Anda di halaman 1dari 21

Teknik dokumentasi dan pelaporan dalam tatanan klinik

(Sejarah perkembangan computer keperawatan dan

Implementasi sistem informasi keperawatan di RS)

DOSEN PENGAMPU

Ns. Ira Kusumawati M.kep Sp. Kep MB

DISUSUN OLEH

Alya Dwi Agustina (2314401002)

Bilal Fizar Ananta (2314401005)

Niken Ayu Meeilya (2314401022)

Yulandari Nur Azzahra (3214401036)

PRODI D3 KEPERAWATAN

STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO

Jl. Abdul Rahman Saleh No.24, RT.6/RW.1, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10410
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Dokumentasi Keperawatan, dengan judul:
“Sejarah perkembangan computer keperawatan dan Implementasi sistem informasi
keperawatan di RS”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan

Jakarta. Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
POS (Process Oriented System) Pada Dokumentasi Keperawatan........................................5
Penggunaan.........................................................................................................................5
Keuntungan dan Kerugian..................................................................................................5
Format model dokumemtasi Proses oriented system ( POS ).............................................6
Contoh format FOCUS.......................................................................................................6
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendokumentasian..................................................7
Model Coded Nursing Documentation (CND).......................................................................8
Tujuan dan Manfaat Model Coded Nursing Documentation (CND ).................................9
Kelebihan dan Kekurangan Model Coded Nursing Documentation (CND )...................10
Penerapan dan contoh Model Dokumentasi Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan.10
Tahapan yang perlu dilaksanakan dalam aplikasi dokumentasi :.....................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
KESIMPULAN........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik dalam pendokumentasian

1. Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling
lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan
naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai
dokumentasi berorientasi pada sumber, Sumber atau asal dokumentasi dapat di
peroleh dari siapa saja, atau dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk
memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan, hasil observasinya,
menggambarkan aktifitas dan cvaluasinya yang unik.
Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologisnya.
Biasanya kebijakan institusi menggariskan siapa yang mencatat/melaporkan apa,
bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus dicatat dimana. Berhubung sifat
terbukanya catatan naratif (orientasi pada sumber data) sehingga dapat digunakan
pada setiap kondisi klinis. Tidak adanya struktur yang harus diakui memungkinkan
perawat mendokumentasikan hasil observasinya yang relevan dan kejadian
secara kronologis.
2. Flowsheet (bentuk grafik) memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi
atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara
naratif, termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam
dan pemberian obat. Flow sheet yang selain untuk mencatat vital sing biasanya
juga dipakai untuk catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan
catatan harian tentang asuhan keperawatan. Flow sheet merupakan cara tercepat
dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan
dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang
terdapat pada flow sheet. Oleh karena itu flow sheet lebih sering digunakan di unit
gawat darurat, terutama data fisiologis.
3. Checklist adalah Suatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbang-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan
perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi
item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang.
Keuntungan model flowsheet dan checklist:
 Mudah dalam pengisian dan lebih cepat
 Alur sudah ada tinggal mengisikan dan tidak terputus-putus
 Mudah dalam mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain
 Kelemahan model ini adalah:
 Tidak dapat menjabarkan pengkajian sesuai yang kita inginkan
 Harus mengikuti alur dalam pengisian flowsheet dan checklist.
B. Pelaporan
1. Tujuan Pelaporan:
Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun
kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan, harus singkat, yang mencakup
informasi yang berhubungan, tetapi bukan detail yang tidak berhubungan. Selain
laporan pergantian sip dan laporan telepon, pelaporan juga dapat mencakup
pencapaian informasi atau ide dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain
tentang beberapa aspek perawatan klien.
2 Macam-Macam Laporan:
a. Laporan Pergantian Shift
Laporan pergaantian shift adalah laporan yang diberikan kepada semua
perawat pada shift berikutnya. Tujuannya adalah memberikan kontinuitas
asuhan kepada klien dengan memberikan pemberi asuhan yang baru ringkasan
cepat tentang kebutuhan klien dan detail keperawatan yang akan diberikan.
Laporan pergantian shift dapat berupa tulisan atau diberikan melalui
lisan, baik melalui pertukaran langsung atau pencatatan audio tape. Laporan
langsung memungkinkan pendengar untuk mengajukan pertanyaan selama
pelaporan, laporan tertulis dan laporan tape rekorder sering kali lebih singkat
dan tidak memakan waktu. Laporan kadang kala diberikan disamping tempat
tidur dan klien juga perawat dapat berpartisipasi dalam pertukaran informasi.
b. Laporan Lewat Telepon
Profesional kesehatan sering kali melaporkan tentang klien melalui
telepon. Perawat menginformasikan dokter tentang perubahan kondisi klien;
ahli rediologi melaporkan hasil pemeriksaan sinar-x: perawat mungkin
melaporkan kepada perawat di unit lain tentang klien yang dipindahkan.
Perawat yang menerima laporan telepon harus mendokumentasikan
tanggal dan waktu, nama orang yang diberikan informasi, dan subjek informasi
yang diterima, serta menandatangani notasi.jika ada keraguan
tentang informasi yang diberikan melali telepon, orang yang menerima
informasi harus mengulangi informasi kembali kepada pengirim untuk
memastikan akurasi
Ketika memberikan laporan telepon kepada dokter, penting sekali
perawat menyampaikan laporan dengan singkat dan akurat. Mulai dengan
nama dan hubungan dengan klien Laporan telepon biasanya mencakup nama
klien dan diagnosis medis, perubahan dalam pengkajian keperawatan, tanda-
tanda vital yang berhubungan dengan tanda-tanda vital dasar, data laboratorium
yang signifikan, dan intervensi keperawatan yang berhubungan. Perawat harus
menyiapkan catatan klien untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada
dokter.

