DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
PRODI D3 KEPERAWATAN
Jl. Abdul Rahman Saleh No.24, RT.6/RW.1, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10410
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Dokumentasi Keperawatan, dengan judul:
“Sejarah perkembangan computer keperawatan dan Implementasi sistem informasi
keperawatan di RS”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
POS (Process Oriented System) Pada Dokumentasi Keperawatan........................................5
Penggunaan.........................................................................................................................5
Keuntungan dan Kerugian..................................................................................................5
Format model dokumemtasi Proses oriented system ( POS ).............................................6
Contoh format FOCUS.......................................................................................................6
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendokumentasian..................................................7
Model Coded Nursing Documentation (CND).......................................................................8
Tujuan dan Manfaat Model Coded Nursing Documentation (CND ).................................9
Kelebihan dan Kekurangan Model Coded Nursing Documentation (CND )...................10
Penerapan dan contoh Model Dokumentasi Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan.10
Tahapan yang perlu dilaksanakan dalam aplikasi dokumentasi :.....................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
KESIMPULAN........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling
lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan
naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai
dokumentasi berorientasi pada sumber, Sumber atau asal dokumentasi dapat di
peroleh dari siapa saja, atau dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk
memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan, hasil observasinya,
menggambarkan aktifitas dan cvaluasinya yang unik.
Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologisnya.
Biasanya kebijakan institusi menggariskan siapa yang mencatat/melaporkan apa,
bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus dicatat dimana. Berhubung sifat
terbukanya catatan naratif (orientasi pada sumber data) sehingga dapat digunakan
pada setiap kondisi klinis. Tidak adanya struktur yang harus diakui memungkinkan
perawat mendokumentasikan hasil observasinya yang relevan dan kejadian
secara kronologis.
2. Flowsheet (bentuk grafik) memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi
atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara
naratif, termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam
dan pemberian obat. Flow sheet yang selain untuk mencatat vital sing biasanya
juga dipakai untuk catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan
catatan harian tentang asuhan keperawatan. Flow sheet merupakan cara tercepat
dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan
dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang
terdapat pada flow sheet. Oleh karena itu flow sheet lebih sering digunakan di unit
gawat darurat, terutama data fisiologis.
3. Checklist adalah Suatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbang-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan
perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi
item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang.
Keuntungan model flowsheet dan checklist:
Mudah dalam pengisian dan lebih cepat
Alur sudah ada tinggal mengisikan dan tidak terputus-putus
Mudah dalam mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain
Kelemahan model ini adalah:
Tidak dapat menjabarkan pengkajian sesuai yang kita inginkan
Harus mengikuti alur dalam pengisian flowsheet dan checklist.
B. Pelaporan
1. Tujuan Pelaporan:
Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun
kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan, harus singkat, yang mencakup
informasi yang berhubungan, tetapi bukan detail yang tidak berhubungan. Selain
laporan pergantian sip dan laporan telepon, pelaporan juga dapat mencakup
pencapaian informasi atau ide dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain
tentang beberapa aspek perawatan klien.
2 Macam-Macam Laporan:
a. Laporan Pergantian Shift
Laporan pergaantian shift adalah laporan yang diberikan kepada semua
perawat pada shift berikutnya. Tujuannya adalah memberikan kontinuitas
asuhan kepada klien dengan memberikan pemberi asuhan yang baru ringkasan
cepat tentang kebutuhan klien dan detail keperawatan yang akan diberikan.
Laporan pergantian shift dapat berupa tulisan atau diberikan melalui
lisan, baik melalui pertukaran langsung atau pencatatan audio tape. Laporan
langsung memungkinkan pendengar untuk mengajukan pertanyaan selama
pelaporan, laporan tertulis dan laporan tape rekorder sering kali lebih singkat
dan tidak memakan waktu. Laporan kadang kala diberikan disamping tempat
tidur dan klien juga perawat dapat berpartisipasi dalam pertukaran informasi.
b. Laporan Lewat Telepon
Profesional kesehatan sering kali melaporkan tentang klien melalui
telepon. Perawat menginformasikan dokter tentang perubahan kondisi klien;
ahli rediologi melaporkan hasil pemeriksaan sinar-x: perawat mungkin
melaporkan kepada perawat di unit lain tentang klien yang dipindahkan.
Perawat yang menerima laporan telepon harus mendokumentasikan
tanggal dan waktu, nama orang yang diberikan informasi, dan subjek informasi
yang diterima, serta menandatangani notasi.jika ada keraguan
tentang informasi yang diberikan melali telepon, orang yang menerima
informasi harus mengulangi informasi kembali kepada pengirim untuk
memastikan akurasi
Ketika memberikan laporan telepon kepada dokter, penting sekali
perawat menyampaikan laporan dengan singkat dan akurat. Mulai dengan
nama dan hubungan dengan klien Laporan telepon biasanya mencakup nama
klien dan diagnosis medis, perubahan dalam pengkajian keperawatan, tanda-
tanda vital yang berhubungan dengan tanda-tanda vital dasar, data laboratorium
yang signifikan, dan intervensi keperawatan yang berhubungan. Perawat harus
menyiapkan catatan klien untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada
dokter.
Situs-situs yang ada dalam internet dengan jasa dan layanan yang
ditawarkan dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan orang yang
memakainya. Situs permainan, layanan komunikasi interaktif membuat
komputer menjadi komoditi teknologi yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia sama seperti keberadaan telepon seluler saat ini.
Rasa ketagihan yang membuat orang terus menerus menggunakan
komputer menurut para ahli merupakan indikasi dari pembentukan
kebiasaan media. Dan yang mematikan adiksi ini dapat
menghancurkan kehidupan manusia.Jadi kehidupan seseorang dapat
hancur melalui internet karena perilaku adiksinya terhadap internet.
3. Telenursing
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan Salah
satu contoh pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu penggunaan TELENURSING
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak
secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang
medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat
untuk meningkatkan perawatan pasien. Telemarsing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.
c. Factor dalam menjalankan telenursing untuk dapat di aplikasikan maka ada beberapa
hal yang menjadi perhatian :
1) Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing
2) Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena
sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan
organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan
telenursing
3) Fakter Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill
tentang telemarsing. Perawat dan pasien parla dilakukan polatihan tentang aplikasi
telonursing Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan
dan skill antara passen dan perawat. Pengetahuan tentang telemasing harus didesai
oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4) Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa
berjalan dengan baik
Pelaksanaan telemarsing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan
prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telemarsing bisa dimulai
dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak
dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing
menggunakan telepon ini dapat diaplikasik unt gawat darurat dan bortie care
d. Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu:
1) Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan krachatan (dokter praktek ruang gawat
darurat, namah sakit dan nursing home)
2) Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas goografis
3) Telenursing dapat menunmokan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah saku
4) Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telemursing dapat meningkata
pelayanan umuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi
5) Berhasil dalam memurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatan
akses unmak perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber,
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan (modd distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenmesing dapat juga digmakan
dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia
Distance Learning Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif
pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat
memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang
berkelanjutan dan komak antara perawan dan panies yang tidak terbatas
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengumpulan informasi atau pengkajian merupakan tahap awal didalam proses keperawatan
Dari informasi yang saya dapat maupun terkumpul, data dasar tentang masalah- masalah
yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan nanti, baik merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan.
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
B. Saran
Diperlukan suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan
dokumentasi proses keperawatan dengan menggunakan sistem infomasi manajemen
keperawatan. Kita hendaknya dalam mengumpulkan informasi disarankan untuk melakukan
pendekatan kepada pasien berguna untuk mendapatkan data yang lengkap.akurat dan relevan
untuk mengetahui masalah-masalah klien atau pun pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA