Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP PEMBERIAN DESFERAL

Dosen pengajar : Sriwanti Ambabunga, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun oleh:

I Kadek Ferly Ediana PK 115 018 011

Ignatius Arselino PK 115 018 012

Yuliana Ardiati PK 115 018 024

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA JAYA PALU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Keperawatan Anak II tentang “MAKALAH TENTANG KONSEP PEMBERIAN
DISFERAL”.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pembelajaran
kepada pembaca. kami menyadari bahwa dalam penulisan makalh ini masih bnyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi penyempurnaan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Terapi desferal merupakan salah satu penatalaksaan dari penyakit
thalesemia. penyakit thalesemia sendri adalah penyakit kelainan darah yang
diakibatkan oelh faktor genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel
darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal. zat besi yang diperoleh
tubuh dari makanan digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan
hemoglobin. penderita thalesemia memiliki kadar hemoglobin yang rendah, oelh
karna itu tingkat oksigen dalam tubuh penderita tahlesemia juga lebih rendah.
salah satu hal yang penting untuk diperhatikan pada orang dengan thalasemia
adalah resiko penumpukan zat besi dalam tubuh. penumpukan zat bsi yang
signifikan dapat terjadi akibat tranfusi darah.
Terapi desferal merupakan pemberian obat untuk kondisi kelebihan zat
besi. pada saat ini yang paling sering digunakan yaitu desferoxamine, yang
umumnya digunakan untuk menangani kelbihan kadar zat besi pada darah, yang
dapat disebabkan oelh tranfusi darah berulang, kelainan darah seperti thalasemia
atau keracunan zat besi. Deferoxamine adalah obat yang berkerja mengikat zat
besi nerlebih pada tubuh dan membantu ginjal dan kantung empedu membuang
kelebihan zat besi.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II
2. Untuk mengetahui tentang pemberian desferal dan Standar Operasional
Prosedur Pemasangan Desferal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yang diberikan di bawah kulit.
Biasanya obat ini diberikan dengan menggunakan alat semacam “portable
pump”.

B. Tujuan :
Menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh baik itu hemochromatosis
(penumpukan Fe di bawah kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam
organ)

C. Indikasi & Kontraindikasi :


Indikasi :
1) Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi darah
secara rutin (berulang)
2) Kadar Fe ≥ 1000 mg/ml
3) Dilakukan 4-7 kali dalam seminggu post transfuse
Kontraindikasi :
Tidak dilakukan pada klien dengan gagal ginjal

D. Cara pemberian terapi desferal


Kelebihan besi dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang di berbagai
sistem organ. Pemberian terapi kelasi besi dapat mencegah komplikasi kelebihan
besi dan menurunkan angka kematian pada pasien thalassemia. Indikasi kelasi
besi. Kelasi dimulai setelah timbunan besi dalam tubuh pasien signifikan, yang
dapat dinilai dari beberapa parameter seperti jumlah darah yang telah
ditransfusikan, kadar feitin serum, saturasi transferin, dan kadar besi hati/liver
iron concentration – LIC (biopsi, MRI, atau feritometer).
Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yang pemberiannya
dilakukan dengan suntikan ke otot, vena, atau di bawah kulit dengan cara
subcutan yang diberikan melalui alat infus pump/portable pump dalam waktu 8-
12 jam. Pemberian kelasi besi dimulai bila kadar feritin serum darah sudah
mencapai 1000 ng/mL, atau saturasi transferin >70%, atau apabila transfusi
sudah diberikan sebanyak 10-20 kali atau sekitar 3-5 liter. Kelasi besi kombinasi
diberikan jika kadar feritin serum >2500 ng/mL yang menetap minimal 3 bulan,
apabila sudah terjadi hemosiderosis jantung pada pemeriksaan MRI T2*
(<20ms).
Desferoksamin diberikan dengan dosis 30-60 mg/kg per kali, dengan
kecepatan maksimal 15 mg/kg.jam dan total dosis perhari tidak melebihi 4-6
gram. Jarum dipasang di paha atau perut hingga mencapai dermis dan
dihubungkan dengan syringe pump. Jika pump tidak tersedia maka DFO dapat
diberikan secara drip intravena, dalam NaCI 0,9% 500 mL. Asam askorbat
(vitamin C) dapat meningkatkan ekskresi besi jika diberikan bersamaan dengan
desferoksamin, sehingga vitamin C dikonsumsi per oral dengan dosis 2-4
mg/kg/hari (100-250 mg) segera setelah infus desferoksamin dimulai.
Desferoksamin tidak disarankan pada pasien anak di bawah usia 2 tahun karena
risiko toksisitas yang lebih tinggi pada usia lebih muda dan pada pasien dengan
timbunan besi minimal. Desferoksami dengan dosis lebih tinggi taitu 60-
100mg/kg berat badan per hari, 24 jam per hari, 7 hari per minggu, secara
intravena, diindikasikan pada pasien dengan hemosiderosis berat dan disfungsi
organ viral misalnya kardiomiopati atau gagal jantung.
Pemberian terapi desferal pada anak :
1. Dosis DFO yang diberikan pada anak ≤ 3 tahun 20-30 mg/kg bb/hari dengan
monitoring ketat (ES : gangguan pertumbuhan)
2. Anak >3 tahun mendapatkan dosis 40-60 mg/kg bb/hari dan bila mengalami
gangguan jantung mendapatkan dosis 100 mg/kg bb/hari.
3. Rute pemberian injeksi subkutan menggunakan syringe pump selama 8-12
jam/1 x hari sebanyak 5-7 kali pemberian/minggu.
4. Jika mendapatkan dosis 60-100 mg/kg bb/hari maka diberikan via infus
selama 24 jam berturut-turut setiap hari (1 VIAL = 500 mg dilarutkan dengan
250 ml NaCl 0.9%) selama 8-12 jam/1 x hari.

E. Efek samping dari terapi desferal


Deferoxamine adalah obat yang dapat menyebabkan efek samping. Efek
samping umumnya meliputi nyeri dan pembengkakan pada area yang disuntik
atau pandangan yang kabur, gatal-gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan
wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

F. Konsep Yang Mendasari :


Thalasemia
a. Definisi
Thalasemia adalah kelainan herediter berupa defisiensi salah satu rantai
globin pada hemoglobin sehingga dapat menyebabkan eristrosit imatur
(cepat lisis) dan menimbulkan anemia.
b. Klasifikasi thalasemia :
1) Thalasemia minor, biasanya tidak menunjukkan gejala klinis y ang jelas,
anemia ringan
2) Thalasemia intermediate, ditandai dengan splenomegali dan anemia
yang muncul pada usia 2-4 tahun, sehingga membutuhkan transfusi
darah.
3) Thalasemia mayor, biasanya ditandai dengan munculnya gejala face
cooley, hepatosplenomegali, anemia berat, gangguan pertumbuhan dan
deformitas tulang, dimana gejala-gejala tersebut muncul lebih awal
sejak usia 2-12 bulan dan sangat ketergantungan terhadap transfusi
darah.
c. Komplikasi pemberian transfusi darah yang rutin (berulang)
Transfusi darah yang dibutuhkan klien thalasemia berupa PRC (Packed Red
Cell), yang diberikan secara rutin setiap kadar Hb klien turun dibawah
normal (< 10 mg/dl) sebanyak 10-20 cc/kgBB.
Pemberian transfusi darah akan menyebabkan pemecahan Hb yang
menghasilkan Fe yang dibutuhkan untuk pembe ntukan eritrosit yang baru,
namun dengan pemberian transfusi darah secara rutin (berulang) akan
menimbulkan komplikasi dari pemecahan Hb yang berlebih yang dapat
menghasilkan Fe dalam jumlahyang berlebih sehingga sisa Fe ini akan
menumpuk atau tertimbun dalam tubuh manusia, diantaranya :
1) Hemosiderosis, yaitu penumpukan Fe dalam organ baik itu dalam hepar
(berakibat hepatomegali), spleen (berakibat splenomegali), jantung,
pancreas, atau kelenjar hypofise (penurunan growth hormone).
2) Hemocromatosis, yaitu penumpukan Fe di bawah kulit sehingga warna
kulit tampak hitam keabuan.
Penumpukan Fe tersebut dapat dikurangi atau dicegah dengan pemberian
chelating agent yaitu dengan pemasangan desferal, dimana kelebihan Fe ini
akan dapat terbuang melalui urin dan feces.

G. Standar Operasional Prosedur


1. PENGKAJIAN
1. Menyampaikan salam kepada klien/keluarganya
2. Melakukan pengkajian kondisi klien meliputi : usia, tingkat
hemocromatosis & hemosiderosis (kadar Fe)
2. PERSIAPAN
1. Mencuci tangan
2. Menyusun alat-alat yang diperlukan dengan memperhatikan teknik
aseptic dan antiseptik
Steril :
 Syringe 10 cc
 Wing needle
Tidak Steril :
 Alas
 Bengkok
 Kapas alkohol pada tempat tertutup
 Infusa pump
 Obat yang diperlukan (desferal)
 Pengencer (aquadest steril) dalam botol
 Perban gulung/kantong infusa pump
 Plester
 Gunting plester
3. Mempersiapkan obat desferal sesuai kebutuhan
 Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan sesuai perencanaan
 Mengkalkulasi dosis sesuai kebutuhan klien
Usia > 5 tahun = 1 gram (2 vial)
Usia < 5 tahun = 0,5 gram (1 vial)
 Mengencerkan obat dengan tepat :
(catatan : 1 vial (0,5 gram) obat desferal dioplous dengan aquadest
4-5 cc).
Membersihkan bagian atas botol aquadest dengan kapas alcohol
dan menarik cairan aquadest dari botol secukupnya dengan
menggunakan syringe/spuit 10 cc, kapas buang ke bengkok
 Membersihkan bagian atas botol vial desferal dengan kapas alcohol
dan membiarkan kering sendiri, membuang kapas alkohol ke
bengkok
 Memasukkan jarum syringe 10 cc yang berisi aquadest melalui
karet penutup botol ke dalam botol
 Kocok vial obat sampai mencampur rata
 Memegang botol dengan tangan yang tidak dominan dan tarik obat
sejumlah yang diperlukan

 Memeriksa adanya udara dalam syringe/spuit, bila ada keluarkan


dengan posisi tepat
 Mengecek ulang volume obat dengan tepat
 Menyambungkan syringe/spuit dengan wing needle

 Memeriksa kembali adanya udara dalam syringe/spuit & wing


 needle, bila ada keluarkan dengan posisi yang tepat
 Menyiapkan infusa pump
4. Membawa peralatan ke dekat klien
3. MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL
1. Mencuci tangan
Menggunakan sarung tangan bila pada pasien yang menderita penyakit
menular (AIDS, Hepatitis B)
2. Menjaga privacy dan mengatur kenyamanan klien
 Mendekati dan mengidentifikasi klien
 Jelaskan prosedur kepada klien dengan bahasa yang jelas
 Memasang sampiran (bila perlu)
3. Memperhatikan teknik aseptic & antiseptic
Mempersiapkan alat dan klien :
 Menyiapkan plester untuk fiksasi
 Memasang alas/perlak
 Mendekatkan bengkok pada klien
4. Menyuntikkan desferal dengan teknik steril
 Bersihkan lokasi injeksi dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau
atas ke bawah sekali hapus
 Membuang kapas alkohol ke dalam bengkok
 Membiarkan lokasi kering sendiri
 Menyuntikkan obat dengan tepat (subkutan : area m.deltoid)

 Memfiksasi wing needle dengan plester

5. Mengatur obat desferal pada alat infusa pump

Memfiksasi infusa pump dengan menggunakan perban gulung (a) atau


kantong infusa pump (b dan c)
6. Mencuci tangan
4. EVALUASI
1. Melihat kondisi klien
2. Memperhatikan respon klien selama tindakan dilakukan
3. Menanyakan perasaan klien setelah tindakan dilakukan
5. MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon klien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan
2. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas
3. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret dengan disertai paraf
4. Catatan dibuat dengan menggunak ballpoint atau tinta.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemasangan Desferal dilakukan pada anak dengan penyakit Thalasemia,
dimana kadar feritinnya > 1000 mg/dl, sehingga pemasangan desferal ini
dimaksudkan untuk menurunkan kadar besi yang menumpuk pada pasien
Thalasemia baik pada kulit maupun organ, dengan menghambat absorpsi Fe.
Pemasangan ini diberikan sebanyak 4-7 kali per minggu pasca transfuse darah.
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detalis dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu dapat dipertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Rakhmawati, Windy. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pemasangan Desferal. Bagian

Ilmu Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Padjadjaran. [online]. Available at : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2010/03/pemasangan_desferal.pdf (diakses pada tanggal

04 Juli 2013)

Sembiring, Samuel P. K. 2010. Bisakah thalassemia disembuhkan?.Medan. [online].

Available at :http://www.morphostlab.com/artikel/bisakah-thalassemia-

disembuhkan.html (diakses pada tanggal 04 Juli 2013).

Anda mungkin juga menyukai