KAJIAN TEORI
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
tujuan dikehendaki secara efektif, dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan.
(nasehat). Actuating disebut juga “gerakan aksi“ mencakup kegiatan yang dilakukan
seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh
manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang
pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di
luar lapangan, yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsure disertai
dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang. Selain itu perlu adanya
dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen
Kesehatan RI. 2006). Apabila dipandang dari hirarki sistem upaya pelayanan
kesehatan, maka Posyandu adalah forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli
Selanjutnya Posyandu adalah salah satu wujud peran serta masyarakat dalam
yang dimaksud dengan Posyandu adalah pusat kegiatan di mana masyarakat dapat
pengertiannya adalah salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan,
khususnya kesehatan dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun,
balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat
berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
menjaga kelangsungan dalam peningkatan mutu manusia masa yang akan datang dan
(1) Hidup anak sejak dalam kandungan ibu sampai usia balita.
membina tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Sedangkan, intervensi ke-
menurut Cessnasari (2005) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
dasar untuk mempercepat penurunan AKI (Angka kematian Ibu) dan AKB (Angka
satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. (Departemen Kesehatan
RI. 2009:1).
Berencana (KB), dan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, PUS
(Pasangan Usia Subur), dan WUS (Wanita Usia Subur), agar hidup sehat, dengan
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Ibu (ibu hamil,
melahirkan dan nifas) (2) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera (4) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan
Keluarga Sejahtera (5) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara
aktif meningkatkan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga serta mempercepat
penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita. Adapun lima kegiatan pokok
posyandu adalah: KIA (Karti Ibu Dan Anak), KB (Keluarga Berencana), Imunisasi,
Vitamin A warna Biru (100.000 SI) (c) Anak 12-59 bulan memperoleh
kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) (d) Bayi umur 0-11 bulan
DPT 3 kali dan campak 1 kali (e) Bayi diberi ASI saja sejak lahir
sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif) (f) Bayi mulai umur 6 bulan
sampai umur 2 tahun atau lebih (h) Bayi/anak yang diare segera
diberikan: ASI lebih sering dari biasa, Makanan seperti biasa, Larutan
Oralit dan minum air lebih banyak (i) Ibu hamil minum 1 tablet tambah
darah setiap hari (j) Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan
mau melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (k) Ibu hamil dan
hamil, nifas, dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak saat
bergizi seimbang.
(a) Balita naik berat badannya setiap bulan (b) Balita tidak menderita
kekurangan gizi (c) Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat
dicegah dengan imunisasi (d) Ibu hamil tidak menderita kurang darah
(e) Bayi lahir tidak menderita GAKI (f) Balita dan bufas tidak
menderita kurang vitamin A (g) WUS (Wanita Usia Subur) tidak
pentingnya gizi dan kesehatan (i) Menurunkan jumlah kematian ibu dan
balita.
Keluarga mencuci tangan pakai sabun (e) Rumah bebas jentik nyamuk
(f) Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan (g) Keluarga makan
Diare, ISPA, DBD dan Malaria (b) Tidak menderita Hepatitis, TBC,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini
dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
Anak), Gizi dan Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya KB (Keluarga Berencana), KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Gizi
dan Imunisasi lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah
ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada Posyandu di tingkat ini
adalah :
program di Posyandu
(b). Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang
kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK( Kepala Keluarga) atau lebih.
jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya lebih dari
50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang dikelola oleh
Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, kepala dusun,
(Keluarga Berencana).
balita, ibu hamil, ibu menyusui (b) Setiap pengunjung yang datang ke Posyandu
didaftarkan oleh kader sendiri (c) Para pengunjung secara berkelompok lebih kurang
sendiri secara tepat dan benar dengan bimbingan petugas Puskesmas (e) Sewaktu-
waktu penyuluhan juga oleh petugas kesehatan dan petugas lintas sektoral (misal
dari : pertanian, BKKBN, dan lain-lain) (f) Materi penyuluhan : tentang “Yandu”
dan topik yang sangat relevan pada waktu itu) (g) Pada waktu menunggu
dilanjutkan kreatifitas dan inisiatif kader untuk menyelenggarakan/menyediakan Alat
Permainan Edukatif (APE) (g) Ape berguna untuk meningkatkan keterampilan alat-
alat permainan secara sederrhana, misalnya ayunan dari ban berkas dan lain-lain, hal
ini menarik anak agar senang datang ke Posyandu begitu pula orang tuanya.
(a) Menimbang balita (b) Penimbangan untuk ibu hamil (c) Penimbangan
dilaksanakan oleh kader (d) Penimbangan dilakukan bagi bayi dan balita
dilaksanakan sebulan sekali (c) Hasil penimbangan dicatat dan dibawa ke Meja III.
Kegiatan yang dilakukan pada meja III meliputi kegiatan (a) Mencatat hasil
penimbangan (b) Pencatatan oleh kader: dengan bimbingan petugas Puskesmas (c)
Vitamin A dosis tinggi, dan lain-lain di catat dalam KMS (Kartu Menuju Sehat) (d)
Selain itu ada: buku-buku bantu (buku register, dan lain-lain buku catatan).
Kegiatan yang dilakukan pada meja IV meliputi kegiatan, (a) menyuluh ibu
pemberian makanan tambahan (PMT), oralit dan vitamin A dosis tinggi (b) Terhadap
ibu hamil diberikan tablet besi, ibu hamil resiko tinggi dirujuk kepada petugas
puskesmas (c) Terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta KB
(Keluarga Berencana) diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet
biasa.
tenaga profesional, meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana KB), Imunisasi dan pengobatan serta pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan (b) Di meja V diberikan pelayanan yang sifatnya profesional yang tidak
dapat dilakukan oleh kader (c) Rujukan kasus dari kader dirujuk di meja C tersebut.
kesehatan yaitu :
bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (Pasangan Usia
Subur).
masyarakat atau tokoh agama setempat. Fasilitas umum seperti sarana ibadah
(masjid, gereja, pura, wihara, dan sebagainya) dapat dijadikan sarana untuk
Kebutuhan sarana berupa KMS (Kartu Menuju Sehat)/buku KIA (Kartu Ibu dan
Anak), alat timbang seperti dacin dan sarung, pita LILA (Lingkar Lengan), obat
gizi (kapsul Vitamin A, tablet tambah darah, oralit, alat bantu penyuluhan, buku
bahan makanan yaang diperoleh dari daerah setempat, beraneka ragam dan
bergizi.
1. Pendaftaran yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu: (a) Pendaftaran balita (b)
Dacin (b) Menimbang Balita (c) Pengukuran Lila (Lingkar Lengan) pada ibu
3. Pencatatan, mencakup pencatatan terhadap; (a) Balita (b) Ibu hamil (c)
4. Penyuluhan
penyuluhan kelompok, sebagai berikut: (a) Penyuluhan untuk Ibu Balita (b)
Penyuluhan untuk Ibu Hamil (c) Penyuluhan untuk Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
(d) Penyuluhan untuk Pasangan Usia Subur/PUS (Penyuluhan Kesehatan dan
1. Kunjungan rumah pada balita yang: (a) Tidak hadir pada hari pelaksanaan (b)
penggalangan dana.
keluarga.
2011, 9:27).
yaitu:
1. Bayi/Balita
1. Kesehatan ibu dan anak: (a) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
Pemberian vitamin A dosis tinggi (pada bulan Februari dan Agustus) (b)
jika garis melewati garis merah, ditandai dengan garis warna hijau.
Pemasangan Implan dan Spiral, yang paling banyak diminati oleh ibu-ibu
adalah alat kontrasepsi suntik, Pil, Implan menurut mereka alat kontrasepsi
dengan materi dasar KMS (Kartu Meniju Sehat) balita dan ibu hamil.
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
Bayi harus di imunisasi sesuai jadwal, karena imunisasi melindungi anak dari
penyakit berbahaya. Imunisasi dapat mencegah cacat dan kematian anak. Imunisasi
tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil, adapun suntikan yang harus diberikan pada
a) Polio: Mencegah polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan lengan tangan).
d) DPT: Mencegah:
9:10).
4) Peningkatan gizi
kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
balita terhadap beberapa penyakit. Pemberian vitamin A pada balita pada bulan
Februari dan Agustus di Posyandu. Ada dua jenis kapsul vitamin A: untuk anak
umur 6-11 bulan, diberikan 1 kali setahun. Untuk anak umur 1-5 tahun berikan 2 kali
setahun.
Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu juga dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat
Zinc oleh petugas kesehatan. Salah satu bentuk PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat) yang bisa dilakukan untuk mencegah diare adalah dengan mencuci tangan
menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan atau setelah buang air besar.
sebagai berikut: pelaksanaan kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih
tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan tim pembina PKMD
dkk. 2009:169)
Kader Posyandu atau disebut dengan kader kesehatan desa, juga dinamakan
promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari
Masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja
1. Bagi Masyarakat
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI (Angka Kematian Ibu Dan
c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain terkait
penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan penurunan AKB (Angka Kematian
Bayi)
3. Bagi Puskesmas
secara terpadu.
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI (Angka Kematian
nagari/desa.
program kegiatan yang disebut dengan PancaKrida akan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat pada umumnya, khususnya kesehatan ibu hamil, ibu
perkembangan anak baik secara psikis, maupun secara fisik, sehingga terciptalah
Penelitian ini dilakukan dengan permasalahannya yaitu: kurangnya upaya yang nyata
dan realistis dari seorang kader Posyandú untuk mengajak masyarakat berprilaku
hidup bersih dan sehat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengungkap data tentang beberapa faktor penyebab kurangnya upaya yang
nyata dan realistis dari seorang kader Posyandu untuk mengajak masyarakat
Ermawati 2012. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
masyarakat dan tentang upaya-upaya yang dilakukan tim penggerak PKK dalam
yang menjadi obyek penelitiannya adalah partisipasi anggota PKK terhadap kegiatan
Posyandu masih perlu ditingkatkan dan saran bagi para kader agar lebih kreatif dan
analisis belum ada yang meneliti secara rinci tentang deskripsi pelaksanaan program
Posyandu. Hal itulah yang kemudian memotivasi peneliti untuk melakukan kajian
informasi munculnya gagasan untuk membahas secara holistik tentang hal-hal yang