Setelah pelaporan, perawat harus mendokumentasikan tanggal.


waktu, dan isi berita. Misalnya:
Dorothy Mendes masuk rumah sakit pada pukul 12.00; mengeluh nyeri
seperti terbakar pada abdomen kuadran atas kanan. TD 120/80, N 100, P 20
saat masuk. Demorol 100 mg IM saat masuk. Pada pukul 15.15 sore TD
100/40, N 120, P 30. Nyeri tidak berubah. Warna pucat dan diaforesis.
Dilaporkan melalui telepon kepada Dr. Burns pada pukul 14.10. TS Jones RN
Instruksi Lewat Telepon
Dokter sering kali memprogramkan suatu terapi(mis.. obat) untuk klien
melalui telepon. Kebanyakan instansi memiliki kebijakan khusus tentang
instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan perawat terdaftar
untuk menerima instruksi lewat telepon.
c. Instruksi Lewat Telepon
Dokter sering kali memprogramkan suatu terapi(mis., obat) untuk
klien melalui telepon. Kebanyakan instansi memiliki kebijakan khusus
tentang instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan perawat
terdaftar untuk menerima instruksi lewat telepon.
Ketika dokter memberikan instruksi:
1. Tulis dan ulangi kembai instruksi tersebut kepada dokter untuk
memastikan akurasi
2. Tanyakan kepada dokter setiap instruksi yang ambigu, tidak lazim(mis..
obat dosis sangat tinggi), atau kontraindikasi dengan kondisi klien.
3. Tuliskan instruksi pada lembar instruksi dokter, yang menunjukan
instruksi sebagai instruksi verbal(VO) atau instruksi telepon(TO).

4. Setelah instruksi dituliskan pada lembar instruksi dokter, instruksi harus


ditanda tangani oleh dokter dalam periode waktu yang diatur oleh
kebijakan instansi. Banyak rumah sakit perawatan akut mengharuskan
ini dilakukan dalam 24 jam.

d. Konferensi Rencana Asuhan


Konferensi rencana asuhan adalah pertemuan sekelompok perawat untuk
mendiskusikan kemungkinan solusi terhadap masalah tertentu seorang
klien, misalnya, ketidakmampuan untuk mengatasi perstiwa atau kemajuan
kurang untuk pencapaian tujuan. Konferensi rencana asuhan memberikan
setiap perawat kesempatan untuk memberikan opini tentang kemungkinan
solusi masalah Profesional kesehatan lain mungkin diundang untuk
menghadiri konferensi guna memberikan keahlian mereka. Misalnya,
petugas dinas sosial mungkin mendiskusikan masalah keluarga dari anak
yang luka bakar parah, atau ahli diet mungkin mendiskusikan masalah diet
klien penyandang diabetes.

5. Konferensi rencana asuhan paling efektif ketika terbangun suasana


yang saling menghargai yakni, penerimaan tanpa menghakimi terhadap
orang lain walaupun nilai, opini, dan keyakinan mereka mungkin
tampak berbeda. Perawat harus menerima dan menghormati setiap
kontribusi individu, mendengarkan dengan pikiran terbuka tentang apa
yang orang lain katakan walaupun tidak sepakat.

