Anda di halaman 1dari 14

GERAKAN 1000

HPK
Ns. ANDI NUR INDAH SARI, M.Kep
Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement
Gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement merupakan
suatu gerakan global di bawah koordinasi Sekretaris Jenderal
PBB. Tujuan global dari SUN Movement adalah untuk
menurunkan masalah gizi pada 1000 HPK yakni dari awal
kehamilan sampai usia 2 tahun. Di Indonesia, Gerakan scaling up
nutrition dikenal dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan
1000 HPK) dengan landasan berupa Peraturan Presiden (Perpres)
nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi.
Indonesia telah menjadi bagian dari SUN Movement melalui surat
keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB pada
bulan Desember 2011, dan selanjutnya Sekjen PBB menunjuk
Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan – Bappenas menjadi
anggota Lead Group SUN Movement. Sehubungan dengan hal itu,
Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan – Bappenas berkewajiban
melaporkan perkembangan pelaksanaan SUN Movement di
Indonesia, dan bersama anggota SUN Lead Group lainnya
memberi arahan langkah-langkah global dari SUN. Saat ini
(Desember 2013) jumlah negara yang bergabung dalam
SUN Movement sebanyak 43 negara, termasuk Indonesia.
Untuk menilai capaian dari pelaksanaan SUN Movement di
masing-masing negara anggota SUN, digunakan 4 indikator
proses yang ditetapkan oleh SUN Movement Secretariat, yaitu: (i)
Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam berbagi
pengalaman pelaksanaan; (ii) Terjaminnya kebijakan yang
koheren dan adanya kerangka legalitas program; (iii)
Menyelaraskan program-program sesuai dengan kerangka
program SUN Movement; dan (iv) Teridentifikasinya sumber-
sumber pembiayaan.
Peraturan Presiden (Perpres) No 42 tahun 2013 merupakan
kebijakan terintegrasi dalam rangka perbaikan gizi dengan fokus
pada kelompok 1000 hari pertama kehidupan meliputi 270 hari
masa kehamilan dan 730 hari hingga anak usia 2
tahun. Penetapan peraturan tersebut juga merupakan bentuk
tanggung jawab pemerintah dalam peningkatan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya peningkatan status gizi dalam
rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat,
cerdas, dan produktif. Hal-hal yang diatur di dalamnya meliputi:
(i) Strategi, sasaran, dan kegiatan; (ii) Struktur organisasi; (iii)
Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi di
tingkat daerah; serta (iv) Pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan
pendanaan. 
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan harian dalam rangka
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, diperbantukan
sebuah tim sekretariat yang terdiri dari Kepala Sekretariat dan
staf pendukung. Tim sekretariat antara lain bertugas: (i)
mengkoordinasikan dan memfasilitasi agenda diskusi ataupun
kegiatan lainnya yang bertujuan untuk membaharui bahan, data,
dan informasi maupun mempertajam analisa; (ii) membantu
terjalinnya komunikasi yang efektif dan koordinasi antara
kementerian/lembaga terkait; serta (iii) menyusun laporan hasil
kegiatan. Adapun pembiayaan yang digunakan untuk menunjang
kegiatan operasional kesekretariatan maupun pertemuan-
pertemuan koordinasi bersumber dari APBN dan dukungan
UNICEF.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah: (i)
penunjukkan anggota Tim Teknis dan pembentukan
kelompok kerja (Pokja Kampanye Nasional dan Daerah,
Pokja Advokasi dan Sosialisasi Lintas Sektor dan Lintas
Lembaga, Pokja Pelatihan, Pokja Kemitraan, Pokja
Perencanaan dan Penganggaran, serta Pokja Kajian
Risiko Penyehatan Lingkungan); (ii) penyusunan
mekanisme dan rencana kerja dari masing-masing pokja;
(iii) pembentukan Gugus Tugas  di tingkat daerah; serta
(iv) penyusunan buku saku sebagai pedoman
pelaksanaan gerakan di tingkat daerah dan bagi
pemangku kepentingan. 
GOLDEN PERIOD
Periode 1000 hari pertama sering disebut window of
opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden
period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin
sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang
sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.
Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak sangat penting. Jika
pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang
optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal.
Kebutuhan zat gizi sangat tinggi untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selama
kehidupan janin dan 2 tahun pertama kehidupan setelah
lahir (Dewey & Begum, 2011). Gizi kurang dan
kesehatan yang buruk pada ibu dan anak selama periode
tersebut memberikan dampak buruk bagi kehidupan bayi
di masa dewasa yang bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi (PAHO-WHO, 2003; Barker, 2008; Black et al.
2008).
Seribu HPK terhitung sejak anak di dalam kandungan selama 9 bulan atau
270 hari sampai berusia 2 tahun atau 730 hari. Di periode ini otak bayi
berkembang hingga 75% berat otak dewasa. Jika terjadi masalah gizi pada
1000 hari pertama kehidupan, dapat beresiko terhadap kecerdasan anak di
masa depan. Selain itu, dalam 1000 hari pertama kehidupan ini organ-organ
tubuh manusia lainnya juga mulai terjadi pembentukan dan perkembangan,
seperti jantung, paru-paru, ginjal, otot, dan tulang. Banyak orang dewasa
yang terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit ginjal,
diabetes, stroke, bahkan stunting, salah satu faktornya dapat disebabkan oleh
kurangnya gizi pada 1000 hari pertama kehidupannya. Oleh karena itu,
penting bagi masyarakat terutama calon ibu untuk mengetahui pentingnya
asupan gizi yang cukup dan seimbang di 1000 hari kehidupan anaknya.

Anda mungkin juga menyukai