Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI DALAM


PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

PENGAMPU :

M. Fahrul Arifin. S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. LAILA MAULIDYAH ( 21142029025 )


2. LISA RAHAYU ( 21142029026 )

INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

Jl Letda Sucipto No 211 Tuban Tlp : 0356 325789


Email : info@iiknutuban.ac.id

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillahirobbil'alamin, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


mana atas berkat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “MAKALAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI KESEHATAN
DAN SISTEM INFORMASI DALAM PROSES ASUHAN KEPERAWATAN” ini dengan
lancar sampai dengan selesai. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita nabii Muhammad Saw yang mana telah membimbing umat manusia ke jalan
yang terang benderang yakni agama Islam. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada
Bapak M. Fahrul Arifin, S. Kep., Ns., M. Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah Sistem
Informasi Keperawatan beserta pihak yang telah berkontribusi dalam menyumbangkan
pikiran dan materinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan atau dunia kesehatan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Tuban, 04 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover...............................................................................................................................................1

Kata pengantar..............................................................................................................................2

Daftar isi.........................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan........................................................................................................................4

1.1 Latarbelakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5
1.4 Manfaat.........................................................................................................................5

Bab II Pembahasan........................................................................................................................7

2.1 Sistem Informasi Manajemen.....................................................................................7


2.1.1 pengertian sistem informasi manajemen.........................................................7
2.1.2 keuntungan sistem informasi manajemen.......................................................8
2.1.3 faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan SIM..........8
2.2 sistem informasi keperawatan...................................................................................9

Bab III...........................................................................................................................................13
Penutup.........................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................13

Daftar pustaka.............................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia keperawatan terus berkembang, seiring dengan meningkatnya teknologi


keperawatan, sehingga dapat mengakses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal
itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Salah satu kegiatan yang dapat mendukung adalah penerapan sistem informasi manajemen
keperawatan berbasis komputer.
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan disusun untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan informasi serta digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan. Sistem ini bukan hanya sekedar mengganti dokumen manual menjadi
terkomputerisasi, tetapi lebih dari itu. Sebagai contoh, sistem mampu memfasilitasi untuk
memunculkan evidance base keperawatan. Mampu menampilkan laporan-laporan yang dapat
dijadikan rujukan akuntabilitas perawat, kinerja perawat, performa perawat, kompetensi
perawat dll.
Dengan informasi yang didapatkan, diharapkan pengambilan kebijakan yang dilakukan
oleh manajemen keperawatan memiliki dasar yang kuat karena berdasar data yang ada di
lapangan. Sistem informasi juga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan perawat. Menurut Hariyati, RT., (1999) Masalah yang sering muncul dan
dihadapi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum
melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan
keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. Hal ini diakibatkan karena
keluhan perawat yang melakukan Pendokumentasian secara manual. Pada pendokumentasian
yang dilakukan secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang.
Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan
keperawatan sering terselip. Maka dari itu banyak sekali data dari pasien yang proses
pendokumentasian asuhan keperawatannya tidak lengkap.

4
Dengan adanya pendokumentasian tertulis ini perawat sering mengeluh merasa berat
karena membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering
muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak
tersedia. Akibatnya pendokumentasian menjadi terhambat.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang sudah modern dengan menggunakan
komputer, seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien telah dimasukkan dalam
komputer, sehingga kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian
tidak lagi menjadi masalah.Menurut Herring dan Rochman (1990) dalam Emilia, (2003) :
beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam
tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokumentasi
keperawatan dan meningkat. Keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasiskomputer. Untuk menerapkan SIMK membutuhkan komitmen dari semua pihak
yang terkait terutama sumber daya manusia. Dan perlu adanya komite yang akan
mengevaluasi penerapan sistem tersebut (Mahler, 2007).
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen?


2. Apa keuntungan dari sistem informasi manajemen?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen?
4. Bagaimana proses sistem informasi manajemen keperawatan diterapkan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang sistem informasi manajemen


2. Mengetahui keuntungan dari sistem informasi manajemen
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi
manajemen
4. Mengetahui proses sistem informasi manajemen keperawatan diterapkan

1.4 Manfaat
1. Pelayanan kesehatan, untuk memberikan gambaran kepada pelayanan kesehatan
tentang pentingnya sistem informasi manajemen keperawatan untuk diterapkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan

5
2. Mahasiswa, sebagai rujukan untuk jurnal membaca dan dapat digunakan untuk bahan
penelitian masalah sistem informasi manajemen keperawatan.
3. Umum untuk memberikan informasi mengenai berkembangnya teknologi informasi
dalam bidang kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klient

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi Manajemen


2.1.1 Pengertian sistem Informasi mana Sistem informasi manajemen (SIM) adalah
rangkaian kegiatan atau komponen pengumpulan data yang satu sama lain
berkaitan dalam mengolah data kemudian diproses menjadi informasi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan bermutu
(Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-
komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, supplier dan rekanan (Eko, 2001).

Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan


komputer untuk memproses data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang
mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.
Tenaga kesehatan merupakan salah satu kontributor besar dalam
pelayanan kesehatan dan mempunyai peran penting dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam hal tersebut maka seorang tenaga kesehatan harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik mulai dari pengkajian
sampai evaluasi dan yang sangat penting pada saat pendokumentasian dapat
dilakukan dengan baik. Namun masih banyak dijumpai jika tenaga kesehatan
belum sepenuhnya dapat melakukan pendokumentasian dengan baik karena
keterbatasan teknologi yang canggih dapat mengakibatkan perawat lalai dalam
proses pendokumentasian asuhan keperawatan. Maka dari itu dengan ada
kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan sebagai peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Dengan demikian proses pendokumentasian asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan baik menggunakan sistem informasi
manajemen keperawatan.
Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National Study Group
(1982) di USA menghasilkan konsep Sistem Informasi Keperawatan : “ Suatu

7
sistem komputer yang digunakan untuk membantu dalam administrasi pelayanan
keperawatan, pemindahan pasien dan mendukung pendidikan dan penelitian
keperawatan”. Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang
menggunakan komputer untuk memproses data keperawatan menjadi satu bentuk
informasi yang mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.

2.1.2 Keuntungan Sistem Informasi Manajemen Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer


Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika
dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan menggunakan sistem
informasi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut:
1. meningkatkan kualitas dokumentasi,
2. meningkatkan kualitas asuhan,
3. meningkatkan produktifitas kerja,
4. memudahkan komunikasi antara tim kesehatan,
5. memudahkan dalam mengakses informasi,
6. meningkatkan kepuasan kerja perawat,
7. perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien,
8. menurunkan Hospital Cost,
9. menurunkan Lost of data and information,
10. mencegah Redundancy (Kerangkapan Informasi).
Sistem Informasi manajemen keperawatan dapat dimanfaatkan juga sebagai pendukung
pedoman untuk mengambil keputusan atau kebijakan dalam keperawatan. Informasi
asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat
digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien, angka nosokomial,
penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat pada keperawatan dapat digunakan
untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem informasi asuhan keperawatan juga
dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khusus dan riset
kesehatan pada umumnya.

2.1.3 Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan SIM Keperawatan


diIndonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun
pelaksanan SIM di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Ada beberapa faktor
pendukung dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia. Saat ini sudah mulai ada

8
perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM
keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di rumah sakit. Sekalipun memiliki harga
yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM
keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk
tersebut.
Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi
yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk perlindungan hukum
atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi.
Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena sistem ini semaksimal
mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja
yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.
Terdapat beberapa aspek yang menjadi kendala dalam penerapan SIM di Indonesia.
1. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke
dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak
manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan
di Indonesia, sebagai contoh pengambil keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat,
sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati oleh tim
keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil
kebijakan. Pihak manajemen rumah sakit masih banyak yang mempertanyakan apakah
SIM keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
2. ketidaksiapan SDM keperawatan kemampuan sumber daya keperawatan. Ada banyak
sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang belum siap menghadapi
sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi yang sedang berkembang.
3. Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab
ketidaksiapan SDM keperawatan adalahfaktor sumber dana. Sebagaimana kita tahu
bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen keperawatan yang sudah siap
diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya sekarang,
tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga seringkali
SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup.

