Anda di halaman 1dari 58

Program Studi

S1 Ilmu Keperawatan

Mata Kuliah :

SISTEM
INFORMASI
KEPERAWATAN

Muhammad Taufiqul A, S.Kep., Ners., M.Kes


Sedangkan menurut ANA (Mcline, 2005) dalam Callie (2010)
system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas
untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi,
Sistem Informasi Keperawatan mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan
yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada
suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen
yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi
suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail,
cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu


komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang
disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan
untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan
(Callie, 2010).
Di luar negeri kasus hilangnya dokumentasi serta
System informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
tidak tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi
pelayanan dalam mencapai standar mutu pelayanan. Indikator
masalah. Hal ini karena pada rumah sakit yang sudah maju,
klinik mutu pelayanan antara lain: pengukuran angka pasien
seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien
jatuh,angka decubitus, pneumonia nosokomial, infeksi
termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah dimasukkan
nosokomial, dan angka kejadian medical error (Lewis, 2003).
dalam komputer. Sistem ini sering dikenal dengan Sistem
Informasi Manjemen.
System informasi berbasis computer ini akan mengidentifikasi
berbagai macam kebutuhan pasien, mulai dari dokumentasi
asuhan keperawatan, dokumentasi pengobatan, sampai
perhitungan keuangan yang harus dibayar oleh pasien
terhadap perawatan yang telah diterima (Callie, 2010).
Dokumentasi yang cukup banyak mulai dari pencatatan data
pasien, asuhan keperawatan, administrasi keuangan, catatan
medis, catatan data penunjang akan terasa ringan jika
dikomputerisasikan. Model komputerisasi yang digunakan
saat ini sudah mulai berkembang dengan kegiatan yang
meminimalkan kerja perawat dalam mencatat manual dan
memaksimalkan upaya yang dilakukan untuk melakukan
pelayanan keperawatan anak dengan memperhatikan prinsip- Modal awal untuk memulai kegiatan mungkin cukup besar

prinsip perawatan anak. antara lain dengan persiapan software computer dan program
yang dikerjakan bersama teman-teman dari teknologi
informatika; pelatihan SDM perawat yang akan melakukan
kegiatan, pihak manajerial sebagai pemegang keputusan akan
sangat menentukan keberhasilan program. Namun untuk
kebutuhan jangka panjang akan sangat murah yaitu dengan
kegiatan yang lebih banyak bisa dilakukan untuk pasien,
waktu dan tenaga perawat dapat lebih di hemat.
Upaya penerapan model-model pendokumentasian
terkomputerisasi tentu saja bisa dilakukan di Indonesia
tergantung dari pengetahuan perawat, kemampuan perawat
setelah mengetahui, dan kemauan perawat untuk sama-sama
bekerja keras mensukseskan program. Perawat-perawat anak
yang terjerat di dalam rutinitas umumnya sulit untuk diajak
berkembang, dan keadaan ini harus diimbangi dengan upaya
managerial untuk mensupport terlaksananya program melalui
program pelatihan, reward and punishment, keterlibatan aktif
manager, dan program evaluasi periodik. Teknologi sistem
informasi keperawatan yang digunakan hendaknya selalu
dievaluasi untuk merevisi yang kurang dan mengembangkan
yang sudah ada sesuai kebutuhan program dan pengguna
(Larry,2003).
1. Manfaat Sistem Informasi Keperawatan
Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan
tujuan untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan
rencana keperawatan, mendokumentasikan asuhan
keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas asuhan
keperawatan. Perawat dapat memiliki pandangan terhadap
data secara terintegrasi (misalnya integrasi antara perawat dan
dokter dalam rencana perawatan pasien).

Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di


lingkungan rumah sakit salah satunya adalah membantu
perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan. Asuhan keperawatan dalam memenuhi
kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan.
Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut
perawat dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan
dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual. Di
samping itu, data yang tercatat dengan menggunakan sistem
informasi keperawatan akan lebih terjamin keberadaannya.
Resiko data yang dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda
dengan pencatatan yang berdasarkan paper base, dimana
kemungkinan untuk hilangnya data sangat mungkin untuk
terjadi. Selain itu keberadaan sistem informasi keperawatan
juga akan meningkatkan keefektifan dan efisien kerja dari
tenaga keperawatan (Cheryl, 2007).
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi
keperawatan, yaitu:
1) Manajemen lebih efisien,
2) Penggunaan sumber biaya lebih efektif,
3) Meningkatkan program perencanaan,
4) Meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).

Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou


& zyga, 2009):

1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station
2) Mengurangi penggunaan kertas
3) Dokumentasi keperawatan secara automatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
5) Mengurangi biaya
6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur
Menurut American Association of Nurse Executive (1993) dalam
Saba & McCormick (2001) mengemukakan manfaat penting
dalam penggunaan informasi teknologi, yaitu:

1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat,


2) Meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien,
3) Meningkatkan dokumentasi,
4) Meningkatkan komunikasi,
5) Meningkatkan perencanaan,
6) Meningkatkan standar praktik keperawatan,
7) Kemampuan menetapkan masalah,
8) Meningkatkan evaluasi keperawatan, dan
9) Mendukung organisasi yang dinamik.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing
Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada
dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih
Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan
data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap,
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah
sistem informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang
guna akan dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data
perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian
informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka
pelayanan dan asuhan keperawatan. perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis
data untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang
munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah
yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan
oleh komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat
pengkajian perawatan. Komputer akan secara automatis
menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah
keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada
disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah, peran
perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment
terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang
dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat
(Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC).
Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia Implementasi keperawatan dalam sistem informasi

pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam

menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan

dapat terselesaikan. yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan


menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa
dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh
perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung
Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi
diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga
keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification
tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing
(NIC) dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal
masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri
memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing
yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan
(Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan
menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan
planning keperawatan.
Contoh Aplikasi Asuhan Keperawatan

Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk


dapat mengakses aplikasi dibutuhkan browser (Mozilla
firefox atau Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini

aplikasi pada webserver dengan mengetikkan pada browser :


http://localhost/askeppneumonia. Pada halaman browser akan
muncul seperti pada gambar
Pengelolaan Basis Pengetahuan

Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan


(Domain, Class, Tipe Class, Diagnosis, Batasan Karakteristik
dan Faktor Berhubungan). Dalam proses pengelolaan data
basis pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian


Domain yang terdapat pada NANDA.
a. Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik
dari pasien ketika perawat melakukan suatu interview.
a. Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang
perawat untuk menampilkan hasil diagnosa .
a. Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan
langkah seorang perawat untuk menampilkan
rencana tindakan.
a. Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan
langkah seorang perawat untuk menampilkan
rencana tindakan.
Implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumen
asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan Billing System
Rumah Sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan
pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga
sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat
tinggal mendokumentasikan dalam SI Keperawatan. Artinya
penulisan implementasinya juga dibakukan sehingga perawat yang
Penerapan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi terkait
bertugas mengetik sesuai dengan standar yang ditetapkan. Evaluasi
intervensi yang dilakukan di beberapa RS di Indonesia diharapkan
kriteria, skala, dan target. Setelah perawat menentukan kriteria,
spesifik mulai dari Nursing Out Come (NOC) yang baku klasifikasi
skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya
dan jelas kriterianya; Nursing Intervention Clasification (NIC)
tinggal memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien, antara 1 –
disusun secara baku pada setiap klasifikasinya dan disesuaikan juga
5, disesuaikan dengan kondisi pasien.
dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat tinggal memilih label NIC
yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang
sesuai dengan tujuan penanganan masalah pasien. Implementasi
keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan
label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan
aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan
jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.
Pendokumentasian sangat penting untuk dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan yang langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan pasien. Beberapa alternative penyelesaian
masalah yang berhubungan dengan dokumentasi yang kurang efektif
adalah dengan mengembangkan system informasi dan
pendokumentasi secara elektronik, sehingga memudahkan dan
informasi terhadap mutlidisiplin terutama dengan melakukan control
terhadap pemberian obat terhadap pasien, dimana perawata
melakukan fungsi advocacy terhadap resiko medical error dengan
menuliskan rekomendasi dalam catatan pasien di computer.

