Anda di halaman 1dari 85

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

(KMB2)
Prodi D3 Keperawatan
STIKES JENDERAL A. YANI CIMAHI

SEMESTER VI TINGKAT III

Penyusun: ASEP BADRUJAMALUDIN, BN.,MN.,RN

GASAL TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya kami dapat
menyelesaikan Modul Praktikum Keperawatan Medikal Bedah II bagi mahasiswa program Diploma III
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi. Modul Praktikum
keperawatan medikal bedah II merupakan buku panduan yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat
dengan mudah memahami dan mengaplikasikan keterampilan yang sering digunakan oleh mahasiswa
perawat di area keperawatan. Modul praktikum keperawatan medikal bedah II bertujuan untuk
menigkatkan keterampilan para peserta didik di program studi keperawatan diploma yang nantinya akan
diterapkan langsung ke pasien sesuai dengan standar yang sudah di tentukan.

Dengan terciptanya modul praktikum keperawatan medikal bedah II ini, kiranya akan
mempermudah para peserta didik dalam melakukan semua tindakan yang terkait dengan kebutuhan pasien
berdasarkan standar prosedur. Kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung terciptanya modul keterampilan ini.

TIM PENYUSUN KMB II

Asep Badrujamaludin, BN.,MN.,RN

2
PROSEDUR SKIN TEST

A. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan intracutan/ intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra
dermis.

B. Tujuan
1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin
tes).
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).

C. Prinsip
1. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,
indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar
pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar
pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat
oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi
pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar
dokumentasi pemakaian obat.
2. Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam
dari saat penyuntikan obat.
3. Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4. Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan
pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan, dan dapat
mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau

3
keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien
maupun keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan
untuk pembuktian penolakan therapi.
5. Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik, dilakukan
dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam
spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien
hanya 0,1cc.

hasil penyuntikkan IC

6. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD (Purified Protein Derivat)
diambil 0,1 cc dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.

4
PROSEDUR SKIN TEST

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Obat-obatan yang sesuai program
pengobatan dokter
2. Daftar obat pasien
3. Spuit 1 cc disposible.
4. Jarum sesuai kebutuhan, kikir ampul bila
perlu.
5. Perlak dan alas
6. nierbeken
7. Kapas alkohol atau kapas yang sudah
dibasahi NaCl 0,9% dalam tempatnya
8. Gloves

Persiapan Pasien :
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien

Pelaksanaan Tahap Orientasi


1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya (kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 10
B

5
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
4. Memberitahukan tindakan yang akan
dilakukan
5. Mengatur posisi senyaman mungkin.
6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah
daerah yang akan di injeksi
7. Letakkan nierbekken dekat pasien
8. Pilih area penyuntikan
9. Pakai sarung tangan
10. Bersihkan area penusukan dengan kapas
alkohol dengan gerakan sirkuler
11. Pegang kapas alkohol pada jari tangan
non dominan
12. Buka tutup jarum
13. Tempatkan ibu jari tangan non dominan
2,5 cm di bawah area penusukan
14. Dengan ujung jarum menghadap ke atas
dan dengan tangan dominan masukkan
jarum tepat dibawah kulit dengan sudut
15o
15. Masukkan obat perlahan-lahan,
perhatikan sampai adanya bula
16. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
17. Usap pelan daerah penusukan dengan
kapas alkohol. Jangan di tekan
18. Buat lingkaran pada bula degan
menggunakan pulpen/ spidol. Dengan
diameter + 5 cm
19. Bereskan alat, lepas sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Observasi kulit terhadap kemerahan dan
bengkak atau reksi sistemik (10-15
menit).
22. Kembalikan posisi klein

Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya

6
PROSEDUR AFF HECTING

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,


tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

A. Pengertian
Mengangkat Jahitan (Aff Hecting adalah satu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya
dilakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi)

B. Tujuan
1. Mempercepat proses penyembuhan luka
2. Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alienum/ benda Asing

7
PROSEDUR AFF HECTING

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan
1. Set heating up steril yang berisi : pinset
cirugis 2, pinset anatomis 2, gunting aff
heacting, kassa steril dalam bak instrumen
steril.
2. Bengkok 2 buah
3. Korentang
4. Gunting plester
5. Plester
6. betadin

8
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
7. Alkohol 70 %
8. Perlak dan alas
9. Gloves

Pelaksanaan 1. Tahap preinteraksi:


Mengeksplorasi kemampuan diri
2. Tahap Orientasi
a. Megecek intruksi dari dokter
b. Memastikan identitas pasien
c. Perawat memberi salam
d. Perawat menjelaskan pada pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan
e. Perawat melakukan kontrak waktu
tindakan pada pasien
f. Jaga privasi pasien
3. Tahap Kerja :
a. Memberitahu dan menjelaskan pada
pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
b. Mendekatkan alat di dekat pasien
c. Membantu pasien mengatur posisi
sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah
dirawat
d. Perawat cuci tangan
e. Meletakkan perlak dan alas dekat pasien
f. Meletakkan bak instrument steril ke
dekat pasien atau di daerah yang mudah

9
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
dijangkau
Membuka bak instrumen secara steril
g. Membuka balutan dengan hati-hati dan
balutan dimasukkan ke dalam ember
bak sampah
h. Bekas-bekas plester dibersihkan dengan
kapas alkohol
i. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan
betadhin 10%
j. Simpan kassa steril dekat pasien
k. Melepaskan jahitan satu persatu selang
seling dengan cara:menjepit simpul
jahitan dengan pinset cirugis dan ditarik
sedikit ke atas kemudian menggunting
benang tepat dibawah simpul yang
berdekatan dengan kulit atau disisi lain
yang tidak ada simpul
l. Mengolesi luka dengan betadhine 10%
m. Menutup luka dengan kassa steril kering
dan di plester
n. Merapikan klien
o. Membersihkan alat-alat dan
mengembalikan pada tempatnya
p. Perawat cuci tangan
q. Mencatat pada catatan perawatan
4. Tahap Evaluasi :

10
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
a. Evaluasi respon pasien
b. Upaya tindak lanjut di rumuskan
c. Salam teraupetik di ucapkan dalam
mengakhiri tindakan
Dokumentasi a. respon klien selama dan setelah
tindakan dicatat dengan jelas dan
ringkas
b. Waktu paraf, dan nama perawat dengan
jelas.

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

11
PERAWATAN LUKA BAKAR

A. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar
B. Tujuan
1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan pada luka

12
PROSEDUR PERAWATAN LUKA BAKAR

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan
Bak instrument yang berisi :

1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kassa steril
5. Kom: 3 buah

Peralatan lain terdiri dari :

1. Spuit 5 cc atau 10 cc
2. Sarung tangan
3. Gunting plester
4. Plester atau perekat
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9%
7. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan
desinfektant
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan

Pelaksanaan 1. Tahap Pra Interaksi


a. Melakukan verifikasi program
pengobatan klien
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien

13
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan
therapeutic
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada klien/keluarga
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka
dapat terlihat jelas
c. Membuka peralatan
d. Memakai sarung tangan
e. Membuka balutan dengan hati-hati, bila
sulit basahi dengan NaCl 0,9%
f. Membersihkan luka dengan
menggunakan NaCl 0,9%
g. Melakukan debridemand bila terdapat
jaringan nekrotik. (Bila ada bulla jangan
dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril
setelah hari ke-3)
h. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
i. Mengeringkan luka dengan
mengguanakan kassa steril
j. Memberikan obat topical sesuai order

14
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
pada luka
k. Menutup luka dengan kassa steril,
kemudian dipasang verband dan
diplester
l. Memasang verband dan plester
m. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke
tempat semula
d. Mencuci tangan

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

15
PENGGUNAAN ALAT BANTU KRUK

A. Pengertian Alat Bantu Berjalan (Kruk)


Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara berpasangan
yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.

