Decompensatio
cordis dextra
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Radiologi
3. Pemeriksaan ekokardiogram
4. Pemeriksaan elektrokardiogram
5. Apus tenggorok
Penatalaksanaan Medik
1. Terapi Antibiotik
b. Profilaksis Sekunder
a. Profilaksis Primer Rheumatic fever sekunder
Eradikasi infeksi Streptococcus pada berhubungan dengan
faring adalah suatu hal yang sangat perburukan atau munculnya
penting untuk mengindari paparan
berulang kronis terhadap antigen
rheumatic heart disease.
Streptococcus beta hemolyticus Pencegahan terhadap infeksi
grup A. Eradikasi dari bakteri Streptococcus beta
Streptococcus beta hemolyticus hematolyticus grup A pada
grup A pada faring seharusnya faring yang berulang adalah
diikuti dengan profilaksis sekunder
metode yang paling efektif
jangka panjang sebagai
perlindungan terhadap infeksi untuk mencegah rheumatic
Streptococcus beta hemolyticus heart disease yang parah.
grup A faring yang berulang.
Lanjutan... 4. Diet dan
Aktivitas
5. Terapi
3. Terapi Gagal Jantung
Operatif
2. Terapi Anti Gagal jantung pada Terapi medis
Inflamasi rheumatic fever
RHD pada
Manifestasi dari umumnya merespon
pasien yang
rheumatic fever baik terhadap tirah
mengalami
(termasuk karditis) baring, restriksi cairan,
perburukan
biasanya merespon dan terapi
kondisi atau
cepat terhadap kortikosteroid, namun
pada beberapa pasien
persisten.
terapi anti inflamasi. Operasi yang
Anti inflamasi yang dengan gejala yang
berat, terapi diuterik, dilakukan
menjadi lini utama untuk
adalah aspirin. ACE inhibitor, dan
digoxin juga bisa mengurangi
digunakan. defisiensi
katup.
1. Identitas
pasien ASUHAN
Fokus
2. Riwayat KEPERAWATAN
pengkajian
keperawatan
3. Riwayat
kesehatan masa 5. Pengkajian pola Gordon ( pola
lalu fungsi kesehatan )
4. Riwayat a. Pola eliminasi akan mengalami
perubahan yaitu BAB lebih dari 4
psikososial kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
keluarga b. Pola nutrisi diawali dengan
mual, muntah, anoreksia,
menyebabkan penurunan berat
d. Aktivitas akan terganggu karena kondisi badan dan hemoglobin pasien.
tubuh lemah dan adanya nyeri akibat
gangguan fungsi sendi dan kelemahan otot c. Pola tidur dan istirahat akan
yakni dibantu oleh oranglain. terganggu adanya takikardia
E. Persepsi kesehatan pasien tidak karena riwayat infeksi saluran
mengetahui penyebab penyakitnya higienitas nafas yang akan menimbulkan
pasien sehari-sehari kurang baik. rasa tidak nyaman
Lanjutan....
Kognitif atau perceptual 7. Pemeriksaan fisik
pasien masih dapat a. Pemeriksaan psikologis
menerima informasi yakni keadaan umum yang
namun kurang
berkonsentrasi karena
tampak lemah kesadaran
tekanan darah menurun, nafas, nyeri abdomen, mual,
denyut nadi meningkat dan anoreksia, penurunan
dada berdebar-debar hemoglobin, kelemahan otot,
Peran hubungan pasien akral dingin.
memiliki hubungan yang
baik dengan keluarga dan
peran pasien pada
kehidupan sehari-hari
mengalami gangguan. 6. Pengkajian ADL ( Activity
Daily Living )
b. Pemeriksaan sistematik :
• Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, Next...
selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat
badan menurun, dada berdebar-debar
• Perkusi : adanya distensi abdomen dan Pemeriksaan
nyeri tekan sendi laboratorium
• Palpasi : turgor kulit kurang elastis, denyut
nadi meningkat.
• Auskultasi : terdengarnya suara bising Radiologi
katup, perubahan suara jantung .
• Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
• Pada anak RHD akan mengalami gangguan Pemeriksaan
karena anak malnutrisi sehingga berat Echokardiogram
badan menurun.
8. Pemeriksaan Pemeriksaan
elektrokardiogram
penunjang
(SDKI): Penurunan curah jantung
(SLKI) : Setelah dilakukan tindakan
Intervensi
keperawatan selama 2x24 jam (SDKI,SIKI,SLKI)
diharapkan curah jantung meningkat
dengan kriteria hasil :
a. Palpitasi menurun 3. Berikan diet jantung yang sesuai
b. Takikardi menurun a. Berikan oksigen untuk
c. Dipsneu menurun mempertahankan saturasi oksigen
d. Tekanan darah membaik >94%
(SIKI): Perawatan jantung
Edukasi
Observasi :
a. Anjurkan aktivitas sesuai
a. Identifikasi tanda/gejala primer
toleransi
menurun curah jantung ( dipsneu,
kelelahan, edema, ortopneu, paroxysmal b. Anjurkan aktivitas fisik secara
nocturnal dypsneu, meningkatkan CPV ) bertahap
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder Kolaborasi
penurunan curah jantung ( peningkatan c. Kolaborasi pemerian antiaritmia
BB, hepatomegaly, distensi vena
jika perlu
jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria
batuk, kulit pucat ) d. Rujuk ke program rehabilitas
jantung
(SDKI): Gangguan pertukaran
gas Edukasi :
(SLKI): Setelah dilakukan a. Jelaskan tujuan dan prosedur
tindakan keperawatan 3x24 pemantauan
jam diharapakan
b. Informasikan hasil
karbondioksida pada
membrane alveolus-kapiler pemantauan, jika perlu terapi
dalam batas normal. oksigen .
(SIKI): Pemantauan respirasi Terapeutik :
Observasi : a. Bersihkan secret pada mulut,
a. Monitor pola nafas, hidung, dan trankea, jika perlu
monitor saturasi oksigen b. Pertahankan kepatenan jalan
b. Monitor frekuensi, irama, nafas
kedalaman dan upaya c. Berikan oksigen, jika perlu
nafas
Kolaborasi :
c. Monitor adanya sumbatan
jalan nafas terapeutik Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
(SDKI): Hipertermia
(SLKI): Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam d. Longgarkan atau
diharapkan temoregulasi lepaskan pakaia
membaik dengan kriteria hasil : e. Basahi dan kipasi
a. Kulit merah menurun permukaan tubuh
b. Takikardi menurun f. Berikan cairan oral
c. Suhu tubuh membaik Edukasi
Anjurkan tirah baring
(SIKI): Manajemen hipertemi
kolaborasi
observasi
Kolaborasi pemberian
d. Identifikasi penyebab cairan dan elektrolit IV
hipertemi jika perlu
e. Monitor suhu tubuh
f. Monitor kadar elektrolit
terapeutik
ANY QUESTION ??