Anda di halaman 1dari 22

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI LAYANAN PEMBERIAN

ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

SYARIFAH HALIJAH MACHDALIE 202205102

NURUL SYAFIKA ALAMSYAH 202205091

WA MERSI 202205103

NURUL ALIYAL QALBY 202205089

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN + NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

MAKASSAR T.A 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dosen
pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan Ns. Nur Hijrah
Tiala, S.Kep., M.Kep., atas bimbingannya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan
dapat menambah wawasan mengenai materi tentang Peran Teknologi
Informasi bagi Layanan Pemberian Asuhan Keparawatan. Kami pun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Makassar, September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian sistem manajemeni .....................................................3
B. Pengertiansistem informasi keperawatan……………………………5
C. Manfaat sistem informasi keperawatan .........................................6
D. Sistem informasi dalam asuhan keperawatan\.......................... 10
E. Contoh aplikasi asuhan keperawatan..........................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................18


A. Saran............................................................................................18
B. Kesimpulan.................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia keperawatan terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya teknologi keperawatan, sehingga dapat mengakses
informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal ini membawa efek
pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu kegiatan yang
dapat mendukung adalah penerapan sistem informasi manajemen
keperawatan berbasis komputer.
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dengan informasi yang didapatkan, diharapkan pengambilan kebijakan
yang dilakukan oleh manajemen keperawatan memiliki dasar yang kuat
karena berdasar data yang ada di lapangan. Sistem informasi juga
dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
perawat Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk
dikembangkan dengan teknologi yang ada.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi keperawatan ?
3. Bagaimanakah manfaat sistem informasi keperawatan?
4. Bagaimanakah sistem informasi dalam asuhan keperawatan ?
5. Bagaimanakah contoh aplikasi asuhan keperawatan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sistem informasi manajemen

1
2. Untuk mengetahui sistem informasi keperawatan
3. Untuk mengetahui manfaat sistem informasi keperawatan
4. Untuk mengetahui sistem informasi dalam asuhan keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem manajemen
Sistem Informasi Keperawatan Sistem informasi keperawatan
adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan
untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Callie, 2010).
Sedangkan menurut ANA (Meline, 2005) dalam Callie (2010)
system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan
tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diinginkan. Kehandalan suatu sistem
informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar
komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan
menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail,
cepat, relevan untuk suatu organisasi.
System informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dalam mencapai standar mutu pelayanan. Indikator
klinik mutu pelayanan antara lain: pengukuran angka pasien
jatuh,angka decubitus, pneumonia nosokomial, infeksi nosokomial,
dan angka kejadian medical error (Lewis, 2003).
System informasi berbasis computer ini akan mengidentifikasi
berbagai macam kebutuhan pasien, mulai dari dokumentasi asuhan
keperawatan, dokumentasi pengobatan, sampai perhitungan
keuangan yang harus dibayar oleh pasien terhadap perawatan
yang telah diterima (Callie, 2010).

3
Di luar negeri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya
form pengisian tidak lagi menjadi masalah. Hal ini karena pada
rumah sakit yang sudah maju, seluruh dokumentasi yang berkaitan
dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah
dimasukkan dalam komputer. Sistem ini sering dikenal dengan
Sistem Informasi Manjemen.
Dokumentasi yang cukup banyak mulai dari pencatatan data
pasion, asuhan keperawatan, administrasi keuangan, catatan
medis, catatan data penunjang akan terasa ringan jika
dikomputerisasikan. Model komputerisasi yang digunakan saat ini
sudah mulai berkembang dengan kegiatan yang meminimalkan
kerja perawat dalam mencatat manual dan memaksimalkan upaya
yang dilakukan untuk melakukan pelayanan keperawatan anak
dengan memperhatikan prinsip-prinsip perawatan anak. Modal awal
untuk memulai kegiatan mungkin cukup besar antara lain dengan
persiapan software computer dan program yang dikerjakan
bersama teman-teman dari teknologi informatika; pelatihan SDM
perawat yang akan melakukan kegiatan, pihak manajerial sebagai
pemegang keputusan akan sangat menentukan keberhasilan
program. Namun untuk kebutuhan jangka panjang akan sangat
murah yaitu dengan kegiatan yang lebih banyak bisa dilakukan
untuk pasien, waktu dan tenaga perawat dapat lebih di hemat.
Upaya penerapan model-model pendokumentasian
terkomputerisasi tentu saja bisa dilakukan di Indonesia tergantung
dari pengetahuan perawat, kemampuan perawat setelah
mengetahui, dan kemauan perawat untuk sama-sama bekerja
keras mensukseskan program. Perawat-perawat anak yang terjerat
di dalam rutinitas umumnya sulit untuk diajak berkembang, dan
keadaan ini harus diimbangi dengan upaya managerial untuk
mensupport terlaksananya program melalui program pelatihan,
reward and punishment. keterlibatan aktif manager, dan program

4
evaluasi periodik. Teknologi sistem informasi keperawatan yang
digunakan hendaknya selalu dievaluasi untuk merevisi yang kurang
dan mengembangkan yang sudah ada sesuai kebutuhan program
dan pengguna (Larry.2003).

B. Sistem informasi keperawatan


Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem
informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan
dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan
keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi
keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing
Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam
sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang
tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan
secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan
membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat
saat melakukan pengkajian kepada pasien Dengan menggunakan
sistem "pakar" maka perawat sedikit terkurangi bebarinya dalam
melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan.
Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena
masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa
baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh
komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data
yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat
tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi
pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan

5
oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat.
Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima atau
tidak oleh perawat (Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat
tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-
masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas
waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.
Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi
keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC)
dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label
NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan
(Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC Perawat tinggal
mengetikan aktifitas-akufitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari
aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah
implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi
asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system
rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan
pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga
sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat
tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan
(Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan
menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan
planning keperawatan.

C. Manfaat Sistem Informasi Keperawatan


Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan
rumah sakit salah satunya adalah membantu perawat dalam

6
melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan
oleh perawat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan proses keperawatan
Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan
tujuan untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan rencana
keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk
mengontrol kualitas asuhan keperawatan. Perawat dapat memiliki
pandangan terhadap data secara terintegrasi (misalnya integrasi
antara perawat dan dokter dalam rencana perawatan pasien).
Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut
perawat dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan
dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual. Di samping
itu, data yang tercatat dengan menggunakan sistem informasi
keperawatan akan lebih terjamin keberadaannya. Resiko data yang
dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang
berdasarkan paper base, dimana kemungkinan untuk hilangnya
data sangat mungkin untuk terjadi. Selain itu keberadaan sistem
informasi keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan dan
efisien kerja dari tenaga keperawatan (Cheryl, 2007).
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem
informasi keperawatan, yaitu:
1) Manajemen lebih efisien.
2) Penggunaan sumber biaya lebih efektif
3) Meningkatkan program perencanaan
4) Meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga,
2009):
1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di
nurse station
2) Mengurangi penggunaan kertas

7
3) Dokumentasi keperawatan secara automatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
5) Mengurangi biaya
6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur
Menurut American Association of Nurse Executive (1993) dalam
Saba & McCormick (2001) mengemukakan manfaat penting dalam
penggunaan informasi teknologi, yaitu:
1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat
2) Meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien
3) Meningkatkan dokumentasi
4) Meningkatkan komunikasi
5) Meningkatkan perencanaan
6) Meningkatkan standar praktik keperawatan
7) Kemampuan menetapkan masalah.
8) Meningkatkan evaluasi keperawatan, dan
9) Mendukung organisasi yang dinamik.
Sebenarnya untuk menerapkan sistem informasi keperawatan di
lingkungan rumah sakit tidaklah terlalu sulit untuk diterapkan,
tinggal komitmen untuk menerapkannya saja yang diperlukan.
Dalam masa serba teknologi seperti saat ini, kiranya hampir semua
perawat dapat mengoperasikan komputer sebagai sebuah
perangkat dalam penerapan sistem informasi keperawatan. Ini
merupakan sebuah modal yang sangat besar yang sangat
mendukung penerapan sistem informasi keperawatan. Tinggal
masalahnya sekarang adalah bagaimana komitmen kita bersama,
mulai dari manajemen level atas sampai dengan manajemen level
paling bawah untuk memperjuangkan penerapan sistem informasi
keperawatan di setiap unit pelayanan keperawatan. Alasan
kurangnya ketersediaan dana untuk mengembangkan sistem
informasi keperawatan merupakan sebuah alasan klasik yang tidak
boleh ada lagi. Apalagi melihat akan pentingnya sistem informasi