Hasil yang diharapkan dengan system informasi dapat


meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, sehinggamedical
error dapat dihindari.
Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep


pendidikan di dalam bidang kesehatan. Merupakan suatu
kegiatan untuk membantu individu, kelompok, atau
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau
perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal. Peran
pendidikan kesehatan :
Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan

Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun


oleh instansi baik pemerintah, swasta, maupun LSM. Banyak
pula proyek pengadaan sarana sanitasi lingkungan dibangun
untu masyarakat. Namun, karena perilaku masyarakat, sarana
atau fasilitas sanitasi tersebut kurang atau tidak dimanfaatkan
dan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi
lingkungan tersbut dimanfaatkan dan dipelihara secara
optimal maka perlu adanya pendidikan kesehatan bagi
masyarakat. Demikian pula dengan lingkungan non fisik,
akibat masalah-masalah social banyak warga masyarakat
yang menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh karena itu
baik dalam memperbaiki masalah social maupun menangani
akibat masalah social diperlukan pendidikan kesehatan.
Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk


menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk
kesehatan. Artinya pendidikan kesehatn berupaya agar
masyarakat menyadarai atau mengetahui bagaimana cara
memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau
mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan bilamana sakit
dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari
kesehatan bilamana sakit dan sebaginya.

Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat


kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau
disebut “melek kesehatan” Pendidikan kesehatan juga
penting untuk mencapai perilaku. Jadi kesehatan bukan hanya
disadari dan disikapi melainkan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan

Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah


Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan telah
menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk
pusat pelayanan kesehatan.
Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas
Orangtua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting
dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka.
Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan
kesehatan yang baik pula pada anaknya. Sebaliknya,
kesehatan orang tua khususnya kesehatn ibu yang rendah dan
kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula
bagi anaknya. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
diperlukan pada kelompok ini, agar masyarakat atau orang
tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan
kesehatan yang baik pada keturunan mereka. Ruang lingkup
pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari tiga
dimensi :
Dimensi sasaran
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu Pendidikan kesehatan promosi kesehatan, misalnya :
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan,
kelompok masyarakat tertentu. gaya hidup dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus
masyarakat luas. misalnya : imunisasi
c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan
Dimensi tempat pelaksanaan pengobatan tepat misalnya: pengobatan layak guna
menghindari dari resiko kecacatan.
Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien
dan keluarga d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi misalnya:
dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-
b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran latihan tertentu.
pelajar.
c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja
dengan sasaran masyarakat atau pekerja.
Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan merupakan domain yang akan dituju dari


pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan antara
lain pertama, tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untu
sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag
memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingny
optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan
kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingg
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental da
social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan


masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat
mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada
mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan
kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Pentingnnya Pendidikan Kesehatan Bagi Masyarakat

Mungkin saja banyaknya pelajar sekolah sekarang yang menunjukan pola hidup
tidak sehat seperti, merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba
disebabkan kurangnya pemahaman mereka terhadap kesehatan. Mereka tak
memahami seutuhnya tentang dampak kecil dan terburuk dari apa yang mereka
lakukan sekarang bagi masa depan mereka kelak. Bukankah sangat jelas,
perlakuan mereka pada kesehatan dirinya sekarang akan sangat menentukan
kondisi kesahatan mereka di masa yang akan datang. Apalah arti kecerdasan dan
kepintaran jika kondisi kesehatan tidak stabil atau buruk. Banyak kasus
seseorang yang memiliki kecerdasan gagal memanfaatkannya atau kurang optimal
dalam memanfaatkannya dikarenakan kondisi fisiknya yang lemah, atau sering
jatuh sakit. Padahal merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini di
masa mendatang.
Peran Komputer dalam Manajemen Informasi Kesehatan
Peran Komputer dalam Manajemen
Informasi

