Anda di halaman 1dari 5

SOAL A

1. Pathway Trauma Muskuloskeletal

Trauma Langsung Trauma tidak langsung Kondisi Patologis

FRAKTUR

Diskontinuitas tulang Pergeseran fragmen tulang Nyeri Akut

Perubahan Jaringan sekitar Kerusakan frakmen tulang

Perubahan fragmen tulang Spasme otot Tek. sumsum tulg lebih tinggi

Deformitas Peningkatan tek. kapiler dari kapiler

Ggn. fungsi ekstremitas Pelepasan histamin Reaksi stress klien

Protein plasma hilang Melepaskan Katelokamin


Gangguan
Mobilitas Fisik Edema Metabolisme asam lemak

Laserasi kulit Penekanan pemb. darah Bergabung dgn trombosit

Putus vena /arteri Kerusakan


Penurunan perfusi jaringan Emboli

Integritas
Perdarahan Menyumbat pem. darah
Kulit
Kehilangan vol. cairan Ketiadakefektifan
Perfusi Jaringan Perifer

Resiko syok
hipovolemik

Sumber : nanda Nic, Noc 2015


2. Jelaskan arti dari bagan/panah patofisiologi tersebut
Ada beberapa jenis dari trauma musculoskeletal dimana tergantung letak dari trauma.
Trauma musculoskeletal yang umum terjadi yaitu fraktur. Fraktur adalah gangguan dari
kontinuitas yang normal dari suatu tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak
disekitarnya juga akan terganggu (Joyce M Black, 2014).
 Fraktur terbuka
Fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang. Fraktur terbuka
adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak sehingga terjadi kontaminasi bakteri
 Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalalah fraktur dimana kulit tidak tembus oleh fragmen tulang. Jadi
pada fraktur tertutup kulit masih utuh diatas lokasi cedera. (Brunner, 2001)
Fraktur disebabkan oleh trauma langsung, trauma tidak langsung, kondisi patologis.
Fraktur dibagi mendi dua yaitu fraktur terbuka dan tertutup. Dimna akibat dari fraktur yaitu
diskontinuitas tulang dan pergeseran fragmen tulang.
Diskontinuitas tulang yang diakibatkan oleh fraktur terbuka maupun atau tertutup akan
menyebabkan perubahan jaringan sekitar sehingga terjadi pergeseran/perubahan fragmen
tulang dan menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri (nyeri akut). Selain itu juga dapat
terjadi deformitas sehingga terjadi ganggun fungsi ektremitas sehingga mobilitas fisik
terganggu. Disamping itu fraktur yang mengakibatkan perubahan jaringan sekitar akan
mengakibatkan laserasi kulit kemudaian terjadi kerusakan ntegritas kulit. Laserasi kulit
juga menimbulkan putusnya vena/arteri yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan dan
kehilangan volume cairan dan dapat mengakibatkan resiko syok hipovolemik. Selain itu
perubahan jaringan juga dapat menyebabkan spasme otot kemudian terjadi peningkatan
tekanan kapiler dan pelepasan histamine yang mengakibatkan terjadi penekanan pembuluh
darah dan penururunan perfusi jaringan sehingga sehingga dapat mengakibatkan
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
SOAL B

Kasus :

Seorang laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan ambulan ke UGD
rumah sakit setelah mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalu lintas. Setelah dilakukan
pemeriksaan CT-scan, pasien didiagnosa edema cerebral dan segera direncanakan untuk
osmoterapi IV dengan manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6jam, pasien merupakan pasien BPJS. Seorang
perawat mendatangi klien, perawat tersebut langsung melakukan tindakan keperawatan
pemasangan kateter pada pasien tanpa memberitahukan pasien terlebih dahulu. Saat melakukan
tindakan keperawatan, perawat juga tidak memasang sampiran sehingga pasien lain dapat
melihat tindakan perawat yang membuat pasien merasa malu. setelah selesai melakukan
tindakan, klien bertanya tentang kondisinya, tapi perawat bersikap acuh tak acuh pada klien dan
mengatakan bahwa nanti dokter yang menjelaskan tentang kondisinya. Saat perawat
meninggalkan tempat klien, klien melihat perawat bersikap ramah pada pasien lain yang
diketahui merupakan pasien Umum.

1. Dari kasus diatas apa saja pelanggaran etik yang telah dilakukan perawat?

a. Otonomi (Autonomy)
Pelanggaran etik yang pertama dilakukan perawat adalah otonomi dimana perawat tidak
membuat janji terlebih dahulu dengan klien berhubungan dengan tindakan keperawatan,
perawat juga tidak munanyakan apakah klien menerima atau tidak tindakan yang akan
dilakukan.
b. Karahasiaan (Confidentiality)
Pelanggaran etik yang dilakukan perawat disini adalah kerahasian, dimana saat
melakukan tindakan keperawatan pemasangan kateter perawat tidak memasang sampiran
sehingga pasien lain melihat tindakan perawat dan membuat pasien malu.
c. Keadilan (Justice)
Pelanggaran etik selanjutnya yang dilakukan perawat adalah pasien tidak bisa bersikap
adil, pasien bersikap acuh tak acuh pada klien karena pasien merupakan pasien BPJS
sedangkan pada pasien lain yang merupakan pasien umum bersikap baik dan ramah.
2. Bagaimana pemecahan pelanggaran tersebut?
Keluarga dapat melaporkan kepada rumah sakit tentang sikap perawat, agar perawat yang
berkaitan dapat mendapat teguran sehingga perawat dapat menginstropeksi diri.
DAFTAR PUSTAKA

Burner dan Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta ; EGC

M Black Joyce dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medical Bedah Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. Jakarta; CV pentasada Media Edukasi.

Nurarif.A.M dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis &
Nanda NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction

Anda mungkin juga menyukai