DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 10
NESI ARSITA (P003200190127)
SINAR EKA SAPUTRI (P003200190137)
SRI RAMDINA (P003200190140)
Penulis
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan masalah...............................................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teknik Pencatatan Dokumentasi Keperawatan.................................................................5
B. TEKNIK DOKUMENTASI DAN PELAPORAN...........................................................7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………………13
B. SARAN………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses profesionalisme bidang keperawatan merupakan proses berubah jangka
panjang yang melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan keperawatan sendiri
ataupun dari kalangan non keperawatan. Hal ini berarti bahwa perawat harus mau
berubah dan mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian,
perawat harus berani menghadapi konsekuensi-konsekuensi dan implikasi-implikasi
guna menampilkan ciri profesi dalam dirinya, yaitu sebagai perawat profesional.
Keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan konsep dan terjadi
pergeseran yang sangat penting. Salah satu pergeseran penting yang terjadi dalam
proses profesionalisasi keperawatan adalah dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan. Pada awalnya, penekanan lebih ke arah prosedur, tanpa adanya
penekanan terhadap landasan pengetahuan ilmiah dan metode ilmiah yang bersifat
logis dan sistematis. Sekarang keduanya berjalan seiring yang dikenal sebagai
proses keperawatan.
B. Rumusan masalah
Bagaimana teknik pendokumentasian keeprawatan
C. Tujuan
Tujuannnya yaitu untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang
bagaimana teknik dokumentasi keperawatan. Selain itu dengan mempelajari teknik
dokumentasi keperawatan dapat menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, dan cara
berpikir profesional pada setiap pemberian asuhan keperawatan. Membantu
mahasiswa dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar ataupun
membandingkan antara teori dan praktik. Merupakan sumber data pendidikan dan
pengajaran karena berisi kronologis asuhan keperawatan dan merupakan referensi
riset.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teknik Pencatatan Dokumentasi Keperawatan
Teknik dokumentasi keperawatan merupakan cara menggunakan dokumentasi
keperawatan dalam penerapan proses keperawatan
Indriono (2011) menerangkan dalam pendokumentasian ada 3 teknik, yaitu :
teknik naratif, teknik flow sheet, dan teknik checklist. Teknik tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Naratif
Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisonal dan dapat
bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel.
Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi
maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber
atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja, atau dari petugas
kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap
narasumber memberikan hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan
evaluasinya yang unik. Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan
kejadian / kronologisnya.
Keuntungan pendokumentasian catatan naratif :
1) Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan
dari kejadian dari asuhan / tindakan yang dilakukan.
2) Memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yang
disukainya.
3) Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian
perubahan, intervensi, reaksi pasien dan outcomes.
Kelemahan pendokumentasian catatan naratif :
1. Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus – putus, tumpang
tindih dan sebenarnya catatannya kurang berarti.
2. Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan
atau sebagian besar catatan tersebut.
3. Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran
klinis pasien secara menyeluruh.
4. Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntun
pertimbangan hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat
setiap pasien.
5. Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena
informasi yang bersangkutan mungkintidak tercatat pada tempat yang
sama.
6. Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu.
c. Checklist
Checklist adalah suatu format yang sudah dibuat dengan
pertimbangan-pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan
sehingga memudahkan perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan,
karena hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien
dengan mencentang. Jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas pada
data vital sign. Keuntungan penggunaan format dokumentasi
checklist(Yulistiani, Sodikin, Suprihatiningsih, dan Asiandi, 2003) :
1. Bagi Perawat
a. Waktu pengkajian efisien.
b. Lebih banyak waktu dengan klien dalam melakukan tindakan
keperawatan sehingga perawatan yang paripurna dan komprehensif
dapat direalisasikan.
c. Dapat mengantisipasi masalah resiko ataupun potensial yang
berhubungan dengan komplikasi yang mungkin timbul.
d. Keilmuwan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan secara
legalitas dan akuntabilitas keperawatan dapat ditegakkan.
2. Untuk Klien dan Keluarga
a. Biaya perawatan dapat diperkirakan sebelum klien memutuskan untuk
rawat inap/rawat jalan.
b. Klien dan keluarga dapat merasakan kepuasan akan makna asuhan
keperawatan yang diberikan selama dilakukan tindakan keperawatan.
c. Kemandirian klien dan keluarganya dapat dijalin dalam setiap
tindakan keperawatan dengan proses pembelajaran selama asuhan
keperawatan diberikan.
d. Perlindungan secara hukum bagi klien dapat dilakukan kapan saja bila
terjadi malpraktek selama perawatan berlangsung.
6. Pencatatan
Kualitas dokumentasi secara konstan berada dibawah tinjauan
manejer perawat sesuai dengan upaya mereka untuk menemukan cara
untuk membantu perawat memperbaiki pencatatan informasi. Perawat
yang secara langsung terlibat dalam perawatan klien sering memiliki
kesulitan dalam mendokumentasikan secara menyeluruh perawatan klien
mereka. Masalah ini menyebabkan lebih banayak menuliskan catatan
disamping tempat tidur klien dan penciptaan lembar alur.
B. Dokumentasi Naratif
Dokumentasi naratif adalah metode kuno untuk pencatatan asuhan
keperawatan. Metode ini hanya menggunakan format seperti cerita untuk
mendokumentasikan informasi spesifik tentang kondisi klien dan asuhan
keperawatan. Sekarang ini, pencatatan naratif jarang menjadi metode
pendokumentasian primer dan telah digantikan dengan format lain. Namun
demikian, pendokumentasian naratif dianggap sebagai bentuk pencatatan
yang kurang disenangi di sebagian besar lingkungan keperawatan.
C. Catatan Dokumentasi
Dalam catatan sumber, catatan klien diatur sehingga setiap disiplin
mempunyai bagian terpisah untuk mencatat data. Tidak seperti POMR,
informasi tidak diataur berdasarkan masalh klien.
E. Catatan Fokus
Format lain untuk dokumentasi adalah pencetakan fokus. Format
pencatatan ini memungkinkan pendokumentasian segala situasi klien. Setiap
entri termasuk data, tindakan, dan respons klien.
F. Menajemen Kasus dan Jalur Kritis
Model menejemen kasus dari pemeberian perawatan memadukan
pendekatan multidisiplin ilmu untuk mendokumentasikan perawatan klien.
Rencana yang telah di standarkandi ringkas ke dalam jalur kritis, yang
merupakan rencana perawatan multidisiplin terpadu untuk masalah,
interfensi penting, hasil yang diharapakn diri klien dengan penyakit atau
kondidi spesifik.
G. Kardex Keperawatan
Informasi keperawatan yang diperlukan untuk perawatan klien sehari
hari tersedia selalu dalam kardex keperawatan. Kardex adalah kartu lipat
balik yang biasanya di simpan dalam file indexs portebel atau buku catatan
ruang perawat.
K. Dokumentasi Terkomputerisasi
Komputer digunakan dalam fasilitas perawatan kesehatan dalam
berbagai cara. Teknologi yang ada sangat tidak terbatas, dan masa
mendatang menjanjikan potensi yang sangat besar sekali karena dampak
komputerisasi dalam sistem pelayanan perawatan kesehatan.
L. PELAPORAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36621124/Model_Dokumentasi_Keperawatan