Anda di halaman 1dari 5

5

BAB V
HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASA

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 20 Juli s/d 23 Agustus 2008

di Bidan Praktek Swasta Hj.Hartati Kabupaten Pidie tahun 2008, didapatkan hasil

sebagai berikut:

1. Pengertian tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

TABEL 1
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN RESPONDEN
TANDA-TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI
BIDAN PRAKTEK SWASTA HJ. HARTATI
KABUPATEN PIDIE TAHUN 2008
No Pengertian Frekwensi %
1 Tinggi 3 6.4

2 Sedang 7 14.9

3 Rendah 37 78.7

47 100
Sumber:Data primer,(diolah 2008)

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat pengertian

responden tentang Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir di Bidan Praktek

Swasta Hj. Hartati mayoritas adalah rendahyaitu 37(78.7%).


6

2. Jenis Bahaya Bayi Baru Lahir

TABEL 2
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN TENTANG JENIS
BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA
HJ. HARTATI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2008
No Jenis bahaya Frekwensi %
1 Tinggi 3 6.4

2 Sedang 7 14.9

3 Rendah 37 78.7

47 100
Sumber:Data primer,(diolah2008)

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden

tentang Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir di Bidan Praktek Swasta Hj.

Hartati mayoritas adalah rendah yaitu 37 (78.7%).

3. Penanganan Bahaya Bayi Baru Lahir

TABEL 3
DISTRIBUSI FREKUENSI PENANGANAN RESPONDEN
TERHADAP BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI
BIDAN PRAKTEK SWASTA HJ. HARTATI
KABUPATEN PIDIE TAHUN 200
No Pengetahuan Frekwensi %
1 Tinggi 3 6.4

2 Sedang 11 23.4

3 Rendah 33 70.2

47 100
Sumber:Data primer,(diolah200)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

responden tentang penanganan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir di Bidan


7

Praktek Swasta Hj. Hartati mayoritas adalah mempunyai rendah yaitu 33

(70.2%).

B. Pembahasan

1. Pengertian

Berdasarkan Hasil penelitian di Bidan Praktek Swasta Hj. Hartati

dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengertian

tanda-tanda bahaya bayi baru lahir adalah mayorits mempunyai

pengetahuan rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu suami

yang mempunyai isteri yang memanfaatkan pelayanan di bidan Praktek

Swasta Hj. Hartati kurang mengerti tentang tanda-tanda bahaya bayi

baru lahir. Kondisi tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya

informasi dan sosialisasi tentang Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

Ibu-ibu kurang memahami arti Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

Pengetahuan juga memegang peranan penting dalam

keberhasilan seorang suami memahami berbagai masalah kesehatan.

Suami harus diwaspadai tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, seperti

Pernafasan : Sulit atau cepat, suhu tubuh, Warna kulit, Tali Pusat,

Infeksi, Kemih dan tinja.


8

2. Jenis

Berdasarkan Hasil penelitian di Bidan Praktek Swasta Hj.

Hartati dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang

pengertian tanda-tanda bahaya bayi baru lahir adalah mayorits

mempunyai pengetahuan rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu suami-

suami yang memanfaatkan pelayanan di bidan Praktek Swasta Hj.

Hartati kurang mengerti tentang jenis tanda-tanda bahaya bayi baru

lahir. Kondisi tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya informasi

dan sosialisasi tentang Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. suami-suami

kurang memahami arti Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

Asumsi penulis seperti yang tersebut sebelumnya bahwa berbagai

faktor mempengaruhi sepeti tingkat pendidikan, pengetahuan,

pengalaman, budaya.

3. Penangganan

Berdasarkan Hasil penelitian di Bidan Praktek Swasta Hj. Hartati

dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengertian

tanda-tanda bahaya bayi baru lahir adalah mayorits mempunyai

pengetahuan rendah.

Penanganan bayi baru lahir seperti penangganan terhadap ganguan

pernafasan, masalah infeksi, peningkatan suhu tubuh. Untuk penanganan

peningkatan suhu tubuh mayoritas responden mempunyai pengetahuan


9

yang baik, seperti memberikan kompres dan menciptakan lingkungan

dan sirkulasi udara yang baik, tetapi secara keseluruhan dari pertanyaan

kuesioner responden masih sangat rendah pengetahuannya terhadapa

masalah tersebut.

Asumsi penulis kemungkinan dkarenan kurangnya informasi

tentang bahaya-bahaya bayi baru lahir dan setiap suami yang baru

melahirkan masih dalam keadaan yang sangat lemah, secara tidak

langsung tidak terdorong untuk mengobservasi keadaan bayinya malah

menyerahkan semua penanganan pada bidan yag membantu persalinan.

Anda mungkin juga menyukai