MANAJEMEN DATA / BASIS DATA


Salah satu aspek keberhasilan dalam manajemen informasi adalah
pengolahan data. Data yang dimasukkan ke dalam komputer jika tidak diolah tidak
akan menjadi informasi. Oleh sebab itu perlu ada usaha dalam mewujudkan
informasi yang baik.
Adanya manajemen basis data menjabarkan kegiatan di pelayanan kesehatan
secara detail. Misalnya dalam pendaftaran pasien rawat jalan terdapat upaya untuk
mengumpulkan data pasien dengan cara mewawancarainya, dan memasukan ke
dalam lembar pendaftaran, yang terdiri dari isian di bagian kolom nama, jenis
kelamin, alamat, poliklinik yang dituju dll.
Kegiatan manajemen informasi tersebut bisa dilakukan di dalam komputer.
harapannya dengan diinput ke dalam komputer yang ditanam sebuh sistem aplikasi
dapat mengkoneksikan antara bagian pendaftaran dengan poliklinik, tujuannya
salah satu syarat informasi yang baik (tepat waktu) bisa terpenuhi. Setiap file-file
komputer yang dimungkinkan dapat saling berinteraksi disebut basis data.
Peran Komputer dalam Manajemen Informasi Kesehatan
Struktur Basis Data

Jika kita melihat Kartu Identitas Berobat (KIB), di dalamnya


setidaknya ada nama dan alamat, dan jika KIB itu sudah tertera nama
dan alamat pasien maka itu pemilik KIB tersebut. Pada struktur basis
data nama dan alamat yang tadi disebutkan adalah data field (elemen
data), kemudian diisi oleh pemilik KIB tersebut maka disebut record
(rekaman) dan bentuk fisik dari KIB tersebut dinamakan file (berkas).
Bila kita definisikan elemen data merupakan bagian terkecil data
yang tidak dapat dibagi lagi, dapat berupa nama, nomor rekam medis,
alamat dan lain-lain. Dari beberapa elemen tersebut kemudian
berkumpul menjadi satu membentuk rekaman. Rekaman tersebut
berasa dari kumpulan elemen data yang merujuk pada satu objek data
atau keguatan tertentu. Dicontohkan lagi pada seorang pegawai
pendftaran rawat jalan yang mendaftarkan pasien, kemudian
memasukkan semua yang menggambarkan pasien tersebut dalam
sebuah rekaman.
Peran Komputer dalam Manajemen Informasi Kesehatan

Rekaman tersebut dikumpulkan menjadi file atau


berkas. Misalnya, pendaftaran pasien tersebut
dikumpulkan menjadi berkas data kunjungan pasien pada
waktu itu. Atau setiap data demografi itu dikumpulkan
menjadi satu kesatuan menjadi data domografi pasien.
Ketika berkas / file itu sudah terkumpul dan dapat
saling berinteraksi antar satu sama lain maka disebut basis
data (database). Misalnya, file demografi pasien
dihubungkan dengan file poliklinik dan file pembayaran,
maka dapat menjadi sebuah basis data.
Gambar : sistematika penyimpanan data di
Keadaan tersebut akan berbeda dengan sistem dalam database
informasi yang masih konvensional, karena berkas-berkas
Gambar diatas menunjukan sistematika dari penyimpanan data di
rekam medis yang telah diisi tidak bisa langsung dalam database. Sehingga berkas-berkas dari unit pelayanan dapat
dimanfaatkan informasinya. saling berinteraksi.
Peran Komputer dalam Manajemen Informasi Kesehatan

Contoh dalam pembuatan Basis Data di rumah sakit


Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah
dalam pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini tentunya sudah
menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan
metode komputerisasi, proses penginputkan data, proses pengambilan
data maupun proses pengupdate data sangat mudah, cepat dan akurat.

Objek yang dipakai


 Petugas
 Pasien
Penentuan entitas
 Dokter
 Ruang  Petugas : Menyimpan informasi identitas dari petugas jaga
 Pasien : Menyimpan informasi identitas dari pasien
 Dokter : Menyimpan informasi identitas dari dokter
 Ruang : Menyimpan informasi identitas dari ruang
 Rawat inap : Menyimpan informasi apabila terdapat pasien yang
perlu rawat inap
 Pembayaran : Menyimpan informasi dari administrasi pembayaran
pasien
Peran Komputer dalam Manajemen Informasi Kesehatan
1. Petugas : kd_petugas char(10) primary key, nama_petugas varchar(30),
alamat_petugas varchar(50), jam_jaga char(15)
2. Pasien : kd_pasien char(10) primary key, kd_dokte char(10) foreign
key, nama_pasien varchar(30), alamat_pasien varchar(50), tanggal_datang
char(15), keluhan varchar(50)
3. Dokter : kd_dokter char(10) primary key, nama_dokter varchar
(30),alamat_dokter varchar(50), spesialisasi_dokter varchar(20)
4. Ruang : kd_ruang char(10) primary key, nama_ruang varchar(30),
nama_gedung varchar(30)
5. Rawat inap : kd_rawat_inap char(10) primary key , nama_pasien varchar(30)
foreign key, kd_ruang varchar(30) foreign key
6. Pembayaran : kode_pembayaran char(10) primary key, kd_pasien char(10),
kd_petugas char(10), jumlah_harga varchar(30)
Peran Komputer dalam Manajemen Informasi Kesehatan
Hubungan atau Relasi 5. Ruang digunakan untuk rawat_inap
• Tabel utama: ruang
1. Petugas melayani pembayaran pasien • Tabel kedua: rawat_inap
• Tabel utama: petugas • Relationship: One-to-one (1:1)
• Tabel kedua: pembayaran • Attribute penghubung: kd_ruang (FK kd_ruang di rawat_inap)
• Relationship: One-to-many (1:M)
• Attribute penghubung: kd_petugas (FK kd_petugas di pembayaran )

2. Pasien membayar pada tabel pembayaran


• Tabel utama: pasien
• Tabel kedua: pembayaran
• Relationship: One-to-one (1:1)
• Attribute penghubung: kd_pasien (FK kd_pasien di pembayaran )

3. Dokter digunakan untuk pasien


• Tabel utama: dokter
• Tabel kedua: pasien
• Relationship: One-to-many (1:M)
• Attribute penghubung: kd_dokter (FK nama_dokter di pasien )

4. Pasien melakukan rawat inap


• Tabel utama: pasien
• Tabel kedua: rawat_inap
• Relationship: One-to-one (1:1)
• Attribute penghubung: kd_pasien (FK kd_pasien di rawat_inap )
Gambar Kardinalitas
Setelah dibuat kardinalitas maka akan
dibuat sebuah relasi dari entitas yang sudah
dibuat, agar nantinya dapat dibuat perintah
pemograman yang bisa menghubungkan entitas
tersebut secara keseluruhan
Gambar Entity Relationship Diagram
Teknologi
Basis Data

Dari contoh diatas maka basis data itu sudah dirancang


dan dapat digunakan. Kenapa sih harus menggunakan basis
data? Jawabannya adalah sebuh perbandingan bagaimana
antara kegiatan organisasi yang belum menggunaan komputer
sebagai alat untuk penunjang pelayanan, diantaranya:

a. Pengulangan data (duplikasi)


Data yang diinput akan ada pengulangan yang banyak, misalnya data demografi nama dan jenis
kelamin kepunyaan pasien yang telah daftar di rawat jalan akan dimasukkan ke dalam: KIB,
register pasien, dan setiap dokumen rekam medis lainnya. Maka duplikasi dari data demografi itu
sangat banyak sekali. Masalah lain jika ada kesalan menulis atau tulisan tidak terbaca bisa jadi
antara KIB yang didapatkan pertama kali daftar dengan resume pasien pulang bisa berbeda
nama. Apalagi jika kesalahannya itu dalam membedakan pasien secara spesifik. Kesalahan
menuliskan jenis kelamin bisa jadi salah tindakan, dan lain sebagainya.

b. Tidak seragamnya perekaman data


Keadaan ini sangat sering terjadi jika memasukkan data dengan cara manual. Misalnya nama
pasien Muhamad akan banyak versinya, bisa Muhammad, Mohammad mochamad dan lain-
lain. Hal itu terjadi ketika salah persepsi dari orang yang satu dengan orang yang lain. Tentu
keadaan seperti ini tidak akan terjadi jika data tersebut dimasukkan ke dalam basis data.
Basis Data
c. Tidak konsistennya data

Ketidak konsistenan data dilihat dari bagaimana data tersebut berjalan, dari pertama kali masuk
sampai keluar lagi sama. Jika di awal pendaftaran pasien namanya salah, kemudian dikoreksi di tengah
pelayanan berlangsung, maka seharusnya data itu akan terkoreksi semuanya karena setidaknya ada tiga
pengolahan data, yaitu tambah data (Add), ubah data (change), dan menghapus data (delete). Berbeda
jika data tersebut diinput secara konvensional, yang terjadi adalah ketidaksamaan data, karena ketika
pelayanan itu berlangsung kemudian nama yang salah dikoreksi, belum tentu semuanya nama pasien
tersebut akan benar.
Seluruh kelemahan-kelemahan ini dapat dicari solusinya dengan mengorganisasikan penyimpanan
data secara sistematik. Adanya basis data maka file tersebut diorganisir menjadi satu kesatuan yang
saling berhubungan. Jika data tersebut dibuat menjadi fisik tentunya letaknya file satu dengan yang
lainnnya pasti saling berjauhan, tetapi secara logika file itu saling berintegrasi.
Pada penjelasan sebelumnya tentang perangkat lunak bahasa komputer dijelaskan tentang aplikasi
yang berhubungan dengan bahasa komputer. perangkat lunak tersebut salah satunya adalah yang
menangani pengolahan basis data yang disebut dengan Sistem Manajemen Basis Data / Database
management system (DBMS). Pada modul berikutnya telah ada yang membahas database secara
khusus dan terperinci.
Saudara mahasiswa, sebelum kita melanjutkan pada materi selanjutnya coba anda tuangkan
pemahaman anda pada kolom dibawah, mengenai struktur basis data itu seperti apa? coba jelaskan
dengan contoh yang anda pahami!
Manajemen Komputer

MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER

Komputer yang telah kita bahas cukup untuk pengolahan data di rekam
medis secara mendasar, tetapi jika kita kembali berbicara tentang basis
data maka hanya komputer saja tanpa didukung dengan jaringan
tidaklah cukup. Basis data prinsip utamanya adalah menyatukan data
dan dapat diakses oleh bagian manapun. Jika komputer itu tidak
didukung dengan jaringan komputer, maka basis data tersebut tidak
banyak artinya. Gambar : Konsep Jaringan Komputer
Jaringan komputer sendiri merupakan salah satu alat komunikasi,
yaitu komunikasi antar komputer satu dengan yang lainnya. Mungkin
saja basis data itu secara local dapat berhubungan dengan data lain,
tetapi hanya sebatas dikomputer itu saja. Maka kegunaan dari jaringan
komputer sebagai alat untuk saling berkomunikasinya antar komputer.
secara jelas pembahasan jaringan komputer bukan di modul ini namun
pada pembahasan khusus pada jaringan komputer, karena kompleksnya
pembahasan jaringan komputer.
Manajemen Komputer
Komputer Biasaya NIC sudah tertanam semuanya dalam kompurer, agar bisa
langsung digunakan dalam satu sistem. Komputer yang digunakan
Pembahasan komputer disini bukan untuk
untuk untuk sebagai jaringan adakah komputer standar. Berbeda
membahas kembali apa itu komputer, tetapi perangkat
dengan server, media transmisinya juga harus memilliki memory besar
minimal yang dibutuhkan untuk membentuk komputer
karena dari penggunaan komputer server identik bisa / harus menyala
yaitu komputer yang tertanam di dalamnya antar muka
selama 24 jam.
jaringan / netword interface card atau kartu jaringan
Fungsi dari NIC atau untai antar muka jaringan adalah untuk
mengirmkan dan menerima data, dari komuter A ke komputer B atau
sebaliknya, menggunakan media tranmisi. Seperti pada gambar di atas
kartu ini biasanya sudah ada dalam motherboard dan tertanam di
dalamnya, namun ada juga tipe komputer yang lama, masih
menggunakan NIC card terpisah dari motherboard.

