Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak Kesehatan Republik Indonesia merupakan unit perawatan khusus yang
mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan
penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara penyulit yang mengancam serta melibatkan tenaga kesehatan terlatih,
cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan didukung dengan kelengkapan peralatan khusus. Di sini tenaga medis
semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan dituntut bisa memahami kondisi pasien, karena di ruang ICU sebagian
anggota tubuhnya seumur hidup. besar pasien adalah pasien koma, tidak sadar seutuhnya.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang perawat harus pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi.
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi Setiap fase atau tahapan komunikasi terapeutik
terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. mencerminkan uraian tugas daripetugas, yaitu
(Pendi, 2009).
FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Fase Prainteraksi Fase kerja / lanjutan
Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan
fantasi dan ketakutan sendiri.Petugas juga perlu menganalisa kekuatan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi
kelemahan profesional diri.Selanjutnya mencari data tentang klien jika sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk
mungkin, dan merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik
sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja sama.
Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, melainkan bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan sikap ragu atau
penolakan. Dalam hal ini sebaiknya perawat tidak menunjukkan
ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan.
Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau
membantah. Untuk menunjukkan sikap penerimaan sebaiknya
perawat menganggukkan kepala dalam merespon pembicaraan klien
PRINSIP KOMUNIKASI GAWAT DARURAT
1. Caring ( sikap pengasuhan yang ditnjukan peduli dan
selalu ingin memberikan bantuan).
2. Ciptakan lingkungan terapeutik dengan menunjukan
prilaku dansikap.
3. Acceptance (menerima pasien apa adanya).
4. Respect (hormati keyakinan pasien apa adanya).
8. Identifikasikan bantuan yang diperlukan.
5. Empaty (merasakan perasaan pasien).
9. Terapkan teknik komunikasi: terfokus, bertanya, dan
6. Trust (memberi kepercayaan). validasi.
7. Integrity (berpegang pd prinsip profesional yang 10. Bahasa yang mudah dimengerti.
kokoh).
11. Pastikan hubungan profesional dimengerti oleh
pasien/keluarga.
12. Motivasi dan hargai pendapat & respon klien.
13. Hindari: menyalahkan, memojokkan, dan
memberikan sebutanyang negatif.
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN TIDAK SADAR di RUANGAN ICU
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif,
komunikasi dengan menggunakan komunikasi khusus/teurapetik mereka masih dapat menerima rangsangan.Pendengaran dianggap
dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami sebagai sensasi terakhir yang hilang dengan ketidaksadaran dan yang
penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat menjadi pertama berfungsi. Faktor ini akan menjadi pertimbangan
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus mengapa perawat tetap harus berkomunikasi pada klien tidak sadar
tersebut. sekali pun.
Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan
koma, dengan gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan
fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupan. Pada
proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya
mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat
disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial
ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan
struktural/metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak keduanya.
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN TIDAK SADAR di RUANGAN ICU
Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini,
kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen Hal ini yang menjadi banyak perdebatan sebagaian kalangan ada yang
komunikasi. Ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang berpendapat dia adalah pasien tidak sadar mengapa kita harus berbicara,
telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar. Nyatanya sedangkan sebagian lagi berpendapat walau dia tidak sadar dia juga masih
dilapangan atau di banyak rumah sakit pasien yang tidak sadar ini atau memiliki rasa atau masih mengatahui apa yang kita perbuat, maka kita
pasien koma di ruangan-ruangan tertentu seperti Intensif Care Unit (ICU), harus berkomunikasi walau sebagian orang beranggapan janggal. Maka
Intensif Cardio Care Unit (ICCU) dan lain sebagainya, sering mengabaikan dari itu kita sebagai perawat diajarkan komunikasi terapeutik untuk
komunikasi terapeutik dengan pasien ketika mau melakukan sesuatu menghargai perasaan pasien serta berperilaku baik terhadap pasien
tindakan atau bahkan suatu intervensi. sekalipun dia berada dalam keadaan yang tidak sadar atau sedang koma.
FUNGSI KOMUNIKASI dengan PASIEN TIDAK SADAR
Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya
keperawatan memiliki beberapa fungsi, yaitu: perawat dapat melakukannya terhadap klien.Perawat dapat berinteraksi dengan
klien.Perawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap
Mengendalikan Perilaku peningkatan yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat katakan pada
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan klien klien.
tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali
prilaku.Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring,
imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti.Walaupun dengan berbaring ini
pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.
Informasi
Perkembangan Motivasi Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan
masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.Perawat dapat menggunakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk menginformasikan pada
kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh
klien. Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita
lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. berikan. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan
terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri.
CARA BERKOMUNIKASI dengan PASIEN TIDAK SADAR
Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar perawat juga
menggunakan komunikasi terapeutik.Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
klien.Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak menggunakan keseluruhan teknik.Teknik
terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi:
THANK YOU