Anda di halaman 1dari 61

JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO.

03 (2017) 353-359

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

I Kadek Ferly Ediana

pk 115 018 011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU

PRODI KEPERAWATAN

T.A 2019/2020
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah
penulis mampu menyusun modul Pembelajaran Sistem Informasi Keperawatan. Modul ini
disusun sebagai salah satu media pembelajaran mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan.

Penyusunan modul ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan.

Penulis juga menyadari modul ini masih belum sempurna, dengan kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
terutama dari Senior dan sejawat keperawatan demi perbaikan modul ini. Penulis berharap
semoga modul ini memberikan manfaat positif demi perkembangan keperawatan. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih.

Semarang, Desember 201

Penulis
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

A. DESKRIPSI TOPIK

Topik ini membahas tentang teori dan konsep teknologi informasi dalam keperawatan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi teknologi informasi keperawatan


2. Mahasiswa mampu menjelaskan teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat Komputer Dalam Keperawatan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan

C. POKOK BAHASAN

1. Definisi teknologi informasi keperawatan


2. Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
3. Manfaat Komputer Dalam Keperawatan
4. Sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan

D. MATERI

Perkembangan teknologi telah merubah bagaimana cara kita hidup dan bekerja.
Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke
berbagai sektor. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita juga dituntut
untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Salah satu cara memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan komputer di berbagai bidang kehidupan.

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena


memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien
selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan pada pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat akhir–akhir ini, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
maka masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan akan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan,
efektifitasnya justru mulai dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar membentuk
pulau-pulau informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan
organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala
standarisasi dan interoperabilitas system.

1. Definisi teknologi informasi keperawatan

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan, manipulasi
dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan
(knowledge) bagi penggunanya. Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika,
terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja,
termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi
ilmu komputer dan informasi dengan ilmu keperawatan.

Informatika keperawatan adalah bagian dari informatika perawatan kesehatan yang lebih
besar. Perawat dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang perawat harus
melek Teknologi Informasi. Istilah teknologi informasi sering kali rancu dengan sistem
informasi. Teknologi informasi adalah studi penggunaan peralatan elektronika terutama
komputer untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi.

Berbagai contoh teknologi informasi Teknologi informasi dalam keperawatan adalah


pemanfaatan perkembangan teknologi dalam penyampaian dan penerimaan informasi dalam
bidang keperawatan.

1. Spreedsheet
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

2. Notebook
3. Mikrokomputer
4. Personal Digital Assistants
5. Mainframe

2. Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan

Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan


kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan
manusia termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat
untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari
yaitu kesehatan.

Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang
menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu
mengobati penyakit yang sedang diderita. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan
kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan
secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan
memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan
yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif.

Keperawatan sebagai suatu profesii menekankan kepada bentuk pelayanan professional


yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan
yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Dalam melaksanakan praktik
keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan berbagai macam kondisi klien. Pengalaman
merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman berharga sebagai bekal dalam
menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal itu tentu tidak cukup, karena
kondisi klien, pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat, menutut perawat untuk juga
mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalismenya.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam keperawatan dapat dilaksanakan dalam tatanan


klinis, masyarakat, pendidikan keperawatan, dan riset atau pengembangan keperawatan.

Pemanfaatan teknologi informasi di tatanan klinis, antara lain:

a. Pengelolaan catatan medis


b. Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS)
c. Sistem informasi manajemen keperawatan (SIM-Kep)

Pemanfaatan teknologi informasi di masyarakat, antara lain:

a. Akses informasi kesehatan


b. Telenursing
c. Telemedicine

Pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan keperawatan, antara lain:

a. E-learning
b. Digital library
c. Media pembelajaran
d. Akses informasi keperawatan

Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan keperawatan, antara lain:

a. E-journal
b. E-book

3. Manfaat Komputer Dalam Keperawatan

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai
dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar
manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai.

Adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi
perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi
dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional
adalah teknologi PDA (personal digital assistance). Di masa yang akan datang, pelayanan
kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat,
dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan
terakhir.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) sebuah alat komputer genggam portable, dan
dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang
sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games,
internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan,
sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar
berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser
internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan
ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA
memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.

Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses
data pasien serta informasi perawatan terakhir. “Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama
ini adalah referensi tentang obat/drug reference. Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar
code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan
untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka,
seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis
tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang
diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit.
Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk
tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian,
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan
memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.

Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara
cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan
IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan
data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan
intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan
daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk
program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.
Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir
dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-
pasien (telenursing).

PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk
kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan
sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan
“touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat
tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas,
mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien,
dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.

Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa
memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau
dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari
buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal
yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun
sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan,
agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di
negara kita.
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructur) dari institusi
pendidikan mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Demikian pula
halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor
keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu
bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan
keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA.
Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan,
masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di
RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online)
yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa
mengenal batas geografis. Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan
keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan
tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin
banyak berkembang pesat.

Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada
pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi,
sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu
pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui.
Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja
perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat
minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor
penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika
khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum
terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik.

Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama


dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi
manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun
setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda
vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan
langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu
diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

4. Sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan
karena banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan
dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari
saat masuk hingga pasien pulang. Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:

a. Makin kompleksnya masalah keuangan


b. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen
c. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
d. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien

Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan


dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah
baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan selama beberapa dekade. Komputer telah dikenal puluhan tahun yang lalu, tetapi
rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit
menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan. Perawat terlambat
mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat
pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup: Automatisasi catatan perawat untuk
menjelaskan status dan perawatan pasien, penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf
keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan,
dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-
an memunculkan mikro- komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK).

E. RINGKASAN
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah
ke berbagai sektor. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita juga dituntut
untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Dengan semakin pesatnya
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun
organisasi kesehatan. Perawat merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena
memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif. Salah satu
tugas perawat yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan pada pasien. Teknologi informasi dalam keperawatan adalah pemanfaatan
perkembangan teknologi dalam penyampaian dan penerimaan informasi dalam bidang
keperawatan.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam keperawatan dapat dilaksanakan dalam tatanan


klinis, masyarakat, pendidikan keperawatan, dan riset atau pengembangan keperawatan.
Pemanfaatan teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dari komputer. Komputer merupakan unit
penggabungan perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk penyimpanan dan akses data.
Makin kompleksnya masalah keuangan, kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan
yang berbeda, dan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan mendorong
optimalisasi pemanfaatan komputer. Yang semula hanya sebagai otomatisasi data sampai
pemanfaatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.

H. REFERENSI

1. Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi: Penerbit Andi.


2. Indrajit, R. E. (2000). Manajemen Sistem informasi dan Teknologi informasi. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
3. Hutahaean, Jeperson (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish
4. Maulana, I. Telenursing Sebagai Trend Dan Issu Pelayanan Keperawatan Indonesia Di
Tahun 2020.
5. Mulyani, Sri (2016). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis dan
Perancangan. Bandung: Abdi Sistematika
6. Wahyudi, D. (2016). Pengantar Tehnologi Informasi
JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

Terbit online pada laman web jurnal : http://teknosi.fti.unand.ac.id/

Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi

Studi Kasus

Pembangunan Sistem Informasi Rawat Jalan Berbasis Web dengan Fitur


Mobile
pada Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh
Dini hariyati1, Ricky Akbar2, Meza Silvana2
1
Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Universitas Andalas, Padang 25163, Indonesia

2
Dosen Jurusan Sistem Informasi Universitas Andalas, Padang 25163, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL

Sejarah Artikel:

Diterima Redaksi: 11 September


2017 Revisi Akhir:30 Desember
2017 Diterbitkan Online: 31
Desember 2017

Puskesm
as, rawat
jalan,
web,
mobile

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan


upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah
1. PENDAHULUAN kerjanya. Peranan puskesmas sangat membantu dalam usaha
untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyrakat [1].
Puskesmas Tarok merupakan salah satu instansi pemerintahan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
KORESPONDENSI

JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

di bidang kesehatan yang peranannya sangat penting dalam


meningkatkan kesehatan masyarakat di Kota Payakumbuh. sebuah sistem informasi rawat jalan yang terintegrasi yang
Dalam memberikan layanan rawat jalan pada pasien, alur dapat digunakan untuk membantu pegawai puskesmas dalam
proses bisnis yang dilakukan pada Puskesmas Tarok masih menjalankan proses bisnis yang lebih baik. Pemanfaatan
dilakukan secara terpisah dan tidak terekap dengan rapi, teknologi informasi ini merupakan salah satu keunggulan
sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam kompetitif yang dimiliki oleh puskesmas dalam bersaing
pelaksaannya. Salah satu masalah yang sering dihadapi dengan puskesmas-puskesmas lainnya. keunggulan
dalam memberikan layanan rawat jalan pada Puskesmas kompetitif lainnya adalah dengan memanfaatkan aplikasi
Tarok yaitu proses pelayanan yang membutuhkan waktu berbasis mobile. Aplikasi berbasis mobile yang dapat diakses
yang lama, seperti mencari buku rekam medis pasien, melalui smartphone ini memungkinkan pengguna dapat
pencatatan jumlah obat yang tersedia digudang dan lain mengakses informasi yang dibutuhkan dimana pun dan kapan
sebagainya, sehingga dibutuhkan sistem yang lebih baik pun. Teknologi mobile ini dapat memudahkan pimpinan
dalam menjalankan proses bisnis untuk mengatasi masalah puskesmas memantau sistem rawat jalan melalui laporan
tersebut (wawancara personal, 22 September 2016). yang dihasilkan melalui fitur mobile tidak terikat waktu.
Berdasakan permasalahan ini, perlu dibangun Penelitian yang telah dilakukan terkait sistem
informasi rawat jalan, yaitu perancangan sistem informasi
pelayanan medis rawat jalan poliklinik kebidanan dan
kandungan pada RSUD Kota Batam, aplikasi ini telah
mampu meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam
pelayanan rawat jalan. Biasanya kesalahan- kesalahan yang
sering terjadi seperti pengentrian data, duplikasi data dan
kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh human error.
Penelitian-penelitian di atas membuat aplikasi yang dapat
membantu petugas mendapatkan informasi laporan secara
cepat, serta mempermudah proses rekam medis,membantu
efisiensi
https://doi.org/10.25077/ TEKNOSI.v3i3.2017.353-359 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights
reserved
DINI HARIYATI / JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

pelayanan instalasi rawat jalan, membantu proses pengelolaan penanganan dan tindakan medis lainnya. Informasi rekam medis
data rawat jalan[13]. Oleh karena itu pada paper ini penelitian pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, pimpinan tempat
yang dilakukan adalah membangun sistem informasi rawat jalan layanan kesehatan, tenaga kesehatan tertentu, dan petugas
berbasis web dengan menggunakan fitur mobile. Sistem ini pengelola, tetapi dapat dibuka dalam hal-hal tertentu.
diharapkan dapat mempermudah petugas administrasi Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
puskesmas dalam mengelola data pasien dan dapat membantu 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis Bab IV pasal 10,
pihak Puskesmas dalam menangani permasalahan layanan rawat informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
jalan, sehingga dapat membantu proses pengambilan keputusan pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
yang baik. a.Untuk kepentingan kesehatan pasien,
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
2. TINJAUAN PUSTAKA rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan,
c. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri,
2.1. Sistem Informasi d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, dan
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit
mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi
2.5. PHP
dari suatu organisasi[5]. Sistem informasi adalah suatu sistem
yang terdapat di dalam sebuah organisasi yang saling PHP merupakan singkatan dari Hypertext Processor yang
berintegrasi dan bekerja sama satu sama lain untuk mencapai digunakan sebagai bahasa script server-side dalam
tujuan yang sama. Sistem informasi memiliki beberapa pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML.
komponen yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok Dengan penggunaan PHP, memungkinkan dapat membuat web
teknologi, blok basis data, blok kendali[6]. Jadi, sistem yang dinamis sehingga pemeliharaan situs web dapat menjadi
informasi adalah suatu sistem yang saling terintegrasi dan lebih mudah dan efisien[9].
bekerja sama untuk mengumpulkan, memroses, menyimpan dan
menyebar informasi untuk membantu sebuah organisasi dalam
2.6. PostgreSQL
pengendalian sistem untuk mencapai tujuan organisasi. PostgreSQL merupakan salah satu dari sejumlah database besar
yang menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan kinerja yang
2.2. Puskesmas
tinggi[10]. PostgreSQL adalah sebuah database relasional yang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kategori perangkat lunak open source.
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya Penggunaan PostgreSQL sangat meluas diberbagai platform dan
kesehatan perseorangan tingkat pertama yang mengutamakan memiliki arsitektur yang luwes, sehingga didukung oleh banyak
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan antarmuka ke berbagai bahasa pemrograman.
masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya[1].
Salah satu upaya pelayanan yang diberikan puskesmas kepada 2.7. HTML
masyarakat adalah perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, HTML (Hyper Text Markup Language) merupakan sebuah
pencatatan, dan pelaporan yang dirangkum dalam suatu sistem. bahasa scripting yang berguna untuk menuliskan halaman
Puskesmas bertugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan web[11]. Pada web, HTML dijadikan sebagai bahasa script
demi tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di wilayah dasar yang berjalan bersama berbagai bahasa scripting
pemograman lainnya.
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Selain itu, puskemas merupakan salah satu sarana untuk 2.8. BPMN
pendidikan tenaga kesehatan.
Business Process Modelling Notation (BPMN) adalah
2.3. Rawat Jalan standar untuk memodelkan proses bisnis. BPMN dirancang
Rawat jalan merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan untuk mudah digunakan dan dipahami, serta untuk
kesehatan perseorangan tingkat pertama. Pelayanan rawat jalan memodelkan proses bisnis yang kompleks dan spesifik[12].
adalah salah satu unit kerja yang terdapat di puskesmas yang
melayani pasien berobat jalan dan memberikan pelayanan lebih 2.9. Use Case
dari 24 jam. Rawat jalan adalah pelayanan terhadap orang yang
masuk puskesmas, untuk keperluan observasi, diagnosa, Use case adalah konstruksi untuk mendeskripsikan
pengobatan, rehabilitasi medik, dan pelayanan kesehatan lainnya bagaimana sistem akan terlihat dimata pengguna
tanpa tinggal diruang rawat inap. Sedangkan pelayanan rawat potensial. Use Case adalah tugas yang dilakukan oleh
jalan yaitu pelayanan yang diberikan di unit pelaksanaan actor. Sekumpulan use case biasanya dikelompokkan
fungsional rawat jalan yang terdiri dari poliklinik umum dan
poliklinik spesialis serta unit gawat darurat[7].
dalam suatu group yang disebut System Boundary[13].
Use case diagram membantu dalam penyusunan
2.4. Rekam Medis requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan
rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan semua feature yang ada pada sistem[14]. Use case
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan dokter kepada
menjelaskan secara sederhana fungsi sistem dari sudut
pasien[8]. Catatan-catatan dan dokumen-dokumen tersebut pandang user.
sangat penting untuk pelayanan pasien, karena dapat 2.10. Basic4Android
memberikan informasi dalam menentukan keputusan, baik untuk
pengobatan, Basic4Android sendiri merupakan tools RAD yang terdiri
dari framework, library, dan IDE yang terintegrasi dengan java
dan android SDK. Basic4Android didesain sedemikian rupa
354 Dini Hariyati https://do
TEKNOSI.v3i3.2017.353-359
DINI HARIYATI / JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

sehingga memudahkan permasalahan yang jalan Puskesmas Tarok


a. Pimpinan dapat
developer untuk terjadi, dan kebutuhan- yang didapatkan adalah
kebutuhan yang melihat laporan
mengembangkan aplikasi sebagai berikut:
android menggunakan diharapkan pada yang
bahasa Visual Basic dan Puskesmas Tarok. Proses dikeluarkan
IDE yang mudah untuk analisis sistem yang sedang puskesmas,
digunakan. berjalan digambarkan seperti laporan
Basic4Android juga menggunakan BPMN. data obat,
menyediakan library- Kedua, tahap design. laporan data
library lengkap untuk Tahap ini menentukan pegawai,
mengakses berbagai arsitektur sistem secara laporan riwayat
macam fitur yang ada keseluruhan, desain kunjungan, dan
pada smartphone seperti pembuatan program
laporanrekam
sensor, kamera, GPS, dan perangkat lunak, dan
medis.
sebagainya[15]. prosedur pengkodean.
Pada tahap ini dilakukan b. Petugas admisi
perancangan sistem yang dapat
3. METODOLOGI terdiri dari perancangan mengelola data
ERD (Entity Relational pasien,
Pada penelitian ini, Diagram), arsitektur mengelola data
sistem fitur mobile yang perangkat lunak, kepala
dibangun adalah layanan perancangan antarmuka keluarga,
rawat jalan yaitu riwayat dengan menggunakan menambahkan
kunjungan pasien, hasil tools UML. Setelah itu kunjungan,
rekam medis pasien dan dilakukan perancangan mencetak
laporan kunjungan antarmuka untuk sistem nomor antrian,
puskesmas dengan informasi berbasis web mencetak kartu
menggunakan dan untuk perangkat berobat, dan
smartphone android mobile. Ketiga tahap
membuat
dengan minimum sistem coding. Pada tahap ini,
laporan.
operasi versi 4 (Kitkat). perancangan perangkat
Sebelum membangun lunak direalisasikan c. Petugas
aplikasi terlebih dahulu sebagai satu set program poli/perawat
dilakukan pengumpulan atau unit program. dapat
data. Metode Implementasi sistem mengelola hasil
pengumpulan data yang dilakukan dengan pemeriksaan
dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa fisik.
melakukan studi lapangan pemrograman PHP, d. Dokter dapat
yang terdiri dari HTML, javascript, dan mengelola data
observasi, wawancara database PostgreSQL. hasil
Puskesmas Tarok, Dan keempat tahap pemeriksaan
analisis dokumen, dan testing. Pada tahap ini penyakit
studi literatur. dilakukan pengujian
(diagnosa dan
Pada pembangunan perangkat lunak untuk
tindakan
sistem layanan rawat memastikan semua
persyaratan sistem telah medis),
jalan ini, penulis mengelola
terpenuhi dan memastikan
menggunakan metode resep obat dan
bahwa keluaran
pengembangan sistem memberikan hasil yang membuat surat
model waterfall yang sesuai dengan kebutuhan. rujukan.
dapat dilihat pada gambar Dalam penelitian ini e. Apoteker dapat
1. pengujian sistem mengelola data
dilakukan menggunakan obat, melihat
pengujian black-box. resep obat, dan
Untuk membandingkan ACC resep obat.
hasil pengujian sesuai f. Pasien dapat
dengan fungsional yang
melihat riwayat
telah ditentukan.
kunjungan dan
rekam medis
4. HASIL DAN pasien itu
PEMBAHASAN sendiri.
Gambar g. Admin
1. Metode 4.1. Analisis mengelola data
Waterfall[ Kebutuhan poli, data
2] pegawai, data
sistem
akses user, dan
Penelitian ini dapat Pada tahap ini melihat laporan
dijelaskan dalam penelitian dimulai puskesmas.
4(empat) tahap, yaitu dengan menganalisis
pertama, tahap analysis. kebutuhan sistem dari Kemudian dari kebutuhan
Tahap ini merupakan data-data yang telah
fungsional ini digambarkan
proses mengidentifkasi didapatkan. Adapun
kebutuhan fungsional dengan bentuk use case
dan mengevaluasi
aplikasi sistem rawat diagram dengan aktor-aktor
permasalahan-
DINI HARIYATI / JURNAL TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI - VOL. 03 NO. 03 (2017) 353-359

yang terlibat di dalam


penggunaan sistem
informasi rawat jalan di
Puskesmas Tarok dan
aktivitas-aktivitas yang
dilakukan para aktor
tersebut di dalam sistem.
Pada sistem
penjadwalan kuliah yang
baru, terdapat tujuh
aktor yang terlibat di
dalam dalam sistem
yang terdiri dari admin,
petugas admisi, pasien,
dokter, petugas poli,
pimpinan puskesmas
dan apoteker. Aktivitas-
aktivitas yang dapan Gambar
dilakukan oleh para 2.
aktor dapat dilihat pada Usecase
Gambar 2. Diagram

Kemudian
membuat Context
diagram yang
menggambarkan
aliran data antara
entitas dan sistem.
Pada penelitian ini
terdapat tujuh entitas,
yaitu pasien, petugas
admisi, petugas poli,
apoteker, dokter, dan
pimpinan, dapat
dilihat pada Gambar
3.

https://doi.org/10.25077/ TEKNOSI.v3i3.2017.353-359
Hariyati 355
Gambar 3. Context Diagram

yaitu mengelola hasil pemeriksaan, mengelola data resep


obat, mengelola data obat, mengelola data kepala
Setelah itu membuat Data Flow Diagram (DFD) keluarga, mengelola data pasien, mengelola data poli,
merupakan representasi grafik yang menggambarkan mengelola data pegawai, mengelola data hak akses user,
aliran informasi dari sistem atau perangkat lunak. DFD menambah kunjungan, melihat laporan, mencetak nomor
dibagi menjadi beberapa level untuk mempresentasikan antrian, dan mencetak kartu berobat dimana masing-
aliran informasi yang detail. DFD level 1 terjadi masing proses berhubungan dengan entitas maupun
dekomposisi terhadap proses yang besar menjadi proses tabel. Perancangan data flow diagram dapat dilihat pada
gambar 4.

Gambar 4. Data Flow Diagram

perancangan database, perancangan proses dan perancangan


antarmuka.
4.2. Perancangan Sistem Aplikasi
Perancangan sistem aplikasi dibangun dengan
merancang arsitektur aplikasi, dilanjutkan dengan

356 Dini Hariyati https://doi.org/10.25077/ TEKNOSI.v3i3.2017.353-359


Gambar 5 Arsitektur Aplikasi

sistem rawat jalan puskesmas tarok dapat dilihat pada gambar


5.
Arsitektur aplikasi pada penelitian ini terdiri dari Database sistem informasi rawat jalan terdiri dari
perhubungan antar komponen pengguna dari dengan sebelas tabel, yaitu pasien, kunjungan, transaksi_kunjungan,
aplikasi web/mobile yang memiliki akses dengan internet, kartu_keluarga, obat, pegawai, akses, poli, penyakit, resep,
dimana akses ini memungkinkan pengguna untuk dapat dan transaksi_obat. ERD untuk sistem informasi rawat jalan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari server (data di Puskesmas Tarok digambarkan pada gambar 6.
warehouse) terkait data rawat jalan puskesmas tarok.
Arsitektur aplikasi

Gambar 6 Perancangan Basis Data

Perancangan proses untuk aplikasi disajikan dalam bentuk Entry condition Aktor telah login ke sistem
skenario. Skenario ini menggambarkan urutan aksi dan reaksi
antara pengguna dan sistem yang terapat dalam use case Exit conditions Sistem menyimpan data pasien
diagram. Skenario menambah data pasien dapat dilihat pada
tabel 1.
Alternative scenario 1. Petugas menekan menu Cek
Tabel 1. Skenario Menambah Data Pasien
Usecase name Menambah data Pasien, klik Daftar Baru
pasien Participating actor Petugas 2. Sistem menampilkan form
Admisi untuk pendaftaran pasien
3. Petugas mengisi form tambah
Flow of events 1. Petugas menekan menu Cek data pasien dan klik button
Simpan
Pasien, klik Daftar Baru 4. Sistem memeriksa valid atau
2. Sistem menampilkan form tidaknya data yang diisi
tambah data pasien untuk 5. Sistem
pendaftaran pasien menampilkan pemberitahuan
3. Petugas mengisi form dan data harus diisi
tekan tombol Simpan 6. Petugas mengisi form tambah
4. Sistem menyimpan data data pasien yang belum diisi
pasien dan menekan tombol Simpan
7. Sistem menyimpan data pasien
https://doi.org/10.25077/ TEKNOSI.v3i3.2017.353-359 Dini Hariyati 357

Perancangan antarmuka aplikasi web dirancang


menggunakan aplikasi mockflow, sedangkan rancangan
tampilan aplikasi mobile dirancang menggunkan fitur
designer pada Basic4Android. Perancangan antarmuka
untuk aplikasi web dapat dilihat pada gambar 7 dan
perancangan antarmuka untuk aplikasi mobile dapat dilihat
pada gambar 8.

Gambar 9 Implementasi Menambah Data Pasien

Gambar 7 Perancangan antarmuka menambah data pasien

Gambar 10 Melihat Laporan Data


4.4. Pengujian sistem

Gambar 8 Melihat Laporan Data Obat Pengujian aplikasi dilakukan dengan metode blackbox
testing, yaitu melihat kesesuaia masukan ke sistem dan keluaran
4.3. Implementasi Sistem dari sistem. Jika keluaran sistem sama dengan hasil yang
diharapkan, maka aplikasi tersebut berhasil dibangun. Pengujian
Implementasi sistem dilakukan dengan melakukan yang akan dilakukan yaitu pengujian menambah data pasien.
Implementasi AntarmukaImplementasi antarmuka Tahapan pengujian dapat dilihat pada tabel 2.
menggambarkan tampilan dari aplikasi yang dibangun.
Implementasi antarmuka ini mencakup antarmuka aplikasi web Tabel 2. Tahapan Pengujian Menambah Data Pasien
dan mobile. Implementasi halaman menambah data pasien dapat Kondisi dan hasil uji berhasil (sukses)
dilihat pada gambar 9 dan implementasi melihat laporan data Tambah data pasien
obat dapat dilihat pada gambar 10. Data masukan Data lengkap pasien
Yang diharapkan Data tersimpan dan dapat dilihat pada
data pasien
Pengamatan Data tersimpan dan dapat dilihat pada
data pasien
Kesimpulan Sesuai
Kondisi dan hasil uji (gagal)
Data masukan Data pasien tidak lengkap
Yang diharapkan Data tidak tersimpan dan tidak tampil
pada data pasien
Pengamatan Data harus diisi dengan lengkap
sebelum disimpan
Kesimpulan Sesuai

358 Dini Hariyati https://doi.org/10.25077/ TEKNOSI.v3i3.2017.353-359


Hasil pengujian aplikasi web dapat dilihat pada gambar 11 data pasien kondisi gagal dapat dilihat pada gambar 14.
dan gambar 12, hasil pengujian manual pada basis data
PostgrSQL dapat dilihat pada gambar 13, dan pengujian tambah
5. KESIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi sistem informasi rawat jalan berbasis web dengan


fitur mobile pada Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh telah
berhasil dibangun. Aplikasi mobile memiliki tiga fungsional,
yaitu melihat riwayat kunjungan, melihat rekam medis, dan
melihat laporan puskesmas. Aplikasi berbasis mobile telah dapat
diakses melalui smartphone ini memungkinkan pengguna dapat
mengakses informasi yang dibutuhkan dimana pun dan kapan
pun. Teknologi mobile ini dapat memudahkan pimpinan
puskesmas memantau sistem rawat jalan melalui laporan yang
dihasilkan melalui fitur mobile.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoensia Nomor


75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Gambar 11 Pengujian Menambah Data Pasien [2] Pressman, R. S. 2010. Software Engineering: A
Practitioner's Approach, 7/e, RS Pressman & Associates.
Inc., McGraw-Hill, ISBN, 73375977.
[3] Raymond, McLeod Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta :Erlangga
[4] Jogiyanto, H.M. (2005).Analisis dan Desain Sistem
Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Gambar 12 Pengecekan Tambah Data Masuk Kondisi Sukses Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
pada Database [5] Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Ed
1. Deepublish. Yogyakarta.
[6] Al Fatta, H. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan
organisasi modern. Penerbit Andi.
[7] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Diakses tanggal 14 Maret 2016.
[8] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis. Diakses tanggal 1
Januari 2017.
Gambar 13 Hasil Pengujian Menambah Data Pasien [9] Suhartanto, M. (2012). Pembuatan Website Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 Delanggu Dengan
Menggunakan Php Dan Mysql. Speed-Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi, 4(1).
[10] Sugiana, Owo. 2001. SQL dengan Postgres. PT RAB Linux
Indonesia: Jakarta.
[11] Nugroho, Bunafit. 2008. Aplikasi Pemograman Web
Dinamis Dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta, Gava
Media.
[12] Dewi, L. P., Indahyanti, U., & Hari, Y. (2012). PEMODELAN
PROSES BISNIS MENGGUNAKAN ACTIVITY DIAGRAM UML
DAN BPMN (STUDI KASUS FRS ONLINE) (Doctoral
dissertation, Petra Christian University).
[13] Imbar, R. V., & Kurniawan, Y. (2015). 5. Perancangan
Sistem Informasi Pelayanan Medis Rawat Jalan Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan pada RSUD Kota Batam. Jurnal
Sistem Informasi, 7(1). Diakses tanggal 18 April 2016.
[14] Dharwiyanti, S., & Wahono, R. S. (2003). Pengantar
Unified Modeling Language (UML). Ilmu Komputer.com.
Gambar 14 Pengujian Tambah Data Pasien dengan Kondisi
Gagal Diakses tanggal 21 Januari 2016.
[15] Pratama, Febrinanda Endriz. 2014. Pembangunan Mobile
GIS Wisata Alam Provinsi Sumatera Barat.
Universitas Andalas

RAWATAN BAGI PENDERITA PNEUMONIA


Hamzah

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta


Email: mrhamzahst@gmail.com
Abstrak

Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia. Pneumonia
yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius. Penanganan penderita
Pneumonia tidak terlepas dari peran petugas perawat dalam melakukan diagnosa dan tindakan. Selain melakukan
layanan kepada pasien, tenaga perawat wajib melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan dengan mencatat
hasil diagnosa secara tertulis namun sebagian waktu kerja tenaga perawat dihabiskan hanya untuk melakukan
dokumentasi diagnosa keperawatan secara tertulis. Faktor lain kualitas layanan adalah keterampilan tenaga
perawat dalam melakukan analisa dari kajian masalah pasien juga berdampak pada penanganan pasien yang
beresiko fatal. Penelitian bertujuan merancang bangun sistem informasi asuhan keperawatan bagi penderita
pneumonia yang dapat membantu tenaga perawat dalam melakukan analisa dan kajian pasien berdasarkan dengan
metoda PES (problem etiologi, Sysmtom) dan standar asuhan keperawatan NANDA. Pengembangan aplikasi berbasis
Web dengan kemampuan responsive web dan diakses oleh tenaga perawat dengan perangkat mobile pada saat
pengkajian pasien dilapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat mempermudah tenaga perawat dalam melakukan
diagnosa kepada pasien dan bahan pembelajaran bagi calon tenaga perawat sebagai kompetensi dasar dalam
pelayanan pada masyarakat.

Kata kunci : Pneumonia, Tenaga Perawat, Asuhan Keperawatan, pasien, responsive web

1. Pendahuluan
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi
diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi
saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat perawatan. Pneumonia
yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius dijumpai
sekitar 15%-20%. Allanseto[1]. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor
tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi
angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak
napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran
hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian. Saat ini banyak sekali penyakit yang
baru pada saluran pernafasan dan penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh
virus, bakteri, dan lain sebagainya. Salah satu penyakit pada saluran pernafasan adalah
pneumonia. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia
(lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan
tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat.
Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan
kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga
tua setiap tahun. Jeremy[2].

Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga
perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau
puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat
adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada
masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan
standar NANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika
memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan
kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas
perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara
manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat juga
berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien
berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.

Perkembangan teknologi informasi khususnya perangkat lunak saat ini sudah banyak
dikembangkan untuk menunjang kegiatan/kerja di belbagai bidang dalam hal ini sistem
informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.Salah satu
pengembangkan sistem informasi kesehatan adalah sistem manajamen keperawatan. Sistem
Pakar merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan.Sistem Pakar merupakan salah
satu dalam pengembangan sistem informasi yang berfungsi untuk menggantikan basis
pengetahuan seorang pakar/ahli untuk dapat memberikan solusi atas fakta-fakta yang
ada.Aplikasi sistem pakar saat ini sudah banyak dikembangkan dan diteliti khususnya dalam
diagnosa penyakit yang didasarkan pada diagnosa medis dalam hal ini diagnosa dokter
seperti dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan.

22
Agustina [3] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit Kista Ovarium dengan menggunakan metode Bayes pendekatan secara statistik
untuk menghitung trade off diantara keputusan yang berbeda-beda, dengan menggunakan
probabilitas dan biaya yang menyertai suatu pengambilan keputusan.

23
Reisa [4] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk diagnosis
penyakit mata berdasarkan gejala-gejala penyakit dan menghasilkan solusi sesuai dengan
hasil diagnosis penyakitnya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan sebanyak tujuh kali
oleh 4 pengguna umum dengan masing-masing orang melakukan satu kali uji coba dan 1
pakar dengan tiga kali uji coba didapatkan bahwa sistem pakar dapat mendeteksi semua
jenis penyakit yang telah didefenisikan. Wuryandari [5] dalam penelitiannya megembangkan
aplikasi sistem pakar untuk diagnose penyakit Diabetes Melitus menggunakan metode
Dhemster Shaper berdasarkan fungsi kepercayaan danpenalaran yang masuk akal yang
digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk
mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.

Pengkajian hasil-hasil penelitian terkait pemanfaatan teknologi dalam diagnosa


penyakit yang sudah dilakukan lebih pada membahas pada metode-metode pelacakan untuk
dapat mendiagnosa secara tepat tetapi belum membahas tentang standar diagnosa yang
dilakukan. Sedangkan setiap petugas perawat dalam mendiagnosa pasien diharuskan
mengacu pada bahasa diagnosa dengan metode PES (Problem, Etiologi, Symtom) dan
standar NANDA. Dari uraian latar belakang permasalahan dalam diagnosa keperawatan dan
dari beberapa hasil penelitian , maka perlu adanya pengembangan perangkat lunak diagnosa
keperawatan dengan objek penelitian pada kasus penyakit Pneumonia. Tujuan penelitian
adalah merancang Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan untuk penderita
Pneumonia. Pengembangan perangkat lunak nantinya diharapkan hasil penelitian dapat
mempermudah bagi petugas perawat untuk mendiagnosa dan melakukan tindakan yang
benar pada saat memberikan layanan kepada masyarakat di Rumah Sakit dan Puskesmas.
Hasil akhir penelitian berupa karya ilmiah yang dipublikasikan untuk dapat dikembangkan
dan menjadi referensi pada penelitian lanjutan.

2. Metodelogi Penelitian
a. Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian
untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain Penelitian digambarkan
seperti gambar 1 :

24
b. Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Tahap ini merupakan tahapan pengompulan pengetahuan dari sumber buku,
hasil penelitian yang mendukung penelitian

2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung dari proses asuhan keperawatan yang
sedang berjalan untuk dapat dilakukan kajian dalam pengembangan sistem

3. Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang yang terlibat
langsung dalam proses asuhan keperawatan dan beberapa kasus yang
ditangani

c. Metode Pengembangan Perangkat Lunak


Metode Pengembangan perangkat lunak ini nantinya menggunakan
metode pengembangan perangkat lunak dengan beberapa tahapan. Seperti

pada gambar 2 :

Gambar 2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

d. Alat Penelitian
1. Hardware yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. PC
b. Printer
c. Koneksi Internet
2. Software yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Webserver : XAMPP
b. Browser
c. PHP Programming

25
d. PHP Designer
e. Bahan Penelitian
Bahan penelitian dalam objek penelitian ini adalah berbagai entitas menyangkut proses
asuhan keperawatan pada pneumonia yang meliputi :

1. Pedoman MTBS
2. Aturan-aturan terkait asuhan keperawatan

26
3. Dokumen diagnosa keperawatan

3. Hasil dan Pembahasan


A. Analisa Sistem
Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga
perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau
puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses
layanan kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan
keperawatan dengan standarNANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga
dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah
Sakit. Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi
dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi
dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan.
Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat juga berdampak pada
tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien berdampak pada
kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.

B. Basis Pengetahuan
1. Rule
a. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik. Adapun hubungan
seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik

b. Hubungan Tipe Class dan Class. Adapun hubungan seperti pada gambar 4.

27
Gambar 4. Hubungan Tipe Class dan Class

28
c. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik. Adapun hubungan seperti pada
gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik

d. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit. Adapun hubungan seperti pada


gambar 6.

Gambar 6. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit

e. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan. Adapun hubungan seperti pada


gambar 7.

29
Gambar 7. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan

30
C. Perancangan Sistem
1. Model Proses

Gambar 8. Konteks Diagram

2. Model Data

31
Gambar 9. Relasi Tabel

32
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahapan dari pengembangan sistem setelah dilakukan
tahapan rancangan dan coding sebelum dilakukan pengujian sistem. Adapun lingkup
implementasi aplikasi adalah sebagai berikut:

1. Spesifikasi Perangkat Lunak


Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah:

a. Web server (server)


b. DBMS MySQL (server)
c. Browser (client/host)
d. Smartphone dengan akses internet (client)
2. Spesifikasi Perangkat keras
Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah:

a. PC Server
b. PC Client
c. Smartphone

E. Antarmuka Aplikasi
Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk dapat mengakses aplikasi
dibutuhkan browser (Mozilla firefox atau Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini aplikasi
pada webserver dengan mengetikkan pada browser : http://localhost/askeppneumonia.
Pada halaman browser akan muncul seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Halaman utama


Pengelolaan Basis Pengetahuan

33
Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan (Domain, Class, Tipe Class,
Diagnosis, Batasan Karakteristik dan Faktor Berhubungan). Dalam proses pengelolaan
data basis pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian Domain yang terdapat


pada NANDA. Seperti pada gambar 11.

34
Gambar 11. Pendefenisian Domain

b. Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik dari pasien ketika


perawat melakukan suatu interview. Seperti pada gambar 12.

Gambar 12. Pencatatan batasan karakteristik dari pasien

c. Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang perawat untuk


menampilkan hasil diagnosa . Seperti pada gambar 13.

35
Gambar 13. Langkah seorang perawat untuk menampilkan hasil diagnosa

d. Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah seorang perawat


untuk menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 14.

Gambar 14. Langkah seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan

e. Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah seorang perawat


untuk menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 15.

36
Gambar 15. Langkah seorang perawat untuk menampilkan tujuan tindakan

37
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,
ISSN Print : 2085-1588
ISSN Online : 2355-4614
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/inde
x email: jsi.fasilkom.unsri@gmail.com
4. Kesimpulan
Setelah melalui tahapan perancangan, pembuatan dan implementasi dari hasil
penelitian yang sudah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari Hasil Pengembangan Aplikasi bahwa aplikasi dapat diakses melalui PC. Selain
dapat diakses melalui PC aplikasi juga dapat diakses melalui /Smartphone
2. Aplikasi dapat menampilkan hasil diagnosa dan tindakan berdasarkan PES.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Allansetto. 2013. Asuhan Keperawatan Pneumonia Pada


Anak, https://allanseto.wordpress.com/2013/04/13/asuhan-keperawatan-pneumonia-
pada-anak/ akses 2 Januari 2015
[2] Jeremy P. 2007. At Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical
Series. Hal. 76-78
[3] Agustina, 2014, Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kista Ovarium dengan
Menggunakan Metode Bayes, Jurnal Ilmiah Pelita Informatika Budi Darma, Vol VII No. 2
Agustus 2014, ISSN 2301-9425
[4] Reisa, R., 2013, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata, JSIKA, Vol II No. 2 2013,
ISSN 2338-137X

[5] Wuryandari. A, Trisnawati D, Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Diabetes
Melitus Menggunakan Metode Dhemster Shafer, Magistra No VIII Th XXV September
2013, ISSN 0215-9511

38
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,
ISSN Print : 2085-1588
ISSN Online : 2355-4614
x email: jsi.fasilkom.unsri@gmail.com

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ASUHAN


KEPERAWATAN BAGI PENDERITA PNEUMONIA
Hamzah

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta


Email: mrhamzahst@gmail.com

Abstrak

Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia.
Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius.
Penanganan penderita Pneumonia tidak terlepas dari peran petugas perawat dalam melakukan diagnosa dan
tindakan. Selain melakukan layanan kepada pasien, tenaga perawat wajib melakukan dokumentasi diagnosa
keperawatan dengan mencatat hasil diagnosa secara tertulis namun sebagian waktu kerja tenaga perawat
dihabiskan hanya untuk melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan secara tertulis. Faktor lain kualitas
layanan adalah keterampilan tenaga perawat dalam melakukan analisa dari kajian masalah pasien juga
berdampak pada penanganan pasien yang beresiko fatal. Penelitian bertujuan merancang bangun sistem
informasi asuhan keperawatan bagi penderita pneumonia yang dapat membantu tenaga perawat dalam
melakukan analisa dan kajian pasien berdasarkan dengan metoda PES (problem etiologi, Sysmtom) dan
standar asuhan keperawatan NANDA. Pengembangan aplikasi berbasis Web dengan kemampuan responsive
web dan diakses oleh tenaga perawat dengan perangkat mobile pada saat pengkajian pasien dilapangan. Hasil
penelitian diharapkan dapat mempermudah tenaga perawat dalam melakukan diagnosa kepada pasien dan
bahan pembelajaran bagi calon tenaga perawat sebagai kompetensi dasar dalam pelayanan pada masyarakat.

Kata kunci : Pneumonia, Tenaga Perawat, Asuhan Keperawatan, pasien, responsive web

1. Pendahuluan
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari
seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah
sakit/pusat perawatan. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius dijumpai
sekitar 15%-20%. Allanseto[1]. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan
tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak

39
napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan
pada bagian. Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan penyebabnya bermacam-macam, ada di
sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain sebagainya. Salah satu penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit
Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat
ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit
serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. Jeremy[2].
Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat untuk memberikan layanan
secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat
adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya,
yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat
namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar NANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan
tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada
pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi
dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas
perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam
melakukan rencana tindakan.
Perkembangan teknologi informasi khususnya perangkat lunak saat ini sudah banyak dikembangkan untuk menunjang
kegiatan/kerja di belbagai bidang dalam hal ini sistem informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat
dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik
informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan.Salah satu pengembangkan sistem informasi kesehatan adalah sistem manajamen keperawatan. Sistem Pakar merupakan
salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan.Sistem Pakar merupakan salah satu dalam pengembangan sistem informasi yang
berfungsi untuk menggantikan basis pengetahuan seorang pakar/ahli untuk dapat memberikan solusi atas fakta-fakta yang
ada.Aplikasi sistem pakar saat ini sudah banyak dikembangkan dan diteliti khususnya dalam diagnosa penyakit yang didasarkan
pada diagnosa medis dalam hal ini diagnosa dokter seperti dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan.
Agustina [3] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Kista Ovarium dengan
menggunakan metode Bayes pendekatan secara statistik untuk menghitung trade off diantara keputusan yang berbeda-beda, dengan
menggunakan probabilitas dan biaya yang menyertai suatu pengambilan keputusan.
Reisa [4] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk diagnosis penyakit mata berdasarkan gejala-gejala
penyakit dan menghasilkan solusi sesuai dengan hasil diagnosis penyakitnya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan sebanyak
tujuh kali oleh 4 pengguna umum dengan masing-masing orang melakukan satu kali uji coba dan 1 pakar dengan tiga kali uji coba
didapatkan bahwa sistem pakar dapat mendeteksi semua jenis penyakit yang telah didefenisikan. Wuryandari [5] dalam
penelitiannya megembangkan aplikasi sistem pakar untuk diagnose penyakit Diabetes Melitus menggunakan metode Dhemster
Shaper berdasarkan fungsi kepercayaan danpenalaran yang masuk akal yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan
informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.
Pengkajian hasil-hasil penelitian terkait pemanfaatan teknologi dalam diagnosa penyakit yang sudah dilakukan lebih pada
membahas pada metode-metode pelacakan untuk dapat mendiagnosa secara tepat tetapi belum membahas tentang standar diagnosa
yang dilakukan. Sedangkan setiap petugas perawat dalam mendiagnosa pasien diharuskan mengacu pada bahasa diagnosa dengan
metode PES (Problem, Etiologi, Symtom) dan standar NANDA. Dari uraian latar belakang permasalahan dalam diagnosa
keperawatan dan dari beberapa hasil penelitian , maka perlu adanya pengembangan perangkat lunak diagnosa keperawatan dengan
objek penelitian pada kasus penyakit Pneumonia. Tujuan penelitian adalah merancang Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan
Keperawatan untuk penderita Pneumonia. Pengembangan perangkat lunak nantinya diharapkan hasil penelitian dapat mempermudah
bagi petugas perawat untuk mendiagnosa dan melakukan tindakan yang benar pada saat memberikan layanan kepada masyarakat di
Rumah Sakit dan Puskesmas. Hasil akhir penelitian berupa karya ilmiah yang dipublikasikan untuk dapat dikembangkan dan
menjadi referensi pada penelitian lanjutan.

2. Metodelogi Penelitian
a. Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian untuk mempermudah dalam melakukan
penelitian. Desain Penelitian digambarkan seperti gambar 1 :
b. Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Tahap ini merupakan tahapan pengompulan pengetahuan dari sumber buku, hasil penelitian yang mendukung
penelitian
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung dari proses asuhan keperawatan yang sedang berjalan untuk dapat dilakukan
kajian dalam pengembangan sistem
3. Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam proses asuhan
keperawatan dan beberapa kasus yang ditangani

c. Metode Pengembangan Perangkat Lunak


Metode Pengembangan perangkat lunak ini nantinya menggunakan metode
pengembangan perangkat lunak dengan beberapa tahapan. Seperti pada gambar 2 :

Gambar 2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak


d. Alat Penelitian
1. Hardware yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. PC
b. Printer
c. Koneksi Internet
2. Software yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Webserver : XAMPP
b. Browser
c. PHP Programming
d. PHP Designer
e. Bahan Penelitian
Bahan penelitian dalam objek penelitian ini adalah berbagai entitas menyangkut proses asuhan keperawatan pada pneumonia
yang meliputi :
1. Pedoman MTBS
2. Aturan-aturan terkait asuhan keperawatan
3. Dokumen diagnosa keperawatan

3. Hasil dan Pembahasan


A. Analisa Sistem
Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat untuk memberikan layanan secara
optimal pada rumah sakit atau puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat
adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan
kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standarNANDA, bukan hanya
pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit.
Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh petugas perawat secara
maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar
NANDA oleh petugas perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien
berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.

B. Basis Pengetahuan
1. Rule
a. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik. Adapun hubungan
seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik

b. Hubungan Tipe Class dan Class. Adapun hubungan seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Tipe Class dan Class


c. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik. Adapun hubungan seperti pada
gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik

d. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit. Adapun hubungan seperti pada


gambar 6.

Gambar 6. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit

e. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan. Adapun hubungan seperti pada


gambar 7.

Gambar 7. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan


C. Perancangan Sistem
1. Model Proses

Gambar 8. Konteks Diagram

2. Model Data

Gambar 9. Relasi Tabel


D. Implementasi
Implementasi merupakan tahapan dari pengembangan sistem setelah dilakukan tahapan rancangan dan coding sebelum
dilakukan pengujian sistem. Adapun lingkup implementasi aplikasi adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi Perangkat Lunak
Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah:
a. Web server (server)
b. DBMS MySQL (server)
c. Browser (client/host)
d. Smartphone dengan akses internet (client)
2. Spesifikasi Perangkat keras
Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah:
a. PC Server
b. PC Client
c. Smartphone

E. Antarmuka Aplikasi
Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk dapat mengakses aplikasi dibutuhkan browser (Mozilla firefox atau
Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini aplikasi pada webserver dengan mengetikkan pada browser :
http://localhost/askeppneumonia. Pada halaman browser akan muncul seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Halaman utama


1. Pengelolaan Basis Pengetahuan
Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan (Domain, Class, Tipe Class, Diagnosis, Batasan Karakteristik dan
Faktor Berhubungan). Dalam proses pengelolaan data basis pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian Domain yang terdapat
pada NANDA. Seperti pada gambar 11.
Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,
ISSN Print : 2085-1588
ISSN Online : 2355-4614
x email: jsi.fasilkom.unsri@gmail.com

Gambar 11. Pendefenisian Domain

b. Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik dari pasien ketika


perawat melakukan suatu interview. Seperti pada gambar 12.

Gambar 12. Pencatatan batasan karakteristik dari pasien

c. Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang perawat untuk


menampilkan hasil diagnosa . Seperti pada gambar 13.
Gambar 13. Langkah seorang perawat untuk menampilkan hasil diagnosa

d. Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah seorang perawat


untuk menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 14.

Gambar 14. Langkah seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan

e. Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah seorang perawat


untuk menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 15.

Gambar 15. Langkah seorang perawat untuk menampilkan tujuan tindakan


(JUSS) Jurnal Sains dan Sistem Informasi ISSN 2614-8277
Vol.1 No.1, Maret 2018

4. Kesimpulan
Setelah melalui tahapan perancangan, pembuatan dan implementasi dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari Hasil Pengembangan Aplikasi bahwa aplikasi dapat diakses melalui PC. Selain
dapat diakses melalui PC aplikasi juga dapat diakses melalui /Smartphone
2. Aplikasi dapat menampilkan hasil diagnosa dan tindakan berdasarkan PES.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Allansetto. 2013. Asuhan Keperawatan Pneumonia Pada
Anak, https://allanseto.wordpress.com/2013/04/13/asuhan-keperawatan-pneumonia-
pada-anak/ akses 2 Januari 2015
[2] Jeremy P. 2007. At Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical
Series. Hal. 76-78
[3] Agustina, 2014, Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kista Ovarium dengan
Menggunakan Metode Bayes, Jurnal Ilmiah Pelita Informatika Budi Darma, Vol VII No. 2
Agustus 2014, ISSN 2301-9425
[4] Reisa, R., 2013, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata, JSIKA, Vol II No. 2 2013,
ISSN 2338-137X
[5] Wuryandari. A, Trisnawati D, Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Diabetes
Melitus Menggunakan Metode Dhemster Shafer, Magistra No VIII Th XXV September
2013, ISSN 0215-9511

49
(JUSS) Jurnal Sains dan Sistem Informasi ISSN 2614-8277
Vol.1 No.1, Maret 2018

SISTEM INFORMASI ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR) BERBASIS WEB


UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HASIL DIAGNOSA PENYAKIT PASIEN
1
Indra Weni, 2 Reni Aryani, 3 Edi Saputra
123
Prodi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi email : 1
ind_kms@yahoo.com, 2 reniaryani@unja.ac.id, 3 edisaputra@unja.ac.id

1. PENDAHULUAN dapat menimbulkan kerugian seperti mudah hilang, rusak,


Rekam medis (medical record) merupakan data yang sulit dalam pencarian, sulit dibaca, kebutuhan ruang
sifatnya sangat pribadi dan menjadi salah satu informasi penyimpanan yang terus meningkat, aktivitas yang berlebih,
penting yang wajib menyertai seseorang kemanapun dia serta penyajian informasinya tidak memudahkan dokter untuk
pergi. Kepemilikan informasi tersebut merupakan mendiagnosa pasien berdasarkan data medis pasien
kepentingan dasar seorang pasien dan tidak boleh sebelumnya.
dirahasiakan dari pasien tersebut oleh sebuah institusi Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat
kesehatan manapun, karena informasi tersebut adalah hak dan telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, termasuk
milik pasien. di bidang kesehatan mengakibatkan berkembangnya sistem
Di berbagai tempat pelayanan kesehatan sistem rekam rekam medis berbasis komputer. Rekam medis berbasis
medis yang digunakan masih banyak yang bersifat paper komputer atau yang lebih dikenal dengan electronic medical
base record, yaitu menggunakan kertas yang nantinya akan record (EMR) merupakan salah satu tantangan besar dalam
dikelompokan di dalam tempat penyimpanan. Sistem penerapan teknologi informasi dan komunikasi di berbagai
pengelolaan dokumen rekam medis yang seperti ini dinilai pusat pelayanan kesehatan. Secara prinsip, EMR merupakan
masih belum efektif dan efisien di era perkembangan penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan,
teknologi informasi sekarang ini. Karena penggunaan sistem penyimpanan, pengolahan,
rekam medis paper base record ini

50
serta pengaksesan rekam medis pasien yang telah
Dokter atau perawat diwajibkan membuat rekam medis
tersimpan dalam suatu manajemen basis data multimedia
sesuai peraturan yang berlaku.
yang mencatat semua data medis, demografis serta setiap
Rekaman medik yang dikenal saat ini terdiri
event dalam manajemen pasien di rumah sakit maupun
dari dua jenis, yaitu :
di klinik. Jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik
yang terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika 1. Rekaman Medik Kartu (Manual)
sudah menerapkan radiologi digital), suara (misalnya Rekam medik dalam bentuk kartu sudah jauh dari
suara jantung), video maupun yang berupa biosignal memadai. Lebih sering, kartu rekam medik tersebut
seperti rekaman EKG. terlalu tebal, compang-camping, tidak terorganisasi
secara rapi, bahkan tidak terbaca; catatan kemajuan,
I. TINJAUAN PUSTAKA laporan konsultan, hasil radiologi dan catatan
perawat bercampur-aduk. Kartu rekam medik
2.1 Sejarah Rekam Medis tersebut justru lebih membingungkan, bukan
Rekam medis sebagai catatan dan ingatan tentang mempermudah pelayanan; merupakan tantangan
praktek kedokteran telah dikenal orang sejak zaman yang berat bagi siapa saja yang mencoba memahami
palaelolitikum apa yang dialami oleh pasien”. (Bleich, H., MD,
25.000 Sebelum Masehi yang ditemukan di gua batu Computing, Vol 10 no 2, p70, 1993).
Spanyol. Di Zaman Babylon, pengobatan di Mesir, 2. Rekaman Medik Elektronik
Yunani dan Roma menulis pengobatan dan pembedahan Rekaman Medik Elektronik merupakan
yang penting pada dinding-dinding gua, batang kayu dan rekaman/catatan elektronik tentang informasi terkait
bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. kesehatan (health- related information) seseorang
Selanjutnya dengan berkembangnya Hieroglyph (tulisan yang yang dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan
mesir kuno) ditemukan catatan pengobatan pada dinding dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang
makam dan candi Mesir serta diatas papyrus (semacam berhak (authorized) di satu organisasi pelayanan
gulungan kertas yang terbuat dari kulit). kesehatan. Manfaat dari rekam medik
2.2 Pengertian dan Jenis Rekam elektronik/digital, yaitu :1) Kemudahan penelusuran
Medik dan pengiriman informasi;
Dalam Permenkes No: 2) Bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal
269/MENKES/PER/III/2008 yang dari luar rekam medik; 3) Penyimpanan lebih
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan ringkas; 4) Data dapat ditampilkan dengan cepat
dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil sesuai kebutuhan; 5) Abstraksi, pelaporan lebih
pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta mudah bahkan otomatis; 6) Kualitas data dan
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada standar dapat dikendalikan; 7) Dapat diintegrasikan
pasien, dengan perangkat lunak pendukung keputusan. Hal-
Rekam medis terdiri dari catatan- catatan data hal yang dapat disimpan dalam rekam medik
pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. elektronik adalah data berpa teks (kode, narasi,
Catatan-catatan tersebut sangat penting dalam pelayanan report), gambar (komputer grafik, gambar yang di-
bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat scan, hasil foto rontgen digital), Suara (suara
memberikan informasi dalam menentukan keputusan, jantung, suara paru), serta Video (proses operasi).
baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan
lainnya.
2.3 Konsep Dasar dan dengan pelangan selama proses pembuatan sistem dan
Komponen EMR terdiri dari 5 tahap yang saling terkait atau
EMR merupakan mempengaruhi yaitu sebagai berikut:

kegiatan
mengkomputerisasikan isi rekam medis
dan proses yang berhubungan dengannya.
Menurut Amatayakul Magret K dalam
bukunya Electronic Health Records: A
Practical, Guide for Professionals and
Organizations harus memenuhi kriteria
sebagai berikut: 1) Mengintegrasikan data
dari berbagai sumber (Integrated data
from multiple source); 2) Mengumpulkan Gambar 3.2 Model Prototype
data pada titik pelayanan (Capture data at (Pressman: 2010)
the point of care); 3) Mendukung pemberi
pelayanan dalam IV. HASIL DAN
pengambilan keputusan LUARAN YANG
(Support caregiver decision making). DICAPAI
Luaran yang telah dicapai dalam kegiatan
penelitian ini adalah berupa rancangan sistem informasi
electronik medical record (EMR) berbasis web yang
II. TUJUAN DAN dapat digunakan di RSUD Raden Mattaher Jambi untuk
MANFAAT meningkatkan kualitas hasil diagnosa penyakit pasien di
Rumah Sakit tersebut.
PENELITIAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka
dapat digambarkan alur proses pelayanan di RSUD
3.1 Tujuan Penelitian Raden Mattaher Jambi yang dapat dilihat pada Gambar
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian 1
ini adalah s.d Gambar 3.
a. Menghasilkan suatu evaluasi dan
analisis terhadap sistem rekam medis Selain itu berdasarkan analisis kebutuhan
fungsional sistem yang telah dilakukan, maka dapat
yang sedang berjalan di RSUD Raden digambarkan usecase diagram sistem informasi
Mattaher Jambi saat ini. electronic medical record (EMR) yang dapat dilihat pada
b. Menghasilkan rancangan sistem Gambar 4.
Relasi yang terjadi antara class-class yang terdapat
informasi electronik medical record dalam sistem Electronik Medical Record (EMR) berbasis
(EMR) berbasis web yang dapat web pada RSUD Raden Mattaher Jambi dapat dilihat
digunakan di RSUD Raden Mattaher pada Gambar 5.

Jambi untuk meningkatkan kualitas hasil Adapun beberapa tampilan prototype


diagnosa penyakit pasien di Rumah Sistem Electronik Medical Record (EMR)
Sakit tersebut. berbasis web pada RSUD Raden Mattaher
3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian
ini adalah adanya rekomendasi sistem informasi
electronik medical record (EMR) berbasis web yang
dapat digunakan di RSUD Raden Mattaher Jambi untuk
meningkatkan kualitas hasil diagnosa penyakit pasien di
Rumah Sakit tersebut.

III. METODE PENELITIAN


Perancangan sistem yang dilakukan menggunakan
model Prototype. Prototype adalah sebuah metode
perancangan software yang banyak digunakan
pengembang agar dapat saling berinteraksi
Jambi dapat dilihat pada Gambar 6 s.d Manajemen, Edisi 10. Jakarta :
Gambar 12.
Salemba Empat.
V. KESIMPULAN
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan 7. Marasovic,C.,Kenney,
mengambil studi kasus pada RSUD Raden Mattaher C.,Elliot,D.,Sindhusake,D.(1997)
Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
evaluasi dan analisis terhadap sistem rekam medis yang Attitudes of Australian Nurses Toward
sedang berjalan di RSUD Raden Mattaher Jambi saat ini, The Implementation of A Clinical
dan menghasilkan rancangan sistem informasi electronik Information System. Computers in
medical record (EMR) berbasis web yang dapat
digunakan di RSUD Raden Mattaher Jambi untuk Nursing (15)2: 91-98
meningkatkan kualitas hasil diagnosa penyakit pasien di 8. Stricklin,M.,Beirer,S.B.,Struk,C.(2003
Rumah Sakit tersebut. ) Home Care Nurses’Attitudes Toward
Computers: A Confimrmatory Factor Analysis of
VI. REFERENSI The Stronge and Brodt Instrument.CIN:
1. Al Fatta, Hanif. (2007) Analisis dan Computers
Informatics Nursing 21(2)103-111
Perancangan Sistem Informasi untuk 9. Vassar,J.,Binshan,L., norran,P.(1999)
Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Nursing Information Systems: A
Organisasi Modern. Yogyakarta : Andi. Survey of Current Practices. Health
2. Allan,J & Engllebright,J. (2000) Patient- Information Management 20(1)58-62
Centered Documentation: An Effective 10. Krummen, M.S. (2010). The Impact of
and Efficient Use of Clinical the Electronic Medical Record on
Information System. Journal of Patient Safety and care. . Kentukcy :
Nursing Administration 30 (2)90-95 College of Health Professions Highland
3. Anonymous (1999) Computeriszed Heights. Mahler, C., et al (2006). Effect
Records Reduce Paperwork, Improve of a Computer based Nursing
Productivity. Health Management Documentation system on The Quality
Technology 20 (2)14-15 of Nursing Documentation. Bussines
4. Bates,D.W.,Gawande,A.A (2003) Media, 31, 274
Improving Safety With Information 11. Roeder, J. (2009). The Elektronic
Technology. The New England Journal Medical Record in the Surgical Setting.
of Medicine 348:25 Association of Operating Room Nurses
5. Larabee,J.,Boldregini,S.,Elder- AORN Journal, 89 (24), 677.
Sorrells,K.,Turner,Z.,Wender,R.,Hart,J 12. Rosa A.S & M.Shalahuddin., (2013)
.,Lenzi,p. (2001) Evaluation of Documentation
Before and After Implementation of a Nursing Rekayasa Perangkat Lunak
Information System in An Acute Care Hospital. Terstruktur dan Berorientasi Objek.
Computers in Nursing 19 (2):55-65
Bandung : Informatika.
6. Laudon, C.Kenneth., & Laudon, Jane
P. (2007) Sistem Informasi 13. Saletnik, L. (2008 ) Nursing Resource
Considerations for Implementing an
electronic Documentation System.
Association of Operating Room
Nurses AORN Journal, 87 (3). 585.
14. Umar, Husein. (2005) Ealuasi Kinerja
Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Gambar 1. Alur Proses Pelayanan Rawat Jalan
Gambar 2. Alur Proses Pelayanan Rawat Inap
Gambar 3. Alur Proses Pelayanan UGD
Gambar 4. Usecase Sistem EMR
Gambar 5. Diagram Class Sistem Electronik Medical Record (EMR) berbasis web pada RSUD
Raden Mattaher Jambi

Gambar 6. Tampilan Halaman Utama Sistem


Gambar 7. Tampilan Halaman Utama Bagian Kepegawaian

Gambar 8. Tampilan Halaman Utama Bagian Administrasi

Gambar 9. Tampilan Halaman Utama Bagian Keperawatan


Gambar 10. Tampilan Halaman Utama Dokter

Gambar 11. Tampilan Halaman Utama Bagian Laboratorium


Gambar 12. Tampilan Halaman Utama Bagian Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai