Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA MASALAH KATUP JANTUNG



KELOMPOK : 9
NAMA KELOMPOK : SRI WAHYUNI SIREGAR
USWATUN HUSNA
SITI RASKIA
SERLI ROMAULI
Anatomi dan fisiologi :
anatomi jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang
yang terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga,
sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang
yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang
berdinding tebal disebut ventrikel.Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang
berdinding
tipis, disebut atrium, dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel.
a).Atrium

1) Atrium kanan, berfungsi sebagai tempat penampungan darah
yang rendah oksigen dari seluruh tubuh.
2) Atrium kiri, berfungsi sebagai penerima darah yang kaya
oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis.
b) Ventrikel (bilik)
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot
yang disebut trabekula.
1) Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan
dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
2) Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan
dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Fisiologi Jantung

Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait


fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikel
kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut,
pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang
kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi
yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan
berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung.
Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena
(disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan.
Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan,
kemudian ke paru-paru melalui katup pulmonal.1 Darah yang biru tersebut
melepaskan karbondioksida, mengalami
oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah
merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari
atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya
dipompakan ke aorta.1 Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel
kiri, dinamakan
tekanan darah sistolik.

Pengertian stenosis mitral

stenosis mitral adalah kondisi ketika pembukaan katup mitral menyempit. Akibatnya,

peredaran darah bersih yang kaya akan oksigen pun ikut terganggu.Pada kondisi
normal, darah bersih dari paru-paru akan mengalir dari atrium kiri jantung ke
ventrikel/ bilik kiri jantung. Setelah itu, darah bersih dipompa dari ventrikel kiri
jantung ke aorta dan diedarkan ke seluruh tubuh. Pada kasus stenosis mitral, darah
bersih dari atrium kiri tidak semua dapat mengalir ke bilik kiri jantung akibat
pembukaan katup yang sempit.

Komplikasi yang sering terjadi dari kondisi ini adalah aritmia atau detak
jantung yang tidak teratur, terutama kondisi yang disebut dengan atrial
fibrilasi. Selain itu, dapat terjadi komplikasi lain berupa tubuh yang lemah,
sesak napas, terbentuknya bekuan darah, hipertensi pulmonal (tekanan
darah tinggi yang spesifik pada pembuluh darah arteri di paru-paru dan sisi
kanan jantung), dan gagal jantung.
Regurgitasi Mitral :

Regurgitasi mitral adalah suatu keadaan ketidakmampuan katup mitral

dari ventrikel 
menutup dengan sempurna sehingga menyebabkan aliran darah balik

kiri ke dalam atrium kiri pada saat sistol. Gejala-gejala jarang dirasakan
penderita.
Hanya rasa lelah dan sesak napas ringan pada saat beraktivitas yang akan
hilang
apabila beristirahat.
Etiologi regurgitasi mitral berkaitan dengan klinisnya akut atau kronik.
Regurgitasi mitral akut terdapat tiga bentuk etiologi yaitu regurgitasi
mitral primer
akut non iskemik, regurgitasi mitral karena iskemia akut, dan regurgitasi
mitral akut
pada kardiomiopati. Sementara itu regurgitasi mitral kronik dapat terjadi
pada
penyakit jantung rematik. Dapat juga terjadi pada perforasi katup atau
ruptur
chorda
Etiologi :

Etiologi kelainan katup jantung mencakup kelainan jantung bawaan, infeksi, dan
kelainan degeneratif. Kesemua hal tersebut akan menyebabkan stenosis, regurgitasi,
ataupun atresia pada katup jantung yang akan mengganggu fungsi jantung secara
kronik.
Penyakit jantung bawaan: kelainan katup yang ada sejak lahir. Contohnya kelainan
katup aorta, dimana daun katup aorta yang biasanya ada tiga, pada kondisi tertentu
hanya ada dua

Proses infeksi: infeksi yang mengenai lapisan jantung, contohnya endokarditis dan
demam reumatik, dapat menyebar dan merusak katup jantung

Kelainan degeneratif: kondisi degeneratif yang dapat menyebabkan kelainan katup


jantung contohnya aterosklerotik aorta, aneurisma aorta, infark miokardium, hipertensi,
dan gagal jantungKondisi lain: beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan kelainan
katup jantung adalah kelainan autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik),
rheumatoid arthritis, paparan radiasi, dan proses penuaan
Patofisiologi :

 Kelainan katup jantung


disebabkan oleh defek atau
  Terdapat dua jenis kelainan pada
katup aorta, yaitu:
Regurgitasi aorta: insufisiensi katup
kerusakan pada katup aorta, aorta, sehingga menyebabkan aliran
mitral, trikuspid, atau balik darah dari aorta ke ventrikel
pulmonal. Defek dapat kiri pada fase diastolikStenosis
bersifat didapat atau aorta: penyempitan katup aorta
kongenital. Usia, riwayat yang menyebabkan hambatan aliran
darah dari ventrikel kiri ke aorta
merokok, asendens pada fase sistolik. Pada
hiperkolesterolemia, stenosis aorta, darah yang mengalir
hipertensi, dan diabetes melalui katup aorta pada fase
mellitus tipe 2 adalah sistolik terhambat, sehingga
beberapa faktor yang dibutuhkan tekanan ventrikel yang
lebih tinggi, menyebabkan otot
berperan dalam terjadinya
ventrikel menjadi hipertropi
kelainan ini.
Gejala stenosis Mitral :

Stenosis mitral biasanya menimbulkan gejala utama berupa sesak napas


terutama ketika sedang berolahraga atau berbaring. Gejala lain bisa berupa:-
batuk dengan atau tanpa darah-nyeri dada-tubuh terasa lemah-bengkak pada
kaki-infeksi paru-paru-detak jantung yang cepat atau tidak teratur-pertumbuhan
yang lambat pada anak-anak

Gejala regurgitasi Mitral : Gejalanya mencakup sesak napas, kelelahan, kepala


terasa ringan, serta detak jantung cepat dan berdebar.
Pemeriksaan fisik :

Pada pemeriksaan fisik, kelainan bunyi jantung seperti murmur menjadi kunci untuk

mengidentifikasi adanya kelainan katup jantung. Pada kondisi awal penyakit, ukuran
jantung bisa masih normal, namun akan membesar seiring perkembangan penyakit.
Pada palpasi, thrill di apikal dapat teraba.Temuan pemeriksaan fisik klasik pada pasien
dengan stenosis mitral mencakup bunyi S1 yang mengeras dan opening snap yang
diikuti diastolik rumble dengan murmur presistolik pada apeks. Temuan ini bisa tidak
ada pada pasien dengan hipertensi pulmonal derajat berat, cardiac output yang rendah,
atau katup yang mengalami kalsifikasi dan imobil.Pada regurgitasi mitral, temuan
pemeriksaan fisik bisa bervariasi tergantung tingkat kompensasi. Bunyi S1 biasanya
lembut dan bisa ditemukan split S2 yang lebar. Diastolic rumble, murmur sistolik atau
holosistolik, dan tanda hipertensi pulmonal juga bisa ditemukan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Kateterisasi jantung : Gradien tekanan (pada distole) antara atrium kiri dan
ventrikel kiri melewati katup mitral, penurununan orivisium katup (1,2 cm),
peninggian tekanan atrium kiri, arteri pulmunal, dan ventrikel kanan ; penurunan
curah jantung.
2. Ventrikulografi kiri : Digunakan untuk mendemontrasikan prolaps katup mitral.
3. ECG : Pembesaran atrium kiri ( P mitral berupa takik), hipertropi ventrikel kanan,
fibrilasi atrium kronis.
4. 4. Sinar X dada : Pembesaran ventrikel kanan dan atrium kiri, peningkatan
vaskular, tanda-tanda kongesti/edema pulmunal.
5. 5. Ekokardiogram : Dua dimensi dan ekokardiografi doppler dapat memastikan
masalah katup. Pada stenosis mitral pembesaran atrium kiri, perubahan gerakan
daun-daun katup
Diagnosa

1. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d kurang pengetahuan;


misinterpretasi informasi; keterbatasan kognitif; menyangkal diagnosa.


2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
3. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer;
penghentian aliran arteri-vena; penurunan aktifitas.
4. Penurunan curah jantung b/d adanya hambatan aliran darah dari atrium kiri
ke ventrikel kiri, adanya takikardi ventrikel, pemendekan fase distolik
5. Intoleran aktifitas b/d adanya penurunan curah jantung, kongestif pulmunal
1.Pengkajian
ANAMNESA
a. Riwayat penyakit sekarang
1) Dyspnea atau orthopnea
2) Kelemahan fisik (lelah)

b. Riwayat medis
2) Adakah riwayat penyakit demam rematik/infeksi saluran pernafasan atas.
OBSERVASI
a. Gangguan mental : lemas, gelisah, tidak berdaya, lemah dan capek.
b. Gangguan perfusi perifer : Kulit pucat, lembab, sianosis, diaporesis.
c. Gangguan hemodenamik : tachycardia, bising mediastolik yang kasar, dan bunyi
jantung satu yang mengeras, terdengar bunyi opening snap, mur-mur/S3, bunyi
jantung dua dapat mengeras disertai bising sistole karena adanya hipertensi
pulmunal, bunyi bising sistole dini dari katup pulmunal dapat terdengar jika sudah
terjadi insufisiensi pulmunal, CVP, PAP, PCWP dapat meningkat, gambaran EKG
dapat terlihat P mitral, fibrilasi artrial dan takikardia ventrikal.
d. Gangguan fungsi pulmunary : hyperpnea, orthopnea, crackles pada basal
Daftar pustaka :
http://www.sidenreng.com/2010/08/stenosis-katup-mitr
al/
http://dokterrizy.blogspot.com/2010/05/penyakit-katup-
jantung-valvular-heart.html
http://astaqauliyah.com/2007/07/case-report-mitral-sten
osis/
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/04/stenosis-katup-
mitral.html
http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/21/mitral-
stenosis/

Anda mungkin juga menyukai