“TEKNIK PENDOKUMENTASIAN”
OLEH :
NIM : PO530324019454
KELAS : TINGKAT 2B
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberihkan oleh dosen mata
kuliah sekaligus untuk menambah pengetahuan pembaca khususnya penulis mengenai
Dokumentasi kebidanan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Naratif........................................................................................................................3
B. Flow sheet/chek list....................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran ............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan di indonesia sebagai suatu profesi yang sedang dalam proses
memperjuangkan penerimaan profesi yang mandiri oleh masyarakat membutuhkan
upaya aktualisasi diri dalam memberikan pelayanan profesional . semua ini dapat
dicapai apabila bidan mampu menunjukkan kemampuannya baik dalam bidang
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang di dasari oleh ilmu yang jelas, serta
mendokumentasikan semua hasil kerja yang telah di laksanakan secara baik dan
benar. Akhirnya dokumentasi dapat meningkatkan kesinambungan perawatan pasien,
dan menguatkan akuntabilitas, dan tanggung jawab bidan dalam
mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan serta membantu
institusi untuk memenuhi syarat akreditasi dan hukum.
Dokumentasi ini perlu karna dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian
gunggatan, maka dokumentasi kebidanan dapat memebantu. Bidan sebagai tenaga
kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan wajib mencatat dan melaporkan
kegiatannya yang dokumentasinya harus tersimpan dengan baik. Sistem
pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
sarana komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti
perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan pendidikan,
dan mempunyai nilai hukum merupakan dokumentasi yang sah. Dalam kebidanan
banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan
yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga
berencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teknik Naratif dalam dokumentasi kebidanan?
2. Apa yang dimaksud dengan Teknik Flow sheet/Checklist dalam dokumetasi
kebidanan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teknik Naratif dalam dokumentasi kebidanan
2. Untuk mengetahui tentang Teknik Flow sheet/Checklist dalam dokumentasi
kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
Bidan
B. Keuntungan
Berdasarkan pendapat Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009), keuntungan teknik
pendokumentasian flow sheet adalah sebagai berikut
1. Meningkatkan kualitas pencatatan observasi
2. Memperkuat aspek legal
3. Memperkuat atau menghargai standar asuhan
4. Menjadikan dokumentasi kebidanan lebih tepat
5. Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan
6. Membatasi narasi yang terlalu luas
Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010) keuntungan dokumentasi flow sheet
adalah:
1. Meningkatkan kualitas catatan.
2. Lebih mudah dibaca.
3. Memperkuat standar asuhan.
4. Dokumentasi lebih tepat.
5. Mengurangi adanya fragmentasi data, data mudah diperoleh.
6. Memungkinkan untuk melakukan perbandingan data beberapa periode.
7. Informasi yang dicatat benar-benar yang bermanfaat dan legal.
8. Narasi sedikit.
C. Kerugian
Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),kerugian utama dari teknik
pendokumentasian flow sheet ini adalah:
1. Catatan medik pasien menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada saat
penggunaan dan penyimpanan.
2. Potensial terjadi duplikasi catatan, antara lain catatan perawatan di ruang ICU dan catatan
pengobatan.
3. Desain ini memungkinkan adanya bagian yang tidak diisi. Bagian yang kosong ini potensial
menimbulkan kesalahan saat melakukan interpretasi dan memunculkan tanda tanya.
4. Keterbatasan ruang untuk melakukan pencatatan secara menyeluruh terhadap kejadian luar
biasa. 5. Adanya penolakan terhadap penggunaan model flow sheet.
Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, Sudarti, (2010) kerugian dokumentasi flow sheet
disebutkan sebagai berikut.
1. Memperluas catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan.
2. Memungkinkan duplikasi data, rancangan, dan format.
3. Tidak ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi dan bertahan
untuk menggunakan lembar alur.
Keterbatasan dari teknik flowsheet dan checklist ini, antara lain: Catatan medik pasien
menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada saat penggunaan dan
penyimpanan, Potensial terjadi duplikasi catatan, antara lain catatan perawatan di ruang ICU
dan catatan pengobatan, Desain ini memungkinkan adanya bagian yang tidak diisi. Bagian
yang kosong ini potensial menimbulkan kesalahan saat melakukan interpretasi dan
memunculkan tanda tanya, Keterbatasan ruang untuk melakukan pencatatan secara
menyeluruh terhadap kejadian luar biasa dan adanya penolakan terhadap penggunaan model
flowsheet.
F. Desain dan bagian umum dalam flow sheets dan checklist, antara lain :
1. Kolom untuk nama petugas yang melakukan pemeriksaan atau tindakan.
2. Hasil pengkajian, KIE, observasi, tindakan, dan lain-lain.
3. Hasil observasi atau intervensi khusus.
4. Nama pasien, waktu (tanggal, bulan dan tahun), nama bidan dan tanda tangan.
5. Hanya menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut diuraikan secara narasi.
Misalnya: mengobati luka bakar. Ganti balutan lihat pada catatan perkembangan.
G. Menurut Iyer and Camp (2005), proses merancang lembar alur dengan tepat sangat
bervariasi. Beberapa anjuran umum dalam merancang sebuah lembar alur, adalah :
1. Tentukan seberapa banyak ruangan yang diperlukan untuk isi format.
2. Rancang sebuah format yang mudah dibaca dan digunakan.
3. Tentukan apakah format tersebut akan digunakan secara vertikal atau horisontal.
4. Gunakan huruf yang dicetak tebal dan miring untuk menekailkan judul bagian atau informasi
penting lainnya.
5. Pertimbangkan untuk memberi jarak antar informasi.
6. Tentukan apakah format tersebut akan lebih dari satu halaman.
7. Pertimbangkan apakah informasi dalam format tersebut akan dikomunikasikan antar bagian.
8. Sediakan lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar memungkinkan
individualisasi data dan pendokumentasian asuhan pada pasien.
9. Jika catatan perkembangan rnultidisiplin tidak digunakan, pertimbangkan pemberian ruang
kosong untuk catatan - ¬catatan tersebut di halaman sebaliknya lembar alur tersebut.
10. Pertahankan struktur dasar format lembar alur untuk menggambarkan standar asuhan yang
diberikan kepada pasien adalah sama.
11. Berfikir global saat membuat atau merevisi sebuah format, hindari merancang format tanpa
berkonsultasi ke profesi/unit lain.
12. Libatkan staf sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar alur.
13. Dapatkan masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
14. Lakukan koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
15. Harus disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur membutuhkan waktu
lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik dokumentasi naratif (Narrative Progress Notes) adalah teknik yang
dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi
merupakan bentuk dokumentasi tradisional, paling lama digunakan (sejak
dokumentasi pelayanan kesehatan dilembagakan) dan paling fleksibel, sering disebut
sebagai dokumentasi yang berorientasi pada sumber (source oriented documentation).
Keuntungan dokumentasi naratif antara lain mudah dikombinasikan dengan teknik
pendokumentasian yang lain, seperti pencatatan naratif dengan lembar alur, atau
pencatatan naratif untuk mendokumentasikan perkembangan pasien, membantu bidan
melakukan interpretasi terhadap setiap kejadian pasien secara berurutan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Komariah, k (2015). Dokumentasi kebidanan l. Jakarta.: Pustaka Medika
Seller, P.M., 2015, Midwifery, Vol. 1 dan 2, 1st Edition, Juta & Co.Ltd, Cape Town
Varney, 2014Varney’s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers, Sudbury:
England