ReumatoidHeartDisease (RHD)
OLEH :
OKTAVIANUS DAWA
ISAK MARABEN
MARANATHA
KUPANG
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Konsep penyakit
1. Defenisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Patway
6. Manifestasi klinis
7. Penatalaksanaan
8. Komplikasi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung reumatik atau Demam Reumatik (DR) adalah suatu sindrom
klinik akibat infeksi streptococcus beta-hemolyticus golongan A, dengan gejala satu
atau lebih gejala mayor yaitu poliartritismigrans akut, karditis, korea, minor,
nodulsubkutan dan eritema marginatum.
Demam reumatik merupakan penyebab utama penyakit jantung didapat pada
anak 5 tahun sampai dewasa muda di negara dengan keadaan lingkungan serta sosial-
ekonomi yang rendah. Insidens yang tinggi bersamaan dengan epidemi infeksi
streptococcusbetahemolycitus golongan A yang tinggi pula. Kira-kira 3% dari pasien
yang mendapat infeksi saluran napas atas karena streptokok tersebut akan mengalami
komplikasi DR atau Penyakit Jantung Reumatik (PJR). Di daerah endemik hanya
0,3% yang diperkirakan akan menderita DR atau PJR (Ngastiyah, 2005).
Penyakit jantung reumatik merupakan bentuk penyakit yang jarang ditemukan
tetapi jika sudah terdiagnosa sangat susah untuk ditangani. Dampak yang terjadi jika
pada anak dengan PJR tidak dilakukan penanganan degan benar maka akan
mengakibatkan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung dan bisa berakhir dengan
kematian.
Menurut World HealthOrganization(WHO) tahun 2016 menunjukkan bahwa
prevalensi global penyakit jantung reumatik di Dunia adalah sebesar 100- 10%.
Menurut laporan direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Dit PPTM)
Depkes RI tahun 2004, dari 1.604 penderita PJR yang di rawat inap di seluruh Rumah
Sakit di Indonesia terdapat 120 orang yang meninggal akibat PJR dengan
CaseFatality Rate (CFR) 7,48%.
Berdasarkan masalah keperawatan yang terdapat pada anak dengan penyakit
jantung reumatik adalah masalah penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraksi otot jantung, nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Peran perawat untuk mengatasi masalah keperawatan pada anak dengan
penyakit jantung reumatik pada diagnosa pertama evaluasi adanya nyeri dada
(intensitas, lokasi, radiasi, durasi dan faktor pencetus nyeri), catat adanya disritmia,
tanda dan gejala penurunan curah jantung, Observasi tanda-tanda vital, observasi
adanya dispnea, kelelahan, takipnea, dan ortopnea. Untuk diagnosa kedua kaji secara
komperhensif tentang nyeri, meliputi lokasi, karasteristik dan awitan, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi, berikan informasi
tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan,
ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi, kolaborasi pemberian analgetik, untuk
diagnosa ketiga tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaannya tentang keterbatasannya, observasi kardiopulmonal
terhadap aktivitas (misalnya tekanan darah, dan frekuensi pernapasan), motivasi
untuk melakukan periode istirahat dan aktivitas dan mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas yang sesuai dengan daya tahan tubuh.
RHD(RheumaticHeartDesease) terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000
kasus baru demam rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok
anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin,
lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai.Sementara
dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat perekonomian lebih
baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari data 8 rumah sakit di
Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44 ℅ dari seluruh
jumlah penderita yang dirawat. Secara Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi
dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40
tahun.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada An. dengan penyakit
Jantung Reumatik.
b) Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian keperawatan pada An. dengan penyakit jantung
reumatik.
2) Menegakkan diagnosa keperawatan pada An. dengan penyakit jantung
reumatik.
3) Membuat perencanaan keperawatan pada An. dengan penyakit jantung
reumatik.
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada An. dengan penyakit
jantung reumatik.
5) Melakukan evaluasi Keperawatan pada An. J.O dengan penyakit
jantung reumatik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
Penyakit jantung reumatik (ReumaticHeartDisease) merupakan
penyakit jantung didapat yang sering ditemukan pada anak. Penyakit jantung
reumatik merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat demam
reumatik akut sebelumnya, terutama mengenai katup mitral (75%), aorta
(25%), jarang mengenai katup trikuspid, dan tidak pernah menyerang katup
pulmonal. Penyakit jantung reumatik dapat menimbulkan stenosis atau
insufisiensi atau keduanya (Rudolph, 2011).
Penyakit Jantung Rematik (PJR) merupakan gangguan pada jantung
karena katup jantung rusak. Penyakit yang dalam bahasa medisnya disebut
RheumaticHeartDisease (RHD) ini bisa saja disebabkan karena adanya
penyempitan jantung atau kebocoran jantung terutama pada katup mitral
(keadaan ini disebut dengan stenosis katup mitral). Penyempitan dan
kebocoran itu bisa diakibatkan karena gejala sisa dari Demam Rematik
(Wong, 2004).
Penyakit jantung rematik merupakan penyebab terpenting dari
penyakit jantung yang didapat baik pada anak maupun orang dewasa. Penyakit
jantung reumatik adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan
penyokong tubuh terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococushemolitik B group A (Riskesdas, 2018).
b. Fisiologi Jantung
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah
terkait fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari
satu atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua
bagian pompa jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi
paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam
sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang
dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang
berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen
manusia demi kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan
darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah
biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan,
dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke
paru-paru melalui katup pulmonal.
Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami
oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna
merah. Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat
vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri,
dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari
atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan
segera turun saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya
dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara
bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.
3. Etiologi
Penyebab secara pasti penyakit ini belum diketahui, namun penyakit
ini sangat berhubungan erat dengan infeksi saluran napas bagian atas yang
disebabkan oleh organisme streptococcushemolitik B group A yang
pengobatannya tidak tuntas atau bahkan tidak terobati. Pada
penilitianmenunjukan bahwa penyakit jantung reumatik terjadi akibat adanya
reaksi imunologis antigen-antibody dari tubuh. Antibody akan melawan
streptococcus bersifat sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimmune
(Rudolph, 2011).
Faktor predisposisi timbulnya penyakit jantung reumatik adalah :
1) Faktor Individu
a. Faktor Genetik
Pada umumnya terdapat pengaruh faktor keturunan
pada proses terjadinnya penyakit jantung reumatik
meskipun cara pewarisannya belum dipastikan.
b. Jenis Kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa penyakit jantung
reumatik lebih sering pada anak perempuan dari pada
laki-laki.
2) Faktor Lingkungan
a. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Sanitasi lingkungan yang buruk dengan penghuni
yang padat, rendahnya pendidikan sehingga
pemahaman untuk segera mencari pengobatan anak
yang menderita infeksi tenggorokan sangat kurang
ditambah pendapatan yang rendah sehingga biaya
perawatan kesehatan kurang.
b. Iklim geografis
Penyakit ini terbanyak didapatkan pada daerah iklim
sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukan
bahwa daerah tropis memiliki insiden yang
tertinggi.
c. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering
mengakibatkan insiden infeksi saluran pernapasan
atas meningkat sehingga mengakibatkan kejadian
penyakit jantung reumatik juga dapat meningkat.
4. Patofisiologi
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului
oleh radang saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga bakteri termasuk
dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau
asimtomatik, diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru
setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik akut.
Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung
antara infeksi streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel
tenggorok dan merangsang jaringan limfoid untuk membentuk zat anti.
Beberapa antigen streptokokus, khususnya Streptolisin O dapat mangadakan
reaksi-antibodi antara zat anti terhadap streptokokus dan jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif
maupun proliferatif dengan manifestasi artritis, karditis, nodulsubkutan
eritema marginatum dan khorea.
Kelainan pada jantung dapat berupa endokarditis, miokarditis, dan
perikarditis.
5. Patway
6. Manifestasi Klinis
b) Nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif pada persendian, klien juga
sulit menggerakkan persendian.
c) Deman namun tidak lebih dari 39ᴼ C dan pola tidur tertentu.
d) Leokositosis, peningkatan laju endapan darah (LED).
7. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan demam reumatik terdiri dari istirahat, eradikasi kuman
streptokok, penggunaan obat anti radang, dan pengobatan suportif.
8. Komplikasi
1. Gagal jantung pada kasus yang berat.
2. Dalam jangka panjang timbul penyakit demam jantung reumatik.
3. Aritmia.
4. Perikarditis dengan efusi.
5. Pneumonia reumatik.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Penyakit jantung rematik kebanyakan menyerang pada anak-anak dan dewasa hal
ini lebih dikarenakan bakteri streptococcus sering berada di lingkungan yangtidak
bersih.
Penyakit ini lebih sering terkena pada anak perempuan.
a. Identitas Klien : Nama, Umur, Alamat, Pendidikan
b. Riwayat Kesehatan : Demam, nyeri, dan pembengkakkan sendi
c. Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah mengalami penyakit yang
sama, hanyademam biasa
d. Riwayat penyakit sekarang : Kardiomegali, bunyi jantung muffleddan
perubahan EKG
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Iklim dan geografi
Cuaca
g. Imunisasi
h. Riwayat nutrisi
Adanya penurunan nafsu makan selama sakit sehingga dapat
mempengaruhi status nutrisi berubah.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis.Ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri dada.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia.Ditandai dengan pasien mengeluh tidak ada nafsu
makan.
TUJUAN(LUARAN
No TANGGAL DIAGNOSIS DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 21 Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Intervensi 1: Menejemen
oktober berhubungan dengan keperawatan selama 1 hari, nyeri
2020 agens cedera biologis.D maka kontrol nyeri menurun
Tindakan observasi :
itandai dengan pasien dengan kriteria hasil :
Identifikasi skla nyeri
mengeluh nyeri dada. Keluhan nyeri
Identifikasi lokasi
menurun
,karakteristik,durasi,frek
Kemampuan
uensi,kualitas dan
mengenali penyebab
intensitas nyeri
nyeri meningkat
Identifikasi respon nyeri
Melaporkan nyeri
non verbal
terkontrol meningkat
Tindakan terapeutik :
Berikan
teknin nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Fasilitas istrahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemlihan strategi
meredakan nyeri
Tindakan edukasi :
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Anjurkan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Intervensi 2: Pemberian
analgesik
Tindakan Obesrvasi
Identifikasi karateristik
nyeri
Identivikasi riwayat alergi
obat
Identivikasi kesesuaian
jenis analgesik
Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Monitor efektifitas
analgesik
Tindakan Terapeutik
Diskusikan jenis analgesik
yang disukai untuk
mencapai analagesia
optimal, jika perlu
Pertimbangkan
penggunaan infus
untuk mengoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan respon
terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak
diinginkan
Tindakan Edukasi
Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemeberian
jenis analgesiksesuai
indikasi
Edukasi :
Kolaborasi :
Terapeutik :
Edukasi :
kolaborasi
kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan , jika perlu
kolaborasi dengan ahli gisi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan , jika
perlu
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
RheumaticHeartDisease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcushemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya
timbul setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A,
mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada
jantung khususnya katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian
atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A,
sehingga kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik,
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul
gejala-gejala demam reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara
adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik.
Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticusgroup A yang menyebabkan
seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada
saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah
terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah
dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup
mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga
kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih
adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari
Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat
antibiotika penicillin secara oral atau benzathinepenicillin G. Pada penderita yang
allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin
atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah
Cortisoneand Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis
akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal
jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi
tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan
mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan
antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya
atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.
B. SARAN
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcushemoliticus dan mengalami
demam reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini
untuk menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan
penyakit jantung reumatik.
DAFTAR PUSTAKA
Mosby