KEPERAWATAN
OLEH :
NAMA : SUTRYANI
NIM : P201902015
KELAS : T3
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
secara komprehensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang
perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien. Semua tugas ini akan
semakin dipermudah jika perawat mampu mengaplikasikan sistem teknologi
informasi dalam dunia keperawatan.
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
4
Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National Study
Group (1982) di USA menghasilkan konsep Sistem Informasi Keperawatan :
“ Suatu sistem komputer yang digunakan untuk membantu dalam
administrasi pelayanan keperawatan, pemindahan pasien dan mendukung
pendidikan dan penelitian keperawatan”. Sistem Informasi Keperawatan
merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk memproses data
keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang mampu menunjang
aktivitas/fungsi perawat (https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com).
5
dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan dokumentasi yang
kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas
catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi
masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan
sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam
dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam
dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi
yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga
memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen
keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat
dalam hasil penelitian dari Mueller, et all. 2006 (dikutip dari
https://haqee44.wordpress.com) yang menyatakan bahwa kualitas
dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya
Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-
DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi
dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan
keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan
kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan
diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk
mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan
dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO
dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus
dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik
(https://haqee44.wordpress.com).
6
2. Telenursing
7
untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan
khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu
pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan,
khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan
maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
8
dilaksanakan tepat waktu. Clinical pathway memiliki banyak nama lain
seperti: Critical care pathway, Integrated care pathway, Coordinated care
pathway, Caremaps (alur perawatan, alur kritis, alur perawatan
terintegrasi atau peta perawatan), adalah salah satu perangkat utama yang
digunakan untuk mengelola kualitas pelayanan kesehatan mengenai
standardisasi proses perawatan (Ns et al., 2012) (dikutip dari Meo, M. Y.,
2015).
9
konektivitas yang tinggi dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu
syaratnya adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan
efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi
informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang
memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah
digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan
pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card
tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosis terakhir juga
akan tercatat. Teknologi penyimpan portabel lainnya adalah model web
based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan
data sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian
dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien.
Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang
tidak berjalan secara real time (http://teknologi informasi
keperawatan.blogspot.com).
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode
batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri
sebagai penanda unik merek datang tertentu. Hal ini jelas sekali
mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan
inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan
seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda
obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan
instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori.
Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda
unik pada kartu dan rekam medis pasien (http://teknologi informasi
keperawatan.blogspot.com).
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID
(radio frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan
identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit
masih memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID akan
mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat
10
ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID akan
mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer.
Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis
Smartcard merupakan salah satu aplikasi teknologi informasi yang paling
diminati di masa mendatang pada berbagai bidang kehidupan, khususnya
bidang kesehatan. Selain mempunyai fungsi menyimpan, transfer dan
pengolahan data dengan akurat, ia juga mempunyai sisi praktis dan
efisien sehingga dapat dibawa kemana-mana. Smartcard juga dilindungi
sebuah sistem yang dapat menjamin keamanan dari data di dalamnya
(dikutip dari Hidayat, Taufik. 2011).
5. Teknologi nirkabel
11
keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan
standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention
Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.
c. Discharge Planning
12
merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara
otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.
h. Laporan Implementasi
i. Laporan statistik
j. Resume Perawatan
13
k. Daftar SAK
o. Laporan Shift
14
7. Pencatatan Medis Elektronik
15
C. Hal Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan SIM Keperawatan
1. Hard Ware
2. Soft Ware
3. Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah
gagap teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke
hadapan pasien, merasa repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu
yang cukup signifikan bagi keberhasilan penerapan SIM Keperawatan
4. Skill
16
tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan
dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu
banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah
biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian
tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga
mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian
secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu
pendokumentasian tersebut diperlukan.
17
psikologis juga diperlukan, agar perawat percaya diri menggunakan
notebook di hadapan pasien.
adalah bahasa yang umum digunakan, diketahui oleh seluruh perawat, untuk
Rutherford, 2006)
8. OMAHA System
untuk mencatat semua tindakan yang telah dilakukan kepada pasien, selain itu
untuk mengetahui nama pasien yang dicari juga akan lebih mudah
18
rumah sakit sangat membantu sekali dalam pengelolaan data untuk
pembuatan laporan
2. Konteks Diagram
19
3. Desain Interface
20
Gambar 4: kajian awal
21
Gambar 5 : perencanaan
Gambar 6 : implementasi
22
Gambar 7 : evaluasi
4. Desain Output
23
Gambar 9 : pasien meninggal
24
Gambar 11 : angka mutu
Integrasi berasal dari bahasa Latin dan bahasa Inggris, dalam bahasa
latin integrasi berasal dari kata Integer, Integra, Integrum yang memiliki arti
yang berbeda atau beraneka ragam sehingga menjadi satu kesatuan dan
unsur tersebut. Proses integrasi akan terjadi jika perubahan itu membawa
ada. Pada proses integrasi juga akan ada proses saling menarik, saling
25
Konsep integrasi sistem adalah suatu konsep sistem yang dapat saling
berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai cara yang sesuai dengan
keperluan. Hal ini sangat bermanfaat bila suatu data dalam file suatu sistem
diperlukan juga oleh sistem yang lainnya atau output sustu sistem menjadi
informasi yang relevan dalam kegiatan manajerial yang dapat diperoleh bila
utama dari sistem informasi adalah memberikan informasi yang benar pada
melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di
kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau
26
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau
kota.
yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
27
dampak adanya kebijakan desentralisasi bidang kesehatan di seluruh
Indonesia
Pada Model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubug dan saling
terkait yaitu:
28
pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Fasilitas
pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan
melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.
29
sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas
kesehatan milik provinsi.
7. Pengguna Data
1. Persiapan Infrastruktur
30
yang sudah ada. Checking server Network Operational Center/Data
center hanya untuk memastikan bahwa computer server dikonfigurasi
sesuai dengan peruntukannya, sebagai server aplikasi, server basisdata,
server backup dan sebagainya. Checking sistem jaringan LAN.
Konfigurasi sistem perkabelan jaringan yang ada, perlu diperhatikan
sebagai perhitungan kebutuhan aplikasi di lapangan. Pengembangan atau
pembangunan jaringan baru dapat dilakukan sesuai kebutuhan system.
LAN dapat menggunakan kabel (Wired LAN) atau tanpa kabel
(Wireless LAN).
2. Training
31
monitoring terhadap pengguna yang mengakses jaringan, monitoring
pengguna yang mengakses network operational center/data center,
melakukan pemeriksaan terhadap virus dan lain-lain. Pendampingan
sistem aplikasi dilakukan selama operator masih belum lancar dalam
menggunakan sistem aplikasi. Kesalahan dalam memasukkan data perlu
dikoreksi dan diubah sesuai data yang benar. Kebutuhan format laporan
dan kebutuhan penyesuaian data perlu terus dijaga. Perkembangan
organisasi dan perubahan data serta perubahan kebijakan dapat
menimbulkan perubahan proses kerja (bussines process). Perubahan
tersebut tetap dapat diikuti dan diimplementasikan ke dalam system
Verifikasi dan Pemeliharaan Data Pemeriksaan data dilakukan secara
periodik. Semua data yang telah dimasukkan perlu diperiksa. Data yang
masuk ke dalam sistem aplikasi adalah data yang valid dan relevan. Data
yang tidak valid perlu dilakukan koreksi dan koreksi dilakukan secara
periodik. Setiap periode tertentu data yang ada perlu dipelihara.
Pemeliharaan data dapat dilakukan dengan mem-backup data tersebut ke
suatu media tertentu dan disimpan di tempat tertentu. Backup data perlu
dilakukan untuk menyelamatkan data maupun untuk mengarsip data.
32
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan serta skillnya
tentang sistem teknologi informasi agar dapat diterapkan saat sudah
masuk ke lapangan kerja.
2. Diharapkan perawat mampu meningkatkan pengetahuan dan skillnya
dalam menggunakan sistem teknologi informasi dalam asuhan
keperawatan agar mendapatkan hasil yang lebih baik, tepat dan cepat
serta lebih memudahkan perawat itu sendiri.
3. Diharapkan agar pihak RS/Puskesmas dapat memberikan fasilitas yang
dibutuhkan dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam asuhan
keperawatan dan kegiatan-kegiatan lainnya di RS/Puskesmas.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2017/05/makalah-sistem-
informasi-manajemen.html diakses tanggal 8 November 2019
https://haqee44.wordpress.com/2011/10/21/makalah-sistem-teknologi-informasi-
kesehatan-dan-keperawatan/amp/ diakses tanggal 8 November 2019
https://www.academia.edu/34884447/MAKALAH_SISTEM_INFORMASI_KEP
ERAWATAN_Medical_information_system?auto=download diakses tanggal 8
November 2019
34