(KMB2)
Prodi D3 Keperawatan
STIKES JENDERAL A. YANI CIMAHI
GASAL TA 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya kami dapat
menyelesaikan Modul Praktikum Keperawatan Medikal Bedah II bagi mahasiswa program Diploma III
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi. Modul Praktikum
keperawatan medikal bedah II merupakan buku panduan yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat
dengan mudah memahami dan mengaplikasikan keterampilan yang sering digunakan oleh mahasiswa
perawat di area keperawatan. Modul praktikum keperawatan medikal bedah II bertujuan untuk
menigkatkan keterampilan para peserta didik di program studi keperawatan diploma yang nantinya akan
diterapkan langsung ke pasien sesuai dengan standar yang sudah di tentukan.
Dengan terciptanya modul praktikum keperawatan medikal bedah II ini, kiranya akan
mempermudah para peserta didik dalam melakukan semua tindakan yang terkait dengan kebutuhan pasien
berdasarkan standar prosedur. Kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung terciptanya modul keterampilan ini.
2
PROSEDUR SKIN TEST
A. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan intracutan/ intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra
dermis.
B. Tujuan
1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin
tes).
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
C. Prinsip
1. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,
indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar
pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar
pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat
oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi
pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar
dokumentasi pemakaian obat.
2. Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam
dari saat penyuntikan obat.
3. Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4. Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan
pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan, dan dapat
mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau
3
keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien
maupun keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan
untuk pembuktian penolakan therapi.
5. Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik, dilakukan
dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam
spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien
hanya 0,1cc.
hasil penyuntikkan IC
6. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD (Purified Protein Derivat)
diambil 0,1 cc dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.
4
PROSEDUR SKIN TEST
Persiapan Pasien :
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien
Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 10
B
5
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
4. Memberitahukan tindakan yang akan
dilakukan
5. Mengatur posisi senyaman mungkin.
6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah
daerah yang akan di injeksi
7. Letakkan nierbekken dekat pasien
8. Pilih area penyuntikan
9. Pakai sarung tangan
10. Bersihkan area penusukan dengan kapas
alkohol dengan gerakan sirkuler
11. Pegang kapas alkohol pada jari tangan
non dominan
12. Buka tutup jarum
13. Tempatkan ibu jari tangan non dominan
2,5 cm di bawah area penusukan
14. Dengan ujung jarum menghadap ke atas
dan dengan tangan dominan masukkan
jarum tepat dibawah kulit dengan sudut
15o
15. Masukkan obat perlahan-lahan,
perhatikan sampai adanya bula
16. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
17. Usap pelan daerah penusukan dengan
kapas alkohol. Jangan di tekan
18. Buat lingkaran pada bula degan
menggunakan pulpen/ spidol. Dengan
diameter + 5 cm
19. Bereskan alat, lepas sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Observasi kulit terhadap kemerahan dan
bengkak atau reksi sistemik (10-15
menit).
22. Kembalikan posisi klein
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
6
PROSEDUR AFF HECTING
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
A. Pengertian
Mengangkat Jahitan (Aff Hecting adalah satu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya
dilakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi)
B. Tujuan
1. Mempercepat proses penyembuhan luka
2. Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alienum/ benda Asing
7
PROSEDUR AFF HECTING
8
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
7. Alkohol 70 %
8. Perlak dan alas
9. Gloves
9
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
dijangkau
Membuka bak instrumen secara steril
g. Membuka balutan dengan hati-hati dan
balutan dimasukkan ke dalam ember
bak sampah
h. Bekas-bekas plester dibersihkan dengan
kapas alkohol
i. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan
betadhin 10%
j. Simpan kassa steril dekat pasien
k. Melepaskan jahitan satu persatu selang
seling dengan cara:menjepit simpul
jahitan dengan pinset cirugis dan ditarik
sedikit ke atas kemudian menggunting
benang tepat dibawah simpul yang
berdekatan dengan kulit atau disisi lain
yang tidak ada simpul
l. Mengolesi luka dengan betadhine 10%
m. Menutup luka dengan kassa steril kering
dan di plester
n. Merapikan klien
o. Membersihkan alat-alat dan
mengembalikan pada tempatnya
p. Perawat cuci tangan
q. Mencatat pada catatan perawatan
4. Tahap Evaluasi :
10
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
a. Evaluasi respon pasien
b. Upaya tindak lanjut di rumuskan
c. Salam teraupetik di ucapkan dalam
mengakhiri tindakan
Dokumentasi a. respon klien selama dan setelah
tindakan dicatat dengan jelas dan
ringkas
b. Waktu paraf, dan nama perawat dengan
jelas.
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
11
PERAWATAN LUKA BAKAR
A. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar
B. Tujuan
1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan pada luka
12
PROSEDUR PERAWATAN LUKA BAKAR
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kassa steril
5. Kom: 3 buah
1. Spuit 5 cc atau 10 cc
2. Sarung tangan
3. Gunting plester
4. Plester atau perekat
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9%
7. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan
desinfektant
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan
13
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan
therapeutic
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada klien/keluarga
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka
dapat terlihat jelas
c. Membuka peralatan
d. Memakai sarung tangan
e. Membuka balutan dengan hati-hati, bila
sulit basahi dengan NaCl 0,9%
f. Membersihkan luka dengan
menggunakan NaCl 0,9%
g. Melakukan debridemand bila terdapat
jaringan nekrotik. (Bila ada bulla jangan
dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril
setelah hari ke-3)
h. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
i. Mengeringkan luka dengan
mengguanakan kassa steril
j. Memberikan obat topical sesuai order
14
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
pada luka
k. Menutup luka dengan kassa steril,
kemudian dipasang verband dan
diplester
l. Memasang verband dan plester
m. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke
tempat semula
d. Mencuci tangan
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
15
PENGGUNAAN ALAT BANTU KRUK
C. Fungsi Kruk
1. Sebagai alat bantu berjalan.
2. Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.
3. Membantumenyokongsebagianberatbadan.
16
D. Indikasi Pengguna Kruk
1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
2. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah.
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.
E. Kontra Indikasi
1. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.
2. Penderita dalam keadaan bedrest.
3. Penderita dengan post op.
17
c. Gerakkan kaki yang sakit kedepan
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
4. Tehnik Duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh
kursi.
b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit.
d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat
18
PROSEDUR MEMINDAHKAN & MENGATAR PASIEN DENGAN
MENGGUNAKAN KURSI RODA
A. Pengertian
Memindahkan pasien yang tidak mampu pindah sendiri dari tempat tidur ke
kursi roda
B. Tujuan
Membatasi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisik
atau diagnosanya
19
PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN DENGAN KURSI RODA
1. kursi roda
2. bantal sebagai sandaran
3. selimut
4. Memberitahu klien tentang prosedur
yang akandilakukan dan tujuan
20
BALUTAN ABOVE KNEE AMPUTATION
A. Pengertian
Membalut tungkai dengan teknik aseptik terhadap sisa amputasi dengan menggunakan
balutan elastis, gips atau balutan kompresi.Balutan ini harus segera dilakukan pada pasien
21
paska amputasi tungkai di atas sendi lutut. Teknik membalut ini harus dilakukan secara
lembut dan harus memastikan bahwa balutan tidak terlalu menekan atau terlalu longgar
karena kalau terlalu menekan dapat menghambat perfusi aliran darah sedangkan kalau
terlalu longgar dapat menyebabkan balutan terlepas dan pembentukan ujung stump yang
tidak mengerucut untuk pengepasan alat prostesis atau kaki palsu.
B. Indikasi
1. Dapat mengurangi edema berlebihan pada ujung area amputasi
2. Dapat memperbaiki peredaran darah
3. Meningkatkan drainase limfe
4. Mengurang nyeri pada area ujung amputasi
5. Mencegah kontraktur
6. Pembentukan sisa tungkai untuk pengepasan prostesis (kaki palsu)
7. Meningkatkan proses penyembuhan
C. Kontra indikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Kerusakan kulit
22
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
1. Elastis bandage 2 – 3 buah (lebih baik bila
perban tidak usah disambung)
2. Peniti atau pengait bandage 2 – 3 buah
Pasien
1. Datangi klien dan beri salam terapeutik
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan apa yang akan dilakukan terhadap
klien.
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mengenai hal yang sudah dijelaskan
5. Anjurkan klien untuk mau bekerja sama
selama tindakan dilakukan.
6. Kontrak waktu
Pelaksanaan 1. Cuci tangan, dekatkan alat
2. Jaga privacy klien, pasang sampiran
3. Posisikan klien sesuai kebutuhan, paling
ideal bila pasien dapat berdiri pada kaki
yang sehat dan berpegangan pada tempat
tidur, meja, dll. Bila tidak memungkinkan
posisikan pasien supine.
23
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
24
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
8. Balutkan perban
dengan arah spiral mengelilingi stump,
sampai berbentuk kerucut.
25
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
9. Pertahankan posisi ekstensi dari sendi
panggul selama prosedur. Putarkan perban
ke arah pinggang, kemudian putarkan lagi
mengelilingi stump.
26
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
12. Cek
Apakah tekanan perban sudah lebih
banyak di daerah distal dan berkurang
di daerah proksimal.
Cek balutan sudah membentuk kerucut
di daerah stump.
Cek apakah perban sekeliling pinggang
cukup longgar.
Cek apakah sendi panggul bebas
bergerak ( dapat diekstensikan penuh
90 °.
Jelaskan kepada klien perban harus
dirasakan cukup kencang tapi tidak
sampai menimbulkan rasa sakit.
27
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Bila terasa sakit (kongesti) langsung
lepaskan perban.
13. Bereskan alat, kaji respon pasien, atur
posisi & kenyamanan pasien
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
28
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Pasien
1. Datangi klien dan beri salam terapeutik
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan apa yang akan dilakukan terhadap
klien.
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mengenai hal yang sudah dijelaskan
5. Anjurkan klien untuk mau bekerja sama
selama tindakan dilakukan.
6. Kontrak waktu
Pelaksanaan 1. Cuci tangan, dekatkan alat
2. Jaga privacy klien, pasang sampiran
3. Posisikan klien sesuai kebutuhan, supine
atau duduk dipingir tempat tidur/ kursi
4. Mulai dari arah lateral paha. Lutut harus
dipertahankan dalam posisi fleksi 30-400
29
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
30
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
tahan dengan satu tangan sampai perban
kembali mengelilingi lipatan tadi atau
mengikuti pola balutan no.5
31
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
32
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
12. Cek
apakah tekanan perban sudah lebih
banyak di daerah distal dan berkurang di
daerah proksimal.
Cek balutan sudah membentuk kerucut
di daerah stump.
Cek apakah perban sekeliling pinggang
cukup longgar.
Cek apakah sendi panggul bebas
bergerak (dapat diekstensikan penuh 90
°.
33
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
posisi & kenyamanan pasien
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
A. Pengertian
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik (potter &
perry, 2005).
Tindakan menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor
berkontraksi sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya.(Smeltzer, 2001).
B. Tujuan
34
PROSEDUR BLADDER TRAINING
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih
(potter&perry, 2005).
1. Jam
2. Klem
3. Air minum dalam tempatnya
4. Obat deuritik jika diperlukan
Pasien
1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
35
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
dilakukan
Prosedur 2 jam:
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak
200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00.
Setiap kali habis diberi minum, catheter di
klem.
3. Kemudian setiap jam kandung kemih
dikosongkan mulai jam 09.00 s.d jam
21.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4. Pada malam hari (setelah jam 20.00)
catheter dibuka (tidak diklem) dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti
padasiang hari.
5. Prosedur tersebut diulang untuk hari
berikutnya sampaiprogram tersebut
berjalan lancar dan berhasil.
36
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Bebas kateter
Prosedur ini dilakukan setelah prosedur masih
dengan kateter sudah dilakukan
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak
200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00, lalu
kandung kemih dikosongkan.
3. Kemudian catheter dilepas.
4. Atur posisi yang nyaman untuk klien,
bantu klien untuk konsentrasi BAK,
kemudian lakukan penekanan pada area
kandung kemih dan lakukan pengosongan
kandung kemih setiap 2 jam dengan
menggunakan urinal.
5. Berikan minum terakhir jam 19.00,
selanjutnya klien tidak
boleh diberi minum
sampai jam 07.00 pagi untuk
menghindari klien dari basahnya urine
pada malam hari.
6. Beritahu klien bahwa pengosongan ka
ndung kemih selanjutnya dijadwalkan
setiap 2 jam sekali, apabila ada
rangsangan BAK sebelum 2 jam kli
en diharuskan menahannya
7. 7. Buatlah sebuah jadwal bagi pasie
n untuk mencoba mengosongkan
kandung kemih dengan menggunakan
urinal.
Evaluasi
Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali
perhari atau 3-4 jam sekali
Bila tindakan dirasakan belum optimal atau
37
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
terdapat gangguan :
1. Maka metode diatas dapat di tunjang
dengan metode rangsangan dari eksternal
misalnya dengan suara aliran air dan
menepuk paha bagian dalam
2. Menggunakan metode untuk relaksasi
guna membantu pengosongan kandung
kemih secara total, misalnya dengan
membaca dan menarik napas dalam.
3. Menghindari minuman yang mengandung
kafein.
4. Minum obat diuretic yang telah
diprogramkan atau cairan untuk
meningkatkan diuretic.
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
38
PROSEDUR KATETERISASI URETRAL PRIA/WANITA
39
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
22. Urine bag 1 buah (pastikan ujungnya sudah
tertutup rapat)
Dalam bak steril
1. Duk bolong steril 1 buah
2. Kapas savlon 6-7 buah dalam kom steril
3. Pinset 1 buah
4. Kasa steril 1 buah
5. Bengkok steril
Pasien
1. Sebelum datang kepasien, cek status
pasien apakah ada lab urine untuk hari itu.
Bila ada, siapkan format lab untuk
specimen dan label nama pasien
2. Datangi pasien dan beri salam terapeutik
3. Jelaskan apa yang akan dilakukan terhadap
pasien
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
mengenai hal yang sudah dijelaskan
5. Anjurkan pasien untuk bekerjasama selama
tindakan dilakukan
Pelaksanaan 1. Cuci tangan , dekatkan alat, pastikan
penerangan di ruangan cukup
2. Pastikan suhu di ruangan cukup hangat
3. Jaga privacy pasien : pasang sampiran atau
tutup tirai
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Lakukan pemeriksaan fisik sistem
perkemihan (terutama kandung kemih)
6. Posisikan klien supine (pria) atau posisi
dorsal recumbent (wanita)
7. Pasang selimut mandi, buka pakaian bawah
pasien
8. Pasang perlak/underpad bersih di bawah
bokong pasien
9. Cuci daerah perineal dari arah atas
kebawah dengan menggunakan sabun,
washlap dan air
Hangat sampai bersih dan keringkan
dengan handuk.
40
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Untuk pasien pria yang tidak disunat, tarik
perlahan prepusium kebawah, bersihkan
dengan sabun, bilas dengan air bersih dan
keringkan
Untuk pasien pria disunat, bersihkan ujung
gland penis dengan arah memutar ke arah
bawah
10. Angkatperlak/underpad, bereskanbaskom,
handukdanperalatan lain yang
tidakdiperlukan. Tutup bagian bawah
tubuh pasien dengan selimut mandi.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Dekatkan alat-alat pemasangan kateter :
bak steril bengkok, plester, gunting sesuai
ukuran, spuit yang telah diisi aqubidest 10
cc. Ujung kateter disambung dengan urine
bag, buka hanya bagian bawah kateter saja.
13. Bukaselimutmandi,
aturposisipasiensenyamanmungkin.
Pajankanhanyadaerah perineum saja.
14. Buka bak steril
a.Tuangkan cairan antiseptic ke dalam
kom yang berisi kapas steril
b. Buka bungkus kateter bagian atas,
letakkan kateter dalam bak steril, jangan
menyentuh kateter. Bila sudah
disambung dengan urine bag jangan
mengenai area/alat steril. Tuangkan jelly
k eatas kasa steril.
Bila anda bekerja 2 orang ,langsung pasang
sarung tangan steril. Asisten anda yang
akan mempersiapkan alat steril yang anda
butuhkan.
15. Pasang sarung tangan steril
16. Ambil pengalas steril dan pasang pengalas
steril di bawah bokong pasien. Untuk pria
letakkan di atas paha
17. Pasang duk bolong steril
18. Bila kateter belum disambungkan dengan
41
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
urine bag, maka letakkan kom/bengkok
steril di depan perineum atau di atas paha
pada pasien pria.
19. Tangan non dominan memegang penis
pada batang penis tepat di bawah glans.
Regangkan meatus uretra di antara 2 ibu
jari dan jari telunjuk. Pertahankan posisi ini
selama proesedur.
Pada pasien wanita, tangan non dominan
meregangkan labia mayora, pertahankan
posisi ini hingga prosedur selesai.
20. Dengan tangan dominan ambil kapas,
bersihkan penis menggunakan pinset.
Bersihkan dengan gerakan melingkar dari
meatus ke dasar glans. Ulangi sampai
bersih dengan menggunakan 1 kapas baru
setiap apusan (2-3 kapas)
Pada pasien wanita, tangan yang non
dominan meregangkan labia mayora,
tangan dominan mengusap labia mayora
dari atas kebawah kemudian labia minora
dan klitorisk earah vagina. Gunakan 1 kapas
hanya untuk 1 kali usap dari atas kebawah
(5-6 kapas). Buang kapas kotor ke dalam
bengkok. Letakkan pinset kotor ke dalam
bengkok berisi klorin.
42
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
terhadap tubuh pasien, lakukan traksi
ringan untuk meluruskan kanal uretra.
Pada pasien wanita tarik agak ke atas untuk
memperjelas letak meatus uretra. Bila
perlu gunakan senter.
43
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
kemudian isi balon.
27. Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan
28. Lepaskan duk bolong
29. Fiksasi kateter dengan plester ke paha
pasien. Biarkan sedikit longgar.
30. Gantungkan urine bag
Evaluasi
1. Buka sarung tangan dan bereskan alat
2. Kaji respon pasien
3. Atur posisi dan kenyamanan pasien, buka
sampiran
4. Mengucapkan salam
5. Cuci tangan
Cimahi, ………………………
Pembimbing
( ………………………………. )
44
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERSARAFAN
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik sistem persarafan adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis untuk mengkaji fungsi sistem persarafan, meliputi pemeriksaan status mental,
pemeriksaan saraf cranial, pemeriksaan kemampuan motorik, pemeriksaan fungsi sensorik,
dan pemeriksaan khusus pada sistem persarafan.
B. Tujuan
1. Mengkaji adanya kelainan pada fungsi persarafan
2. Mendapatkan data yang bisa dipakai untuk menentukan adanya
permasalahan/gangguan pada klien dengan gangguan persarafan
C. Indikasi
1. Klien dengan adanya riwayat gangguan pada sistem persarafan
2. Klien dengan adanya kecurigaan gangguan pada sistem persarafan
45
PEMERIKSAAN SISTEM PERSARAFAN
Pasien
1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
46
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
3. somnolen
memerlukan rangsangan yang lebih
besar agar dapat memberikan respon
misalnya rangsangan sakit.
4. Stupor
dengan rangsang kuat tidak akan
memberikan respon verbal. Hanya
memberi respon berupa pergerakan
tidak berhubungan dengan stimulus.
5. Koma
Tidak dapat memberikan respon
walaupun dengan stimulus maksimal.
47
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Tanyakan hari, tanggal dan tahun,
tanyakan dengan siapa bicara (perawat),
berada dimana sekarang.
Memori/registration (sesaat, jangka
pendek, jangka panjang)
Sesaat: Minta klien untuk menyebutkan
3 benda yang kita tunjukkan (pulpen,
buku dan jam tangan).
Jangka pendek: sebutkan 3 kata dan
tanya kembali setelah 5 menit.
Jangka panjang: sebutkan 5 presiden RI.
Atensi
Sebutkan nama bulan dari depan dan
belakang, atau pengurangan kelipatan 5
mulai dari angka 100.
Perhitungan/kalkulasi
Berikan soal pengurangan, penjumlahan
atau perkalian, misal 5 +5=10, atau
5x5=25
Apabila tidak bisa berhitung berikan kata
yang dieja contoh WOLES; huruf ke 5, ke
4, ke 3, dst.
Praksis/konstruksi
Minta klien melakukan hal sudah rutin
dilakukan, minta klien mengkancing baju
atau menyisir rambut. Kelainannya
48
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
apraksia.
Bahasa
Memberi nama
Tunjukan pulpen dan minta klien
menyebutkan benda tersebut.
Pengulangan kata
Sebutkan sebuah kalimat dan minta
klien mengulangnya, misal saya akan
pergi ke bioskop.
Tiga peritah berurutan
berikan 3 perintah secara berurutan,
misal ambil pulpen dgn tangan kanan,
kemudian pindahkan ke tangan kiri
lalu letakkan di meja.
Membaca
Minta klien membaca dan melakukan
perintah tersebut, misal ambil pulpen
dari tangan kanan.
Menulis
Minta klien menulis di kertas kosong.
Mengcopy/menyalin
Gambar sebuah lingkaran dan minta
klien meniru gambarnya.
a Olfactorius
minta klien untuk menghidu sesuatu yang
aromatik dan tidak bersifat iritatif ( Kopi, teh,
49
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
minyak kayu putih) dengan menutup mata.
Optikus
lakukan pemeriksaan ketajaman
penglihatan (visus) untuk mata kanan dan
mata kiri dengan menggunakan snellen
chart.
tes lapang pandang
perawat dan klien berhadapan minta klien
menutup mata yang tidak diperiksa.
Tempatkan jari pemeriksa pada bagian
depan tepat antara klien dan
perawat.perlahan gerakkan jari ke arah
lateral kemudian ke tengah kembali, lalu
gerakkan ke arah medial dan ke tengah
kembali, ke arah superior dan inferior.
Anjurkan klien untuk memberi isyarat
apabila ia tidak dapat melihat jari perawat
saat digerakkan.
50
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
kelopak mata, normal reaksi mata akan
berkedip
Perhatikan gerakan mata saat klien diminta
melihat ke arah bawah,tengah, dan
samping dengan menggunakan penlight.
Trigeminal
Minta kedua mata klien ditutup, kemudian
berikan sensasi sentuhan dengan kapas
halus pada area di atas alis, pipi dan rahang
bawah, selanjutnya berikan sensasi
sentuhan nyeri menggunakan tangan ke
tiga area tersebut, minta klien
membedakan sesasi dari 2 jenis sentuhan
tersebut.
Lakukan perabaan pada kedua otot
masseter dan TMJ minta klien
menggerakan rahangnya ke atas dan
bawah. Normalnya kekuatan kontraksi yang
sama bilateral pada TMJ dan otot masseter.
Lakukan tes sentuhan pada cornea dengan
kapas steril hanya bagi klien yang tidak
sadar
Fascialis
Minta klien untuk mengerutkan dahi,
51
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
tersenyum, mengembungkan pipi,
menaikkan alis mata, memejamkan mata
kemudian membuka mata
Kaji sensorik lidah bagian anterior untuk
rasa asin, manis, pahit.
Vestibulocohlear
pemeriksaan rinne, weber dan swabach
dengan garpu tala
Pemeriksaan keseimbangan (dilakukan
pada pemeriksaan persarafan bagian II)
52
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
– la” (lidah)
Hypoglossus
Minta klien untuk membuka mulut lebar-lebar
dan lidah dikeluarkan dan dengan cepat lidah
digerakkan ke kiri – kanan, keluar – ke dalam
sisi pipi, amati adanya deviasi.
Assesorius
Minta klien menaikkan bahu dengan dan tanpa
tahanan. Minta klien untuk memutarkan
kepala ke kedua sisi secara bergantian.
Keseimbangan Romberg test
& koordinasi
Pada pemeriksaan ini klien berdiri dengan
kaki yang satu didepan kaki yang
lainnya.Tumit kaki yang satu berada di
depan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat
pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dalam
sikap Romberg selama 30 detik atau lebih
(berdiri tegak, tidak goyah).
Test steping
klien diminta berjalan ditempat, dengan
mata tertutup, sebanyak 50 langkah
dengan kecepatan seperti jalan biasa.
53
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Selama test ini klien diminta untuk
berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama test
berlangsung. Dikatakan abnormal bila
tempat berdiri akhir klien beranjak lebih
dari 1 meter dari tempatnya semula, atau
badan terputar lebih dari 30 derajat
54
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Tes tumit—lutut
Minta klien berbaring pasien, diminta
menjalankan tumit ke kaki yang lain mulai
dari atas lutut dan menyusuri ke bawah
atas berulang-ulang.
Rebound phenomenon
Keadaan di mana tidak mampu
menghentikan gerakan tepat waktu.
Penderita fleksi lengan di sendi siku,
pemeriksa menahan gerakan
fleksi/melepaskan.(+) bila ada gerakan
fleksi yang terkontrol sehinga bisa
menampar pipi .
55
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
B. Tonus otot
Dapat dikaji dengan jalan menggerakkan
anggota gerak pada berbagai persendian
secara pasif. Saat tangan / tungkai pasien
ditekuk secara berganti-ganti dan berulang
dapat dirasakan oleh pemeriksa suatu
tenaga yang agak menahan pergerakan
pasif sehingga tenaga itu mencerminkan
tonus otot.
D. Pemeriksaan reflek
I. Reflek Fisiologis
Refleks patella
56
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Lakukan pengetukan pada area patella
dengan hammer: Respon berupa
kontraksi otot quadriceps femoris yaitu
ekstensi dari lutut.
Refleks biceps
Lakukan pengetukan area otot biceps:
respon normal jika timbul kontraksi otot
biceps, sedikit meningkat bila terjadi
fleksi sebagian dan gerakan pronasi. Bila
hyperaktif maka akan terjadi
penyebaran gerakan fleksi pada lengan
dan jari-jari atau sendi bahu.
Refleks triceps
Lakukan pengetukan pada area tricep:
Respon yang normal adalah kontraksi
57
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
otot triceps, sedikit meningkat bila
ekstensi ringan dan hyperaktif bila
ekstensi siku tersebut menyebar ke atas
sampai otot-otot bahu atau mungkin ada
klonus yang sementara.
Reflek achiles
Hoffman – Trommer
Positif bila timbul gerakan mencengkram
pada petikan kuku jari telunjuk atau jari
tengah
Hoffman
58
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Babinski
goreslah kuat-kuat bagian lateral telapak
kaki dengan gagang hammer dari tumit
kearah jari kelingking dan kemudian
melintasi bagian jantung kaki. Respon
yang normal adalah fleksi plantar semua
jari kaki. Respon Babinski positif jika ibu
jari kaki melakukan dorsifleksi dan jari-
jari lainnya tersebar.
Chaddok
Tanda babinski akan timbul dengan
59
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
menggores punggung kaki dari arah
lateral ke depan
Oppenheim
Mengurut tibia dengan ibu jari, jari
telunjuk, jari tengah dari lutut menyusur
ke bawah (+ = babinski)
Gordon
Otot gastroknemius ditekan (+ sama
dengan Babinski)
60
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Schaefer
Tanda babinski timbul dengan memijit
tendon Achiles
Gorda
61
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
masing-masing sisi tubuh.
Pemeriksaan sensasi nyeri: Tekan pada
bagian tulang pipi, lengan dan kaki dengan
gagang hammer atau spatel lidah untuk
sensasi nyeri.
Sensasi suhu : lakukan pemeriksaan dengan
stimulus suhu dingin dan panas.
Sensasi getaran: letakkan garputala yang
bergetar pada sebuah tulang yang
menonjol.
62
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
ada gangguan pada fungsi kortikal
Graphestesia
Tuliska huruf di telapak tangan klien dan
minta klien menebak huruf tersebut.
Rangsang Tes Kaku kuduk/nucal rigidity
meningeal
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat
tahanan, sehingga dagu tidak dapat
menempel pada dada: kaku kuduk positif
(+).
Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah
kepala klien dan tangan lain di dada klien
untuk mencegah badan tidak terangkat.
Kemudian kepala klien difleksikan ke dada
secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila
kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi
panggul dan sendi lutut.
Tes Brudzinski I
Tanda Brudzinski II
Caranya: Pada klien yang sedang baring,
satu tungkai di fleksikan pada persendian
panggul, sedang tungkai yang satunya lagi
63
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
berada dalam keadaan ekstensi (lurus).
Tanda Brudzinski II (+) bila tungkai yang
satunya ikut pula terfleksi.
Tes Brudzinski II
Tes Brudzinski III
Caranya: Tekan os zigomaticum dengan
tangan kanan kiri. Interpretasi: Tanda
Brudzinski III (+) bila terjadi fleksi involunter
ekstremitas superior (lengan tangan fleksi)
Tes Brudzinski IV
Caranya: Tekan simfisis ossis pubis
(SOP). Interpretasi: Tanda Brudzinski IV (+)
bila terjadi fleksi involunter ekstremitas
inferior (kaki)
64
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Tanda Kernig
Caranya: klien berbaring, salah satu
pahanya difleksikan sampai membuat
sudut 90°. Lalu tungkai bawah
diekstensikan pada persendian lutut.
Biasanya ekstensi dilakukan sampai
membentuk sudut 135°. Tanda Kernig Sign
(KS) (+) bila terdapat tahanan dan rasa
nyeri sebelum mencapai sudut 135°
Tes Kernig
Test Laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang
lurus akan menimbulkan nyeri sepanjang
m. ischiadicus.
65
LATIHAN RENTANG GERAK
Pasien
3. Sampaikan salam
66
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
4. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Lumbal spine
fleksi 90o ke arah depan. Jari tangan dpt
menyentuh punggung kaki
ektensi 30o dengan cara membungkuk
67
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
ke arah belakang secara pelan-pelan
membungkuk 30o ke samping kiri &
kanan
rotasi 30o dengan cara putar bahu ke
samping kiri dan ke kanan
c. Bahu
68
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Ektensi 180o: rentangkan siku
Supinasi 90o: gerakan lengan bawah
hingga telapak tangan menghadap ke
atas
Pronasi 90o: gerakan lengan bawah
hingga telapak tangan menghadap ke
bawah
e. lengan bawah
fleksi 90o; menekuk pergelangan tangan
ke bawah
Ektensi 70o; angkat pergelangan tangan
ke atas
Deviasi ulna 55o; tekuk pergelangan
tangan ke arah jari kelingking
Deviasi radial 45o; tekuk pergelangan
tangan ke arah jempol. Adanya
pembengkakan di area pergelangan
tangan secara bilateral ditemukan pd
arthritis
f. Jari tangan
fleksi jari tangan dengan cara mengepal
ektensi: dgn membuka kepalan tangan
abduksi: rentangkan jari tangan
69
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
adduksi: rapatkan jari tangan ke dalam
sehingga membentuk kerucut.
penurunan pd kemampuan fleksi,
ektensi jari tangan dpt ditemukan pada
artrhitis
g. Paha
70
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
j. Kaki
71
PEMBERIAN TERAPI INSULIN
1. Insulin pen
2. Pen needle
3. Kapas alcohol
4. Container plastic atau metal
Pasien
1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
72
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
73
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
6. Suntikkan insulin
Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada
tombol dosis.
Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat.
Lepaskan cubitan.
Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada
tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan
kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama
5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari
keluar dari tempat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Jikaadatetesandarah,
tekanperlahandenganmenggunakankapas alcohol
tanpadigosok.
74
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
75
SENAM KAKI DIABETIK
Pasien
3. Sampaikan salam
4. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
76
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
8. Luruskan salah satu kaki diatas lantai
kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali kelantai.
9. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi
langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
10. Angkat kedua kaki dan
luruskan,pertahankan posisi tersebut.
Gerakan pergelangan kaki kedepan dan
kebelakang
11. Luruskan salah satu kaki dan angkat,
putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga
10 lakukan secara bergantian.
12. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk
kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki.
13. Kemudian, buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya
sekali saja
Lalu robek koran menjadi 2 bagian,
pisahkan kedua bagian koran.
Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki
Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan
tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang
utuh
Bungkus semuanya dengan kedua kaki
menjadi bentuk bola
77
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
1. Glukometer
2. Kapas Alkohol
3. Sarung tangan
4. Stik GDA
5. Lanset
6. Bengkok
Pasien
1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
78
JENIS PROSEDUR KOMPETENSI
KET.
TINDAKAN YA TIDAK
8. Menusukkan lanset di jari tangan pasien.
9. Menghidupkan alat glukometer yang
sudah terpasang stik GDA.
10. Meletakkan stik GDA di jari tangan pasien
yang sudah meneteskan darah.
11. Menutup bekas tusukkan lanset
menggunakan kapas alkohol.
12. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil
sudah bisa dibaca.
13. Membereskan alat.
14. Mencuci tangan.
Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
A. DEFINISI
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan darah
dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set tranfusi.
B. TUJUAN
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor pembekuan
untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
C. INDIKASI
Produk Manfaat
Darah lengkap Tidak umum digunakan kecuali pada kasus perdarahan akut yang
79
ekstrem. Menggantikan volume darah dan semua produk darah :
SDM, plasma, protein plasma, trombosit segar, dan faktor
pembekuan lain.
Sel darah merah Meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen pada
pasien anemia, pembedahan atau klien yang menderita gangguan
perdarahan lambat. Satu unit meningkatkan hematokrit sekitar 4%.
Trombosit Menggantikan trombosit pada klien yang menderita gangguan
perdarahan atau defisit trombosit. Trombosit segar adalah yang
paling efektif.
Plasma beku segar Memperbanyak volume darah dan memberikan faktor pembekuan
darah. Tidak perlu digolongkan dan dicocokkan (tidak mengandung
SDM).
Faktor pembekuan Digunakan pada klien yang mengalami defisiensi faktor
darah dan kriopresipitat pembekuan. Masing-masing memberikan faktor berbeda yang
terlibat dalam jalur pembekuan darah : Kriopresipitat juga
mengandung fibrinogen.
1. Whole Blood : 6 x ▲ Hb x BB
2. PRC : 3 x ▲ Hb x BB
3. Konsentrat : 0,5 x ▲ Hb x BB
4. FFP : 10 x ▲ Hb x BB
5. Cryopresipitat : 0,5 x ▲ Hb x BB
D. PERSIAPAN ALAT
1. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
2. Set infuse darah dengan filter
3. Produk darah yang tepat
4. Sarung tangan sekali pakai
5. Kapas alcohol
6. Manset tekanan darah
80
7. Stetoskop
8. Thermometer
9. Blood warmer
10. Threeway cock
11. Format persetujuan pemberian transfusi yang ditanda tangani
81
NO PROSEDUR KOMPETEN
YA TIDA
K
11 Per Persiapan Alat
1. Semua alat disiapkan diatas baki yang dialasi perlak
2. Cek kelengkapan alat sebelum tindakan
2 Persiapan Pasien
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan
prosedur
2. Kontrak waktu
3. Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil, sakit kepala,
gatal-gatal atau ruam dengan segera
4. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
5. Cek ulang golongan darah pasien, cocokan nomor di kantong
darah dengan kartu identitas darah
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Pasang selang IV dengan menggunakan kateter berukuran besar
3. Gunakan selang infus yan memiliki filter didalam selang, pasang
juga threeway cock
4. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan
setelah pemberian infuse darah selesai
5. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari
bank darah
6. Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
7. Ukur tanda vital dasar klien
8. Pasang blood warmer di standar infus, nyalakan
9. Pasang selang infus ke dalam blood warmer
10. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai berikan transfusi
darah secara perlahan diawali dengan pengisian filter didalam
selang
11. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan
tetaplah bersama klien.
12. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama
transfuse, selanjutnya ukur setiap jam.
13. Bilas selang transfuse dengan Nal 0.9% setelah produk darah
habiss
14. Lepas dan buang sarung tangan,
15. cuci tangan.
Dokumentasikan data yang terkait :
Catat waktu mulai pemberian darah, termasuk tanda-tanda vital, jenis
82
darah, nomor unit darah, nomor urut (mis, nomor 1 dan 3 unit
darah yang diprogramkan), dan kecepatan aliran darah
83
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH II
84
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya kami dapat
menyelesaikan Modul Praktikum Keperawatan Medikal Bedah II bagi mahasiswa program Diploma III
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi. Modul Praktikum
keperawatan medikal bedah II merupakan buku panduan yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat
dengan mudah memahami dan mengaplikasikan keterampilan yang sering digunakan oleh mahasiswa
perawat di area keperawatan. Modul praktikum keperawatan medikal bedah II bertujuan untuk
menigkatkan keterampilan para peserta didik di program studi keperawatan diploma yang nantinya akan
diterapkan langsung ke pasien sesuai dengan standar yang sudah di tentukan.
Dengan terciptanya modul praktikum keperawatan medikal bedah II ini, kiranya akan
mempermudah para peserta didik dalam melakukan semua tindakan yang terkait dengan kebutuhan pasien
berdasarkan standar prosedur. Kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung terciptanya modul keterampilan ini.
85