Gambar NIC card


Manajemen Komputer

Sampai disini mungkin ada yang masih bingung kenapa data bisa
di taranfer antar komputer menggunakan jaringan?. Jawabannya tentu
ada sesuatu yang menghubungkan, salah satunya NIC yang tadi
dijelaskan itu mempunyai kode unik. Setiap produk NIC mempuyani
kode angka yang dibuat secara acak, sehingga tidak ada yang sama
kode NIC dengan komputer lainnya, walaupun masih dalam satu
produsen.
Ketika kode NIC sudah berbeda, bagaimana NIC itu bisa
terhubung dengan komputer? jawabannya adalah driver. Adanya
driver dapat mengenalkan NIC ke dalam komputer sesuai dengan
sistem operasi yang ada. Pada masa-masa sekarang pengenalan
menggunakan driver sudah bisa digantikan dengan adanya sistem plug
and play, supaya pengguna dapat dimudahkan tanpa mencari driver
yang sesuai. Tentunya sistem plug and play ini bisa berfungsi jika
motherboard yang dipasangkan mendukung juga pada plug and play.
Manajemen Komputer
Alat Komunikasi

Seperti yang kita ketahui bersama komputer tidak akan terhubung tanpa ada sesuatu yang
menghubungkannya. Salah satunya yang terpentingnya adalah alat komunikasi. Alat
komunikasi merupakan setiap peralatan yang menyelenggarakan proses komunikasi itu terjadi.
(Nugroho, 2008)
Adapun peralatan tersebut antara lain:

a. Hub atau swich


Alat ini digunakan untuk menghubungkan komputer
client dan komputer server biasanya alat ini disambungkan
dengan kabel. Kabel tersebut yang akan menghubungkan
antara komputer – hub – server. Biasanya membentuk Gambar Swich
salah satu model jaringan yang diamakan topologi jaringan
star. Namun ada perbedaan dari cara mengirimkan antara
hub dengan swich, jika hub itu mengirimkan data apapun
ke komputer yang terhubung dengan jaringan. Sedangkan
swich mengirimkan data sesuai dengan perintah kemana
data tersebut dikirimkan
Manajemen Komputer
Modem Repeater
Kita sudah familiar dengan namanya modem. Alat Alat ini digunakan untuk memperkuat sinyal
yang sering digunakan kita dalam mengakses internet dari sebuah jaringan. Biasanya diperlukan untuk
secara mandiri. Namun sedikit penjelasan dari modem memperpanjang jangkauan jaringan.
tersebut berasal dari singkatan yaitu modulator dan
demodulator. Modulator merupakan suatu proses
penyampaian sinyal data menggunakan gelombang
pembawa ke media transmisi. Dari media tranmisi
kemudian disampaikan lagi ke penerima data tersebut
menggunakan gelombang penerirma yang disebut
demodulator. Jika alat tersebut bisa menjadi modulator
dan demodulator dinamakan modem.
Gambar Repeater

Gambar Modem
Manajemen Komputer

Router
Alat ini jika diilustrasikan sebagai pemandu arah
jaringan. Menggunakana alat ini berfungsi untuk
mengarahkan jaringan jika terjadi kerusakan jaringan.
Jadi ada alternatif lain untuk menyampaikan data jika
satu jaringan itu putus dapat diarahkan oleh router. Jika
ada yang bertanya apa perbedaan router dengan swhich
adalah: Router didesign untuk bisa menghubungkan
jaringan lain yang mempunyai alamat network yang
berbeda / menghubungkan swich yang berbeda.
Sedangkan switch hanya mampu menghubungkan
komputer dengan alamat network yang sama / satu Gambar Router
jaringan.
Manajemen Komputer
Bridge
Alat ini berbentuk komputer khusus untuk
menjebatani dua LAN yang sejenis. Bridge bisa
mengarahkan sinyal yang berbeda, dan menjadi
lalulintas jaringan satu dengan yang lainnya.

Gambar Bridge
Manajemen Komputer

Gateways
Berbeda dengan bridge, gateways digunakan untuk
menjebatani dua jenis LAN yang benar-benar berbeda.

Gambar Gateways
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL)


berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data,
perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap,

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan

informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu

dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian

keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit

juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan. terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa
keperawatan.
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena


Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh
memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing
komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam
perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada
hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan. Sedangkan intervensi
dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih
keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan
etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah,
Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat
peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment
tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-
terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh
masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Implementasi keperawatan dalam sistem informasi


keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam
NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan
yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan
menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa
dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh
perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung
diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga
tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing
masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri
yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan
(Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan
menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan
planning keperawatan.
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Contoh Aplikasi Asuhan Keperawatan


Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Pengelolaan Basis Pengetahuan

Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan (Domain, Class, Tipe Class, Diagnosis, Batasan Karakteristik dan Faktor
Berhubungan). Dalam proses pengelolaan data basis pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian


Domain yang terdapat pada NANDA.
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik


dari pasien ketika perawat melakukan suatu interview.
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan
Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang
perawat untuk menampilkan hasil diagnosa .
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk


menampilkan rencana tindakan
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah seorang


perawat untuk menampilkan rencana tindakan.
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumen asuhan


keperawatan langsung diintegrasikan dengan Billing System Rumah
Sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan pasien.
Penerapan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi terkait intervensi
Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri
yang dilakukan di beberapa RS di Indonesia diharapkan spesifik mulai dari
sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
Nursing Out Come (NOC) yang baku klasifikasi dan jelas kriterianya; Nursing
mendokumentasikan dalam SI Keperawatan. Artinya penulisan
Intervention Clasification (NIC) disusun secara baku pada setiap klasifikasinya
implementasinya juga dibakukan sehingga perawat yang bertugas
dan disesuaikan juga dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat tinggal
mengetik sesuai dengan standar yang ditetapkan. Evaluasi kriteria,
memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan
skala, dan target. Setelah perawat menentukan kriteria, skala dan
yang sesuai dengan tujuan penanganan masalah pasien. Implementasi
target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya tinggal
keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan
memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien, antara 1 – 5,
aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan
disesuaikan dengan kondisi pasien.
yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan
pelaksana dari aktifitas tersebut.
Peran teknologi informasi pada intervensi keperawatan

Pendokumentasian sangat penting untuk dilakukan oleh seluruh Hasil yang diharapkan dengan system informasi dapat
tenaga kesehatan yang langsung maupun tidak langsung meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, sehinggamedical
berhubungan dengan pasien. Beberapa alternative penyelesaian error dapat dihindari.
masalah yang berhubungan dengan dokumentasi yang kurang efektif
adalah dengan mengembangkan system informasi dan
pendokumentasi secara elektronik, sehingga memudahkan dan
informasi terhadap mutlidisiplin terutama dengan melakukan control
terhadap pemberian obat terhadap pasien, dimana perawata
melakukan fungsi advocacy terhadap resiko medical error dengan
menuliskan rekomendasi dalam catatan pasien di computer.

Anda mungkin juga menyukai