Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ANCAMAN DAN STRATEGI KEPERAWATAN DALAM


MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI

Disusun Oleh :

INDAH LESTARI

(70300117032)

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


BAB I

PENDAHULUAN

Sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis elektronik dimulai di akhir tahun


1970 digambarkan sebagai sistem yang dirancang dengan spesifik berfokus untuk
perencanaan pasien pulang secara elektronik atau semacam instruksi untuk tes
diagnostik . Pemikiran sistem informasi keperawatan berbasis komputer berawal
sebagai salah satu solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang tidak
lengkap karena tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan
dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat
yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang
lengkap. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak benar memberi peluang
pelayanan yang tidak baik dan dapat merugikan klien.

Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat meningkatkan pelayanan


kepada pasien dan membuat pelayanan keperawatan lebih bermakna,
karena mengurangi kerja dengan kertas (paperless) dan meningkatkan komunikasi
serta menghemat waktu perawat, meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien.
Informatika kesehatan berfokus pada ilmu tentang cara memperoleh, menyimpan,
mempresentasikan, menyebarluaskan dan menggunakan data serta informasi untuk
keperluan pelayanan kesehatan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan
(Sortlife dan Blois, 2001). Tujuannya adalah meningkatkan penggunaan data
kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan, riset dan pendidikan (Delaney,
2001). Fokusnya lebih pada pengelolaan informasi yang sangat efektif menggunakan
komputer karena perkembangan teknologinya sangat pesat dan semakin tinggi
kemampuan teknologi komputer disertai semakin murah biaya pemanfaatannya.
Komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat digunakan
organisasi untuk melakukan akses informasi dengan cepat, tidak terbatas pada ruang
dan waktu.

Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan


meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi
yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang
cukup berarti di keperawatan . Di Indonesia, pelaksanaan asuhan keperawatan sering
menjadi masalah, banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan
sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak
disertai pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, 1999). Tenaga perawat sebagai
salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai
dengan evaluasi. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah
dan cepat berkaitan dengan dokumentasi proses keperawatan.
BAB II

ANALISIS ANCAMAN DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI PERAWAT


DALAM PENINGKATAN KUALITAS KEPERAWATAN DENGAN
MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai


kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak
menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun, kondisi keterbukaan pada
masyarakat saat ini sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan,
salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat dokumentasi yang cepat dan modern
dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik
oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun, pada realitanya di lapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan masih banyak yang bersifat manual dan
konvensional, belum disertai dengan sistem/perangkat tekonolgi yang memadai.
Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam
penerapan teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika
masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data
administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara.
Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di
sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga
kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena
pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan
ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah
finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI
hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Dan kecurigaan
terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis.
BAB III

STRATEGI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN YANG DIHADAPI


PERAWAT DALAM PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
KEPERAWATAN

Munculnya berbagai teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan


yang aplikatif saat ini telah banyak berkembang dan digunakan dalam semua
tatanan rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan mengharuskan semua
tenaga kesehatan untuk turut aktif dalam penggunaan media elektronik
tersebut. Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan yang saat ini
banyak banyak berkembang yaitu seperti e-health, dan telenursing. Dengan
perkembangan teknologi kesehatan ini, diharapkan dan sekaligus
mengharuskan tenaga kesehatan khususnya perawat untuk berperan aktif
dalam pengaplikasian teknologi sistem informasi tersebut dalam bidang
keperawatan. Berikut peran perawat dalam menghadapi kemajuan dan
perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan :

1. Perawat sebagai motor penggerak dalam profesi kesehatan yang ada di


rumah sakit dalam penerapan teknologi dan sistem informasi dalam dunia
kesehatan saat ini telah banyak dikembangkan. Dalam hal ini, berarti
seorang perawat harus mampu menggunakan teknologi tersebut dalam
melakukan proses layanan keperawatan. Penggunaan teknologi untuk
perawat dapat diawali dengan penggunaan media pendokumentasian
keperawatan yang berbasis komputerisasi. Sehingga dengan demikian,
perawat harus mampu menguasai teknologi untuk proses layanan yang
diberikan.
2. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk semua
klien tanpa terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring
yang menjadi prinsip dan ciri dari keperawatan akan tetap tercurah untuk
klien dimanapun dan kapanpun tenaga keperawatan dibutuhkan.
Meskipun penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam pemberian
layanan keperawatan tersebut dilakukan secara tidak langsung, tetapi
layanan tersebut tidak menghalangi pemberian pelayanan caring dari
perawat.
3. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan menggunakan
kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti teknologi telenursing dan
e-health, perawat dengan mudah memberikan pendidikan atau edukasi
kesehatan sekaligus promosi kesehatan pada klien guna sebagai alat
informasi dalam pencegahan penyakit.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa perawat membutuhkan hampir 50%
waktu mereka hanya untuk mengolah data pasien. Lamanya waktu yang dihabiskan
untuk dokumentasi mengakibatkan waktu perawat untuk ke pasien menjadi sedikit.
Sistem informasi keperawatan meningkatkan kualitas pelayanan dirumah sakit yaitu
menghemat waktu dalam pendokumentasian, data yang tercatat akan lebih aman dan
resiko untuk hilang jauh lebih sedikit daripada manual sehingga dapat meningkatkan
efektifitas dan efisien dari staf perawat.

Anda mungkin juga menyukai