9
4. Kurangnya fasilitas Information technology yang mendukung. Pelaksanaan SIM
keperawatan tentunya membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut.

2.2 Sistem Informasi Keperawatan

2.2 Sistem Informasi Keperawatan


Informasi keperawatan adalah ilmu keperawatan yang terintegrasi dengan ilmu
keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengolah data, informasi, dan
pengetahuan dalam praktik keperawatan. Informasi keperawatan terintegrasi dari
data,informasi dan pengetahuan untuk mendukung pasien, perawat dan pengguna lain dalam
berperan mengambil keputusan (ANA, 2001). Pendapat lain juga menyatakan bahwa
informasi keperawatan adalah untuk menganalisa, mengumpulkan , mengolah data, dan
memproses data ke dalam bentuk informasi dan pengetahuan, membuat pengetahuan sebagai
dasar keputusan dan pemberian pelayanan keperawatan pasien dan meningkat kankualitas
dalam praktik profesionalnya (Goossen, 1996).
American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba, McCormick ,(2001)
mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan informasi teknologi yaitu meningkatkan
pemanfaatan sumber daya staf perawat, meningkatkan pelayanan dan monitoring pasien,
meningkatkan dokumentasi, meningkatkan informasi, meningkatkan perencanaan,
meningkatkan standar praktik keperawatan, kemampuan menetapkan masalah dan
meningkatkan evaluasi perawatan dan mendukung organisasi yang dinamik.
Menurut ANA (American Nurse Association) dalam Saba (2001), menyebutkan ada enam
standar praktik untuk informasi keperawatan yaitu:
1) Pengkajian, berfokus pada pasien yang meliputi identitas pasien,
2) Identifikasi hasil, hasil siklus teknologi informasi daripasien dan data pasien dalam
mendukung adanya perubahan dalam pembuatan keputusan,
3) Diagnosa, meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan identifikasi hasil yang
menggambarkan hasil perawatan yang terukur,
4) Perencanaan, penggunaan teknologi yang digunakan untuk menambah dan merubah data
yang relevan ke dalam perencanaan keperawatan.
5) Implementasi, merupakan pemberian tindakan yang nyata kepada pasien.
6) Evaluasi, digunakan untuk efisiensi dan efektifitas keputusan, perencanaan dan
pelaksanaan untuk meningkatkan praktik keperawatan.

10
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan
mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan
yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) perlu diterapkan,
dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek
pendokumentasian seperti yang telah diuraikan diatas. sistem ini memuat standar asuhan
keperawatan, standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat,
penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC
terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi
kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat, dan monitoring aktifitas
perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh kepala ruang saat sedang rapat. (Haryati, RT)
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. SIMK mempunyai modul
untuk mengklasifikasikan pasien, pembentukan staf, penjadwalan, catatan personal. Modul ini
juga termasuk pengembangan anggaran, alokasi sumber dan pengendalian biaya, analisa
kelompok diagnosa yang berhubungan (KDB), pengendalian mutu, catatan perkembangan
staf,model dan simulasi untuk pengabilan keputusan, rencana strategik, ramalan permintaan
jangka pendek dan rencana kerja serta evaluasi program.

Perawat-perawat klinis akan menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien,


komponen klinis termasuk riwayat pasien, rencana perawatan,pemantauan psikologislangsung
dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan pasien. Perawat klinis dapat menggunakan
SIMK untuk mengganti sistem manual daripencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya-
biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas perawatan kepada pasien. Hasil penelitian
telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang efektif dan teknologi
tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan dalammemberikan perencanaan keperawatan pada
pasien.

Program-program yang dirancang dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan


(SIMK) menurut Jasun (2006)
1. Standar Asuhan Keperawatan Standar asuhan keperawatan menggunakan standar internasional
dengan mengacu pada NANDA, standar outcome keperawatan mengacu pada NOC, dan standar
intervensi keperawatan mengacu pada NIC.
2. Standart operating Prosedur (SOP)Uraian standar tindakan keperawatan yang terdapat dalam
standar asuhan keperawatan.
3. Discharge planning Uraian perencanaan pulang pasien setelah dirawat di rumah sakit

11
4. Jadwal Dinas Perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer,
sehingga tinggal melakukan print
5. Penghitungan angka kredit perawat Angka kredit merupakan rekapan dari aktivitas perawat
sehari-hari, yang otomatis akan dapat diakses harian, mingguan dan bulanan.

6. Daftar diagnosa terbanyakDaftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar


input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan
standar asuhankeperawatan.

7. Daftar NIC terbanyak Rekapan tindakan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa
keperawatanyang ada
8. Laporan implementasi Rekapan tindakan perawatan pada satu periode, daftar di filter
berdasarkan ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif
tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. laporan implementasi juga dapat dijadikan alat
bantu operan shift.

9. Laporan statistik Laporan statistik yang dimunculkan adalah BOR, LOS, TOI dan BTO di
ruang tersebut.

10. Resume keperawatan Resume bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien
saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat. Resume dicetak saat pasien akan keluar
dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume
keperawatan
11. Daftar SAK Dalam SIMK, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
12. .Presentasi kasus on lineSistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat
diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan
secara online, ketika pasien masih di rawat.
13. Mengetahui jasa perawat Dengan system yang terintegrasi dengan SIM RS, memungkinkan
perawat mengetahui jasa tundakan yang dilakukannya.
14. Monitoring tindakan perawat & monitoring aktivitas perawat Manajemen perawatan dapat
mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula
masing-masing perawat telah melakukan aktivitas keperawatan apa.

15. Laporan shift Merupakan rekapan dari aktivitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
16. Monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat Monitoring dapat dilakukan

12
ketika PN atau Karu sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien
telah dilakukan pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum.

Dengan adanya program-program yang dimuat dalam sistem informasi keperawatan akan
memudahkan perawat dalam melaksanakan tugas untuk melakukan asuhan keperawatan kepada
klien. Dalam hal ini juga proses pendokumentasian pada asuhan keperawatan juga menjadi lebih
efektif dan efisien dengan adanya data yang dapat disimpan dengan baik serta dapat
dipertanggungjawabkan. Teknologi informasi yang semakin canggih diharapkan mampu
membantu dan memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas terutama dalam peningkatan
mutu pelayanan kesehatan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang penting dalam menunjang


peningkatan mutu asuhan keperawatan, dan secara umum dapat berkontribusi terhadap mutu

13
pelayanan kesehatan. dengan adanya perkembangan teknologi sistem informasi manajemen
keperawatan, maka pendokumentasian asuhan keperawatan yang sebelumnya dilakukan
secara konvensional maka akan beralih ke pendokumentasian berbasis komputer, sehingga
perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara profesional kepada pasien.

3.2 Saran

1. Perlunya memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai


pentingnya sistem informasi manajemen keperawatan.
2. Peningkatan kemampuan perawat dalam menggunakan komputerisasi sehingga bisa
memaksimalkan dalam pelaksanaan sistem informasi keperawatan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sistem informasi keperawatan yang
dilakukan di rumah sakit untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait dengan
asuhan keperawatan dan juga berkontribusi positif bagi pengembangan sistem informasi
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan Makalah, Jumat, 26 Mei 2017, MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI INDONESIA, https://www.ilmulengkap.xyz/2017/05/makalah-sistem-
informasi-manajemen.html?m=1. Diakses pada Selasa, 04 Oktober 2022 pada pukul 13.00

Selviana Lena dkk, 2017, Peran Teknologi Informasi Bagi Layanan Pemberian Asuhan
Keperawatan , Universitas Sari Mutiara Indonesia, toaz

14

Anda mungkin juga menyukai