B. Tujuan Penggunaan Kruk


1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakansendi dan kemampuan mobilisasi
2. Menurunkan resiko komplikasi darimobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien

C. Fungsi Kruk
1. Sebagai alat bantu berjalan.
2. Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.
3. Membantumenyokongsebagianberatbadan.

16
D. Indikasi Pengguna Kruk
1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
2. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah.
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.

E. Kontra Indikasi
1. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.
2. Penderita dalam keadaan bedrest.
3. Penderita dengan post op.

F. Manfaat Penggunaan Kruk


1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk


1. Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akanmenggunakan kruk.
2. Monitorklien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untukbeberapa saat sam
pai problem hilang.
3. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
4. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
5. Perhatikan lingkungan sekitar.
6. Gunakan wc duduk untuk buang air besar.
7. Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnyadiberi lubang.
8. Jaga keseimbangan tubuh.

H. Tehnik Pengunaan Kruk


1. Cara berjalan menggunakan kruk
a. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangananda,
bukan pada ketiak anda.
b. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat yang sama
c. Langkah III, mencari dan lurus kedepan, langkah pertama melalui kruk dengan kaki
dioperasikan diikuti oleh kaki anda acreage.

2. Tehnik Turun Tangga


a. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit.
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat badan
pada kruk.

17
c. Gerakkan kaki yang sakit kedepan
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.

3. Tehnik Naik Tangga


a. Pindahkan berat badan pada kruk.
b. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.
c. Pindahkanberatbadandarikrukketungkai yang tidaksakit.
d. Luruskan kaki yang tidaksakitpadaanaktanggadengankruk.

4. Tehnik Duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh
kursi.
b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.
d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat

5. Gaya Berjalan 4 Titik Tumpu


a. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
b. Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan
c. Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan
d. Langkahkan kaki sebelah kanan kedepan

6. Gaya Berjalan 3 Titik


a. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyanggadimajukan,
kemudian menyusul kaki yang sehat.
b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di ulang
lagi.

7. Gaya Berjalan 2 Titik


a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama
b. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.

8. Partial Weight Bearing


a. Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju serentak.
b. Tungkai
yangsehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu padakedua tangan atau t
ongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yang lemah

9. Non weight Bearing

18
PROSEDUR MEMINDAHKAN & MENGATAR PASIEN DENGAN
MENGGUNAKAN KURSI RODA

a. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak,


posisi tungkai yang lemah diangkat bergantung kearah depan
b. Tungkai yang
sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu padakedua tangan atau tongk
at

10. Swing To Gait


a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
b. Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang
menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk.

11. Swing through Gait


a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
b. Kedua kaki diangkat,
diayunkan melewati garis yang menghubungkankedua tangan atau ujung kruk

A. Pengertian
Memindahkan pasien yang tidak mampu pindah sendiri dari tempat tidur ke
kursi roda
B. Tujuan
Membatasi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisik
atau diagnosanya

19
PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN DENGAN KURSI RODA

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan & Pasien

1. kursi roda
2. bantal sebagai sandaran
3. selimut
4. Memberitahu klien tentang prosedur
yang akandilakukan dan tujuan

20
BALUTAN ABOVE KNEE AMPUTATION

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
penggunaan kursi roda

Pelaksanaan 1. Perawat mencuci tangan


2. Perawat membawa dan mengatur kursi
roda pada sudut 45o terhadap tempattidur
pasien, sandaran kaki dinaikkan, pasang
rem (kunci remnya), sandaranpunggung
diberi bantal
3. Perawat membantu pasien ke posisi duduk
di tepi tempat tidur dan kakinyadijuntaikan
supaya dapat diayunkan
4. Perawat berdiri di sebelah kiri pasien
dengan tangan kiri pasien memelukbahu
kiri perawat dan kemudian dipegang oleh
tangan kanan perawat dantangan kiri
perawat memegang pinggang pasien
5. Memberitahu pasien supaya sama-sama
melangkahkan kakinya denganperawat
dan kaki kanan terlebih dahulu
6. Menuntun pasien perlahan-lahan sampai
duduk di kursi roda
7. Periksa denyut nadi pasien dan tanyakan
kepada pasien apakah ia merasapusing
atau tidak
8. Tanyakan apakah pasien sudah merasa
nyaman duduk, kaki pasiendiletakkan
pada sandaran kaki, lalu pasien dirapikan
9. Rem kursi roda dibuka, dorong pasien ke
tempat tujuan dengan perlahan
10.Observasi keadaaan umum pasien
11.Perawat mencuci tangan
Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

A. Pengertian
Membalut tungkai dengan teknik aseptik terhadap sisa amputasi dengan menggunakan
balutan elastis, gips atau balutan kompresi.Balutan ini harus segera dilakukan pada pasien

21
paska amputasi tungkai di atas sendi lutut. Teknik membalut ini harus dilakukan secara
lembut dan harus memastikan bahwa balutan tidak terlalu menekan atau terlalu longgar
karena kalau terlalu menekan dapat menghambat perfusi aliran darah sedangkan kalau
terlalu longgar dapat menyebabkan balutan terlepas dan pembentukan ujung stump yang
tidak mengerucut untuk pengepasan alat prostesis atau kaki palsu.

B. Indikasi
1. Dapat mengurangi edema berlebihan pada ujung area amputasi
2. Dapat memperbaiki peredaran darah
3. Meningkatkan drainase limfe
4. Mengurang nyeri pada area ujung amputasi
5. Mencegah kontraktur
6. Pembentukan sisa tungkai untuk pengepasan prostesis (kaki palsu)
7. Meningkatkan proses penyembuhan

C. Kontra indikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Kerusakan kulit

PROSEDUR MEMBALUTSTUMP AKA (ABOVE THE KNEE AMPUTATION)

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan

22
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
1. Elastis bandage 2 – 3 buah (lebih baik bila
perban tidak usah disambung)
2. Peniti atau pengait bandage 2 – 3 buah

Pasien
1. Datangi klien dan beri salam terapeutik
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan apa yang akan dilakukan terhadap
klien.
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mengenai hal yang sudah dijelaskan
5. Anjurkan klien untuk mau bekerja sama
selama tindakan dilakukan.
6. Kontrak waktu
Pelaksanaan 1. Cuci tangan, dekatkan alat
2. Jaga privacy klien, pasang sampiran
3. Posisikan klien sesuai kebutuhan, paling
ideal bila pasien dapat berdiri pada kaki
yang sehat dan berpegangan pada tempat
tidur, meja, dll. Bila tidak memungkinkan
posisikan pasien supine.

4. Mulai dari arah panggul kontra lateral,


balutkan dengan kencang (tidak terlalu
kencang) mengelilingi pinggang.

23
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

5. Balutkan ke arah bokong dan menuju


stump

6. Putarkan ke depan kemudian berbalik ke


belakang stump

24
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

7. Balutkan mengelilingi stump dengan


memberi tekanan (kencang) padadaerah
distal stump.

8. Balutkan perban
dengan arah spiral mengelilingi stump,
sampai berbentuk kerucut.

25
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
9. Pertahankan posisi ekstensi dari sendi
panggul selama prosedur. Putarkan perban
ke arah pinggang, kemudian putarkan lagi
mengelilingi stump.

10. Perhatikan saat anda membalutkan


perban di daerah selangkangan. Hindari
terbentuknya gumpalan lemak atau lipatan
kulit di daerah selangakan.

11. Fiksasi perban dengan menggunakan


peniti atau pengait perban. Usakan agar
pentiti tidak mengganggu pasien saat
bergerak atau duduk.

26
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

12. Cek
 Apakah tekanan perban sudah lebih
banyak di daerah distal dan berkurang
di daerah proksimal.
 Cek balutan sudah membentuk kerucut
di daerah stump.
 Cek apakah perban sekeliling pinggang
cukup longgar.
 Cek apakah sendi panggul bebas
bergerak ( dapat diekstensikan penuh
90 °.
 Jelaskan kepada klien perban harus
dirasakan cukup kencang tapi tidak
sampai menimbulkan rasa sakit.

27
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
 Bila terasa sakit (kongesti) langsung
lepaskan perban.
13. Bereskan alat, kaji respon pasien, atur
posisi & kenyamanan pasien

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

PROSEDUR MEMBALUTSTUMP BKA (BELOW THE KNEE AMPUTATION)

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan
1. Elastis bandage 2 – 3 buah (lebih baik bila
perban tidak usah disambung)
2. Peniti atau pengait bandage 2 – 3 buah

28
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Pasien
1. Datangi klien dan beri salam terapeutik
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan apa yang akan dilakukan terhadap
klien.
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mengenai hal yang sudah dijelaskan
5. Anjurkan klien untuk mau bekerja sama
selama tindakan dilakukan.
6. Kontrak waktu
Pelaksanaan 1. Cuci tangan, dekatkan alat
2. Jaga privacy klien, pasang sampiran
3. Posisikan klien sesuai kebutuhan, supine
atau duduk dipingir tempat tidur/ kursi
4. Mulai dari arah lateral paha. Lutut harus
dipertahankan dalam posisi fleksi 30-400

5. Balutkan perban di sekeliling paha 1x,


kemudian agak menyilang di daerah medial
paha dan kembali menyilang di belakang
paha.

29
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

6. Kemudian dari popliteal fossa putarkan


mengarah ke lateral stump.

7. Putar kebelakang lalu menyilang ke arah


lutut.

8. Langkah berikut ini sangat penting, setelah


perban mencapai titik tertinggi di paha,
lipat perban dan putarkan ke belakang,

30
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
tahan dengan satu tangan sampai perban
kembali mengelilingi lipatan tadi atau
mengikuti pola balutan no.5

9. Mulai dari tahap ini anda harus


memberikan tekanan pada balutan.
Putarkan mengkuti pola balutan no.6

10. Putarkan kebelakang lalu mengelilingi


stump. Kemudian lanjutkan putaran angka
8 mengikuti pola balutan no. 7 dan 8.

31
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

11. Bila telah selesai kutakan dengan peniti


atau pengait perban.

32
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

12. Cek
 apakah tekanan perban sudah lebih
banyak di daerah distal dan berkurang di
daerah proksimal.
 Cek balutan sudah membentuk kerucut
di daerah stump.
 Cek apakah perban sekeliling pinggang
cukup longgar.
 Cek apakah sendi panggul bebas
bergerak (dapat diekstensikan penuh 90
°.

13. Jelaskan kepada klien perban harus


dirasakan cukup kencang tapi tidak sampai
menimbulkan rasa sakit. Bila terasa sakit
(kongesti) langsung lepaskan perban.
14. Bereskan alat, kaji respon pasien, atur

33
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
posisi & kenyamanan pasien

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

A. Pengertian
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik (potter &
perry, 2005).

Tindakan menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor
berkontraksi sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya.(Smeltzer, 2001).

B. Tujuan

34
PROSEDUR BLADDER TRAINING

Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih
(potter&perry, 2005).

1. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri.


2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama.
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada karena
pemasangan kateter.

C. Indikasi dan kontraindikasi


1. Indikasi
· Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama.
· Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter.
· Klien yang mengalami inkontinensia urin
· Klien post operasi.
· Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
· Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
2. Kontraindikasi
Tidak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal.karena akan terdapat batu ginjal,yang
di observasi hanya kencingnya. Jadi tidak boleh di bladder training

PROSEDUR BLADDER TRAINING

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan

1. Jam
2. Klem
3. Air minum dalam tempatnya
4. Obat deuritik jika diperlukan

Pasien

1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan

35
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
dilakukan

Pelaksanaan Prosedur 1 jam:


1. Cuci tangan
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak
200 cc dari jam07.00 s.d. jam 19.00. Setiap
kali habis diberi minum,catheter di klem.
3. Kemudian setiap jam kandung kemih
dikosongkan mulai jam 08.00 s.d. jam
20.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4. Pada malam hari (setelah jam 20.00)
catheter dibuka (tidak diklem) dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti
pada siang hari.
5. Prosedur tersebut diulang untuk
hari berikutnya sampai program tersebut
berjalan lancar dan berhasil.

Prosedur 2 jam:
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak
200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00.
Setiap kali habis diberi minum, catheter di
klem.
3. Kemudian setiap jam kandung kemih
dikosongkan mulai jam 09.00 s.d jam
21.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4. Pada malam hari (setelah jam 20.00)
catheter dibuka (tidak diklem) dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti
padasiang hari.
5. Prosedur tersebut diulang untuk hari
berikutnya sampaiprogram tersebut
berjalan lancar dan berhasil.

36
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Bebas kateter
Prosedur ini dilakukan setelah prosedur masih
dengan kateter sudah dilakukan
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak
200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00, lalu
kandung kemih dikosongkan.
3. Kemudian catheter dilepas.
4. Atur posisi yang nyaman untuk klien,
bantu klien untuk konsentrasi BAK,
kemudian lakukan penekanan pada area
kandung kemih dan lakukan pengosongan
kandung kemih setiap 2 jam dengan
menggunakan urinal.
5. Berikan minum terakhir jam 19.00,
selanjutnya klien tidak
boleh diberi minum
sampai jam 07.00 pagi untuk
menghindari klien dari basahnya urine
pada malam hari.
6. Beritahu klien bahwa pengosongan ka
ndung kemih selanjutnya dijadwalkan
setiap 2 jam sekali, apabila ada
rangsangan BAK sebelum 2 jam kli
en diharuskan menahannya
7. 7. Buatlah sebuah jadwal bagi pasie
n untuk mencoba mengosongkan
kandung kemih dengan menggunakan
urinal.

Evaluasi
Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali
perhari atau 3-4 jam sekali
Bila tindakan dirasakan belum optimal atau

37
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
terdapat gangguan :
1. Maka metode diatas dapat di tunjang
dengan metode rangsangan dari eksternal
misalnya dengan suara aliran air dan
menepuk paha bagian dalam
2. Menggunakan metode untuk relaksasi
guna membantu pengosongan kandung
kemih secara total, misalnya dengan
membaca dan menarik napas dalam.
3. Menghindari minuman yang mengandung
kafein.
4. Minum obat diuretic yang telah
diprogramkan atau cairan untuk
meningkatkan diuretic.

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

38
PROSEDUR KATETERISASI URETRAL PRIA/WANITA

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan
Di dalam baki
1. Selimut mandi
2. Sarung tangan bersih 2 pasang (1 untuk
yang memasang, 1 untuk asisten)
3. Baskom berisi air hangat
4. Wash lap 2 buah
5. Perlak/underpad bersih
6. Sabun
7. Handuk
8. Bengkok 1 buah untuk tempat sampah
9. Bengkok 1 buah berisi klorine
10. Spuit 10 cc + jarum untuk fiksasi balon
11. Cairan untuk mengisi balon (aquabidest
steril)
12. Cairan antiseptic (savlon/sublimat)
13. Gantungan urine bag
14. Gunting plester
15. Plester
16. Jelly
17. Gelas ukur
18. Kateter steril (yang blm dibuka sesuai
ukuran yang dibutuhkan 2 buah (1 untuk
cadangan)
19. Sarung tangan steril 1 pasang (yang belum
dibuka, atau ambil sarung tangan steril dari
wadah steril dengan korentang dan
letakkan di dalam bak steril.
20. Senter (bilaperlu)
21. Tabung specimen untuk menampung urine
(bila perlu)

39
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
22. Urine bag 1 buah (pastikan ujungnya sudah
tertutup rapat)
Dalam bak steril
1. Duk bolong steril 1 buah
2. Kapas savlon 6-7 buah dalam kom steril
3. Pinset 1 buah
4. Kasa steril 1 buah
5. Bengkok steril

Pasien
1. Sebelum datang kepasien, cek status
pasien apakah ada lab urine untuk hari itu.
Bila ada, siapkan format lab untuk
specimen dan label nama pasien
2. Datangi pasien dan beri salam terapeutik
3. Jelaskan apa yang akan dilakukan terhadap
pasien
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mengenai hal yang sudah dijelaskan
5. Anjurkan pasien untuk bekerjasama selama
tindakan dilakukan
Pelaksanaan 1. Cuci tangan , dekatkan alat, pastikan
penerangan di ruangan cukup
2. Pastikan suhu di ruangan cukup hangat
3. Jaga privacy pasien : pasang sampiran atau
tutup tirai
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Lakukan pemeriksaan fisik sistem
perkemihan (terutama kandung kemih)
6. Posisikan klien supine (pria) atau posisi
dorsal recumbent (wanita)
7. Pasang selimut mandi, buka pakaian bawah
pasien
8. Pasang perlak/underpad bersih di bawah
bokong pasien
9. Cuci daerah perineal dari arah atas
kebawah dengan menggunakan sabun,
washlap dan air
Hangat sampai bersih dan keringkan
dengan handuk.

40
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Untuk pasien pria yang tidak disunat, tarik
perlahan prepusium kebawah, bersihkan
dengan sabun, bilas dengan air bersih dan
keringkan
Untuk pasien pria disunat, bersihkan ujung
gland penis dengan arah memutar ke arah
bawah
10. Angkatperlak/underpad, bereskanbaskom,
handukdanperalatan lain yang
tidakdiperlukan. Tutup bagian bawah
tubuh pasien dengan selimut mandi.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Dekatkan alat-alat pemasangan kateter :
bak steril bengkok, plester, gunting sesuai
ukuran, spuit yang telah diisi aqubidest 10
cc. Ujung kateter disambung dengan urine
bag, buka hanya bagian bawah kateter saja.
13. Bukaselimutmandi,
aturposisipasiensenyamanmungkin.
Pajankanhanyadaerah perineum saja.
14. Buka bak steril
a.Tuangkan cairan antiseptic ke dalam
kom yang berisi kapas steril
b. Buka bungkus kateter bagian atas,
letakkan kateter dalam bak steril, jangan
menyentuh kateter. Bila sudah
disambung dengan urine bag jangan
mengenai area/alat steril. Tuangkan jelly
k eatas kasa steril.
Bila anda bekerja 2 orang ,langsung pasang
sarung tangan steril. Asisten anda yang
akan mempersiapkan alat steril yang anda
butuhkan.
15. Pasang sarung tangan steril
16. Ambil pengalas steril dan pasang pengalas
steril di bawah bokong pasien. Untuk pria
letakkan di atas paha
17. Pasang duk bolong steril
18. Bila kateter belum disambungkan dengan

41
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
urine bag, maka letakkan kom/bengkok
steril di depan perineum atau di atas paha
pada pasien pria.
19. Tangan non dominan memegang penis
pada batang penis tepat di bawah glans.
Regangkan meatus uretra di antara 2 ibu
jari dan jari telunjuk. Pertahankan posisi ini
selama proesedur.
Pada pasien wanita, tangan non dominan
meregangkan labia mayora, pertahankan
posisi ini hingga prosedur selesai.
20. Dengan tangan dominan ambil kapas,
bersihkan penis menggunakan pinset.
Bersihkan dengan gerakan melingkar dari
meatus ke dasar glans. Ulangi sampai
bersih dengan menggunakan 1 kapas baru
setiap apusan (2-3 kapas)
Pada pasien wanita, tangan yang non
dominan meregangkan labia mayora,
tangan dominan mengusap labia mayora
dari atas kebawah kemudian labia minora
dan klitorisk earah vagina. Gunakan 1 kapas
hanya untuk 1 kali usap dari atas kebawah
(5-6 kapas). Buang kapas kotor ke dalam
bengkok. Letakkan pinset kotor ke dalam
bengkok berisi klorin.

21. Angkat penis pada posisi pendikular

42
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
terhadap tubuh pasien, lakukan traksi
ringan untuk meluruskan kanal uretra.
Pada pasien wanita tarik agak ke atas untuk
memperjelas letak meatus uretra. Bila
perlu gunakan senter.

22. Lumasi kateter dengan jelly.


23. Letakkan ujung kateter di dalam
bengkok/kom steril bila belum disambung
ke urine bag. Pasang kateter dengan
tangan yang dominan, masukkan ujung
kateter yang telah diberi jelly sepanjang
12,5-17,5 cm ke uretra pasien pria. Pada
pasien wanita masukkan ujung kateter 5-7
cm. Minta pasien untuk tarik nafas dalam
dan tidak mengejan. Bila ada tahanan tarik
kateter jangan paksakan
mendorongkedalam uretra.
24. Dorong sampai urine keluar. Setelah urine
keluar, dorong kateter sampai setengah
panjang kateter pada wanita, dan seluruh
panjang kateter pada pasien pria. Tangan
non dominan menahan kateter di
ujunguretra.
25. Bila ada lab urine, ujung kateter ditaruh
dalam tabung specimen, setelah
ditampung kemudian disambung ke urine
bag. Bila ada pemeriksaan lab, urine bag
disambungkan dengan kateter setelah
pengambilan sampel urine selesai.
26. Isi balonkateter 10-15 cc dengan
aquabidest. Bila pasien merasa sakit
tarik/sedot cairan,lalu dorong kakater
beberapa cm ke arah lebih dalam lagi,

43
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
kemudian isi balon.
27. Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan
28. Lepaskan duk bolong
29. Fiksasi kateter dengan plester ke paha
pasien. Biarkan sedikit longgar.
30. Gantungkan urine bag

Evaluasi
1. Buka sarung tangan dan bereskan alat
2. Kaji respon pasien
3. Atur posisi dan kenyamanan pasien, buka
sampiran
4. Mengucapkan salam
5. Cuci tangan

Dokumentasi 1. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan
2. warna, jumlah urine, nama dan paraf
perawat yang memasang, jam, tanggal
pemasangan, respon pasien

Cimahi, ………………………
Pembimbing

( ………………………………. )

44
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERSARAFAN

A. Pengertian
Pemeriksaan fisik sistem persarafan adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis untuk mengkaji fungsi sistem persarafan, meliputi pemeriksaan status mental,
pemeriksaan saraf cranial, pemeriksaan kemampuan motorik, pemeriksaan fungsi sensorik,
dan pemeriksaan khusus pada sistem persarafan.

B. Tujuan
1. Mengkaji adanya kelainan pada fungsi persarafan
2. Mendapatkan data yang bisa dipakai untuk menentukan adanya
permasalahan/gangguan pada klien dengan gangguan persarafan

C. Indikasi
1. Klien dengan adanya riwayat gangguan pada sistem persarafan
2. Klien dengan adanya kecurigaan gangguan pada sistem persarafan

45
PEMERIKSAAN SISTEM PERSARAFAN

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan

1. Steteskop dan spigmomanometer


2. thermometer
3. Sarung tangan bersih
4. Penlight
5. Kassa dan kapas
6. Tong spatel
7. Tes bau: kopi, teh, miyak kayu putih
8. Snellen chart
9. Garpu tala
10.Reflek hammer
11.Bengkok

Pasien

1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan

Pelaksanaan A. Pemeriksaan tingkat kesadaran secara


kualitatif
Tingkat
kesadaran 1. Composmentis
kesadaran penuh
2. Lethargic
Dengan sentuhan ringan, verbal,
stimulus minimal, klien baru
memberikan respon.

46
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
3. somnolen
memerlukan rangsangan yang lebih
besar agar dapat memberikan respon
misalnya rangsangan sakit.
4. Stupor
dengan rangsang kuat tidak akan
memberikan respon verbal. Hanya
memberi respon berupa pergerakan
tidak berhubungan dengan stimulus.
5. Koma
Tidak dapat memberikan respon
walaupun dengan stimulus maksimal.

B. Pemeriksaan Kuantitatif (GCS)


Hitung scorenya apabila jumlah score 15
(composmentis) dan score 3 (coma/tidak
ada respon sama sekali).
Status mental A. Penampilan
Postur, gaya berjalan dan kebersihan klien
B. Mood dan Affect
lihat ekspresi wajah klien saat sedih, gelisah
atau gembira. Contoh dengan pertanyaan,
apa perasaan kamu jika ada anggota
keluarganya yang sakit/meninggal
C. Fungsi Kortikal Tinggi
 Orientasi

47
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Tanyakan hari, tanggal dan tahun,
tanyakan dengan siapa bicara (perawat),
berada dimana sekarang.
 Memori/registration (sesaat, jangka
pendek, jangka panjang)
Sesaat: Minta klien untuk menyebutkan
3 benda yang kita tunjukkan (pulpen,
buku dan jam tangan).
Jangka pendek: sebutkan 3 kata dan
tanya kembali setelah 5 menit.
Jangka panjang: sebutkan 5 presiden RI.
 Atensi
Sebutkan nama bulan dari depan dan
belakang, atau pengurangan kelipatan 5
mulai dari angka 100.
 Perhitungan/kalkulasi
Berikan soal pengurangan, penjumlahan
atau perkalian, misal 5 +5=10, atau
5x5=25
Apabila tidak bisa berhitung berikan kata
yang dieja contoh WOLES; huruf ke 5, ke
4, ke 3, dst.
 Praksis/konstruksi
Minta klien melakukan hal sudah rutin
dilakukan, minta klien mengkancing baju
atau menyisir rambut. Kelainannya

48
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
apraksia.
 Bahasa
 Memberi nama
Tunjukan pulpen dan minta klien
menyebutkan benda tersebut.
 Pengulangan kata
Sebutkan sebuah kalimat dan minta
klien mengulangnya, misal saya akan
pergi ke bioskop.
 Tiga peritah berurutan
berikan 3 perintah secara berurutan,
misal ambil pulpen dgn tangan kanan,
kemudian pindahkan ke tangan kiri
lalu letakkan di meja.
 Membaca
Minta klien membaca dan melakukan
perintah tersebut, misal ambil pulpen
dari tangan kanan.
 Menulis
Minta klien menulis di kertas kosong.
 Mengcopy/menyalin
Gambar sebuah lingkaran dan minta
klien meniru gambarnya.
a Olfactorius
minta klien untuk menghidu sesuatu yang
aromatik dan tidak bersifat iritatif ( Kopi, teh,

49
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
minyak kayu putih) dengan menutup mata.

Optikus
 lakukan pemeriksaan ketajaman
penglihatan (visus) untuk mata kanan dan
mata kiri dengan menggunakan snellen
chart.
 tes lapang pandang
perawat dan klien berhadapan minta klien
menutup mata yang tidak diperiksa.
Tempatkan jari pemeriksa pada bagian
depan tepat antara klien dan
perawat.perlahan gerakkan jari ke arah
lateral kemudian ke tengah kembali, lalu
gerakkan ke arah medial dan ke tengah
kembali, ke arah superior dan inferior.
Anjurkan klien untuk memberi isyarat
apabila ia tidak dapat melihat jari perawat
saat digerakkan.

Oculomotorik, Trochlear, Abducens


 Kaji reflek pupil dengan menggunakan
penlight. Hasil normal pemeriksaan, pupil
akan miosis apabila diberikan rangsang
cahaya.
 sentuhkan kapas lembut yang steril ke

50
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
kelopak mata, normal reaksi mata akan
berkedip
 Perhatikan gerakan mata saat klien diminta
melihat ke arah bawah,tengah, dan
samping dengan menggunakan penlight.

Trigeminal
 Minta kedua mata klien ditutup, kemudian
berikan sensasi sentuhan dengan kapas
halus pada area di atas alis, pipi dan rahang
bawah, selanjutnya berikan sensasi
sentuhan nyeri menggunakan tangan ke
tiga area tersebut, minta klien
membedakan sesasi dari 2 jenis sentuhan
tersebut.
 Lakukan perabaan pada kedua otot
masseter dan TMJ minta klien
menggerakan rahangnya ke atas dan
bawah. Normalnya kekuatan kontraksi yang
sama bilateral pada TMJ dan otot masseter.
 Lakukan tes sentuhan pada cornea dengan
kapas steril hanya bagi klien yang tidak
sadar

Fascialis
 Minta klien untuk mengerutkan dahi,

51
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
tersenyum, mengembungkan pipi,
menaikkan alis mata, memejamkan mata
kemudian membuka mata
 Kaji sensorik lidah bagian anterior untuk
rasa asin, manis, pahit.

Vestibulocohlear
 pemeriksaan rinne, weber dan swabach
dengan garpu tala
 Pemeriksaan keseimbangan (dilakukan
pada pemeriksaan persarafan bagian II)

Glossopharyngeus & Vagus


 Minta klien untuk membuka mulut lebar-
lebar sambil menyebutkan “ah”, observasi
posisi dan pergerakan dari uvula dan
palatum, apakah berada di garis tengah
 Kaji reflex gag dengan cara sentuh bagian
pharynx dengan spatel lidah , maka akan
didapatkan respon gag ( respon muntah ).
 Kaji 1/3 bagian belakang lidah terhadap
rasa
 Kaji respon menelan dengan memberikan
klien sedikit minum.
 minta klien untuk mengeluarkan suara :
“kuh-kuh” (Soft palate), “mi-mi” (bibir), “la

52
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
– la” (lidah)

Hypoglossus
Minta klien untuk membuka mulut lebar-lebar
dan lidah dikeluarkan dan dengan cepat lidah
digerakkan ke kiri – kanan, keluar – ke dalam
sisi pipi, amati adanya deviasi.

Assesorius
Minta klien menaikkan bahu dengan dan tanpa
tahanan. Minta klien untuk memutarkan
kepala ke kedua sisi secara bergantian.
Keseimbangan  Romberg test
& koordinasi
Pada pemeriksaan ini klien berdiri dengan
kaki yang satu didepan kaki yang
lainnya.Tumit kaki yang satu berada di
depan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat
pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dalam
sikap Romberg selama 30 detik atau lebih
(berdiri tegak, tidak goyah).

 Test steping
klien diminta berjalan ditempat, dengan
mata tertutup, sebanyak 50 langkah
dengan kecepatan seperti jalan biasa.

53
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Selama test ini klien diminta untuk
berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama test
berlangsung. Dikatakan abnormal bila
tempat berdiri akhir klien beranjak lebih
dari 1 meter dari tempatnya semula, atau
badan terputar lebih dari 30 derajat

 Tes pronasi dan supinasi


kemampuan melakukan gerakan yang
bergantian secara cepat dan teratur. Misal :
Minta klien menggerakkan tangan kanan
dan kiri bersamaan melakukan pronasi dan
supinasi (tangan kanan supinasi dan
tangan kiri pornasi, lakukan bersamaan)

 Tes finger to nose


Minta klien untuk menyentuh hidungnya
dengan jari telunjuknya kemudian
pindahkan jarinya dengan cepat ke jari
telunjuk pemeriksa.

54
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

 Tes tumit—lutut
Minta klien berbaring pasien, diminta
menjalankan tumit ke kaki yang lain mulai
dari atas lutut dan menyusuri ke bawah
atas berulang-ulang.

 Rebound phenomenon
Keadaan di mana tidak mampu
menghentikan gerakan tepat waktu.
Penderita fleksi lengan di sendi siku,
pemeriksa menahan gerakan
fleksi/melepaskan.(+) bila ada gerakan
fleksi yang terkontrol sehinga bisa
menampar pipi .

55
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

Motorik A. Massa otot


Kaji adanya hipertropi, normal dan atropi.

B. Tonus otot
Dapat dikaji dengan jalan menggerakkan
anggota gerak pada berbagai persendian
secara pasif. Saat tangan / tungkai pasien
ditekuk secara berganti-ganti dan berulang
dapat dirasakan oleh pemeriksa suatu
tenaga yang agak menahan pergerakan
pasif sehingga tenaga itu mencerminkan
tonus otot.

C. Kekuatan otot ektremitas atas dan bawah


Minta klien untuk mengangkat kedua
lengan ke depan dada klien, kemudian
berikan tahanan oleh tangan pemeriksa.
Lakukan juga pemeriksaan kekuatan otot
untuk ektremitas bawah. kaji score
kekuatan otot dengan menggunakan scala
lovett (0-5).

D. Pemeriksaan reflek
I. Reflek Fisiologis
 Refleks patella

56
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Lakukan pengetukan pada area patella
dengan hammer: Respon berupa
kontraksi otot quadriceps femoris yaitu
ekstensi dari lutut.

 Refleks biceps
Lakukan pengetukan area otot biceps:
respon normal jika timbul kontraksi otot
biceps, sedikit meningkat bila terjadi
fleksi sebagian dan gerakan pronasi. Bila
hyperaktif maka akan terjadi
penyebaran gerakan fleksi pada lengan
dan jari-jari atau sendi bahu.

 Refleks triceps
Lakukan pengetukan pada area tricep:
Respon yang normal adalah kontraksi

57
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
otot triceps, sedikit meningkat bila
ekstensi ringan dan hyperaktif bila
ekstensi siku tersebut menyebar ke atas
sampai otot-otot bahu atau mungkin ada
klonus yang sementara.

 Reflek achiles

Area pergelangan kaki bagian belakang


(tendon achiles) kaki dipukul dengan
refleks hammer, respon normal berupa
gerakan plantar fleksi kaki.

II. Reflek Patologis

 Hoffman – Trommer
Positif bila timbul gerakan mencengkram
pada petikan kuku jari telunjuk atau jari
tengah
Hoffman

58
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

Trommer (cara lain)

 Babinski
goreslah kuat-kuat bagian lateral telapak
kaki dengan gagang hammer dari tumit
kearah jari kelingking dan kemudian
melintasi bagian jantung kaki. Respon
yang normal adalah fleksi plantar semua
jari kaki. Respon Babinski positif jika ibu
jari kaki melakukan dorsifleksi dan jari-
jari lainnya tersebar.

 Chaddok
Tanda babinski akan timbul dengan

59
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
menggores punggung kaki dari arah
lateral ke depan

 Oppenheim
Mengurut tibia dengan ibu jari, jari
telunjuk, jari tengah dari lutut menyusur
ke bawah (+ = babinski)

 Gordon
Otot gastroknemius ditekan (+ sama
dengan Babinski)

60
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

 Schaefer
Tanda babinski timbul dengan memijit
tendon Achiles

 Gorda

Sensorik  Pemeriksaan sensasi taktil : sentuh dengan


lembut menggunakan gumpalan kapas pada

61
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
masing-masing sisi tubuh.
 Pemeriksaan sensasi nyeri: Tekan pada
bagian tulang pipi, lengan dan kaki dengan
gagang hammer atau spatel lidah untuk
sensasi nyeri.
 Sensasi suhu : lakukan pemeriksaan dengan
stimulus suhu dingin dan panas.
 Sensasi getaran: letakkan garputala yang
bergetar pada sebuah tulang yang
menonjol.

 Sensasi integrasi: sentuh klien dengan dua


objek tajam (gagang hamer dan spatel
lidah) secara bersamaan pada posisi tubuh
berlawanan, apakah klien merasakan dua
atau satu sentuhan?
 Sensasi terhadap bentuk (stereogenesis):
taruh seperti kunci atau uang logam pada
satu tangan klien, apakah klien mampu
menyebutkan dengan betul objek tersebut.
Kelainannya disebut astereogenesis karena

62
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
ada gangguan pada fungsi kortikal
 Graphestesia
Tuliska huruf di telapak tangan klien dan
minta klien menebak huruf tersebut.
Rangsang  Tes Kaku kuduk/nucal rigidity
meningeal
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat
tahanan, sehingga dagu tidak dapat
menempel pada dada: kaku kuduk positif
(+).

 Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah
kepala klien dan tangan lain di dada klien
untuk mencegah badan tidak terangkat.
Kemudian kepala klien difleksikan ke dada
secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila
kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi
panggul dan sendi lutut.

Tes Brudzinski I
 Tanda Brudzinski II
Caranya: Pada klien yang sedang baring,
satu tungkai di fleksikan pada persendian
panggul, sedang tungkai yang satunya lagi

63
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
berada dalam keadaan ekstensi (lurus).
Tanda Brudzinski II (+) bila tungkai yang
satunya ikut pula terfleksi.

Tes Brudzinski II
 Tes Brudzinski III
Caranya: Tekan os zigomaticum dengan
tangan kanan kiri. Interpretasi: Tanda
Brudzinski III (+) bila terjadi fleksi involunter
ekstremitas superior (lengan tangan fleksi)

 Tes Brudzinski IV
Caranya: Tekan simfisis ossis pubis
(SOP). Interpretasi: Tanda Brudzinski IV (+)
bila terjadi fleksi involunter ekstremitas
inferior (kaki)

64
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
 Tanda Kernig
Caranya: klien berbaring, salah satu
pahanya difleksikan sampai membuat
sudut 90°. Lalu tungkai bawah
diekstensikan pada persendian lutut.
Biasanya ekstensi dilakukan sampai
membentuk sudut 135°. Tanda Kernig Sign
(KS) (+) bila terdapat tahanan dan rasa
nyeri sebelum mencapai sudut 135°

Tes Kernig
 Test Laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang
lurus akan menimbulkan nyeri sepanjang
m. ischiadicus.

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

65
LATIHAN RENTANG GERAK

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan
Goniometer

Pasien

3. Sampaikan salam

66
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
4. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan

Pelaksanaan I. Pengukuran rentang gerak/range of motion


(ROM) dilakukan pada seluruh persendian
tubuh. Apabila ada keterbatasan rentang
gerak dapat diukur dengan menggunakan
goniometer. Berikut ROM area persendian
yang di kaji:

a. sendi temporomandibular: dengan jari


telunjuk dan tengah palpasi area sendi
temporomandibular kiri dan kanan sambil
minta klien untuk membuka dan menutup
mulutnya. Adanya bunyi klik, krepitasi,
nyeri, menunjukkan adanya gangguan
pada sendi temporomandibular
b. leher dan tulang belakang
Cervical spine
 fleksi leher 45o sehingga dagu
menempel di dada
 ektensi leher 55o menengadah kepala
sehingga dapat melihat atap
 tekuk kepala 40o ke samping kanan
sehingga telinga kanan menyentuh ke
bahu kanan. Ulangi untuk gerakan
menekuk ke samping kiri
 rotasi kepala 70o, gerakkan dagu
sehingga dapat menyentuh bahu kiri dan
kanan

Lumbal spine
 fleksi 90o ke arah depan. Jari tangan dpt
menyentuh punggung kaki
 ektensi 30o dengan cara membungkuk

67
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
ke arah belakang secara pelan-pelan
 membungkuk 30o ke samping kiri &
kanan
 rotasi 30o dengan cara putar bahu ke
samping kiri dan ke kanan

c. Bahu

 Fleksi – angkat lengan ke depan dan


keatas kepala
 Ekstensi – kembalikan posisi lengan
disamping badan
 Abduksi – angkat lengan keatas kepala
dengan posisi telapak tangan membuka
 Adduksi – kembalikan posisi lengan ke
bawah hingga melewati dada
 Rotasi internal – siku ditekuk, rotasikan
bahu dengan menggerakan lengan
hingga jari tangan menghadap ke bawah
 Rotasi eksternal - siku ditekuk, rotasikan
bahu dengan menggerakan lengan
hingga jari tangan menghadap ke atas
lateral dengan kepala

 Sirkumduksi – rentangkan lengan dan


gerakan membentuk lingkaran penuh
d. siku

 Fleksi 160o; sentuhkan ujung tangan ke


bahu

68
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
 Ektensi 180o: rentangkan siku
 Supinasi 90o: gerakan lengan bawah
hingga telapak tangan menghadap ke
atas
 Pronasi 90o: gerakan lengan bawah
hingga telapak tangan menghadap ke
bawah

e. lengan bawah
 fleksi 90o; menekuk pergelangan tangan
ke bawah
 Ektensi 70o; angkat pergelangan tangan
ke atas
 Deviasi ulna 55o; tekuk pergelangan
tangan ke arah jari kelingking
 Deviasi radial 45o; tekuk pergelangan
tangan ke arah jempol. Adanya
pembengkakan di area pergelangan
tangan secara bilateral ditemukan pd
arthritis

f. Jari tangan
 fleksi jari tangan dengan cara mengepal
 ektensi: dgn membuka kepalan tangan
 abduksi: rentangkan jari tangan

69
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
 adduksi: rapatkan jari tangan ke dalam
sehingga membentuk kerucut.
penurunan pd kemampuan fleksi,
ektensi jari tangan dpt ditemukan pada
artrhitis

g. Paha

 Fleksi – gerakan tungkai kearah depan


(90 – 120o)
 Ekstensi – kembalikan tungkai ke posisi
netral
 Hiperekstensi - gerakan tungkai kearah
belakang (30 – 50o)
 Abduksi – gerakan tungkai kearah
samping menjauhi tubuh (30 – 50o)
 Adduksi - gerakan tungkai menyamping
didepan medial tubuh (30-50 o)
h. Lutut

 Fleksi–angkat telapak kaki hingga


hampir menyentuh paha belakang (120
-130 o)
 Ekstensi – kembali ke posisi netral
i. Pergelangan kaki

 Dorsifleksi – gerakan pergelangan kaki


hingga jari menghadap ke atas
 Plantarfleksi - gerakan pergelangan kaki
hingga jari menghadap ke bawah

70
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

j. Kaki

 Inversi – gerakan telapak kaki ke arah


medial (10 o)
 Eversi - gerakan telapak kaki ke arah
lateral (10 o)

 Fleksi – gerakan jari kaki ke arah bawah


(30 - 60 o)
 Ekstensi - gerakan jari kaki ke arah atas
(30 - 60 o)
 Abduksi – regangkan jari kaki
 Adduksi – rapatkan jari kaki

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

71
PEMBERIAN TERAPI INSULIN

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan

1. Insulin pen
2. Pen needle
3. Kapas alcohol
4. Container plastic atau metal

Pasien

1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan

Pelaksanaan 1. Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen.

72
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

2. Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum


 Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
 Putar jarum insulin ke insulin pen.
 Lepaskan penutup jarum luar.
 Lepaskan penutup luar jarum agar jarum tampak.

3. Pastikan pen siap digunakan


 Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal
ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum
dalam mengatur dosis insulin. Putar
tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau
2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar
tobol).
 Tahan pena dengan jarum mengarah ke
atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil
mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika
perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum.
Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah
insulin terlihat di dalam pen.

73
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

4. Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar


sesuai keinginan).

5. Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan.


Pastikan untukmenyuntik di lokasiberbeda (minimum
2 cm darisuntikanterakhir/ bekasluka/ pusar.

6. Suntikkan insulin
 Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada
tombol dosis.
 Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
 Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat.
Lepaskan cubitan.
 Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada
tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan
kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama
5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari
keluar dari tempat injeksi.
 Tarik jarum dari kulit. Jikaadatetesandarah,
tekanperlahandenganmenggunakankapas alcohol
tanpadigosok.

74
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK

7. Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya.


Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk
melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum yang
telah digunakan pada wadah yang aman (kontainer
plastic atau metal). Buang ke tempat sampah jangan
dibuang ditempat pendaurulang sampah

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

75
SENAM KAKI DIABETIK

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan
1. Kursi atau bangku
2. Kertas koran

Pasien

3. Sampaikan salam
4. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan

Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan


dilakukan kepada pasien.
2. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka
posisikan pasien duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai
3. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari
kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti
cakar ayam sebanyak 10 kali
4. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki
dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai
dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara
ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan
kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.
5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung
kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit
diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
7. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan.

76
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
8. Luruskan salah satu kaki diatas lantai
kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali kelantai.
9. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi
langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
10. Angkat kedua kaki dan
luruskan,pertahankan posisi tersebut.
Gerakan pergelangan kaki kedepan dan
kebelakang
11. Luruskan salah satu kaki dan angkat,
putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga
10 lakukan secara bergantian.
12. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk
kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki.
13. Kemudian, buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya
sekali saja
 Lalu robek koran menjadi 2 bagian,
pisahkan kedua bagian koran.
 Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki
 Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan
tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang
utuh
 Bungkus semuanya dengan kedua kaki
menjadi bentuk bola

Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan

77
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

JENIS PROSEDUR KOMPETENSI


KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Persiapan Alat dan Bahan

1. Glukometer
2. Kapas Alkohol
3. Sarung tangan
4. Stik GDA
5. Lanset
6. Bengkok

Pasien

1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan

Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan


dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai sarung tangan
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dekatkan alat di samping pasien.
6. Pastikan alat bisa digunakan.
7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.

78
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
8. Menusukkan lanset di jari tangan pasien.
9. Menghidupkan alat glukometer yang
sudah terpasang stik GDA.
10. Meletakkan stik GDA di jari tangan pasien
yang sudah meneteskan darah.
11. Menutup bekas tusukkan lanset
menggunakan kapas alkohol.
12. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil
sudah bisa dibaca.
13. Membereskan alat.
14. Mencuci tangan.
Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

SOP TRANSFUSI DARAH

A. DEFINISI
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan darah
dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set tranfusi.

B. TUJUAN
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau perdarahan).

2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia berat.

3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor pembekuan
untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

C. INDIKASI

Produk Manfaat
Darah lengkap Tidak umum digunakan kecuali pada kasus perdarahan akut yang

79
ekstrem. Menggantikan volume darah dan semua produk darah :
SDM, plasma, protein plasma, trombosit segar, dan faktor
pembekuan lain.
Sel darah merah Meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen pada
pasien anemia, pembedahan atau klien yang menderita gangguan
perdarahan lambat. Satu unit meningkatkan hematokrit sekitar 4%.
Trombosit Menggantikan trombosit pada klien yang menderita gangguan
perdarahan atau defisit trombosit. Trombosit segar adalah yang
paling efektif.
Plasma beku segar Memperbanyak volume darah dan memberikan faktor pembekuan
darah. Tidak perlu digolongkan dan dicocokkan (tidak mengandung
SDM).
Faktor pembekuan Digunakan pada klien yang mengalami defisiensi faktor
darah dan kriopresipitat pembekuan. Masing-masing memberikan faktor berbeda yang
terlibat dalam jalur pembekuan darah : Kriopresipitat juga
mengandung fibrinogen.

D. RUMUS TRANSFUSI DARAH

1. Whole Blood : 6 x ▲ Hb x BB

2. PRC : 3 x ▲ Hb x BB

3. Konsentrat : 0,5 x ▲ Hb x BB

4. FFP : 10 x ▲ Hb x BB

5. Cryopresipitat : 0,5 x ▲ Hb x BB

D. PERSIAPAN ALAT
1. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
2. Set infuse darah dengan filter
3. Produk darah yang tepat
4. Sarung tangan sekali pakai
5. Kapas alcohol
6. Manset tekanan darah

80
7. Stetoskop
8. Thermometer
9. Blood warmer
10. Threeway cock
11. Format persetujuan pemberian transfusi yang ditanda tangani

81
NO PROSEDUR KOMPETEN
YA TIDA
K
11 Per Persiapan Alat
1. Semua alat disiapkan diatas baki yang dialasi perlak
2. Cek kelengkapan alat sebelum tindakan
2 Persiapan Pasien
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan
prosedur
2. Kontrak waktu
3. Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil, sakit kepala,
gatal-gatal atau ruam dengan segera
4. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
5. Cek ulang golongan darah pasien, cocokan nomor di kantong
darah dengan kartu identitas darah
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Pasang selang IV dengan menggunakan kateter berukuran besar
3. Gunakan selang infus yan memiliki filter didalam selang, pasang
juga threeway cock
4. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan
setelah pemberian infuse darah selesai
5. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari
bank darah
6. Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
7. Ukur tanda vital dasar klien
8. Pasang blood warmer di standar infus, nyalakan
9. Pasang selang infus ke dalam blood warmer
10. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai berikan transfusi
darah secara perlahan diawali dengan pengisian filter didalam
selang
11. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan
tetaplah bersama klien.
12. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama
transfuse, selanjutnya ukur setiap jam.
13. Bilas selang transfuse dengan Nal 0.9% setelah produk darah
habiss
14. Lepas dan buang sarung tangan,
15. cuci tangan.
Dokumentasikan data yang terkait :
Catat waktu mulai pemberian darah, termasuk tanda-tanda vital, jenis

82
darah, nomor unit darah, nomor urut (mis, nomor 1 dan 3 unit
darah yang diprogramkan), dan kecepatan aliran darah

83
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH II

Asep Badrujamaludin, BN.,MN.,RN


2018

84
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya kami dapat
menyelesaikan Modul Praktikum Keperawatan Medikal Bedah II bagi mahasiswa program Diploma III
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi. Modul Praktikum
keperawatan medikal bedah II merupakan buku panduan yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat
dengan mudah memahami dan mengaplikasikan keterampilan yang sering digunakan oleh mahasiswa
perawat di area keperawatan. Modul praktikum keperawatan medikal bedah II bertujuan untuk
menigkatkan keterampilan para peserta didik di program studi keperawatan diploma yang nantinya akan
diterapkan langsung ke pasien sesuai dengan standar yang sudah di tentukan.

Dengan terciptanya modul praktikum keperawatan medikal bedah II ini, kiranya akan
mempermudah para peserta didik dalam melakukan semua tindakan yang terkait dengan kebutuhan pasien
berdasarkan standar prosedur. Kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung terciptanya modul keterampilan ini.

TIM PENYUSUN KMB II

Asep Badrujamaludin, BN.,MN.,RN

85

Anda mungkin juga menyukai