8
keperawatan bagi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya (Comelia.
2007).
Pendapat diatas didukung juga oleh hasil penelitian Laune (2008)
yang mengatakan penerapan sistem informasi manajemen
terkomputerisasi atau ORMIS (of an or management information
system) memerlukan signifikan komitmen sumber daya manusia.
Kemampuan perawat dituntut untuk bisa menggunakan
keahliannya secara efektif untuk menggunakan teknologi dimana
mengubah bentuk data informasi ke dalam pengetahuan untuk
praktek klinis, riset, dan pendidikan. Keinginan dalam membuat
sistem informasi di rumah sakit sangat diharapkan oleh tenaga
profesional untuk membantu pemecahan masalah yang ada.
Pelaksanaan sistem informasi keperawatan di rumah sakit, yakni
mengkombinasikan ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu
keperawatan yang didesain untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan data, informasi, dan pengetahuan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Davis, 2002).
Sistem informasi keperawatan sedang dikembangkan secara terus
menerus dimasa depan ilmu keperawatan akan bersandar pada
kemampuan sistem informasi untuk memudahkan hasil diagnosa,
manajemen, riset, pendidikan, pertukaran informasi, dan kerja
sama kolaborasi.
Saba dan McCormick (2001), mengatakan bahwa integrasi ilmu
keperawatan, ilmu komputer dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses, mengatur data dan
informasi untuk menyokong praktek keperawatan, administrasi,
pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu keperawatan.
Kebutuhan akan sistem informasi manajemen mendukung perawat
dalam membantu pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi di
rumah sakit memungkinkan perawat menggunakan sistem

9
informasi manajemen untuk mendukung dalam pemberian asuhan
keperawatan, sehingga tercapainya mutu asuhan keperawatan
yang lebih baik.
Menurut Anita (2008) yang melakukan penelitian difokuskan pada
eksplorasi Computerized Provider Order Entry (CPOE) dan
dampaknya terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh perawat.
Hasilnya CPOE adalah teknologi yang dirancang mengganti
paperbased proses order entry, komunikasi, dan koordinasi dengan
metode otomatis, salah satunya dalam implementasi kolaborasi
untuk pemberian resep obat di perawatan akut. CPOE terbukti
dapat meningkatkan efisiensi komunikasi dan mengurangi
kesalahan transkripsi obat-obatan serta mengurangi waktu
perawatan pada pasien, sehingga angka kesakitan dan kematian
pasien menurun.
Menurut Cheryl (2007) penggunaan proses perbaikan yang
berkelanjutan untuk memastikan program pendidikan dokumentasi
yang akurat untuk pengembangan pengetahuan dan profesional
staf keperawatan. Proses empat tahap sebagai berikut:
(1) mulai sebuah tim dan identifikasi masalah
(2) menganalisis proses saat ini dan menentukan lingkup dan akar
penyebab (3) meningkatkan proses, mencari alternatif, merancang
dan menerapkan solusi
(4) mengukur dampak dan mempertahankan hasilnya.
D. Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem
informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan
dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan
keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi
keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.

10
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing
Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam
sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang
tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan
secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan
membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat
saat melakukan pengkajian kepada pasien Dengan menggunakan
sistem "pakar" maka perawat sedikit terkurangi bebarinya dalam
melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan.
Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena
masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa
baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh
komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data
yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat
tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi
pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan
oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat.
Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima atau
tidak oleh perawat (Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat
tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-
masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas
waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.
Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi
keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC)
dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label

11
NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan
(Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC Perawat tinggal
mengetikan aktifitas-akufitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari
aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah
implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi
asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system
rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan
pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga
sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat
tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan
(Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan
menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan
planning keperawatan.

D.Contoh Aplikasi Asuhan keperawatan


adalah software program yang menggunakan database
management yang berisi data data mengkaji kesehatan seorang
pasien yang diteruskan dan dianalisa untuk menghasilkan diagnosa
keperawatan, dan setelah itu akan muncul tindakan keperawatan
yang akan dilakukan oleh seorang perawat tersebut.
Program ini dirancang agar perawat dapat memasukan data -
data hasil pengkajian dan masalah keperawatan lengkap dengan
intervensi keperawatan akan muncul, sehingga perawat bisa
menentukan bentuk implementasi yang dilakukan dan evaluasi
keadaan pasien. Fitur pada aplikasi Asuhan Keperawatan
1. Fitur master dan Integrasi

12
Fitur ini adalah fitur dasar aplikasi. Dimana data pasien dan data
perawat bisa memakai data yang dikelola aplikasi askep ini. Fitur ini
berisi
a. Master data pasien
b. Master data perawat
c. Integrasi Billing
2. Fitur Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Merupakan Penerapan Standar Nursing Language (SNL)
berbasis TI (Teknologi Informasi) dengan acuan standar
internasional keperawatan yaitu NANDA, NOC, dan NIC.

2.1. Pengkajian
Dalam pengkajian ini ada dua pendekatan :
Template dan Subtemplate Pengkajian
pengkajian yang telah terdefinisi. Dengan adanya template ini,
kajian keperawatan akan lebih fokus
Pengkajian Global
Pengkjian global adalah melakukan pengajian semua aspek
keperawatan. Pengkajian ini dilakukan

2.2. Diagnosa Keperawatan


Perumusan diagnosa keperawatan yang menggunakan standar
internasional. Diagnosa ini dihasilkan dari analisa yang dilakukan
komputer, berdasarkan data data yang dimasukan saat pengkajian
keperawatan.

2.3. Tujuan Keperawatan


Tujuan keperawatan mengacu pada Nursing Outcome
Classification ( NOC ). Perawat tinggal memilih Label dari NOC
yang telah tersedia pada masing-masing Diagnosa Keperawatan

13
yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah
diperkirakan dapat terselesaikan.

2.4. Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention
Classification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.
Perawat dapat melakukan Print Hasil perencanaan sehingga dapat
digunakan sebagai panduan proses implementasi keperawatan.

2.5. Implementasi
Implementasi Keperawatan menggunakan Label NIC dan aktifitas
dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan
yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan
menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut Input Aktivitas
Keperawatan

2.6. Evaluasi Keperawatan


Evaluasi Keperawatan menggunakan Kriteria, Skala dan Target.
Setelah perawat menentukan kriteria, skala dan target pada hari
pertama, maka pada hari berikutnya tinggal memilih skala yang
sesuai dengan kondisi pasien.

3. Fitur SOP Pendukung Keperawatan


Merupakan fitur yang mendukung proses harian keperawatan yang
bisa dimanfaatkan oleh perawat dalam hal operasional maupun
manajemen rumah sakit dalam hal memonitor perawat, pasien, dan
proses yang berjalan

14
3.1. Discharge Planning
Uraian yang berisi tentang perencanaan dan nasihat perawatan
setelah pasien dirawat dari rumah sakit. Hasil outputnya bisa di
print out untuk diberikan kepada pasien.

3.2. Jadwal Dinas Perawat


Jadwal dinas perawat yang dibuat secara otomatis oleh program.

3.3. Perhitungan Angka Kredit Perawat


Dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari
aktivitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat
diakses harian, mingguan atau bulanan.

3.4. Daftar Diagnosa Perawat Terbanyak


Rekapitulasi oleh sistem berdasarkan input perawat sehari – hari

3.5. Daftar NIC Terbanyak


Rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-
masing diagnosa keperawatan yang ada.

3.6. Laporan Implementasi


Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan
pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana
dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif
tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan
implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.

3.7. Laporan Statistik

15
Laporan statistik yang dimunculkan dalam sistem informasi
manajemen keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI
dan BTO di ruang tersebut.

3.8 Resume Perawat


Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume
keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume
perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan
pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di
rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien
akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data
yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.

3.9. Daftar SAK


Daftar SAK yang sudah direkap melalui sistem

3.10. Mengetahui Jasa Perawat


Jasa tindakan yang dilakukan perawat

3.11. Monitoring Tindakan Perawat


Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula
masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan
jenis apapun

3.12. Laporan Shift


Rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan
dilaporkan pada masing-masing pasien.

16
3.13. Monitoring Pasien
Monitoring pasien oleh Kepala Ruang dapat dilakukan, jadi akan
diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum
Berikut adalah rincian singkat dari aplikasi keperawatan yang
dibuat oleh PT. Javan Cipta Solusi. JIka anda tertarik ingin
menggunakan aplikasi ini bisa hubungi kami melalui web PT. Javan
Cipta Solusi.

17
BAB III
PENUTUP
A. Saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan kepada para pembaca
yakni agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
serta wawasan para pembaca mengenai Peran Teknologi Informasi
bagi Layanan Pemberian Asuhan Keperawatan yakni Sistem Informasi
Keperawatan, Manfaat Sistem Informasi Keperawatan serta Sistem
Informasi dalam Asuhan Keperawatan.
B. Kesimpulan
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem/mesin yang
terpadu, untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dari sebuah organisasi
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan
Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah
sakit salah satunya adalah membantu perawat dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih. Ratna. 2010. Penerapan Sistem Informasi Keperawatan
dalam Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan di Rumah
Sakit Jakarta.
Indari. 2015. Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Asuhan Keperawatan Anak Berbasis Teknologi
Terhadap Pengetahuan Tentang Standar Operasional
Prosedur (SOP) Keperawatan di Ruang Anak Rumah Sakit
Saiful Anwar Malang Malang Jurnal Kesehatan Hesti Wira
Sakti, Volume 3, Nomor 3.
Herwina, Erin Rika 2010. Rekomendasi Keperawatan Bagian
Sistem Informasi Antisipasi Medical Error Sebagai Upaya
Patient Safety Jakarta.
https://www.google.com/url?q=https://journals.upi-yai.ac.id/
index.php/IKRAITH-ABDIMAS/article/download/
1549/1269/
&sa=U&ved=2ahUKEwj9l5KhiMaBAxUea2wGHZn1A4QQF
noECAwQAg&usg=AOvVaw1lg9rCQtqW48CemLouPL1y.

19

Anda mungkin juga menyukai