Anda di halaman 1dari 11

Askep gawat darurat pada

pasien dgn gangguan sistem


syaraf

DISUSUN OLEH:
LIZA ISRA
M .RAMADHAN
Definisi

 Stroke adalah gangguan neurologik fokal yang dapat


timbul sekunder dari suatu proses patologi pada
pembuluh darah
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan berhentinya suplai darah kebagian otak
Etiologi

a. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam


pembuluh darah otak atau leher.
b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau
material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain.
c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area
otak
d. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak.
Manifestasi Klinis

 hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran


 penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau
kedua mata
 pusing dan pingsan
 nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas
 bicara tidak jelas (pelo)
 sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang
tepat,
 tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
 ketidakseimbangan dan terjatuh
 hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
Penatalaksanaan

 Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang


mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah
infark serebral.
 Antikoagulan untuk mencegah terjadinya
thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam
sistem kardiovaskuler.
 Antitrombosit karena trombosit memainkan peran
sangat penting dalam pembentukan thrombus dan
embolisasi.
Komplikasi

 Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi


oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak
bergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen
suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta
hematokrit pada tingkat dapat diterima akan
membantu dalam mempertahankan oksigenasi
jaringan.
Pemeriksaan Diagnostik

 Angiografi serebral: membantu menentukan


penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan,
obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.

 CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma,


iskemia, dan adanya infark.
Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
1) Pengkajian primer
 Airway: pengkajian mengenai kepatenan jalan. Kaji adanya
obstruksi pada jalan napas karena dahak, lendir pada hidung, atau
yang lain.
 Breathing: kaji adanya dispneu, kaji pola pernapasan yang tidak
teratur, kedalaman napas, frekuensi pernapasan, ekspansi paru,
pengembangan dada.
 Circulation: meliputi pengkajian volume darah dan kardiac output
serta perdarahan. Pengkajian ini meliputi tingkat kesadaran, warna
kulit, nadi, dan adanya perdarahan.
 Disability: yang dinilai adalah tingkat kesadran serta ukutan dan
reaksi pupil.
 Exposure/ kontrol lingkungan: penderita harus dibuka seluruh
pakaiannya.
Pengkajian sekunder
 Pengkajian sekunder adalah pemeriksaan kepala sampai kaki (head
to toe) termasuk reevaluasi pemeriksaan TTV.
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan evaluasi kepala akan adanya luka,
kontusio atau fraktuf.
 Reevaluasi
Monitoring tanda vital dan haluaran urin penting dilakukan.
 Tambahan pada secondary survev
pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto tambahan dari
tulang belakang serta ekstremitas, CT-Scan kepala, dada, abdomen
dan prosedur diagnostik lain.
Diagnosa dan Intervensi

perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oedema serebral.


 Tujuan; kesadaran penuh, tidak gelisah
 Kriteria hasil tingkat kesadaran membaik, tanda-tanda vital stabil tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan intrakranial.
 Intervensi;
 Pantau/catat status neurologis secara teratur dengan skala koma glascow
 Rasional: Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran.
 Pantau tanda-tanda vital terutama tekanan darah
 Rasional: autoregulasi mempertahankan aliran darah otak yang konstan.
 Pertahankan keadaan tirah baring.
 Rasional: aktivitas/ stimulasi yang kontinu dapat meningkatkan Tekanan Intra Kranial
(TIK).
 Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikkan dan dalam posisi anatomis (netral).
 Rasional: menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan
meningkatkan sirkulasi/ perfusi serebral.
 Berikan obat sesuai indikasi: contohnya antikoagulan (heparin)
 Rasional: meningkatkan/ memperbaiki aliran darah serebral dan selanjutnya dapat
mencegah pembekuan..
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai