien
dari segala aspek tindakan yang kita berikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Komalawati, Veronica. 2010. Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum


Kesehatan. Lestari, Trisasi.
Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah Untuk Mengembangkan
Budaya Patient Safety.
Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006 Hal.1-3 Pabuti, Aumas. 2011. Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien (KP) RumahSakit. Proceedings of expert lecture of medical
student of Block 21 st of AndalasUniversity, Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai