PATOLOGI FISIOLOGI
Kelompok 7 :
1. Anggita Windya Shinta (P27226021186)
2. Diah Ayu Tri Utami (P27226021191)
3. Himmah Rosyidah (P27226021199)
4. Mochammad Rafiq Nazar (P27226021207)
5. Muhammad Rafi Elfreda H (P27226021209)
A. Patologi Fisiologi
1. Stenosis menunjukkan bahwa daun katup (cups/leaflets) menjadi kaku dan lubang
penghubung atrium dan ventrikel menyempit oleh jaringan parut (scar tissue). Stenosis
sering terjadi pada katup mitral dan katup aorta, biasanya akibat demam reumatik (rheumatic
fever), suatu penyakit autoimun, antibody yang dibentuk tubuh kecuali menyerang bakteri,
juga menyerang katup-katup jantung. Akibatnya jantung bekerja berat, lamalama akan
membesar.
2. Mitral valve prolapse (MVP) merujuk pada keadaan salah satu atau kedua daun katup mitral
menggembung ke arah atrium sewaktu ventrikel berkontraksi. Sering bersifat herediter,
menyerang 1 di antara 40 orang, terutama wanita muda. Pada banyak kasus tidak
menimbulkan disfungsi yang serius, namun pada beberapa kasus menimbulkan nyeri dada,
kelelahan dan napas pendek. Katup jantung yang tidak normal dapat menimbulkan gagal
jantung (heart failure, decompensatio cordis). Namun katup yang bermasalah dapat diganti
dengan katup buatan (artificial valve).
3. Pada awal gagal jantung, akibat kontraktilitas ventrikel menurun, akan diikutipenurunan CO,
selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah dan volume darah arteriyang efektif. Hal ini
akan merangsang mekanisme kompensasi neurohumoral didalam tubuh, terjadi peningkatan
aktivitas saraf simpatis dan sistem ReninAngiotensin Aldosteron (RAAS = Renin
Angiotensin Aldosteron Sistem), sertapelepasan arginine vasopresin, yang kesemuanya
merupakan mekanisme kompensasiuntuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat dan
hipertrofi ventrikel kiri. Vasokonstriksi dan retensi cairan untuk sementara dapat
meningkatkan tekanandarah, peningkatan preload akan meningkatkan kontraktilitas jantung
melalui hukumFrank-Starling. Apabila kelainan ini tidak segera teratasi, peninggian
afterload akan meningkatkan regangan dinding ventrikel melalui hukum Laplace, sedangkan
peninggian preload dan hipertrofi atau dilatasi jantung akan menambah bebanjantung,
sehingga akan terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi.
4. Right ventricular hypertrophy atau RVH merupakan salah satu kelainan jantung yang
disebabkan oleh hipertensi pulmonal, penyakit paru-paru kronik, atau penyakit jantung
bawaan. RVH memicu pembesaran pada ventrikel kanan jantung sehingga kerja jantung
dalam memompa darah yang membawa oksigen menuju paru-paru menjadi terganggu.
5. Patofisiologi yang mendasari terjadinya Tetralogy of Fallot adalah gangguan pembentukan
jantung janin pada masa kehamilan. Faktor lingkungan dan faktor genetika berperan penting.
Peran genetik semakin banyak diteliti sebagai faktor penyebab terjadinya Tetralogy of
Fallot. Gambaran terjadinya defek akibat genetik adalah sebagai berikut. Terjadi gangguan
pada gen yang berperan meregulasi pembentukan jantung (mutasi, delesi, metilasi) atau
abnormalitas kromosom (trisomi 18 atau trisomi 21)
6. Aktivitas gen yang meregulasi pembentukan jantung menghilang. Terjadi defek tunggal
perkembangan jantung yakni perpindahan bagian infundibular (saluran keluar/outflow tract)
dari septum intraventrikular ke arah anterior dan sefalad. Outlet septum mengalami deviasi.
7. Patofisiologi koarktasio aorta terkait erat dengan suatu kelainan kongenital namun proses
embriologi terkait dengan koarktasio belum sepenuhnya dipahami.
Meskipun demikian, terdapat 2 teori paling umum yang menjelaskan patogenesis kondisi ini.
Teori tersebut adalah teori hipotesis hemodinamik dan ectopic ductal tissue. Hipotesis
Hemodinamik Teori patofisiologi koarktasio aorta yang pertama ini menjelaskan bahwa
perkembangan abnormal aorta terjadi karena penurunan aliran darah melalui bagian isthmus
aorta selama perkembangan janin di uterus.
B. Patologi Anatomi
1. Transposition of the Great Arteries
Pada TGA terjadi perubahan posisi aorta dan arteri pulmonalis, yaitu aorta keluar dari
ventrikel kanan dan terletak di anterior arteri pulmonalis, sedangkan arteri pulmonalis keluar
dari ventrikel kiri dan terletak di posterior aorta. Sebagai akibat aorta menerima darah
sistemik dari vena cava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi
sistemik. Sedangkan darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan
diteruskan ke arteri pulmonalis dan akhirnya ke paru. Pada neonatus, darah dari aorta
melalui duktus (ductus) arteriosus masuk ke arteri pulmonalis dan dari atrium kiri melalui
foramen ovale ke atrium kanan. Percampuran darah melalui duktus arteriosus menutup, akan
sangat mengancam jiwa pasien.
2. Fungsi atrium sebagai pompa primer bagi ventrikel, yaitu membantu memasukkan darah ke
dalam ventrikel, sedang ventrikel akan memompakan darah keluar jantung ke sistem
sirkulasi. Ventrikel kiri memompakan darah ke aorta dan selanjutnya ke sirkulasi umum atau
sistemik, menuju ke seluruh organ tubuh, darah dari ventrikel kiri kaya akan O2 akan
memasok/suplai O2 ke seluruh jaringan tubuh. Darah balik (venous return) dari sirkulasi
sistemik yang kaya CO2 melalui vena cava masuk ke atrium kanan. Atrium kanan kemudian
memompa darah yang kaya CO2 ke ventrikel kanan, selanjutnya oleh ventrikel kanan
dipompa melalui trunkus pulmonalis menuju paru.