C. Sejarah perkembangan computer keperawatan


Sejarah perkembangan komputer diawali dengan penemuan penting dari
Charles Babbage berupa alat hitung. Berkat penemuannya itu, ia dikenal sebagai
ilmuwan yang paling berpengaruh dalam perkembangan komputer. Kemudian, alat
hitung tersebut dikembangkan lebih lanjut secara bertahap hingga kini terciptalah
perangkat canggih bernama komputer. Tahapan dalam pengembangan komputer
disebut generasi. Ada lima generasi komputer yang masing-masing memiliki cerita
tersendiri.
Perkembangan sejarah komputer telah mengalami masa-masa sulit. Namun,
berkat tangan-tangan andal dari para ilmuwan dan teknisi pada waktu itu,
perkembangan dari generasi ke generasi terasa begitu mudah dan terorganisir.
Komputer terus dikembangkan dengan menyisipkan inovasi-inovasi terbaru. Hingga
kini, beberapa perusahaan ternama tengah menggarap komputer berteknologi tinggi
dengan nama komputer masa depan.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis)
merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi
informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara
elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan,
sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan Billing System. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan
bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan
maupun teknologi informasinya, rumah sakit hanya menginvestasinya 2% untuk
teknologi informasi.
Oleh karena keistimewaannya ini berbagai bidang pekerjaan mulai
menggunakan system ini untuk memudahkan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan
termasuk dalamnya bidang keperawatan. System komputer sangat membantu tenaga
perawat untuk memperoleh ilmu, mencari data data yang terkait dengan pasien dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan dalam suatu system komputer.

a. Sejarah Perkembangan Computer Dalam Keperawatan


Komunikasi a dalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi keperawatan
karena banyaknya departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien.
Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak informasi mengenai
pasien mulai dari perawatan saat masuk hingga pasien pulang. Saat ini komputer
secara absolut penting untuk mengatur:
1) Makin kompleksnya masalah keuangan
2) Melaporkan permintaan beberapa departemen
3) Kebutuhan komunikasi dari tim perawtan kesehatan yang berbeda
4) Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Computer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu tetapi Rumah Sakit
lamban dalam menagkap revolusi computer. Saat ini hamper setiap Rumah Sakit
mengguanakan jasa computer setidaknya untuk manajemen keuangan. Perawat lambat
mendapatkan manfaat computer. Usaha pertama dalam menggunakan computer oleh
perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1) Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2) Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari system informasi manajemen
Rumah Sakit (SIR) diterapkan. Dan perawat mulai meraskan manfaat dari
system informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980 an, memunculkan mikro
computer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan

b. Manfaat Komputer di Bidang Kesehatan.


Perkembangan dunia kesehatan di era modern telah memanfaatkan komputer
untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Teknologi
informasi (dan komunikasi) dengan piranti computer, saat ini adalah bagian penting
dalam manajemen informasi. Selain memiliki potensi dalam memfilter
data dan mengolah menjadi informasi, komputer mampu menyimpannya dengan
jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Komputer juga
memungkinkan data kesehatan di- share secara mudah dan cepat. Disamping itu,
teknologi tersebut memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua
tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih
cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif
terbaru.
Berikut adalah manfaat computer dalam bidang kesehatan:
1) Membangun Sistem informasi rumah sakit (SIR)
Membangun Sistem Informasi Rumah sakit secara luas, untuk menolong
komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.
SIR dapat diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor,
perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan
makan, personel dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi
beberapa bagian/departemen dan untuk beberapa tujuan yang praktikal.
Manajer-manajer di Rumah Sakit, juga perawat perlu mengenal komputer,
yang mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada masa
depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh
komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan hagi perawat-perawat di
bidang komputer. Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen
informasi kesehatan, antar lain:
a) Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi,
secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis,
demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam
medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik
yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosis (EKG,
radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi
klinis.
Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai
dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan
pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter
maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik. TIK juga mempermudah
Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan pasien monitor detak jantung
pasien lewat monitor komputer, aliran darah, memeriksa organ dalam pasien
dengan sinar X.Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan
menggantikan fungsi organ dalam seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Itu
merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi informasi
dan komputer.
b) Pelayanan Non Medis
Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan
teknologi informasi seperi sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan
sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien dan efektif. dimana para calon
klien rumah sakit yang pernah berobat atau dirawat di RS tidak perlu lagi
menunggu dalam waktu yang cukup lama saat mendaftarkan diri karena proses
administrasi yang masih terdokumentasi secara manual di atas kertas dan
membutuhkan waktu yang cukup lama mencari data klien yang sudah
tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan akhirnya
klien tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas
menurunkan efisiensi RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya
membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap klien didaftarkan secara digital
dan semua data mengenai klien dimasukkan ke dalam komputer sehingga
ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu
yang relatif singkat dan akurat.
2) Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan
mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam
proses keperawatan. dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam
komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang
sesuai dengan diagnosis yang sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran
apa yang diharapkan oleh perawat.
Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan adalah
membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih
rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta
memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan,
evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error dalam
manajemen keperawatan, Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan
segera dapat. memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke
dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang
sudah dilakukan.
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket
perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan
keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program program atau modul
modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan.
Modul modul yang biasa digunakan dalam system informasi manajemen
keperawatan adalah sebagai berikut:
 Mengklasifikasikan pasien
 Penjadwala
 Catatan personal
 Laporan bertahap
 Pengembangan anggaran
 Alokasi sumber dan pengendalian biaya
 Analisa kelompok diagnose yang berhubungan dengan pengendalian mutu,
dan lain-lain.
 Catatan perkembangan pasien
 Model dan simulasi untuk pengembalian Keputusan
 Rencana strategi
 Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
 Evaluasi program

