Anda di halaman 1dari 42

TREND & ISSUES

DALAM
KEPERAWATAN GERONTIK

Disampaikan pada Perkuliahan


Keperawatan Gerontik Semester VII
PENDAHULUAN
Berbagai isu kesehatan memerlukan perhatian dan
studi karena pengaruh global dan ancaman terhadap
kehidupan manusia seperti pertumbuhan penduduk,
stressor lingkungan dan pola penyakit.
Berbagai tantangan yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan dimasa mendatang akan berpengaruh
terhadap peran perawat
Perawat juga harus kompeten secara tehnologi,
memiliki kemampuan manajerial, mengembangkan
partnership, memberikan pelayanan dengan
pendekatan budaya
ISU KEP GERONTIK
1. KESEHATAN
Populasi Kecenderungan pendd lansia meningkat
Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut : 50%
tinggal di masyarakat & perlu bantuan ADL 
perlu pelayanan pada lansia
The elder boom
• Meningkatnya populasi usia > 60 tahun secara
dramatis : kebutuhan, masalah, membawa
perubahan. Hal ini menimbulkan tantangan
peningkatan cost, perubahan ketersediaan
pelayanan kesehatan
Data Biro Sensus Amerika Serikat
memperkirakan Indonesia akan mengalami
pertambahan warga lanjut usia terbesar di
seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu
sebesar 41.4% (Kinsella dan Taeuber,1993).
• Menurut Dinas Kependudukan Amerika
Serikat (1999), jumlah populasi lansia berusia
60 tahun atau lebih diperkirakan hampir
mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan
menjadi 2 milyar pada tahun 2050
• Saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi
anak (0-14 tahun).
Lanjutan
• Data Proyeksi penduduk Indonesia oleh Biro Pusat
Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2010-2035
peningkatan UHH dari 69,8 tahun pada tahun 2010
menjadi 70,9 tahun pada tahun 2017 dan diperkirakan
meningkat menjadi 72, pada tahun 2035 mendatang →
transisi menuju struktur penduduk tua (ageing
Population).
• Susenas 2016 jumlah lansia di Indonesia 22,4 Juta jiwa
atau 8,69% dari jumlah penduduk. Menurut proyeksi BPS
tahun 2015, bahwa pada tahun 2018 jumlah lansia
diperkirakan 24,7 Juta jiwa (9,3%)
• BPS 2017 jumlah lansia 23,4 juta jiwa (8,79%) dan pada
tahun 2025 diperkirakan mencapai 33,7 juta (11,8%) dan
tahun 2035 diperkirakan sebanyak 48,2 juta (15,8%)
lanjutan

 Kesejahteraan penduduk usia lanjut perlu


mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan
masyarakat (GBHN, 1993).
 Berbagai upaya dilaksanakan oleh pemerintah
diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenaga
kerjaan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat
individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti
Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan
kesehatan primer, sekunder, tersier untuk
mengatasi permasalahan lansia.
 Pencanangan hari lanjut usia Nasional (HALUN) tgl
29 Mei 1996 di Semarang
• Pelayanan dengan teknologi tinggi dapat
mengakomodasi kebutuhan usia lanjut secara
spesifik
• Issue keamanan & rasa nyaman memerlukan
perhatian lebih
• Perkembangan IPTEK mendukung kebutuhan akibat
gangguan sensori & kebutuhan intelektual
• Fasilitas rekreasi, pendidikan dan komunikasi

Perlu pengembangan model baru dari fasilitas


long term care
Sistem kesehatan yang komprehensif 
penekanan pada preventif & pola hidup sehat, long
term care, jaminan kesehatan
Pola penyakit : dari penyakit infeksi  penyakit
kronis & Penyakit degeneratif
2. Pendidikan  training tentang perawatan lansia
3. Keamanan sosial
4. Diskriminasi
5. Perumahan
6. Ekonomi meningkatkan kontribusi sektor swasta
& pemerintah
TREND KEP. GERONTIK DI MASA MENDATANG

1. Pelayanan kesehatan/keperawatan

2. Pendidikan keperawatan

3. Riset keperawatan
PELAYANAN KESEHATAN/KEPERAWATAN

1. Pengontrolan biaya dalam pelayanan kesehatan


2. Perkembangan teknologi & informasi
3. Peningkatan penggunaan terapi alternatif (terapi
modalitas & terapi komplementer)
4. Perubahan demografi
5. Community-based nursing care
1. Pengontrolan biaya dalam pelayanan
kesehatan

Diupayakan sesingkat mungkin di yankes 


pergeseran yan dari RS ke rumah (home care)
Diperlukan perawat yang kompeten secara
teknologi & transkultural
Pemanfaatan caregiver atau pemberdayaan
klien untuk bertanggung jawab thd perawatan
dirinya
2. Perkembangan teknologi & informasi

Data based pelayanan kes. Komprehensif


Penggunaan computer-based untuk
pencatatan klien
Pemberi pelayanan dapat mengakses
informasi selama 24 jam
Melalui internet dapat dilakukan penkes
pada klien atau membuat perjanjian
3. Peningkatan penggunaan terapi alternatif (Terapi
modalitas & komplementer)

Banyak penduduk yang memanfaatkan terapi


alternatif tidak mampu mengakses yankes
Dalam pendidikan kesehatan, mengintegrasikan
terapi alternatif dalam praktik
Perawat harus memahami terapi alternatif
sehingga mampu memberikan pelayanan atau
informasi yang bermanfaat pelayanan akan
lebih berhasil dengan menggunakan pendekatan
alternatif
4. Kebutuhan yankes akibat perubahan
demografi

Pengembangan model pelayanan keperawatanHolistic model


Mempertimbangkan praktik mandiri
Kompeten dalam praktik “home care”
Pemahaman keperawatan transkultural sehingga efektif dalam
memberikan pelayanan self care
Pemberian promosi kesehatan dan pencegahan penyakit &
ketidakmampuan pada penduduk lansia
Penanganan kasus dengan kondisi kronis dan ketidakmampuan
Proteksi kesehatan deteksi dini & manajemen masalah kesehatan secara
tepat
Kolaborasi dengan klien, anggota tim interdisipliner dalam memberikan
pelayanan keterampilan manajemen kasus
Peran advokasi
Perawatan pada lansia :

• Spesialisasi
• Penyakit kronik, menghadapi kematian 
merupakan tantangan dalam perawatan lansia
:
– Kolaborasi dalam pelayanan
– Penggunaan ilmu & teknologi komunikasi
interdisiplin atau antara klien dengan pemberi
pelayanan
– Keputusan etik dalam perawatan
5. Community-based nursing care

Self care
Preventive care
Care within the context of community
Community of care dan collaborative care
• Acute Care: Older adults are the majority
of patients cared for
in the hospital setting
• Rehabilitation: Elderly individuals may
need a temporary
restorative program provided by a team
of health-care
Community Care Settings
• Home health is the fastest growing sector of the
health-care system. Services can be limited or
extensive and involve a multidisciplinary team
approach to care
• Clinics have been established for chronic conditions,
such as diabetes and congestive heart failure, in
which nurses play a primary role in managing follow-
up care. Monitoring patients through clinics assists in
early detection of subtle hanges in disease states and
thereby allows djustments in treatment plans to
minimize hospital readmissions
• Adult day care either social day care or
care provided by a nurse. Services depend
upon specific physician orders and nursing
care plans in areas such as medication
administration and wound care.

• Senior centers grew significantly in number


as a result of amendments to the older.
These freestanding centers typically provide
recreational activities, services, and
education for the elderly in areas such as
health and nutrition
PENDIDIKAN KEPERAWATAN

• Pendidikan formal
• Pendidikan berkelanjutan
• Sertifikasi
Pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan
Pengembangan lahan praktik untuk mahasiswa yang
sesuai dalam penerapan keperawatan
gerontikfokus pada promosi dan prevensi
• Pendidikan formal : sarjana keperawatan,
Spesialis keperawatan komunitas peminatan
keperawatan gerontik, Doktor ilmu
keperawatan (disertasi bidang keperawatan
gerontik)
Trend perawat praktik di tatanan komunitas menuntut
pendidikan keperawatan untuk mempersiapkan lulusan
yang mampu melakukan praktik di komunitas.
Pengetahuan & keterampilan perawat tentang proses
menua, keterampilan mengkaji, kemampuan
menyusun rencana untuk mengurangi faktor risiko
pada tingkat pencegahan primer, sekunder & tersier.
Kemampuan mengajarkan keluarga / caregiver tentang
keamanan & tehnik perawatan yang efektif.
Keterampilan konseling gaya hidup sehat. Keterampilan
koordinasi & kolaborasi, komunikasi, keterampilan
hubungan manusia & kemampuan mempengaruhi
orang lain.
Mhs harus dipersiapkan untuk mampu mengambil
keputusan terhadap kebijakan-kebijakan di bidang
kesehatan dan tanggung jawab dalam perencanaan
• Pendidikan non formalsertifikasi
• Pelatihan di bidang keperawatan gerontik :
Rancangan pelatihan :
- Keperawatan gerontik dasar
- Keperawatan gerontik intermediate
- Keperawatan gerontik advanced
KOMPETENSI PERAWAT :
Kemampuan mengidentifikasi masalah, cara
penyelesaian masalah dan kemampuan berhubungan
dengan orang-orang yang terlibat dalam penyelesaian
masalah
Kemampuan menyelesaikan konflik melalui komunikasi
efektif dalam kerja tim interdisiplin
Berpikir kritis
Pemahaman tentang kesehatan secara nasional,
internasional, peran perawat dalam upaya kesehatan
global
Etik personal dari tanggung jawab sosial dan pelayanan
Kemampuan tanggung jawab sosial untuk
mengembangkan empati, kesadaran sosial dan
kompetensi sosial & budaya
Komponen peran perawat kep gerontik

• Koordinator & Kolaborator dlm pelayanan


• Advokat
• Pemberi pelayanan
• Konsultan
• Case manager
• Change agent
• Peneliti
RISET DALAM KEP. GERONTIK
Riset mempunyai dampak yang cukup berarti dalam
keperawatan gerontik :
Lansia merupakan populasi berisiko perlu
penelitian sebagai pedoman dalam praktik
Perawat dapat memberikan wawasan tentang isu-
isu klinik, membantu mengumpulkan data dan
mengimplementasikan hasil penelitian
Lingkup penelitian : kepikunan, inkontinensia,
penggunaan restrain, luka dekubitus, jatuh,
kelompok pendukung, kelompok swabantu
PERSPEKTIF LEGAL & ETIK

• Ethic caring sikap lemah lembut, jujur, rasa


percaya, menerima & menyadari keterbatasan lansia,
harapan, mendorong klien berkembang
• Keputusan etik dalam memberikan pelayanan
• Peran advokasi
• Informed consent & human subject
• Melindungi hak klien dari ketidakberdayaan & faktor
risiko
UPAYA PELAYANAN KES
LANSIA
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the
Years that Have Been Added to life, dengan
prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri
(self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Depkes RI adalah Add life
to the Years, Add Health to Life, and Add Years to
Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut
usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yg digunakan adalah sbb:
 Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
 Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
 Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (non dependence)
 Lansia turut memilih kebijakan (choice)
 Memberikan perawatan di rumah (home care)
 Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
 Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging)
 Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
 Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
 Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia
meliputi 5 upaya kesehatan, yaitu
a. Promotif
b. Prevention
c. Diagnosa dini dan pengobatan
d. Pembatasan kecacatan
e. Pemulihan.
Promotif
 Upaya promotif juga merupakan proses advokasi
kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesional dan masyarakat terhadap praktek
kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
 Upaya perlindungan kes lansia meliputi:
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan ditempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dr kualitas udara yg
buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan
obat2an
5) Meningkatkan perhatian thdp kebutuhan gigi dan
mulut
10 perilaku baik lansia
1) Mendekatkan diri pd Tuhan YME
2) Mau menerima keadaan, sabar & optimis, serta
meningkatkan rasa percaya diri dg melakukan
kegiatan sesuai kemampuan
3) Menjalin hub yg teratur dg keluarga & sesama
4) Olah raga ringan setiap hari
5) Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yg
sesuai & banya minum air putih
6) Berhenti merokok & minuman keras
7) Minum obat sesuai dg aturan dokter/petugas kes
8) Kembangkan hobi/ minat sesuai kemampuan
9) Tetap memelihara & bergairah dlm kehidupanseks
10) Memeriksa kes & gigi sec teratur
Menyampaikan pesan BAHAGIA
• B- Berat Badan berlebihan dihindari
• A- Atur makanan yg seimbang
• H- Hindari faktor risiko peny jantung iskemik
& situasi menegangkan
• A- Agar terus merasa berguna dg mengem
bangkan kegiatan/hobi yg bermanfaat
• G- Gerak badan teratur & sesuai kemampuan
• I- Ikuti nasihat dokter
• A- Awasi kes dg pemeriksaan sec. berkala
Preventif
1) Melakukan pencegahan primer yaitu:
 Imunisasi, mis influenza
 Konseling : berhenti merokok dll
 Dukungan nutrisi
 Oleh raga
 Keamanan didlm & disekitar rumah
 Manajemen stres
 Penggunaan medikasi yg tepat
lanjutan
2) Melakukan pencegahan sekunder yaitu:
 Kontrol hypertensi
 Deteksi & pengobatan kanker
 Skrining: pemeriksaan rectal, mamogram,
papsmer, gigi & mulut, dll
3) Melakukan pencegahan tersier yaitu:
 Mencegah berkembangnya gejala dg
memfasilitasi rehabilitasi & membatasi
ketdkmampuan akibat kondisi kronis. Mis:
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal
 Mendukung usaha utk mempertahankan
kemampuan berfungsi
Diagnosa dini & pengobatan
• Dpt dilakukan oleh lansia : mis tes diri,
skrining kes, KMS, BKP
• Petugas profesional: pemeriksaan status fisik,
wawancara mas kes masa lalu & saat ini, obat
yg diminum, kebiasan merokok, riwayat
keluarga, dll
• Pengobatan terhadap semua ggn sistem dan
gejala, manifestasi klinik, terhadap masalah
geriatri
Pembatasan kecacatan
Kecacatan sementara (dpt dikoreksi)
Kecacatan menetap (tdk bs pulih)
Langkah2 yg dilakukan:
1) Asesmen
2) Identifikasi masalah
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi
Rehabilitasi
Prinsip
1) Pertahankan lingkungan aman
2) Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan
mobilitas
3) Pertahankan kecukupan gizi
4) Pertahankan fungsi pernafasan
5) Pertahankan aliran darah
6) Pertahankan kulit
7) Pertahankan fungsi pencernaan
8) Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
9) Meningkatkan fungsi psikososial
10)Pertahankan komunikasi
11)Mendorong pelaksanaan tugas
HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG TERKAIT DENGAN LANSIA
1. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.
2. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
3. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
4. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
7. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
8. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
9. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
10. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
11. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
12. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan
13. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran
negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang
Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
UU No. 13 tahun 1998 berisikan antara
lain :
• Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab
pemerintah, masyarakat, dan kelembagaan.
• Upaya pemberdayaan
• Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia
potensial dan tidak potensial
• Pelayanan terhadap lansia
• Perlindungan sosial
• Bantuan sosial
• Koordinasi
• Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
• Ketentuan peralihan
Beberapa undang-undang yang perlu
disusun adalah :

1. UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan


(Continum of Care)
2. UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
3. UU tentang Penghuni Panti (Charter of
Resident’s Right)
4. UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat
(Community Option Program)

Anda mungkin juga menyukai