Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas matakuliah Sistem teknologi informasi
keperawatan yang di berikan oleh Dosen pengajar ,Dalam makalah ini penyusun membahas
tentang procedural equipment dengan pertimbangan materi di atas dapat membantu untuk lebih
memahami dunia IT.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menyadari adanya berbagai kekurangan, baik
dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang
berlanjut sehingga kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini sangat penyusun
harapkan.
Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah merubah bagaimana cara kita hidup dan bekerja.
Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke
berbagai sektor. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita juga dituntut
untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Salah satu cara memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan komputer di berbagai bidang kehidupan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Nielsen pada Agustus
2009, 276.9 juta orang menggunakan e-mail di seluruh Amerika, beberapa negara Eropa,
Australia, dan Brazil, meningkat hingga 20 percent dibandingkan tahun 2008. Para pekerja, ibu
rumah tangga, manajer, dan para remaja menggunakan internet untuk mengirim email,
menelusuri internet, mencari data, bersosialisasi, bahkan bermain games. Penggunaan komputer
saat ini sudah mempengaruhi hampir di seluruh aspek kehidupan. Komputer merupakan
perangkat elektronik yang tidak lagi asing bagi masyarakat dunia. Saat ini hampir seluruh bidang
pekerjaan menggunakan komputer untuk membantu seseorang dalam pekerjaannya. Disisi lain
kita menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu alat penting dalam peradaban
manusia khususnya pada era globalisasi sekarang ini.
Manfaat komputer sangat banyak dan beraneka ragam. Pemanfaatan komputer secara
bijak akan sangat membantu pada bidang pekerjaan tersebut. Manfaat penggunaan komputer
tidak hanya dirasakan oleh para penggunanya tetapi juga akan dirasakan oleh organisasi atau
perusahaan di tempat orang tersebut bekerja. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan dengan
adanya perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Pada kesempatan ini, kami akan
membahas mengenai peranan dan manfaat penggunaan komputer khususnya dibidang kesehatan.
Akan sangat disayangkan jika perkembangan teknologi informasi dalam dunia medis tidak
ditingkatkan, karena secara otomatis dunia medis akan jauh tertinggal dengan bidang-bidang
lainnya, dimana dijaman sekarang ini setiap bidang menggunakan komputer untuk membantu
mereka beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang. Sebagai contoh di negara
Amerika Serikat dan negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun
teknologi informasi komputer, rumah sakit rata–rata menginvestasikan anggarannya beberapa
persen untuk teknologi informasi. Negara-negara yang tidak memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi akan menjadi sangat tertinggal dengan negara-negara lainnya.
1. Tujuan
Salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat sehat adalah sistem informasi
kesehatan (SIK) yang baik. SIK diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan dan
memonitoring agar upaya tersebut efektif dan efisien. Oleh karena itu, data informasi yang
akurat, pendataan cermat dan keputusan tepat kini menjadi suatu kebutuhan (Soepardi, 2011)..
Penyajian data pada sistem informasi kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan
teknologi yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi informasi kesehatan yang
memiliki jejaringan yang komprehensif untuk dapat digunakan oleh seluruh elemen yang terkait
dengan pemberi jasa pelayanan kesehatan. Beberapa peneliti menyarankan bahwa adopsi
teknologi sistem informasi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan jasa yang
diberikan kepada penerima kesehatan (Bates, Leape, & Cullen, 1998; Chaudhry et al, 2006;.
Kucher et al, 2005 dalam Brown 2012).
Dalam industri kesehatan, keselamatan pasien atau kualitas pelayanan tetap menjadi
prioritas pelayanan yang masih menjadi kekhawatiran terbesar (American College of Healthcare
Eksekutif, 2007; Chassin & Galvin, 1998 dalam Brown 2012). Dalam area kesehatan teknologi
informasi, relatif menjadi topik baru di dunia, terlebih di Indonesia yang masih mengalami
keterbatasan pada sisi perangkat sistem informasi kesehatan secara nasional. Dalam industri
lainnya, teknologi informasi telah memungkinkan untuk menurunkan biaya, menghemat waktu,
dan meningkatkan kualitas melalui investasi berat teknologi komputer dan struktur informasi
(Davenport & Pendek, 2003 dalam Liu 2009).
Merupakan apa yang telah dilakukan olehn perawat kepada pasien yaitu: pengkajian,
diagnosa keperawatan, jadwal perawatan, pola makan, prospektif, beban kerja, adminitrasi
pasien.
2. Proses manajemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan bangsal unruk secara efektif menggunakan sumber
dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentrasformasikan informasi dalam
pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan,
jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen
inverntarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finalsial, kontroling
terhadap infeksi.
3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian, dan penjadwalan, review data,
transformasi data, dan segala bentuk pesan.
Terlepas dari segala manfaat yang dapat diambil dengan penerapan teknologi
informasi kesehatan, tekhnologi informasi tetap memiliki dampak negatif yang harus disadari
dan diantisipasi. Dampak negative yang mungkin timbul antara lain peralatan yang
membahayakan, pelanggaran privacy, pencurian data dan kurangnya sentuhan pada
pasien. Makalah ini akan membahas lebih lanjut bagaimana teknologi informasi dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, apa dampak negatifnya, dan bagaimana solusi
mengatasi dampak negatif tersebut.
a. Prosedural Equipment
Teknologi Informasi Kesehatan/ Health Information Technology (HIT) didefinisikan
sebagai penerapan pengolahan informasi yang melibatkan baik hardware dan software
komputer yang berhubungan dengan penyimpanan, pencarian, berbagi, dan penggunaan
informasi kesehatan, data, dan pengetahuan untuk komunikasi dan pengambilan keputusan
(Brailer, 2004).
Sebagai kesimpulannya, manfaat dari penerapan komputer dalam bidang kesehatan di tiap-tiap
aplikasinya antara lain sebagai berikut :
Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu. Kegiatan –
kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan dengan komputer.
Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih mudah, cepat dan akurat.
Adapun Fasilitas yang harus ada d i Ruang Keperawatan
1. Komputer Merupakan sebuah alat elektronik yang mampu memilikin banyak fungsi dan mampu
melakukan banyak tugas seperti: menerima data, mengelolah data, dan pada akhirnaya akan
menghasilkan suatu keluaran yang berupa informasi (Input>Proses>Output).
3. Internet Adalah suatu fasilitas yang paling di rasaka secara nyata di bidang teknologi impormasi
adalah denagan adanya “cyber space” atau ruang maya dimana kita dapat berkomunikasi langsung
melalui computer dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
c. Lingkup HIT
Menurut Chaudhry, 2006 dalam Liu (2009), sistem HIT mencakup catatan kesehatan
elektronik (EHR), penyedia order entry terkomputerisasi (CPOE), sistem pendukung keputusan
klinik (CDSS), hasil pelaporan elektronik, resep elektronik, informatika kesehatan
konsumen/mendukung keputusan pasien, komputasi mobile, telemedicine, komunikasi
administrasi kesehatan elektronik, pertukaran data jaringan, pengetahuan pengambilan.
Sedangkan menurut Hamilton, 2006 dalam Liu (2009) mengidentifikasi delapan jenis aplikasi
HIT untuk digunakan dalam post perawatan akut :
(a) dokumentasi yang mendukung,
(b) manajemen sensus,
(c) titik perawatan,
(d) komputerisasi entry order dokter,
(e) catatan kesehatan elektronik,
(f) telehealth atau telemedicine,
(g) penilaian dan perencanaan perawatan, dan
(h) resep elektronik.
Rekam kesehatan elektronik sangat penting dalam adopsi HIT. Dokumen ini terdiri dari
profil kesehatan pribadi pasien yang mendokumentasikan riwayat medis pasien, catatan
perkembangan kesehatan seumur hidup pasien. Apabila pendokumentasian dengan berbasis
kertas, maka akan memiliki kekurangan dalam menyusun riwayat seumur hidup pasien yang
panjang, ambigu dalam proses pencatatan, data tidak lengkap, fragmentasi dan tulisan tangan
tidak terbaca (Dick & Steen, 1997 dalam Liu 2000)
EHR dengan adopsi HIT akan memiliki kelebihan diantaranya komputer akan menyimpan
data informasi kesehatan tentang satu orang dan dapat dihubungkan oleh sebuah identifier orang
(Waegemann, 2002). Sedangkan dokumentasi EHR berbasis kertas tidak hanya gagal untuk
memenuhi kebutuhan untuk data instan tetapi juga mengambil kelemahan disajikan dalam
informasi kesehatan rekaman pasien, misalnya: tidak ada struktur standar dan sulit untuk
membaca tulisan tangan (Walsh, 2004 dalam Liu 2009). Wang dkk, 2003 dalam Liu(2009),
memberikan kerangka untuk memperkirakan dampak keuangan dalam perbandingan antara EHR
dan catatan pasien berbasis kertas. Dilaporkan bahwa penyedia diperkirakan bertambah 86.400
USD untuk menggunakan EHR dalam 5 - periode tahun dengan berbasis kertas (Wang, et al.,
2003). Millier et al. (2007) Informasi Kesehatan dan Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS)
mendefinisikan EHR pada situs web mereka sebagai: "suatu catatan elektronik longitudinal
informasi kesehatan pasien yang dihasilkan oleh satu atau lebih pertemuan dalam pengaturan
pemberian perawatan. Termasuk dalam informasi ini adalah demografi pasien, catatan
perkembangan, masalah, obat-obatan, tanda-tanda vital, riwayat medis masa lalu, imunisasi, data
laboratorium dan laporan radiologi (HIMSS, 2006).
Definisi dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa EHR adalah alat yang
memungkinkan informasi kesehatan untuk disimpan dalam format elektronik dan
memungkinkan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses di beberapa lokasi, dan
real-time. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa beberapa istilah EHR lainnya adalah seperti:
Rekam Pasien Elektronik (EPR), Electronic Medical Record (EMR), atau Komputer Berbasis
Rekam Pasien (CPR). Meskipun terdapat berbagai sinonim untuk EHR, secara harfiah EHR
adalah istilah yang secara luas dipakai oleh sebagian besar literature pada saat ini.
Singkatnya, EHR mendukung tidak hanya catatan klinis, tetapi juga pengumpulan data
untuk penggunaan seperti: penagihan, manajemen mutu, pelaporan hasil, perencanaan sumber
daya, dan survailen kesehatan publik penyakit dan pelaporan. Namun, survei menunjukkan
bahwa sebagian besar EHR belum meluas untuk rawat inap dan rawat jalan (Ash & Bates, 2005
dalam Liu 2009).
Beberapa konsep teknologi sistem informasi kesehatan telah ditawarkan olah para ahli
untuk menjadi pilihan dalam mewujudkan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia.
Sistem informasi kesehatan dapat diaplikasikan pada puskesmas, rumah sakit, klinik, farmasi,
asuransi, laboratorium, PMI, apotik tenaga kesehatan dan lain-lain (Jalil, 2005)
Menurut Sabarguna (2012), beberapa hal yang menjadi lingkup penerapan teknologi
sistem informasi kesehatan meliputi beberapa hal, diantaranya master plan (data, proses, sistem
pelaporan informasi, sistem manajemen informasi, sistem pendukung keputusan,sistem yang
mahir dan sistem pengetahuan); network system (pusat, provinsi, daerah); sistem informasi pusat
pelayanan kesehatan; sistem informasi billing di sebuah rumah sakit; sistem monitoring dan
sistem pendukung keputusan.
Sistem HIT sering menimbulkan gangguan besar dalam alur kerja serta mengurangi
perawatan terfragmentasi dalam sistem kesehatan (DePhillips, 2007 dalam Brown 2010).
Jalil, S.A. (2005). Teknologi informasi untuk kesehtan sebagai komunikasi informasi efektif bagi
daerah. Disampaikan pada symposium nasional membangun era informasi melalui sistem rekam
elektronik dalam manajemen sistem informasi kesehatan di Indonesia. Jakarta.
https://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3309.pdf
Liu, D. (2009). Health information technology and nursing homes. University of Pittsburgh).
ProQuest Dissertations and Theses, , 131.
Kuperman, G. J., Bobb, A., Payne, T. H., Avery, A. J., Gandhi, T. K., Burns, G., et al. (2007).
Medication-related clinical decision support in computerized provider order entry systems: a
review. Journal of the American Medical Informatics Association, 14(1), 29-40.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2995705/
Sabarguna. (2012). Hospital Development Health System. Materi kuliah SIM. Jakarta: FIK UI
Utoyo (2011). Telkom Tawarkan Solusi Teknologi Informasi Bagi Peningkatan Layanan
Kesehatan di Indonesia.
Wang, S. J., Middleton, B., Prosser, L. A., Bardon, C. G., Spurr, C. D., Carchidi, P. J., et al.
(2003). A cost-benefit analysis of electronic medical records in primary care. American Journal
of Medicine, 114(5), 397-40