3) Membantu dalam pembuatan system klasifikasi pasien


Dengan bantuan alat komputer, dapat membantu dalam menentukan
kebutuhan tenaga di ruang rawat, berguna juga untuk memantau
klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien
berdasarkan kebutuhan perawat yang seacara klinis dapat di observasikan melalui
perawat.
4) Pengembangan E-health di Rumah Sakit.

Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan untuk membantu pengembangkan


program yang membantu dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya saling
bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan
dan dimana diperlukan, dan melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa
kesehatan lainnya secara real time melalui internet. Layanan kesehatan seperti ini
akan memberikan banyak sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan
administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan
kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.
c. Pengaruh Komputer bagi kesehatan

Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan


keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah
berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu. Namun dari segala efek positif
yang diterima oleh manusia terdapat pula berbagai efek negatif, baik secara
fisik (kesehatan) maupun mental/psikologis
*Efek negative terhadap kesehehatan antara lain:
1) Radiasi Monitor
2) Terganggunya Saraf
3) Repetitive Strain Injury (RSI)
*Efek negative terhadap psikologis/mental:
1) Anti social
Sikap dan perilaku anti sosial terbentuk dari terpaan isi
program dari fitur yang diciptakan dari media ini komputer. Salah satu
fitur yang banyak menghiasi isi softwarekomputer adalah permainan.
Baik anak-anak, remaja sampai orang dewasa menggunakan komputer
untuk memainkan permainan kesukaan mereka masing-masing
2) Computer anxiety (kecemasan, ketakutan terhadap computer)
Ketakutan terhadap komputer ini menerpa hampir sepertiga
populasi pengguna dewasa komputer. Beberapa akibat dari kasus yang
paling menakutkan yang dirasakan terhadap komputer adalah mual-
mual, vertigo, dan keringat yang bercucuran. Penyebab ketakutan
mereka ada banyak hal dan salah satunya karena ketakutan mereka
akan mendapatkan bencana dengan menekan kunci yang salah. Dalam
hal ini ketakutan mereka dihubungkan dengan tingkat privasi yang
dapat ditembus karena kesalahan mereka menekan tombol misalnya
saja menekan gambar spam yang ada dalam internet. Penyebab lainnya
adalah perasaan lepas kendali yang dirasakan orang-orang non teknis
atau tidak memilki kemampuan teknis pada komputer ketika
dihadapkan pada sistem teknis yang kompleks dan menyulitkan.
Biasanya ketakutan tergadap komputer ini dialami oleh perempuan-
perempuan dan orang yang mempunyai kemampuan matematika yang
rendah.
3) Adiksi terhadap internet
Komputer juga dapat membuat kecenderungan adiksi pada
semua orang yang menggunakan komputer. Perasaan ini mendorong
orang untuk terus-menerus menggunakan komputer layaknya orang
yang mengidap ketagihan narkotika. Komputer beserta fitur yang
ditawarkannya secara tidak sengaja membentuk komputer menjadi
seperti obat yang harus diminum dan jika tidak diminum akan
menimbulkan rasa sakit tersendiri yang dialami para penggunanya.

Situs-situs yang ada dalam internet dengan jasa dan layanan yang
ditawarkan dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan orang yang
memakainya. Situs permainan, layanan komunikasi interaktif membuat
komputer menjadi komoditi teknologi yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia sama seperti keberadaan telepon seluler saat ini.
Rasa ketagihan yang membuat orang terus menerus menggunakan
komputer menurut para ahli merupakan indikasi dari pembentukan
kebiasaan media. Dan yang mematikan adiksi ini dapat
menghancurkan kehidupan manusia.Jadi kehidupan seseorang dapat
hancur melalui internet karena perilaku adiksinya terhadap internet.

d. teknologi dan informasi di bidang keperawatan


Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu
komputer dan informasi dengan ilmu keperawatan. Infonnatika
keperawatan adalah bagian dari informatika perawatan kesehatan yang
lebih besar. Perawat dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini,
yang pasti seorang perawat harus memahami Teknologi Informasi.

Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan.


Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi
mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia termasuk di
dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu
tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan
merasakan dampaknya.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet
memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman
tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu
kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat
membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang
masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh
konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai
alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit
yang sedang diderita.

3. Telenursing
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan Salah
satu contoh pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu penggunaan TELENURSING
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak
secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang
medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat
untuk meningkatkan perawatan pasien. Telemarsing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.
c. Factor dalam menjalankan telenursing untuk dapat di aplikasikan maka ada beberapa
hal yang menjadi perhatian :
1) Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing
2) Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena
sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan
organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan
telenursing
3) Fakter Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill
tentang telemarsing. Perawat dan pasien parla dilakukan polatihan tentang aplikasi
telonursing Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan
dan skill antara passen dan perawat. Pengetahuan tentang telemasing harus didesai
oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4) Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa
berjalan dengan baik
Pelaksanaan telemarsing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan
prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telemarsing bisa dimulai
dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak
dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing
menggunakan telepon ini dapat diaplikasik unt gawat darurat dan bortie care
d. Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu:
1) Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan krachatan (dokter praktek ruang gawat
darurat, namah sakit dan nursing home)
2) Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas goografis
3) Telenursing dapat menunmokan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah saku
4) Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telemursing dapat meningkata
pelayanan umuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi
5) Berhasil dalam memurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatan
akses unmak perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber,
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan (modd distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenmesing dapat juga digmakan
dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia
Distance Learning Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif
pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat
memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang
berkelanjutan dan komak antara perawan dan panies yang tidak terbatas

D. Implementasi sistem informasi keperawatan di RS


a. Pengertian system informasi keperawatan

informasi merupakan suatu kumpulan dari komponenkomponendalam


organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan danpengaliran informasi.
Sistem Informasi mempunyai komponen- komponenyaitu proses, prosedur, struktur
organisasi, sumber daya manusia, produk,pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I.
2001).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmuinformasi
dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkanmanajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yangdigunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &Cococran, 1989).
Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembangdi luar
negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sisteminformasi
diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnyapada pencatatan
pasien. (Liaw, T.,1993).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem
informasikesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010 (Reliable
HealthInformation 2010). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan anda
tersebuttelah direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan
kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan dimasyarakat,
namun pelaksanaannya belum optimal.
b. Konsep Sistem Informasi Keperawatan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sisteminformasi


keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapatmengurangi
kesalahan dalam memberikan perencanaan keperawatan padapasien. Penggunaan
sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkanmutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language(SNL)
berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Padapengkajian data,
perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah datadipilih secara lengkap,
komputer akan secara automatis menganalisa datayang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yangdipilih. Komputer akan membantu
melakukan analisis data yang dimasukanoleh perawat saat melakukan pengkajian
kepada pasien. Denganmenggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit
terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa
keperawatan.Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena
masalahyang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan
olehkomputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
perawatan.Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada dan
memunculkan masalah keperawatan.
Perawat tinggal memilih etiologi yangada disesuaikan dengan kondisi
pasien. Sehingga disinilah, peran perawattidak bisa digantikan oleh komputer,
karena judgment terakhir tetap di tanganperawat. Apakah masalah yang
dimunculkan oleh komputer diterima atautidak oleh perawat (Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatanmenggunakan Nursing
Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal memilihLabel dari NOC yang
telah tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatanyang ada, serta
menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakandapat
terselesaikan.Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi
keperawatanmenggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama
dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia
padamasing-masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi
keperawatanmenggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal
mengetikanaktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan
jampelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang
istimewadalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat
dalamdokumentasi asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan
billingsystem rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan
pasien.
Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri
yangtelah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
mendokumentasikandalam sistem informasi keperawatan (Laurie, 2008).
Sedangkan untuk evaluasikeperawatan menggunakan hasil penilaian subyek,
observasi, analisa, danplanning keperawatan.

c. Fungsi Sistem Informasi Keperawatan


Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan
4fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif .

1) Proses perawatan pasien


Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawatkepada
pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatandan
pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja,
administrasi pasien.
2) Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara
efektifmenggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek
secaraspesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen
yangberorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan
kualitas,sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan jadwal dinas
karyawansudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas
karyawan, manajemenperseorangan, perencanaan keperawatan,
manajemeninventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen
finansial,kontroling terhadap infeksi.
3) Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dansubjek lain
yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjiandan
penjadwalan, reviewdata,transformasi data, segala bentuk pesan.
4) Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

d. Manfaat System Informasi Keperawatan


Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, makasangat
dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasianasuhan
keperawatan yang lebih baik. Metode pendokumentasian asuhankeperawatan saat
sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari yangsebelumnya manual, bergeser
kearah komputerisasi. Metodependokumentasian tersebut dengan menggunakan
Sistem InformasiManajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanyabermanfaat
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapatmenjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusandi
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System(Eko,I.
2001).
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):
o Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station.
o Mengurangi penggunaan kertas
o Dokumentasi keperawatan secara automati
o Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
o Mengurangi biaya
o Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

e. Kelebihan Dan Kekurangan System Informasi Keperawatan


1) Kelebihan System Informasi Keperawatan
o Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan lebih efisien,
danproduktifitas.
o Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulandata dapat
dilaksanakan dengan cepat dan lengkap
o Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadisumber
dari penelitian Dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien
o Melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biayadari
pelayanan kesehatan.(Liaw,T. 1993).
o Dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman
o Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakanlebih cepat
dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yangbertumpuk di ruang
penyimpanan
o Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003:beberapa
institusi kesehatan yang menerapkan system komputer,setiap perawat dalam
tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menitwaktu yang dipakai untuk
dokmuntasi keperawatan dan meningkatkeakuratan dalam dokumentasi
keperawatan
o Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputerseyogyanya
mengikuti prinsip- prinsip pendokumentasian, serta sesuaidengan standar
pendokumentasian internasional seperti: ANA,NANDA, NIC(Nursing
Interventions Classification, 2000).
o Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadipendukung
pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusandi
keperawatan/Decision Support System dan Executive InformationSystem.
(Eko,I. 2001)
o Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemenyang
berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitungpemakaian tempat
tidur /BOR pasien, angka nosokomial,penghitungan budget keperawatan dan
sebagainya. Dengan adanyadata yang akurat pada keperawatan maka data ini
juga dapatdigunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain.
SistemInformasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber
dalampelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatanpada
umumnya. (Udin,and Martin, 1997)
o Menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecilyang
berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm. Sistem ini sering dikenaldengan Sistem
informasi manjemen.
f. Kekurangan Sistem Informasi Keperawatan
1) Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini jugamasih sangat
minim di rumah sakit Indonesia.
2) Komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yangdibutuhkan dalam
keperawatan masih banyak kelemahannya.
3) Kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada kondisitersebut
hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindunganhukum atas dokumen
perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun1997. Undang-undang ini
mengatur tentang keamanan terhadapdokumentasi yang berupa lembaran
kertas, namun sesuaiperkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting
dapatdialihkan dalam Compact Disk Read Only Memory (CD ROM). CD
ROMdapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang amandapat dibuat
kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman .Pengalihan ke CD ROM ini
bertujuan untuk menghindari hilangnyadokumen karena peristiwa tidak terduga
seperti pencurian komputer,dan kebakaran.
4) Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemenberbasis
komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesiatidak terlalu
mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek
yaitu struktur organisasikeperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya
keperawatan,sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan
danpemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengumpulan informasi atau pengkajian merupakan tahap awal didalam proses keperawatan
Dari informasi yang saya dapat maupun terkumpul, data dasar tentang masalah- masalah
yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan nanti, baik merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan.
untuk mengatasi masalah-masalah klien.

B. Saran
Diperlukan suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan
dokumentasi proses keperawatan dengan menggunakan sistem infomasi manajemen
keperawatan. Kita hendaknya dalam mengumpulkan informasi disarankan untuk melakukan
pendekatan kepada pasien berguna untuk mendapatkan data yang lengkap.akurat dan relevan
untuk mengetahui masalah-masalah klien atau pun pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai