DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha penyayang. Kami
panjatkan pujisyukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan MakalahTeknik dokumetasi dan
pelaporan dalam klinik.Makalah ini sudah Dengan kami susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaika terimakasih kepada semau pihak dan telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah Teknik dokumentasi dan pelaporan dalam tantan klinik ini.
Ahir kata kami berharap semoga makalah Teknik dokumentasi dan pelaporan dalam
tantan klinik ini bisa memberikan manfaatmaupun inspirasi untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
BAB III 14
PENUTUP...............................................................................................................................14
1.5 Kesimpulan............................................................................................................................14
1.6 Saran........................................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah perkembangan komputer diawali dengan penemuan penting dari Charles Babbage
berupa alat hitung. Berkat penemuannya itu, ia dikenal sebagai ilmuwan yang paling
berpengaruh dalam perkembangan komputer. Kemudian, alat hitung tersebut dikembangkan
lebih lanjut secara bertahap hingga kini terciptalah perangkat canggih
bernama komputer.Tahapan dalam pengembangan komputer disebut generasi. Ada lima
generasi komputer yang masing-masing memiliki cerita tersendiri.
Perkembangan sejarah komputer telah mengalami masa-masa sulit.Namun, berkat tangan-
tangan andal dari para ilmuwan dan teknisi pada waktu itu, perkembangan dari generasi ke
generasi terasa begitu mudah dan terorganisir.Komputer terus dikembangkan dengan
menyisipkan inovasi-inovasi terbaru. Hingga kini, beberapa perusahaan ternama tengah
menggarap komputer berteknologi tinggi dengan nama komputer masa depan.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai
contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar
dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan Billing System.Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal - padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian
kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi
informasinya, rumah sakit hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Oleh karena keistimewaannya ini berbagai bidang pekerjaan mulai menggunakan system
ini untuk memudahkan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan termasuk dalamnya bidang
keperawatan. System komputer sangat membantu tenaga perawat untuk memperoleh
ilmu,,mencari data – data yang terkait dengan pasien dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan dalam suatu system komputer.
1
1.2 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memberi informasi kepada mahasiswa tentang peran dan manfaat komputer dalam
keperawatan
2. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
efisien dan efektif
1.3.Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas pengetahuan lebih
lanjut tentang perkembangan teknologi di bidang kesehatan, yaitu-.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dapat menjadi bukti secara
hokum (Tung Palan ). Dokumentasi yaitu setiap penglihatan / bukti fisik dapat berupa tulisan,
foto, video klip, kaset dan lain-lain, yang telah dilakukan dan dpatdikumpulkan / dipakai
kembali (thyredot) atau semua data. Otentik yang dapat dibuktikan secara hukum dan dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan aturan dan dapat digunakan untuk melindungi klien
(Informed Concent). Dokumentasi keperawatan adalah metode sistematis untuk
mengidenfikasi masih klien, merencanakan, menimplementasi strategi pemecahan masalah
mengevaluasi efektifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. ( Kozier dan ERB )
Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan tercatat bukan
hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan. ( Fisbach, 1991 ). Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang
memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang
disusun secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. (Zaidin Ali, 1998 ). Dari
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pondokumentasian adalah sebagai
berikut:
1. Informasi mencakup aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual, yang terjadi pada
setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.
Dalam dunia kesehatan informasi kesehatan dan teknologi kesehatan sudah tidak
asing lagi dan dijadikan sebagai sarana penunjang dalam penerapannya.Era globalisasi dan
informasi telah dijadikan penunjang di segala sektor dalam Negara kita.Salah satunya dalam
dunia kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
3
dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini.Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di
Indonesia membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi menjadi tertantang untuk
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun
tentunya tidak luput dari hambatan-hambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia,
diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi
informasi, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan system informasi di dunia
pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi kesehatan.
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan,
kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti dalam
melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan uga pelayanan keperawatan.
Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami
perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai
dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer. Tenaga keperawatan merupakan
ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena memiliki proporsi yang paling besar dan
melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang
perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar
asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
1. Informatika Keperawatan
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan penting
dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, dimana pelayanan keperawatan menurut
Gillies (1996), sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit secara
keseluruhan, hal ini terkait erat dengan tugas perawat yang selama 24 jam melayani klien dan
jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit yaitu sekitar 40 – 60 %
( Swanburg, 2000). Keperawatan melingkupi pelayanan secara otonom dan kolaboratif bagi
individu dari segala usia, keluarga, kelompok, dan komunitas, sakit ataupun sehat dalam
segala latar, yang mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan orang
sakit, cacat, atau akan meninggal. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, dimana
pelayanan keperawatan menurut Gillies (1996), sangat menentukan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan, hal ini terkait erat dengan tugas perawat yang
selama 24 jam melayani klien dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di
rumah sakit yaitu sekitar 40 – 60 % ( Swanburg, 2000). Keperawatan melingkupi pelayanan
secara otonom dan kolaboratif bagi individu dari segala usia, keluarga, kelompok, dan
4
komunitas, sakit ataupun sehat dalam segala latar, yang mencakup promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit, cacat, atau akan meninggal.
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan
keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan
di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian keperawatan
terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi
asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian
keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk
memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu
organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan
untuk suatu organisasi
5
1. Sejarah Perkembangan Komputer Dalam Keperawatan
Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi keperawatan karena
banyaknya departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan manajer
keperawatan harus memasukkan banyak informasi mengenai pasien mulai dari perawatan
saat masuk hingga pasien pulang. Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur :
1) Makin kompleksnya masalah keuangan
2) Melaporkan permintaan beberapa departemen
3) Kebutuhan komunikasi dari tim perawtan kesehatan yang berbeda
4) Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu tetapi Rumah Sakit lamban
dalam menagkap revolusi computer. Saat ini hamper setiap Rumah Sakit mengguanakan jasa
computer setidaknya untuk manajemen keuangan. Perawat lambat mendapatkan manfaat
computer. Usaha pertama dalam menggunakan computer oleh perawat pada akhir tahun 1960
-an dan 1970 –an mencakup :
1) Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2) Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970 –an, ide dari system informasi manajemen Rumah Sakit
( SIR ) diterapkan. Dan perawat mulai meraskan manfaat dari system informasi manajemen.
Pada akhir tahun 1980 –an, memunculkan mikro computer yang berkekuatan besar sekali dan
perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan
6
Berikut adalah manfaat komputer dalam bidang kesehatan menurut Holmes (2003,dalam
Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
a. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat
diketahui.
b. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
c. Accessebility, legibility: mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien
dalam satu lokasi:
8
di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil
tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
System informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak
yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan.Paket perangkat lunak
ini mempunyai program – program atau modul – modul yang dapat membentuk berbagai
fungsi manajemen keperawatan. Modul – modul yang biasa digunakan dalam system
informasi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :
Mengklasifikasikan pasien
Penjadwalan
Catatan personal
Laporan bertahap
Pengembangan anggaran
Alokasi sumber dan pengendalian biaya
Analisa kelompok diagnose yang berhubungan dengan pengendalian mutu, dan lain –
lain
Catatan perkembangan pasien
Model dan simulasi untuk pengembalian keputusan
Rencana strategi
Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
Evaluasi program
3) Membantu dalam pembuatan system klasifikasi pasien
Dengan bantuan alat komputer, dapat membantu dalam menentukan kebutuhan tenaga
di ruang rawat, berguna juga untuk memantau klasifikasi klien.Sistem klasifikasi pasien
adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat
diobservasikan oleh perawat.
9
dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian
keputusan layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.
10
kegemukan (obesitas), lemah otot, memiliki tangan yang terasa dingin serta kurang berolah
raga.
b) Efek negative terhadap psikologis / mental :
1) Anti social
Sikap dan perilaku anti sosial terbentuk dari terpaan isi program dari fitur yang
diciptakan dari media ini komputer.Salah satu fitur yang banyak menghiasi isi
softwarekomputer adalah permainan. Baik anak-anak, remaja sampai orang dewasa
menggunakan komputer untuk memainkan permainan kesukaan mereka masing-masing
12
mudahnya akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat,
menutut perawat untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalis-nya.
a. Telenursing
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan Salah satu contoh
pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu penggunaan TELENURSING. Telenursing adalah
upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat.Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian
terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan
telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire,
radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara
manusia dan atau komputer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara
dan memakai peralatan video conference.Telenursing bagian integral
dari telemedicine atau telehealth.
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari
pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan.Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk
mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan
sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Faktor dalam Menjalankan TelenursingUntuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa
hal yang perlu menjadi perhatian :
A. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan
yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
13
B. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan
prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam
penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
C. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing.Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing.Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill
antara pasien dan perawat.Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan
tehnologi informasi.
D. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing.
Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah.
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan
yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi
masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat
dan home care.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada
informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari
konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah
untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan termotivasi
untuk mengikuti saran perawat.
14
I. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home)
II. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
III. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
IV. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat
meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi.
V. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan
sumber.
BAB III
PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
16
1. AGUSTINUS, A. (2015). HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN
KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT
INAP ELISABETH RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA MARET 2015
(Doctoral dissertation, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta).
2. CLARA, N. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUALITAS DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG TAHUN 2016 (Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).
3. KURNIAWAN, D. (2019). ANALISA PENERAPAN BUKU SAKU DALAM
MENINGKATAN MUTU PELAYANAN DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI
BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT PURWOKERTO (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).
4. MARZA, R. (2014). DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PELAKSANAAN RANGE OF MOTION PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT INAP
SARAF BLUD RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDINRN BANDA ACEH
TAHUN 2013. ETD Unsyiah.
5. Nuryani, N., & Susanti, D. D. (2014). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan
Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI), 2(2).
6. Pakudek, K. H., Robot, F., & Hamel, R. (2014). Hubungan motivasi perawat dengan
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di instalasi rawat inap C RSUP Prof. Dr. RD
Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, 2(2).
7. PRASTANTI, D. W. (2012). Hubungan Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan Dengan
Mutu Pelayanan Keperawatan Di Ruang Melati RSUD Prof. Margono Soekarjo Purwokerto
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).
8. Puspitasari, S. (2013). FAKTOR-FAKTOR DALAM PELAKSANAAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN DI RSUD MAJALAYA.
9. Simamora, R. H., Purba, J. M., Bukit, E. K., & Nurbaiti, N. (2019). Penguatan Peran
Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Layanan Prima. JPPM
(Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 3(1), 25-31.
10. Simamora, R. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan.
11. Syahida, A., & Rahayu, D. (2019). Faktor Yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat
dalam Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Mata Uroe
BLUD RSUD Langsa. Jurnal EDUKES (Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan), 50-59.
17
12. Yanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013). Hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan
supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Jurnal Manajemen
Keperawatan, 1(2).
13.Peranan Komputer dalam dunia Kesehatan. (2010).
14.http://adhemoriz.blogspot.com/2010/10
15.Aplikasi Komputer dalam bidang. html. (2011).
16.http://mycocochips.blogspot.com/2011/01.
17.Manfaat komputer di Bidang Kesehatan. (2011).
18.http://johnpaparinto.wordpress.com/2011/03/24.
18