PATIENT SAFETY
Disusun oleh:
Kelompok 3
3. Wilda ( 220017 )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya
mengharapkan kiranya makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk dan pedoman bagi pembaca Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan kerena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu,
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................iii
A. Latar belakang....................................................................................iii
B. Rumusan masalah..............................................................................i
C. Tujuan..................................................................................................i
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................1
B. Benar Area..............................................................................2
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................5
A. Kesimpulan.......................................................................................5
B. Saran.................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien menurut Vincent (2008), penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari
hasil tindakan yang buruk yang berasal dari proses perawatan kesehatan. Menurut World
Health Organization (WHO), keselamatan pasien adalah tidak adanya bahaya yang mengancam
kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi pasien dari
sesuatu yang tidak diinginkan selama proses perawatan Insiden keselamatan pasien atau yang
dikenal dengan istilah insiden.
menurut definisi WHO adalah suatu kejadian atau keadaan yang dapat mengakibatkan, atau
mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada pasien. Berdasarkan PMK Nomor 11/2017
tentag Keselamatan Pasien, Insiden merupakan setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Threats to Australian Patient Safety (TAPS) membagi menjadi dua jenis insiden keselamatan
pasien, yaitu: insiden yang terkait dengan proses perawatan dan isiden terkait dengan
pengetahuan atau keterampilan12. Menurut PMK Nomor 11/2017, insiden keselamatan pasien
yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan terbagi menjadi empat jenis yaitu Kondisi Potensi
Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan benar pasien Patient Safety?
3. Apa yang dimaksud dengan benar pemberian tindakan dalam Patient Safety?
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Benar pasien
Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan atau prosedur agar dapat
memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi dengan tepat dan
cepat.Adapun elemen penilaian untuk sasaran ini adalah sebagai berikut :
2. Pasien yang dirawat diidentifikasi dengan warna gelang yang ditentukan dengan
ketentuan biru untuk laki-laki dan merah muda untuk perempuan, merah untuk pasien yang
mengalami alergi dan kuning untuk pasien dengan risiko jatuh (risiko jatuh telah diskoring
dengan menggunakan protap penilaian skor jatuh yang sudah ada).
3. Pasien yang dirawat diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
4. Pasien yang dirawat diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
B. Benar Area
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan atau prosedur
yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga
keadaan yang berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO
Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong
Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang
dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat
oleh operator yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi
dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki,
lesi) atau multipel level (bagian tulang belakang). Proses verifikasi praoperatif ditujukan untuk
memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar; memastikan bahwa semua dokumen,
foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia dan diberi label dengan baik serta
dipampang dan melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant - implant
yang dibutuhkan. Tahapan “Sebelum insisi” (Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau
kekeliruan diselesaikan dengan baik dan tepat. Time out dilakukan di tempat dimana tindakan
akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah
sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya
menggunakan checklist dan sebagainya. Elemen yang menjadi penilaian pada sasaran IV ini
adalah memberi tanda spidol skin marker pada sisi operasi (Surgical Site Marking) yang tepat
dengan cara yang jelas dimengerti dan melibatkan pasien dalam hal ini (Informed Consent) .
pengetahuan perawat terhadap tindakan keperawatan juga merupakan hal yang utama
dalam melakukan penatalaksaan proses keperawatan terhadap pasien dalam melakukan
tindakan sesuai dengan rencana keperawatan maka diperlukan jumlah tenaga keperawatan
yang cukup dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik. Implementasi keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dan asuhan keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi keperawatan adalah
kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan.Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien,keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan pasien menurut Vincent (2008), penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari
hasil tindakan yang buruk yang berasal dari proses perawatan kesehatan. Menurut World
Health Organization (WHO), keselamatan pasien adalah tidak adanya bahaya yang mengancam
kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan.
Kebijakan atau prosedur tersebut memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi
seorang pasien seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien
dengan bar-code, dan lain-lain.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang
dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat
oleh operator yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
pengetahuan perawat terhadap tindakan keperawatan juga merupakan hal yang utama dalam
melakukan penatalaksaan proses keperawatan terhadap pasien dalam melakukan tindakan
sesuai dengan rencana keperawatan maka diperlukan jumlah tenaga keperawatan yang cukup
dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu saya sebagai penulis berpedoman pada banyak sumber
serta berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmaskramatjati.com/profil/6-sasaran-keselamatan-pasien/
http://merita.staff.umy.ac.id/2020/01/02/keselamatan-pasien-patient-safety-incident-dan-
klasifikasinya/