Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti pengaruh fisioterapi

dada terhadap keefektifan bersihan jalan nafas pada pasien PPOK di

RSUD Patut Patuh Patju Gerung.

1. Tempat penelitian

Tempat yang peneliti pilih sebagai objek atau lokasi penelitian yaitu

RSUD Patut Patuh Patju Gerung tahun 2017. Adapun alasan

peneliti dalam pemilihan lokasi penelitian adalah :

a. Tersedianya data yang jelas untuk mengetahui jumlah penderita

PPOK yang terdapat di lokasi penelitian, data didapatkan dengan

mengetahui pasien yang pernah berobat di RSUD Patut Patuh

Patju. Adapun data penderita PPOK yang pernah berobat di

RSUD Patut Patuh patju pada tahun 2014 tercatat angka

kejadian PPOK sejumlah 340 kasus yang meninggal 1 orang.

Sedangkan pada tahun 2015 angka kejadian PPOK yaitu

sebanyak 368 kasus dan pada tahun 2016 angka kejadian PPOK

sebanyak 390 kasus dan pada tahun 2017 angka kejadian PPOK

menjadi 400 kasus dan pasien meninggal pada tahun 2017 yaitu

sejumlah 4 orang pasien.

b. RSUD Patut Patuh Patju merupakan salah satu tempat dengan

kejadian ppok yang tinggi yaitu pada tahun 2017 sejumlah 400

kasus dan pasien meninggal sejumah 4 orang.

38
39

2. Waktu penelitian

a. Penyusunan proposal ini dimulai pada bulan Oktober s/d Maret

2018

b. Penelitian akan dilaksanakan selama satu bulan pada bulan April

2018

B. Desain Penelitian

Menurut Nursalam (2015) rancangan penelitian merupakan

hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti

berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan.

Sedangkan menurut Setiadi (2007) Rancangan penelitian adalah

rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti

dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan penelitian pre

eksperimental (tidak ada variabel kontrol dan sampel tidak dipilih

secara random) dengan rancangan one goup pretest-postest.

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pretest/pengamatan

awal terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi. Setelah diberikan

intervensi, kemudian dilakukan posttest/pengamatan akhir (Aziz A,

2007). Bentuk rancangan one group pretest posttest adalah sebagai

berikut :
40

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Gambar 12. Bentuk Rancangan One Group Pretest-Posttest


pada Desain Penelitian Preexperimental
(Notoatmodjo, 2012)
Keterangan :

X : Perlakuan atau intervensi yang diberikan.

O1 : Variabel dependen sebelum diberikan perlakuan X.

O2 : Variabel dependen setelah diberikan perlakuan X.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Machfoedz,

2013). Populasi dalam penelitian ini penderita PPOK yang dirawat

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh

Patju pada tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah

pasien PPOK pada tahun 2017 yaitu sejumlah 400 pasien yang

menderita PPOK.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap memiliki seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel

adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan

kemampuan mewakilinya (Setiadi, 2007). Menurut Nursalam

(2015), sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagi subjek penelitian melalui sampling. Sampel


41

dalam penelitian ini adalah pasien PPOK di RSUD patut Patuh

Patju pada tahun 2017.

a. Besar Sampel

Sampel adalah sebaian yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi

(Nursalam, 2015). Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang

diperoleh yaitu sebanyak 80 sampel yang diperoleh dari

rumus Issac dan Michael dalam Sugiyono (2015).

α². N. P. Q
𝑆=
d² (N − 1) + α². P. Q

Keterangan :

S = jumlah sampel

α² = dengan dk = 1, taraf kesalahan bias 1%, 5%, 10%

N = perkiraan besar populasi 400

P = Q = 0,5

D = 0,05s

1². 400. (0,5)²


𝑆=
(0,05)² (400 − 1) + 12 (0,5)²

400(0,25)
𝑆=
0,0025 (399) + 0,25
42

100
𝑆=
1.2475

𝑆 = 80 Sampel.

b. Kriteria Sampel

Adapun kriteria responden dalam penelitian ini adalah :

1) Kriteria Inklusi

(a) Penderita PPOK yang di rawat inap di RSUD Patut

Patuh Patju.

(b) Pasien PPOK yang sudah dirawat selama 6 jam

(c) Suhu tubuh dalam batas normal (36-37 oC)

(d) Pasien yang tidak bisa mengeluarkan sekret secara

mandiri.

(e) Pasien yang mau menjadi responden.

2) Kriteria eksklusi

(a) Pasien dengan kelainan dinding dada.

(b) Pasien tidak bersedia menjadi responden

c. Sampling

Sampling merupakan suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,

sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi

yang ada (Hidayat, 2012).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik

sampling purposif, yaitu teknik pengambilan sampel dengan


43

sengaja yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel

dan dengan batasan waktu 1 bulan (Aziz, A. 2007).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Wasis,

2008).

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel Bebas (variabel independen) yaitu variabel yang

dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada

variabel dependen (Setiadi, 2007). Pada peneitian ini variabel

independen adalah fisioterapi dada.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung (variabel dependen) adalah variabel

respon atau output atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas (Setiadi, 2007). Variabel tergantung (variabel dependen)

pada penelitian ini adalah keefektifan bersihan jalan napas.

E. Jenis Data Yang di Kumpulkan

1. Data Primer

Riwidikdo (2012), data primer adalah data yang secara

angsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti perorangan

maupun organisasi sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan


44

yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden.

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah :

a. Data tentang karakterisitik pasien meliputi : usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan.

b. Data tentang bersihan jalan napas pasien PPOK sebelum

dilakukan fisioterapi dada.

c. Data tentang bersihan jalan napas pasien PPOK setelah

dilakukan fisioterapi dada.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh pihak lain,

badan/instansi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi,

2007). Data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran umum

tentang tempat penelitian yaitu RSUD Patut Patuh Patju.


45

F. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

a. Data karakteristik pasien meliputi nama, usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan diperoleh dengan kuesioner yang

dibagikan kepada responden.

b. Data tentang keefektifan bersihan jalan napas pada pasien

PPOK sebelum dilakukan fisioterapi dada dikumpulkan dengan

mengisi lembar observasi yang didalamnya terdapat indicator

penilaian yang terdiri dari :

1) Tidak ada suara nafas tambahan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya suara nafas

tambahan disini alat yang digunakan yaitu stetoskop.

Dimana jika terdengar suara nafas yang abnormal maka

pada lembar observasi diberikan tanda (+) atau diberikan

tanda (-) jika terdengar suara nafas normal

a) Suara nafas normal : Vesikuler

b) Suara nafas abnormal : wheezing, Ronchi, krekels,

gargling dan snoring

2) Mampu mengeluarkan secret

Suatu keadaan dimana pasien dapat mengeluarkan

secret secara mandiri dengan cara batuk efektif.

Kuantitas secret :

a) Baik : 3- 5 ml

b) Tidak baik : kurang dari 3 ml


46

3) Pernafasan pasien normal

Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu

satu menit disini alat yang digunakan berupa arloji atau jam

tangan. dimana pada saat pasien bernafas peneleti

menghitung jumlah pernafasan pasien dalam waktu satu

menit. Dinyatakan penafasan pasien normal bila :

a) Pernafasan 16-20x permenit.

b) Tadipnea <20x permenit dan

c) Bradipnea >16x permenit

c. Data tentang keefektifan bersihan jalan napas pada pasien

PPOK setelah dilakukan fisioterapi dada dikumpulkan dengan

mengisi lembar observasi yang didalamnya terdapat indicator

penilaian yang terdiri dari :

1) Tidak ada suara nafas tambahan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya suara nafas

tambahan disini alat yang digunakan yaitu stetoskop.

Dimana jika terdengar suara nafas yang abnormal maka

pada lembar observasi diberikan tanda (+) atau diberikan

tanda (-) jika terdengar suara nafas normal

a) Suara nafas normal : Vesikuler

b) Suara nafas abnormal : wheezing, Ronchi, krekels,

gargling dan snoring


47

2) Mampu mengeluarkan secret

Suatu keadaan dimana pasien dapat mengeluarkan

secret secara mandiri dengan cara batuk efektif.

Kuantitas secret :

c) Baik : 3- 5 ml

d) Tidak baik : kurang dari 3 ml

3) Pernafasan pasien normal

Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu

satu menit disini alat yang digunakan berupa arloji atau jam

tangan. dimana pada saat pasien bernafas peneleti

menghitung jumlah pernafasan pasien dalam waktu satu

menit. Dinyatakan penafasan pasien normal bila :

d) Pernafasan 16-20x permenit.

e) Tadipnea <20x permenit dan

f) Bradipnea >16x permenit

2. Data Sekunder

Data tentang gambaran umum tempat penelitian (RSUD

Patut Patuh Patju) didapat melalui penelusuran di bagian Tata

Usaha RSUD Patut Patuh Patju dan observasi oleh peneliti.

G. Cara Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok


48

data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga

menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2007)

Adapun cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

a. Data karakteristik pasien

Data karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan diolah secara deskriptif dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Usia akan dikategorikan

sesuai dengan tingkat perkembangan menurut Depkes (2009)

yaitu, masa balita 0-5 tahun, masa anak-anak 5-11 tahun, remaja

awal 12-16 tahun, remaja akhir 17-25 tahun, masa dewasa awal

26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia awal

46-55 tahun, lansia akhir 56-65 tahun, dan masa manula >65

tahun.

Pendidikan akan dikategorikan berdasarkan UU RI No. 20

tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang terdiri dari 1)

Pendidikan Dasar, yaitu jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD)

atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), 2) Pendidikan

menengah, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah

Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 3)

Pendidikan Tinggi, mencakup program pendidikan diploma,

sarjana, magister, doktor dan spesialis.


49

Pekerjaan akan dikategorikan menjadi bekerja dan tidak

bekerja. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2016), bekerja

adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan

maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan

atau keuntungan, sedangkan tidak bekerja adalah penduduk usia

kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah atau mengurus

rumah tangga. Berdasarkan hal tersbut, bekerja terdiri atas jenis

pekerjaan :pejabat pemerintahan, tenaga

profesional/pengajar/perawat dan yang sejenis, tenaga tata

usaha, pedagang, petani/peternak/nelayan, buruh

bangunan/pengerajin, operator/ teknisi mesin,

pekerjakasar/tenaga kebersihan, TNI/POLRI, dan lain-lain. Tidak

bekerja terdiri dari ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa dan

anak yang bekerja di bawah umur 15 tahun.

b. Data tentang keefektifan bersihan jalan nafas sebelum dilakukan

fisioterapi dada.

Data tentang keefektifan bersihan jalan nafas sebelum

dilakukan intervensi fisioterapi dada dapat diukur dengan

mengisi lembar observasi keefektifan bersihan jalan nafas yang

terdiri dari :

1) Tidak ada suara nafas tambahan

Keadaan diamana suara nafas pasien tidak terdengar

suara wheezing, ronchi, krekels,snoring dan gargling


50

2) Mampu mengeluarkan secret

Suatu keadaan dimana pasien dapat mengeluarkan

secret secara mandiri dengan cara batuk efektif.

3) Frekuensi pernapasan dalam batas normal ( 16-20 x per

menit )

c. Data tentang keefektifan bersihan jalan nafas setelah dilakukan

fisioterapi dada.

Data tentang keefektifan bersihan jalan nafas sesudah

dilakukan intervensi fisioterapi dada dapat diukur dengan

mengisi lembar observasi keefektifan bersihan jalan nafas yang

terdiri dari :

1) Tidak ada suara nafas tambahan

Keadaan diamana suara nafas pasien tidak terdengar

suara wheezing, ronchi, krekels snoring dan gargling

2) Dapat mengeluarkan secret

Suatu keadaan dimana pasien dapat mengeluarkan

secret secara mandiri dengan cara batuk efektif.

3) Frekuensi pernapasan dalam batas normal ( 16-20 x per

menit )
51

H. Prosedur Kerja

1. Alat dan Bahan

a. Stetoskop

Gambar 13

b. Pot Sputum

Gambar 14

c. Kursi atau tempat tidur

d. Lembar observasi (Terlampir)

e. Ceklist Fisioterapi dada (Terlampir)

2. Langkah-langkah penelitian

a. Mendata pasien PPOK, dengan memberikan penjelasan

kepada pasien mengenai apa yang akan anda kerjakan dan

minta pasien untuk bekerjasama.

b. Menanyakan data karakteristik pasien (umur, jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan).


52

c. Mengukur keefektifan bersihan jalan napas dengan mengisi

lembar observasi sebelum melakukan tindakan fisioterapi

dada.

d. Melakukan prosedur fisioterapi dada mulai dengan postural

drainase, clapping dan vibrasi.

e. Mengukur kembali keefektifan bersihan jalan napas dengan

mengisi lembar observasi 15 menit setelah dilakukan

fisioterapi dada.

f. Catat hasil pengukuran.

I. Analisa Data

Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis

statistis non parametric. Menurut Wahyuni (2009) satistik inferensial

dibagi menjadi statistic parametric dan non parametric. Pada statistic

inferensial analisisnya berusaha membuat kesimpulan atau membuat

generalisasi dari kesimpulan sampai ke kesimpulan populasi. Statistic

non parametric yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji

Wilcoxon atau uji beda satu kelompok dependen yang tidak

mensyaratkan data berdistribusi normal. Uji ini menguji efektifitas

suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin

ditentukan, selanjutnya nilai masing-masing responden dibandingkan

antara sebelum intervensi (pre-test) dengan sesudah intervensi (post-

test).
53

Dalam perhitungannya peneliti menggunakan bantuan perangkat

lunak pengolah data computer, yaitu SPSS 16.0 dengan penentuan

signifikansi yaitu jika ρ value < α (5%) maka Ho ditolak, Ha diterima

dan jika ρ value > α (5%) maka Ha tolak H0 diterima.


54

J. Kerangka Kerja

Populasi

Purposive sampling

Sample
(inklusi)

Pre Test

FISIOTERAPI DADA

Post Test

Pengumpulan data

Pengelompokan Data

Pengolahan Data

Analisa Data (Paired T


Tes)

Penyajian Hasil

Gambar 15 : Kerangka Kerja Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap


Keefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien PPOK.
55

K. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan

istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional

sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan

makna penelitian (Setiadi, 2007).

Variabel Definisi Instrumen Parameter Skala Uji


Operasional penelitian data
Variabel 1. Suatu 1.Ceklist - - -
Independen : tindakan fisioterapi
Fisioterapi dada keperawat dada
an yang
terdiri dari
postural
drainase
dengan
memberika
n posisi
sesuai
letak sekret
yang
kemudian
clapping/pe
rkusi
pukulan
pada
dinding
dada untuk
merontoka
n sekret
dan diikuti
dengan
vibrasi
getaran
halus pada
dinding
paru.
56

Variabel 2. Bersihan 1. Stetoskop 1. Tidak ada Ordinal Uji


dependen : jalan napas 2. Lembar suara nafas Wilcoxon
Bersihan jalan merupakan observasi tambahan :
napas. suatu kondisi 3. Arloji atau a. Suara
dimana jam nafas
individu tangan normal
mampu (vesikuler)
untuk batuk b. Suara
secara nafas
efektif, tidak abnormal(
ada suara krekels,wh
nafas eezing,ron
tambahan, chi,snoring
dan frekuensi dan
pernapasan gargling
dalam batas 2. Mampu
normal ( 16- mengeluarka
20 x n secret :
permenit) a. Baik (3-5
ml)
b. Tidak baik
: > 3 ml )
3. Pernafasan
pasien normal
a. Normal
16-20x
permenit)
b. Tadipnea
(<20x
permenit)
c. Bradipnea
(>16x
permenit)

Anda mungkin juga menyukai