Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CVA TROMBOSIS

DI RUANG 24a

Oleh :
TIM PKRS

R. 24a RSSA

R.24a RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CVA TROMBOSIS

DEPARTEMEN MEDIKAL
RUANG 22 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen medikal

Oleh :

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

______________________ ______________________
NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruangan

_____________________
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN PASIEN STROKE

Pokok Bahasan : Perawatan Penderita dengan Stroke (CVA).


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Pasien Stroke
Tempat : Ruang 24a RSSA Malang
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang 24a
Waktu Pertemuan
Hari / Tanggal : Jumat 16 juli 2017
Pukul : 09.00 09.30 WIB
Media : Leaflet, LCD
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi

1. Tujuan Instruksional
1.1.Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu
memahami tentang perawatan stroke.
1.2.Tujuan Khusus
Menyebutkan tentang pengertian stroke
Menyebutkan tentang penyebab stroke
Menyebutkan tentang factor resiko terjadinya stroke
Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke
Menyebutkan tentang penatalaksanaan stroke
Menyebutkan cara perawatan pasien stroke
Menyebutkan tentang pencegahan stroke
Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke
2. Sub Pokok Bahasan
Menyebutkan tentang pengertian stroke
Menyebutkan tentang penyebab stroke
Menyebutkan factor resiko terjadinya stroke
Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke
Menyebutkan tentang penatalaksanaan stroke
Menyebutkan cara perawatan pasien stroke
Menyebutkan tentang pencegahan stroke
Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke

3. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan perawat Kegiatan audience Media


kegiatan
Pembukaan Membuka kegiatan dengan mengucap Menjawab Ceramah
(5 menit) salam salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan manfaat dari Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Penyajian Menyebutkan tentang pengertian stroke Memperhatikan Ceramah
(15 menit ) Menyebutkan tentang penyebab stroke dan dan
Menyebutkan tentang factor resiko mendengarkan Powerpoint
terjadinya stroke Memberi
Menyebutkan tentang tanda dan gejala pertanyaan
stroke tentang hal-hal
Menyebutkan tentang penatalaksanaan yang belum
stroke dimengerti yang

Menyebutkan cara perawatan pasien berhubungan

stroke dengan materi

Menyebutkan tentang pencegahan stroke yang

Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca disampaikan

stroke
Penutup (10 Menanyakan pada audience tentang Menjawab Tanya
menit) materi yang telah diberikan dan pertanyaan Jawab &
reinforcement kepada audience yang Leaflet
telah menjawab pertanyaan
Memberi kesimpulan, terimakasih atas
peran serta audience
Mengucapkan salam
Penutup

4. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan dipakai
2. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang
telah ditentukan
3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Peserta didik mampu menjelaskan kembali:
Pengertian stroke
Penyebab stroke
Factor resiko stroke
Tanda dan gejala stroke
Penatalaksanaan stroke
Cara perawatan pasien stroke
Pencegahan stroke
Rehabilitasi pasca stroke
3. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar
4. Peserta mengikuti acara dengan antusias.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika:
Lebih dari 75% peserta didik mampu menjawab pertanyaan dari
penyuluh
5. Materi (terlampir)
6. Daftar Pustaka
Henger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan : Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan. EGC:Jakarta
Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic
Edisi VI volume II. EGC:Jakarta
Mansjoer, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media
Aesculapius
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. salemba medika: jakarta.
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
CVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke merupakan
kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada siapa
saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan
bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga
menyebabkan kematian (Muttaqin, 2008:234).

2. Penyebab
a. Perdarahan Intraserebral
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena
aterosklerosis, aneurisma, dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya
terjadi pada usia di atas 50 tahun akibat pecahnya pembuluh darah arteri
otak.
b. Trombosis serebri
Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan
kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini disebabkan
karena adanya:
Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan
elastisitas dinding pembuluh darah
Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan
menyebabkan viskositas/ hematokrit meningkat sehingga dapat
melambatkan aliran darah cerebral
Arteritis: radang pada arteri
c. Emboli
Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak
oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.
Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli:
Penyakit jantung reumatik
Infark miokardium
Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-
gumpalan kecil yang dapat menyebabkan emboli cerebri
Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endocardium

3. Faktor resiko
Faktor Resiko yang Dapat Faktor Resiko yang Tidak Dapat
dimodifikasi dimodifikasi
- Tekanan darah tinggi - Usia tua
- Merokok - Jenis kelamin (banyak terjadi
- Diabetes Mellitus pada laki-laki)
- Aterosklerosis - Herediter/genetik
- Atrial fibrilasi - Riwayat stroke atau serangan
- Penyakit jantung lain jantung sebelumnya
- Transient ischemic attack
- Anemia bulan sabit
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Intake alkohol yang tinggi
- Penggunaan obat-obatan ilegal

4. Tanda dan Gejala


Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996: 258-260),
yaitu:
1. Lobus Frontal
a. Deficit Kognitif : kehilangan memori, rentang perhatian singkat,
peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak
mampu menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak.
b. Deficit Motorik : hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot
bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).
c. Deficit aktivitas mental dan psikologi antara lain : labilitas emosional,
kehilangan kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi
terhadap stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan
mental dan keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.
2. Lobus Parietal
a. Dominan :
1) Defisit sensori antara lain defisit visual (jaras visual terpotong
sebagian besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap
sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin),
hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi
bagian tubuh).
2) Defisit bahasa/komunikasi
Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola
bicara yang dapat dipahami)
Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)
Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)
Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide
dalam tulisan).
b. Non Dominan
Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan
menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:
1) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap
ekstremitas yang mengalami paralise)
2) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
3) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyak-obyak
dengan tepat)
4) Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui
indra)
5) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
6) Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
7) Disorientasi kanan kiri
3. Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman
penglihatan, diplopia (penglihatan ganda), buta.
4. Lobus Temporal : defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh.

5. Penatalaksanaan
Ada beberapa penatalaksanaan pada pasien dengan stroke :
1. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten
b. Kontrol tekanan darah
c. Merawat kandung kemih, tidak memakai keteter
d. Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
2. Terapi Konservatif
a. Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
b. Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
c. Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis
atau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler
d. Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan:
1) Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30-35 mmHg
2) Osmoterapi antara lain :
Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam
waktu 15-30 menit, 4-6 kali/hari.
Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari
3) Posisi kepala head of bed elevation (15-30)
4) Menghindari mengejan pada BAB
5) Hindari batuk
6) Meminimalkan lingkungan yang panas
6 Cara Perawatan pada Pasien Stroke
Penatalaksanaan perawatan pasien stroke ada 2, yaitu :
1. PENATALAKSANAAN AWAL SELAMA FASE AKUT
Fase akut dimulai dari periode pasien masuk sampai dengan stabil ( 24 jam
sampai 48 jam bisa menjadi lebih lama pada situasi tertentu). Poin utama dari
aktifitas keperawatan adalah mempertahankan kepatenan jalan nafas
,monitoring TTV, monitoring status neurologis.. Kwalitas penatalaksanaan
keperawatan saat awal akan sangat mempengaruhi komplikasi dan kecacatan
permanen
Intervensi keperawatan
Mempertahankan kepatenan jalan nafas, memberikan oksigen sesuai
program, atur posisi pasien pada salah satu sisi
Mengeluarkan sekresi dari jalan nafas, perhatikan dan hindari suction
yang terlalu lama
Monitor fungsi nafas
Observasi TTV sesering mungkin
Observasi tanda-tanda neurologis
Monitor fungsi perkemehan
Evaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit
Review pemeriksaan yang lain (EKG, AGD, glukosa)
observasi kejang bila ada
Penuhi kebutuhan nutrisi
Jika klien tidak sadar berikan intervensi sesuai strandart
KIE keluarga
Koloborasi pemberian terapi
2. FASE POST AKUT
Mempertahankan fungsi tubuh (menurunkan kerusakan sistemik,
mengendalikan hipertensi dan peningkatan tekanan intra kranial, terapi
farmakologi) dan menghindari komplikasi yang kemungkinan besar terjadi
Intervensi keperawatan
Memberikan perawatan kesehatan rutin
Monitor rutin TTV dan neurologis
Memberikan ROM pasif
Mengatur posisi dan ganti posisi
Tinggikan kepala 30 derajad
Mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan sekresi
Mulai untuk program BAB
Mempertahankan input dan output
Lakukan perawatan kateter, infus, NGT
Jika klien sadar evaluasi reflek menelan
Evaluasi sistem komonikasi
Memberikan orientasi
Mengevaluasi gangguan penglihatan
Memberikan perawatan mata
Meningkatkan peningkatan body image
Memberikan kebutuhan nutrisi
Observasi klien untuk mencegah komplikasi
Observasi hasil-hasil lab
Sertakan keluarga dalam perawatan klien

7 Pencegahan Stroke
a. Kontrol tekanan darah secara teratur
b. Menghentikan merokok
c. Mengurangi konsumsi kolesterol
d. Mempertahankan kadar gula normal
e. Latihan fisik (senam) secara teratur

8 Rehabilitasi Pasca Stroke


Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah
stroke. Pada pasien yang stabil, rehabilitasi dapat dimulai dalam waktu dua hari
setelah stroke telah terjadi, dan harus dilanjutkan sebagai diperlukan setelah
keluar dari rumah sakit. Lamanya rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat
keparahan dan komplikasi stroke. Sementara beberapa penderita stroke dapat
cepat sembuh, sedangkan ada beberapa penderita stroke yang membutuhkan
waktu jangka panjang untuk rehabilitasi stroke, mungkin berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, setelah mendapat serangan stroke. Menurut WHO, tujuan
Rehabilitasi penderita stroke adalah:
Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang
terganggu.
Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal
dan aktivitas sosial.
Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan
apa yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Rehabilitasi tidak dapat
menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat
membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi tubuhnya.
Tim rehabilitasi medis, yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medis,
perawat, fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, dokter spesialis gizi dan
psikiater, akan melakukan pengkajian dan menentukan perencanaan terapi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan
berjalan sendiri. Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,
makan, buang air, berpakaian dan berdandan.
Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke sebagai
berikut:
1. Program latihan di tempat tidur
2. Program latihan duduk
3. Program latihan berdiri dan berjalan
4. Program latihan keseimbangan dan berdiri
5. Terapi Wicara
Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai
berikut:
Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang
ditimbulkan akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
o Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat
yang selalu mendapat tekanan saat tidur)
o Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi
saluran pernapasan
o Mencegah kekakuan sendi
o Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
o Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis dll.
Pada fase lanjut (rehabilitasi)
o Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke
o Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas
sehari-hari
o Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat
berperan aktif dalam kehidupan seperti sedia kala

Anda mungkin juga menyukai