Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI pada pasien IGD

TERAPEUTIK dan Pasien ICU


Muhammad Taufiqul A, S.Kep., Ns., M.Kes

ITKM WIDYA CIPTA HUSADA


Jl. Jend Sudirman (Sidotopo) No 11 healthpromotion
Kepanjen Malang 081232244108
GAWAT DARURAT INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang


membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa
dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009). Intensive Care Unit (ICU) menurut pengertian dari Departemen

Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak Kesehatan Republik Indonesia merupakan unit perawatan khusus yang

mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan

penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara penyulit yang mengancam serta melibatkan tenaga kesehatan terlatih,

cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan didukung dengan kelengkapan peralatan khusus. Di sini tenaga medis

semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan dituntut bisa memahami kondisi pasien, karena di ruang ICU sebagian

anggota tubuhnya seumur hidup. besar pasien adalah pasien koma, tidak sadar seutuhnya.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi dalam keperawatan disebut juga dengan


komunikasi terapeutik, dalam hal ini komunikasi yang dilakukan
oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan
harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase, yaitu fase

penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang perawat harus pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi.

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi Setiap fase atau tahapan komunikasi terapeutik

terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. mencerminkan uraian tugas daripetugas, yaitu

(Pendi, 2009).
FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Fase Prainteraksi Fase kerja / lanjutan
Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan
fantasi dan ketakutan sendiri.Petugas juga perlu menganalisa kekuatan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi
kelemahan profesional diri.Selanjutnya mencari data tentang klien jika sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk
mungkin, dan merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik
sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja sama.

Fase Orientasi Fase Terminasi


Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau kontrak Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan
komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi. Program orientasi tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan mempertahankan batas
tersebut meliputi penentuan batas hubungan, pengidentifikasian masalah, hubungan yang telah ditentukan. Petugas harus mengantisipasi masalah yang akan
mengakaji tingkat kecemasan diri sendiri dan pasien, serta mengkaji apa yang timbul pada fase ini karena pasien mungkin menjadi tergantung pada petugas. Pada
diharapkan dari komunikasi yang akan dilakukan bersama antara petugas dan klien. fase ini memungkinkan ingatan pasien pada pengalaman perpisahan sebelumnya,
sehingga pasien merasa sunyi, menolak dan depresi
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Klien Gawat Darurat


Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya Mis:Sumbatan Jalan Napas atau distress nafas,
Luka Tusuk dada/perut dengan shock dan sesak, hipotensi / shock.

Pasien Gawat Darurat


Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI
(AcutMiocart Infac).
Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasienbatuk, pilek.
darurat. Bisanya di lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan
Ca stadium akhir. Pasien Meninggal
Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir.
Pasien Darurat Tidak Gawat Adapun petugas triage di lakukan oleh dokter atau perawat senior yang
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan berpengalaman dan petugas triage juga bertanggung jawab dalam
anggota badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu.
Vulnus Lateratum tanpa pendarahan.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA GAWAT DARURAT
Mendengarkan Mengulang Pernyataan Klien
Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang Dengan mengulang pernyataan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui
bahwa pesannya mendapat respond an berharap komunikasi dapat berlanjut. Mengulang pokok
disampaikan oleh klien dengan penuh empati dan perhatian. Ini dapat pikiran klien menunjukkan indikasi bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
ditunjukkan dengan memandang kearah klien selama berbicara,
menjaga kontak pandang yang menunjukkan keingintahuan, dan
Klarifikasi
menganggukkan kepala pada saat berbicara tentang hal yang Apabila terjadi kesalahpahaman, perawta perlu mengehentikan pembicaraan untuk meminta
dirasakan penting atau memerlukan ummpan balik. Teknik penjelasan dengan menyamakan pengertian. Ini berkaitan dengan pentingnya informasi dalam
dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada klien dalam memberikan pelayanan keperawatan.
mengungkapkan perasaan dan menjaga kestabilan emosi klien.
Menyampaikan Hasil Pengamatan
Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap klien untuk mengetahui bahwa pesan
dapat tersampaikan dengan baik. Perawat menjelaskan kesan yang didapat dari isyarat nonverbal
yang dilakukan oleh klien.

Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, melainkan bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan sikap ragu atau
penolakan. Dalam hal ini sebaiknya perawat tidak menunjukkan
ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan.
Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau
membantah. Untuk menunjukkan sikap penerimaan sebaiknya
perawat menganggukkan kepala dalam merespon pembicaraan klien
PRINSIP KOMUNIKASI GAWAT DARURAT
1. Caring ( sikap pengasuhan yang ditnjukan peduli dan
selalu ingin memberikan bantuan).
2. Ciptakan lingkungan terapeutik dengan menunjukan
prilaku dansikap.
3. Acceptance (menerima pasien apa adanya).
4. Respect (hormati keyakinan pasien apa adanya).
8. Identifikasikan bantuan yang diperlukan.
5. Empaty (merasakan perasaan pasien).
9. Terapkan teknik komunikasi: terfokus, bertanya, dan
6. Trust (memberi kepercayaan). validasi.
7. Integrity (berpegang pd prinsip profesional yang 10. Bahasa yang mudah dimengerti.
kokoh).
11. Pastikan hubungan profesional dimengerti oleh
pasien/keluarga.
12. Motivasi dan hargai pendapat & respon klien.
13. Hindari: menyalahkan, memojokkan, dan
memberikan sebutanyang negatif.
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN TIDAK SADAR di RUANGAN ICU

Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif,
komunikasi dengan menggunakan komunikasi khusus/teurapetik mereka masih dapat menerima rangsangan.Pendengaran dianggap
dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami sebagai sensasi terakhir yang hilang dengan ketidaksadaran dan yang
penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat menjadi pertama berfungsi. Faktor ini akan menjadi pertimbangan
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus mengapa perawat tetap harus berkomunikasi pada klien tidak sadar
tersebut. sekali pun.

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan
koma, dengan gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan
fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupan. Pada
proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya
mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat
disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial
ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan
struktural/metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak keduanya.
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN TIDAK SADAR di RUANGAN ICU

Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini,
kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen Hal ini yang menjadi banyak perdebatan sebagaian kalangan ada yang

komunikasi. Ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang berpendapat dia adalah pasien tidak sadar mengapa kita harus berbicara,

telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar. Nyatanya sedangkan sebagian lagi berpendapat walau dia tidak sadar dia juga masih

dilapangan atau di banyak rumah sakit pasien yang tidak sadar ini atau memiliki rasa atau masih mengatahui apa yang kita perbuat, maka kita

pasien koma di ruangan-ruangan tertentu seperti Intensif Care Unit (ICU), harus berkomunikasi walau sebagian orang beranggapan janggal. Maka

Intensif Cardio Care Unit (ICCU) dan lain sebagainya, sering mengabaikan dari itu kita sebagai perawat diajarkan komunikasi terapeutik untuk

komunikasi terapeutik dengan pasien ketika mau melakukan sesuatu menghargai perasaan pasien serta berperilaku baik terhadap pasien

tindakan atau bahkan suatu intervensi. sekalipun dia berada dalam keadaan yang tidak sadar atau sedang koma.
FUNGSI KOMUNIKASI dengan PASIEN TIDAK SADAR

Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya
keperawatan memiliki beberapa fungsi, yaitu: perawat dapat melakukannya terhadap klien.Perawat dapat berinteraksi dengan
klien.Perawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap
Mengendalikan Perilaku peningkatan yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat katakan pada
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan klien klien.
tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali
prilaku.Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring,
imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti.Walaupun dengan berbaring ini
pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.

Informasi
Perkembangan Motivasi Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan
masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.Perawat dapat menggunakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk menginformasikan pada
kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh
klien. Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita
lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. berikan. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan
terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri.
CARA BERKOMUNIKASI dengan PASIEN TIDAK SADAR

Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar perawat juga
menggunakan komunikasi terapeutik.Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
klien.Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak menggunakan keseluruhan teknik.Teknik
terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi:
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai