Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASEIN


DENGAN DIAGNOSA MEDIS STEMI INFERIOR
RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

Di Susun Oleh:
KURNIA NURMALITA SARI
1910206044

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASEIN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS STEMI INFERIOR
RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

A. Anatomi Jantung

Setiap bagian jantung memiliki peranannya masing-masing. Berikut peran

bagian-bagian jantung adalah:

1. Atrium

Atrium merupakan ruang jantung yang terletak di bagian atas. Jantung

memiliki dua atrium yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Atrium kanan

berfungsi menerima darah yang kaya karbon dioksida dari seluruh tubuh dan

membawanya ke ventrikel kanan. Sedangkan atrium kiri berfungsi menerima

darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru dan membawanya menuju

ventrikel kiri.
2. Ventrikel

Ventrikel merupakan ruang jantung yang terletak dibagian bawah. Jantung

memiliki dua ventrikel yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Ventrikel

kanan berfungsi menerima darah yang kaya akan karbon dioksida dari atrium

kanan dan memompanya ke paru-paru. Sedangkan ventrikel kiri berfungsi

menerima darah yang kaya akan oksigen dari atrium kiri dan memopanya

keseluruh tubuh.

3. Vena kava superior

Vena kava superior berfungsi membawa darah yang banyak kardon dioksida

dari seluruh tubuh bagian atas menuju atrium kanan jantung.

4. Vena kava inferior

Vena kava inferior berfungsi membawa darah yang banyak kardon dioksida

dari seluruh tubuh bagian bawah menuju atrium kanan jantung.

5. Vena pulmonalis

Vena pulmonalis berfungsi membawa darah yang banyak oksigen dari paru-

paru menuju atrium kiri.

6. Arteri pulmonalis

Arteri pulmonalis berfungsi membawa darah yang banyak kardon dioksida

dari ventrikel kanan jantung menuju paru-paru untuk ditukar dengan oksigen.

7. Aorta

Aorta merupakan arteri yang terbesar, yang berfungsi untuk membawa darah

yang banyak oksigen dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh.


8. Katup tricuspid

Katup ini terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan, yang berfungsi

untuk mencegah darah dari ventrikel kanan kembali ke atrium kanan pada

saat ventrikel kanan kontraksi memompa darah ke paru-paru.

9. Katup pulmonal

Katup ini terletak pada pangkal arteri pulmonalis. Katup ini berfungsi

mencegah darah dari arteri pulmonalis kembali ke ventrikel kanan saat

ventrikel kanan relaksasi.

10. Katup bicuspid/mitral

Katup ini terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri yang berfungsi untuk

mencegah dari ventrikel kiri kembali ke atrium kiri pada saat ventrikel kiri

kontraksi memompa darah ke seluruh tubuh.

11. Katup aorta

Katup ini terletak pada pangkal aorta, yang berfungsi mencegah darah dari

aorta kembali ke ventrikel kiri pada saat ventrikel kiri relaksasi.

B. Definisi STEMI

ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu kondisi yang

mengakibatkan kematian sel miosit jantung karena ischemia dimana pemeriksaan

Elektrokardiografi (EKG) menunjukkan elevasi segmen ST.

C. Etiologi STEMI

Beberapa faktor yang dapat menimbulkan ST Elevation (STEMI):

1. Penyempitan arteri koroner non sklerotik

2. Penyempitan aterosklerotik

3. Trombus

4. Plak aterosklerotik
5. Lambatnya aliran darah di daerah plak atau viserasi plak

6. Peningkatan kebutuhan oksigen miokardium

7. Penyempitan arteri oleh karena perlambatan jantung selama tidur

D. Macam-macam STEMI

1. Infark anterior

Adanya perubahan EKG ST elevasi pada lead V3 - V4 disebut infark anterior.

Infark anterior terjadi bila adanya oklusi pada left anterior desending (LAD).

LAD mensuplai darah ke dinding anterior ventrikel kiri dan 2/3 area septum

intraventrikular anterior. Komplikasi dari STEMI anterior adalah disfungsi

ventrikel kiri yang berat yang dapat mengakibatkan terjadinya gagal jantung

dan shock kardiogenik. Oklusi LAD juga dapat menyebabkan AV block

akibat infark pada septum intraventrikular. Sinus tachycardia merupakan

tanda yang umum dijumpai akibat respon neurohormonal symphatetic untuk

mengurangi cardiac output atau tekanan darah.

2. Infark inferior dan posterior

Infark inferior dan posterior diakibatkan oleh oklusi right coronary artery

(RCA) pada 80-90% pasien sedangkan 1020% pasien diakibatkan oleh oklusi

arteri left circumflex (LCX). Pada infark inferior dijumpai adanya perubahan

EKG ST elevasi pada lead II, III, aVF sedangkan infark posterior dijumpai

adanya ST segmen depresi di V1 - V4

3. Infark lateral

Infark miokardial lateral terjadi bila dijumpai adanya perubahan ST elevasi

pada EKG di lead I, aVL, V5, V6. Infark ini diakibatkan oleh cabang-cabang

arteri yang mensuplai darah pada dinding lateral ventrikel kiri yaitu cabang

left circumflex (LCx), diagonal LAD dan cabang terminal dari right coronary
artery (RCA). Karena LCx mensuplai AV junction, bundle his, dan anterior

dan posterior muscle papillary pada 10% populasi, oklusi arteri ini berkaitan

dengan abnormalitas konduksi jantung atau insufisiensi katup mitral yang

berkaitan dengan dysfungsi muscle papillary.

4. Infark ventrikel kanan

Infark ventrikel kanan biasa terjadi pada infark inferior dengan trias

karakteristik yaitu hipotensi, peningkatan tekanan vena jugularis dengan

tanda kusmaul’s, serta area paru bersih. Infark inferior di diagnosis bila

dijumpai elevasi segmen ST pada sadapan EKG sisi kanan V3R dan V4R

serta adanya abnormalitas gerakan dinding ventrikel kanan.

E. Patofisiologi

Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi jika aliran

darah coroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak

arterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat yang

berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena

berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu. Pada sebagian besar kasus,

infark terjadi jika plak arterosklerosis mengalami fisur, ruptur atau ulserasi dan

jika kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis.

F. Manifestasi Klinis

1. Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa terbakar,

ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang

berlangsung ≥ 20 menit, tidak berkurang dengan pemberian nitrat, gejala

yang menyertai : berkeringat, pucat dan mual, sulit bernapas, cemas, dan

lemas.

2. Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat nitrat.


3. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung akut.

G. Komplikasi

Adapun komplikasi yang terjadi pada pasien STEMI, adalah:

1. Disfungsi ventrikuler

Setelah STEMI, ventrikel kiri akan mengalami perubahan serial dalam

bentuk, ukuran, dan ketebalan pada segmen yang mengalami infark dan non

infark. Proses ini disebut remodeling ventikuler dan umumnya mendahului

berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun

pasca infark. Segera setelah infark ventrikel kiri mengalami dilatasi.

2. Gangguan hemodinamik

Gagal pemompaan ( puump failure ) merupakan penyebab utama kematian

di rumah sakit pada STEMI. Perluasaan nekrosis iskemia mempunyai

korelasi yang baik dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas, baik pada

awal ( 10 hari infark ) dan sesudahnya. Tanda klinis yang sering dijumpai

adalah ronkhi basah di paru dan bunyi jantung S3 dan S4 gallop.

3. Gagal Jantung

Dalam fase akut dan subakut setelah STEMI, seringkali terjadi disfungsi

miokardium. Diagnosis gagal jantung secara klinis pada fase akut dan

subakut STEMI didasari oleh gejala-gejala khas seperti dispneu, ronkhi

pulmonal, suara jantung ketiga, dilatasi ventrikel kiri.

4. Hipotensi

Hipotensi ditandai dengan tekanan darah sistolok yang menetap di bawah 90

mmHg. Keadaan ini dapat terjadi akibat gagal jantung, namun adapat juga

disebabkan oleh hypovolemia. Bila berlanjut, hipotensi dapat menyebabkan

gangguan ginjal dan berkurangnya urine output.


5. Kongesti Paru

Kongesti paru ditandai dispnea dengan ronki basah paru di segmen basal,

berkurangnya saturasi oksigen arterial.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi (EKG) Adanya elevasi segmen ST pada sadapan tertentu.
2. Ekokardiogram
Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung
khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasouns.
3. Percutaneus Coronary Angiografi (PCA)
Pemasangan kateter jantung dengan menggunakan zat kontras dan
memonitor x-ray yang mengetahui sumbatan pada arteri koroner
4. Tes Treadmill
Uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas
I. Penatalaksanaan

1. Istirahat total, tirah baring, posisi semi fowler.

2. Monitor EKG.

3. Diet rendah kalori dan mudah dicerna ,makanan lunak/saring serta rendah

garam (bila gagal jantung).

4. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.

5. Atasi nyeri :

a. Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.

b. Oksigen 2-4 liter/menit.

6. Antikoagulan :

a. Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv dilakukan

atas indikasi. Heparin berfungsi untuk mengobati dan mencegah

penggumpalan darah.
b. Streptokinase / trombolisis : pengobatan untuk melarutkan gumpalan

darah dalam pembuluh darah, melancarkan aliran darah dan untuk

mencegah kerusakan jaringan dan organ.

J. Diagnosa Keperawaan yang Mungkin Muncul


1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-
kapiler.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
K. Rencana Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama: keluhan pasien/alas an utama pasien membutuhkan
perawatan/datang ke RS
3. Triage primer: gunakan Emergency Severity Index
4. Survey primer
a. Airway:
 Look: benda asing, luka bakar pada jalan nafas, fraktur, atau laserasi
pada wajah, laring, leher atau region maxillofacial
 Listen: snoring, gurgling, stidor, hoarseness, ketidakmampuan
berbicara
 Feel: posisi trachea dan pergerakan udara yang berkurang
b. Breathing
 Look: periksa dinding dada akan adanya:
- Fraktur, laserasi dan atau memar
- Pergerakan dada paradoksikal
- Takipnea dan atau pernafasan abnormal
- Penggunaan otot asesoris dan atau otot pernafasan tambahan
- Pengkajian lanjutan tentang kondisi warna pasien
 Listen: ada atau tidaknya penurunan suara nafas
 Feel:
- Udara subkutan
- Instabilitas dinding dada dan atau krepitus
- Posisi trachea
- Pekak atau hiperresonan
- Kondisi pernafasan:
a. Spontan
b. Apnea
c. Retraksi otot
d. Nasal flare
e. Sianosis
f. Posisi tripod
c. Circulation:
 Look:
- Tanda-tanda perdarahan eksternal
- Warna kulit pucat atau sianosis
- Tingkat kesadaran
- Vena leher (collaps atau distensi)
 Listen: bunyi jantung teredam mengindikasikan tamponade jantung
 Feel:
- Kaji kelembapan kulit dan suhu tubuh
- Palpasi nadi untuk mengetahui kualitas, jumlah dan irama
- Nadi
a. Kuat
b. Lemah
c. Tidak ada
- Kulit
a. Normal
b. Pucat
c. Sianosis
d. Hangat
e. Dingin
d. Disability
- Tingkat kesadaran
- Pupil
- Reflek cahaya
- Lateralisasi: kanan dan kiri
- Jika terjadi penuruna kesadaran, tentukan penyebabnya dengan
AEIOU
e. Exposure
- Dalam batas normal
- Luka
- Deformitas
- Perdarahan
- Nyeri tekan
- Pembengkakan
d. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
- Nadi
- Suhu
- Respirasi
- Skor nyeri: PQRST
5. Survey Sekunder
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang
c. AMPLE:
- Alergi
- Medication
- Postilness
- Last meal
- Event
d. Pemeriksaan fisik
- Kepala
- Leher dan cervical spine
- Thoraks
- Abdomen
- Pelvis
- Ekstremitas
- BB dan TB
6. Tes diagnostic
- Laboratorium
- Rontgen
- CT-Scan
- MRI, USG, EEG, ECG, dll
7. Terapi saat ini:
- Nama obat
- Dosis
- Indikasi
- Kontra indikasi
L. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No. NOC NIC Rasionalisasi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (1400) 1. Mengetahui tingkat
berhubungan dengan selama 1 x 8 jam diharapkan nyeri dapat 1. Lakukan pengkajian nyeri keparahan nyeri.
agens cedera berkurang dengan kriteria hasil : komprehensif yang meliputi lokasi, 2. Mengurangi nyeri dengan
biologis 1. Mengenali kapan nyeri terjadi. karakteristik, onset/durasi, frekuensi, pengalihan.
2. Menggambarkan faktor penyebab. kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan 3. Mengurangi nyeri dengan
3. Menggunakan tindakan pengurangan faktor pencetus istirahat.
Domain 12 nyeri tanpa analgesic. 2. Ajarkan penggunaan teknik non
(Kenyamanan) farmakologi (teknik distraksi)
Kelas 1 3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat
Kode: 00132 Kontrol Nyeri 1605 untuk membantubpenerunan nyeri.
2. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan jantung (4040) 1. Untuk mengetahui keadaan
jantung selama 1x8 jam diharapakan curah jantung 1. Monitor tanda – tanda vital secara rutin. umum pasien.
berhubungan dengan tidak mengalami penurunan dengan kriteria 2. Monitor EKG, adakah perubahan pada 2. Untuk mengetahui kondisi
perubahan irama hasil : segmen ST. jantung.
jantung 1. Tekanan darah dalam batas normal. 3. Instruksikan pasien tentang pentingnya 3. Untuk mencegah nyeri
2. Tidak ada edema paru. untuk segera melaporkan bila merasakan berkepanjangan.
3. Tidak mengalami kelelahan. nyeri dada.
Domain 4
(Aktifitas/Istirahat)
Kelas 4
Kode: 00029 Keefektifan Pompa Jantung 0400
FORMAT PENGKAJIAN GAWAT DARURAT

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H
Tgl lahir : 21-12-1954
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sanan, Bawuran
No. RM : 01.90.89.11
Tanggal masuk RS : 17-10-2019
Tanggal pengkajian : 17-10-2019
Diagnosa Medis : STEMI Inferior
B. KELUHAN UTAMA
Nyeri dada kiri menjalar sampai bahu, keluarga mengatakan pasien sempat tidak
sadarkan diri.
C. TRIAGE UTAMA
ESI Level 1

ESI Level 2

ESI Level 3

ESI Level 4

ESI Level 5

D. SURVEI PRIMER
Airway
1. Look : Tidak terdapat benda asing pada jalan nafas dan tidak
terdapat fraktur.
2. Listen : Pasien mampu berbicara.
3. Feel : Terasa adanya hembusan udara saat pasien
melakukan ekspirasi.
4. Kondisi jalan nafas : Paten
Breathing
1. Look : Tidak terdapat fraktur, memar pada dinding dada
pasien, pergerakan dinding dada pasien simetris
2. Listen : Tidak terdapat suara nafas tambahan.
3. Feel : Pergerakan dinding dada simetris.
4. Kondisi pernafasan : Spontan.
Circulation
1. Look : Tidak terdapat tanda-tanda perdarahan, warna kulit pasien tidak
pucat,
tingkat kesadaran pasien compos mentis.
2. Feel : Nadi teraba kuat dan kulit pasien normal tidak pucat.
3. Nadi : Kuat
4. Kulit : Normal tidak pucat.
5. CRT : 2 (detik)
Disability
1. Tingkat kesadaran
E : 4 (spontan atau membuka mata dengan sendirinya tanpa dirangsang)
V : 5 (bicara dengan jelas)
M : 6 (mengikuti perintah pemeriksa)
2. Pupil : 3 (normal)
3. Reflek cayaha : +
Exposure
√ Dalam batas normal
Luka
Deformitas
Perdarahan
Nyeri tekan
Pembengkakan

Tanda-tanda Vital
TD : 128/77 mmHg
N : 78 x/menit
R : 18 x/menit
Skor Nyeri : 3
- P : Nyeri datang tiba-tiba.
- Q : Seperti ditekan.
- R : Dada sebelah kiri menjalar ke bahu.
- S :3
- T : ± 30 menit.
E. SURVEI SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dada bagian kiri menjalar sampai ke bahu dan
pasien sempat pingsan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Stemi Inferior
3. AMPLE
Alergi : Tidak ada alergi makanan maupun obat.
Medication : Avpilet
Postillness :-
Last meal : Nasi dan sayur
Event :-
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat perdarahan, tidak ada
memar.
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada fraktur, tidak ada kesulitan
menelan.
Thoraks : Tidak ada benjolan, tidak ada memar, dada simetris, tidak
ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada memar, tidak ada benjolan.
Ekstermitas : Tangan dan Kaki dapat bergerak normal.
F. TES DIAGNOSTIK
No Jenis Tanggal Tanggal Analisa &
Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil

17/10/19 17/10/19
Lab
1
Tinggi,
peningkatan
produksi
leukosit untuk
melawan
infeksi, reaksi
Leukosit 17.48 4.50-11.50 terhadap obat,
adanya
gangguan
system
kekebalan
tubuh.
Rendah,
terjadi jika ada
cedera
pembuluh
Eritrosit 4.59 4.60-6.00 darah, anemia,
perdarahan
internal atau
eksternal.

Tinggi, terjadi
RDW-SD 47.4 fL 35.0-45.0 fL jika adanya
anemia.

Tinggi, terjadi
jika ada
pedarahan,
P-LCR 25.9% 15.0-25.0% infark
miokard,
penyakit
pernafasan.

Tinggi, terjadi
jika ada
infeksi bakteri,
Netrofil 89.5% 50.0-70.0% infeksi virus,
infeksi jamur,
cidera fisik.

Tinggi, terjadi
jika ada
infeksi bakteri,
infeksi jamur,
Limfosit 6.6% 18.0-42.0% penyakit
autoimun,
stress
berlebihan.

Tinggi, terjadi
jika ada
Eosinofil 0.3% 1.0-3.0% infeksi bakteri,
infeksi jamur.

Tinggi, terjadi
jika adanya
trauma,
dehidrasi
8.00-23.00 berat, penyakit
BUN 27.80 mg/dL misalnya
mg/dL
tekanan darah
tinggi, gagal
jantung,
diabetes.

Tinggi, terjadi
jika adanya
Creatinin 1.73 mg/dL 0.70-1.20 mg/dL masalah pada
ginjal.

Glukosa Tinggi.
203 mg/dL 80-140 mg/dL
Sewaktu
Normal.
HBsAG Non Reaktif Non Reaktif
Tinggi, terjadi
jika adanya
penyakit gagal
ginjal,
kerusakan
3.50-5.10 jaringan,
Kalium 5.14 mmol/L pengaruh
mmol/L
obat-obatan
misalnya
heparin, obat
tekanan darah
tinggi.

Tinggi, terjadi
jika adanya
penyakit gagal
Klorida 108 mmol/L 98-107 mmol/L ginjal,
gangguan pH
darah.

2. Pemeriksaan EKG
Tanggal Pemeriksaan : 17/10/2019
Tanggal Hasil : 17/10/2019
Hasil Pemeriksaan :

Hasil : Terdapat ST Elevasi pada Lead II, III, dan aVF.


Analisa : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami STEMI Inferior.
G. TERAPI SAAT INI
Nama Obat : Heparin
Dosis : 3,5 cc/jam
Indikasi : Pengobatan thrombosis vena dalam, angina tidak stabil,
profilaksis pada bedah umum, infark miokard.
Kontra Indikasi : Hemofila dan gangguan hemorhagik lain, trombositopenia,
tukak lambung, perdarahan serebral yang baru terjadi,
hipertensi berat, gagal ginjal, penyakit hati berat.
Efek Samping : Perdarahan, trombisitopenia, nekrosis kulit, hiperkalsemia.
ASUHAN KEPERAWATAN

ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi

Data Subyektif : Agens cedera biologis Nyeri Akut


- Pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri
menjalar sampai ke bahu
Data Obyektif :
- Kesadaran : Cosposmentis
- Skala Nyeri : 3
P : Nyeri datang tiba-tiba.
Q : Seperti ditekan.
1 R : Dada sebelah kiri menjalar ke
bahu.
S :3
T : ± 30 menit.
- Tanda-tanda vital
TD : 128/77 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Data Subjektif: Penurunan curah Perubahan irama
- Pasien mengatakan badannya lemas. jantung jantung
2 Data Objektif:
- Pasien tampak lemah.

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONALISASI


1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. Mengetahui tingkat
berhubungan dengan tindakan (1400) keparahan nyeri.
agens cedera biologis keperawatan 1. Lakukan 2. Mengurangi nyeri
selama 1 x 8 jam pengkajian nyeri dengan pengalihan.
diharapkan nyeri komprehensif 3. Mengurangi nyeri
Domain 12 dapat berkurang yang meliputi dengan istirahat.
(Kenyamanan) dengan kriteria lokasi,
Kelas 1 hasil : karakteristik,
Kode: 00132 1. Mengenali onset/durasi,
kapan nyeri frekuensi,
terjadi. kualitas,
2. Menggambarka intensitas/beratny
n faktor a nyeri, dan faktor
penyebab. pencetus
3. Menggunakan 2. Ajarkan
tindakan penggunaan
pengurangan teknik non
nyeri tanpa farmakologi
analgesic. (teknik distraksi)
3. Dukung
istirahat/tidur
Kontrol Nyeri yang adekuat
1605 untuk membantu
penerunan nyeri.
2. Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung 1. Untuk mengetahui
jantung berhubungan tindakan (4040) keadaan umum
dengan perubahan keperawatan 1. Monitor tanda – pasien.
irama jantung selama 1x8 jam tanda vital secara 2. Untuk mengetahui
diharapakan curah rutin. kondisi jantung.
jantung tidak 2. Monitor EKG, 3. Untuk mencegah
Domain 4 mengalami adakah perubahan nyeri berkepanjangan.
(Aktifitas/Istirahat) penurunan dengan pada segmen ST.
Kelas 4 kriteria hasil : 3. Instruksikan pasien
Kode: 00029 1. Tekanan darah tentang pentingnya
dalam batas untuk segera
normal. melaporkan bila
2. Tidak ada merasakan nyeri
edema paru. dada.
3. Tidak
mengalami
kelelahan.

Keefektifan
Pompa Jantung
0400

IMPLEMENTASI

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian S:
dengan agens cedera nyeri komprehensif
- Pasien mengatakan masih
biologis yang meliputi lokasi,
karakteristik, merasakan nyeri didada sebelah kiri.
onset/durasi, frekuensi,
O:
kualitas,
intensitas/beratnya - Kesadaran : Cosposmentis
nyeri, dan faktor - Skala Nyeri : 3
pencetus P : Nyeri datang tiba-tiba.
2. Mendukung Q : Seperti ditekan.
istirahat/tidur yang R : Dada sebelah kiri menjalar
adekuat untuk ke bahu.
membantu penerunan S :3
nyeri. T : ± 30 menit.
- Tanda-tanda vital
TD : 130/77 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
A:
Masalah Keperawatan Nyeri Akut
belum teratasi
P:
Intervensi selanjutnya:
Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi (teknik distraksi)

Kamis, 17 Oktober 2019


17.00
Ttd perawat
2 Penurunan curah jantung 1. Memonitor tanda – tanda S : Pasien mengatakan badannya
vital secara rutin.
berhubungan dengan masih lemas.
2. Menginstruksikan pasien
perubahan irama jantung tentang pentingnya untuk O:
segera melaporkan bila - Kesadaran : Cosposmentis.
merasakan nyeri dada. - Tanda-tanda vital
TD : 130/77 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
-
A:
Masalah Keperawatan Penurunan
Curah Jantung Belum Teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi,
- Monitor EKG, adakah perubahan
pada segmen ST.
- Monitor tanda – tanda vital secara
rutin.

Kamis, 17 Oktober 2019


17.00
Ttd perawat
Daftar Pustaka

Darliana, D., Manajemen Pasien St Elevasi Miokardial Infark (STEMI). Idea


Nursing Journal, Volume I.
Irmalita, et al., 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Ketiga ed.
s.l.:Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai