Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGAN MASALAH GANGGUAN KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH

1. Aprilia Utami (A12020001)


2. Dewi Fatimah (A12020002)
3. Rahmat Prasetyo Utomo (A12020003)
4. Ade Difa Diasari (A12020004)
5. Aeni Yuwan Sefiana (A12020005)
6. Ahmad Yoga Muzaqi (A12020006)
7. Aizah Cahyaningrum (A12020007)
8. Alfina Eka Prima (A12020008)
9. Aliansyah faturokhman (A12020009)
10. Alica Sahara Nanda Aryanto (A12020010)
11. Alviogariska Yuda Saputri (A12020011)
12. Amanda Bintang Mediana (A12020012)
13. Ameliatun Nur Rohmah (A12020014)
14. Andika Alfi Damara (A12020015)
15. Andika Ridho Maulidna (A12020016)
16. Anggi Ibnu Masulin (A12020017)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULERDENGAN
DIAGNOSA MEDIS CHF

A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess,1998)
Gagal jantung ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jemlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan
adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian tekanan pengisian ventrikal kiri (Smeltzer & Bare, 2001).

Klasifikasi :

1. Gagal jantung akut – kronik


a. Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan kardiak
output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan edema
paru dan kolaps pembuluh darah.
b. Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan ditandai dengan penyakit jantung
iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadi retensi air dan
sodium pada ventrikel dilatasi dan hipertrofi.
2. Gagal jantung kanan-kiri
a. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara
adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal,hipertensi dan kelainan pada
katup aorta.
b. Gagal jantung kanan, disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal jantung
kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung akan
berakumulasi secara sistemik di kaki, asites, hepatomegaly, efusi pleura dan lain-
lain.
3. Gagal jantung sistolik – diastolic
a. Sistolik terjadi karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel
kiri tidak mampu memompa darah akibatnya kardiak output menurun dan
ventrikel hipertrofi.
b. Diastolic karena ketidak mampuan ventrikel dalam pengisian darah akibatnya
setruke volume kardiak output turun.
B. Anatomi Fisiologis

berdasarkan gambar diatas, secara anatomi terdapat beberapa bagian jantung antara lain:

1. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel
sinistra.
2. Atrium kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh
pembuluh darah.
3. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui
keempat vena pulmonari. Darah kemudian mengalir ke ventrikel kiri.
4. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium pulmonari.
5. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot, menerima darah kaya
oksigen dari paru-paru melalui atrium kiri dan memompanya ke dalam sistem sirkulasi
melalui aorta.
6. Arteri pulmonari merupakan pembuluh darah yang keluar dari dekstra menuju ke paru-
paru, arteri pulmonari membawa darah dari ventrikel dekstra ke patu-paru (pulmo).
7. Katup trikuspidalis, terdapat diantaranya atrium dekstra dengan ventrikel dekstra yang
terdiri dari 3 katup.
8. Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra yang terdiri
dari 2 katup.
9. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra.

 Fisiologi kardiovaskuler (Sistem Kardiovaskuler)


Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan barisnya di
atas dan puncaknya di bawah. Jantung berada di dalam thorak, antara kedua paru-paru
dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap kekiri dari pada ke kanan. Ukuran jantung
kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung
terbagi atas sebuah septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan.
 Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen keseluruh tubuh dan membersihkan
tubuh dari hasil metabolisme(karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut
dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen
dari paru-paru dam memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardum,dimana lapisan
perikardium di bagi menjadi 2 lapisan yaitu:
1. Perikardium fibrosa (viseral), yaitu bagian kantung yang membatasi pergerakan
jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh
darah besar, melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
2. Perikardium serosum (parietal), yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.

Siklus sistem kardiovaskuler (jantung)

a. Sirklus jantung
Jantung mempunyai empat pompa terpisah, dua pompa primer atrium dan dua pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya
dimanakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara
spontan. Simpul sinoatrial (SA) terletak pada dinding posterior atrium dekstra dekat
muara vena superior. Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui berkas atrioventrikular
(AV) ke dalam ventrikel, karena susunan khusus penghantar atriunberkontraksi
mendahului ventrikel. Atrium bkerja sebagai pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel
menyediakan sumber tenaga utam bagi pergerakan darah melelui sistem vaskular.
b. Curah jantung
Menurut syaifuddin (2012) curah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang
mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang mengandung berbagai nutrisi.
Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel
kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat
tertentu, misalnya bila jumlah darah yang di pompakan ventrikel dekstra lebih besar dari
ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran
darah sistemik sehingga terjadi penumpukan darah di paru. Besar curah jantung
seseorang tidak selalu sama, tergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung akan
meningkat pada waktu kerja berat, stres, peningkatan suhu lingkungan, sedangkan curah
jantung menurun ketika waktu tidur.
C. Etiologi
Penyebab gagal jantung menurut Wijaya & Putri (2013)
1. Meningkatkan preload: regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel.
2. Meningkatkan afterload: stenosis aorta, hypertensi sistemik.
3. Menurunkan kontraktilitas ventrikel: IMA, kardiomiopati.
4. Gangguan pengisian ventrikel: stenosis katup antrioventrikuler, pericarditif
konstriktif, tamponade jantung.
5. Gangguan sirkulasi: Aritmia melalui perubahan rangsangan listrik yang melalui
respon mekanis.
6. Infeksi sistemik/ infeksi paru : respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa
jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat.
7. Emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap ejaksi
ventrikel kanan.
D. Patofisiologi

Gagal jantung sering dipisahkan menjadi dua klasifikasi gagalan kanan atau gagal jantung kiri.
Pada gagal jantung kanan, ventrikel kanan tidak dapat memompa darah ke dalam arteri
pulmonalis, sehingga kurang darah yang beroksigen oleh paru-paru dan meningkatkan tekanan di
atrium kanan dan sirkulasi vena sistemik. Hipertensi vena sistemik menyebabkan edema pada
ekstremitas. Pada gagal sisi kiri, ventrikel kiri tidak stabil untuk memompa darah ke sirkulasi
sistemik, sehingga terjadi peningkatan tekanan di atrium kiri dan pembuluh darah paru. Paru-
paru menjadi sesak dengan darah, menyebabkan tekanan paru relevated dan edema paru.
Meskipun, setiap jenis menghasilkan perubahan arteri yang berbeda           sistemik/paru,   secara
klinis   tidak   biasa     untuk mengamati kegagalan semata-mata gagal jantung kanan ataugagal
jantung kiri. Sejak kedua sisi jantung tergantung pada fungsi yang memadai dari sisi lain,
kegagalan satu ruang menyebabkan perubahan timbal balik di ruang berlawanan. Misalnya,
dalam peningkatan kegagalan sisi kiri kemacetan vaskular paru akan menyebabkan tekanan
meningkat pada ventrikel kanan, sehingga benar hipertrofi ventrikel, penurunan efisiensi
miokard, dan akhirnya mengumpulkan darah dalam sirkulasi vena sistemik (Syaifuddin,2011).

E. Pathway
F. Menifestasi Klinis

Menurut Wijaya & Putri (2013), manifestasi gagal jantung sebagai berikut:

a. Gagal jantung kiri

Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme kotrol
pernapasan. Gejala:

 Dispnea
Terjadi kerena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu
pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau di cetuskan oleh gerakan
yang minimal atau sedang.
 Orthopnea
Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan menggunakan
bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi, bahkan saat tidur.
 Batuk
Hal ini di sebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi yang
sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah
banyak, yang kadang disertai dengan bercak darah.
 Mudah Lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi normal dan
oksigen serta menurunya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat
meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat
distress pernafasan dan batuk.
 Ronkhi
 Gelisah dan Cemas
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stress akibat kesakitan berfasan dan
pengetahuan bahkan jantung tidak berfungsi dengan baik.

b. Gagal jantung kiri

Menyebabkan peningkatan vena sistemik. Gejala:

1. Oedem perifer
2. Peningkatan BB
3. Distensi vena jugularis
4. Hepatomegaly
5. Asites
6. Pitting edema
7. Anoreksia
8. Mual
c. Secara luas peningkatan CPO dapat menyebabkan perfusi oksigen kejaringan rendah,
sehingga menimbulkan gejala:
1. Pusing
2. Kelelahan
3. Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas
4. Ekstrimitas dingin

d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi aldosterone dan rentensi
cairan dan natrium yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
G. Komplikasi

Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung Yaitu:

1. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri.


2. Syok kardiogenik: stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah
jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung dan otak).
3. Episode trombolitik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan aktivitas
trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
4. Efusi perikardial dan tamponade jantung
Masuknya cairan kekantung perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai
ukuran maksimal. CPO menurun dan aliran balik vena kejantung menuju tomponade
jantung.
H. Penatalaksanaan

 Menurut kosron (2012), penatalaksanaan pada CHF meliputi:

1. Terapi non farmakologi


2. Terapi farmakologi
 Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung, penuruna
tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
 Terapi deuritic diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalenia.
 Terapi vasodilator: Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
KASUS 1 (GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER )
Seorang perempuan umur 55 tahun masuk RS melalui IGD dengan keluhan sesak nafas. Pasien
mengatakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, semakin sesak saat berakitiftas, tubuh terasa
lemah, wajah tampak pucat, nyeri dada sebelah kiri menjalar ke dada dan punggung selama 5
menit, skala nyeri 5, dan terdapat edema pada ektremitas bawah, Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu dan pernah dirawat di RS karena terkena serangan jantung
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengannya.
Pasien merokok 2 bungkus sehari.sejak SMU, minum kopi, sering mengkonsumsi gorengan dan
jerohan. Hasil pemeriksaan Tanda-tanda vital:TD : 140/70 mmHg HR: 92 x/mnt, RR : 28
x/mnt, suhu : 36,5 0C. Hasil pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis dengan GCS 15
E4V5M6, akral teraba dingin, CRT >2 detik dan piting edema derajat I kedalaman 3 mm, Irama
jantung irreguler, terdapat peningkatan vena jugularis. Semua aktifitas dibantu oleh keluarga dan
perawat karena klien langsung merasa sesak nafas saat melakukan aktivitas. Pasien mengatakan
belum tahu tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Hasil pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin 11,9 g/dl, Leukosit : 16.360/mm3, Trombosit
90.000/mm3, Hematokrit 36%, Ph 7, 43, PCO2 30 mmHg, PO2 : 140 mmHg, HCO3-19,9
mmol/L, GDS:156 mg/dl. Hasil rontgen thorax pasien mengalami kardiomegali. Program terapi
pengobatan yang di dapatkan yaitu : pemberian O2 binasal 4 liter/mnt, IVFD NaCL 500cc/24
jam, Ceftriaxone 1x2 gr, L asix 1x20 gr, Bicnat 3x1 mg, As.Folat 1x5 mg, Candesartan 1 x 16
mg, Clopidogrel 1 x 75 mg.
Asuhan Keperawatan

Pada Ny. Y dengan gangguan system cardiovaskuler

I. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari sabtu tanggal 18 Desember 2021 pukul 09:30 di IGD
II. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
 Nama : Ny. Y
 Umur : 55 tahun
 Agama : Islam
 Pendidikan : SLTA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Diagnosis medis :
b. Keluhan Utama
 Sesak napas
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan sesak napas sejak 3 hari yang lalu semakin sesak saat
berakitiftas, tubuh terasa lemah, wajah tampak pucat, nyeri dada sebelah
kiri menjalar ke dada dan punggung selama 5 menit, skala nyeri .
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu dan pernah
dirawat di RS karena terkena serangan jantung.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengannya.
d. Pola pemenuhan kebutuhan dasar viginia Henderson
1. Pola oksigenasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak sesak napas dan dapat bernapas
dengan normal tanpa alat bantuan pernapasan.
Saat dikaji : pasien mengatakan sesak napas pada saat beraktifitas dengan
RR: 28 x/menit
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan sering minum kopi, sering
mengkonsumsi gorengan dan jerohan.
Saat dikaji : pasien mengatakan makan 1 porsi tidak habis.
3. Pola elilminasi
Sebelum sakit :
BAK : pasien mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam BAK ,
5-6 x/hari
BAB : pasien mengatakan BAB lancar tidak ada gangguan BAB normal
sebanyak 2x / hari.
Saat dikaji :
BAK : pasien mengatakan BAK harus memakai pispot karena tidak bias
ke kamar mandi sendiri.
BAB : pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam BAB karena harus
memakai pispot.
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan sehari-hari melakukan aktivitas
pekerjaan rumah tangga secara normal.
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak banyak melakukan aktivitas karena
langsung merasa sesak ketika melakukan aktivitas.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasiem mengatakan bisa tidur selama 1-8 jam / hari
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan lelap karena
merasakan nyeri dada.
6. Pola mempertahankan suhu
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika merasa dingin memakai jaket dan
selimut, jika merasa panas hanya memakai baju yang tipis dan menyerap
keringat.
Saat dikaji : pasien mengatakan jika dingin memakai selimut.
7. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat mengenakan pakaian sendiri
tanpa banntuan.
Saat dikaji : pasien mengatakan perlu bantuan keluarga saat mengenakan
pakaian.
8. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat bergerak bebas sesuai keinginan.
Saat dikaji : pasien mengatakan bisa bergerak namun terbatas karena
ketika beraktivitas terasa nyeri dan sesak napas.
9. Pola personal hygiene
Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi sendiri 2x sehari.
Saat dikaji : pasien mengatakan hanya di seka badannya dengan 2x sehari
ole keluarganya.
10. Pola komunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan lancer dalam berkomunikasi setiap
harinya.
Saat dikaji : pasien mengatakan berkomunikasi dengan baik walau
terkadang ada suara agak pelo.
11. Pola aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien mengatakan merasa lebih nyaman dirumah dengan
keluarga.
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke dada dan punggung dengan skala nyeri 5.
12. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu serta membaca
al-qur’an
Saat dikaji : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu namun dilakukan
dengan berbaring atau duduk.
13. Pola rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan jarang rekreasi dengan keluarganya.
Saat dikaji : pasien mengatakan hanya bisa tiduran dan melihat langi-
langit ruangan dan terkadang berbincang dengan keluarga.
14. Pola belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak tahu tentag penyakit apa yang di
derita dan penatalaksanaannya.
Saat dikaji : pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit di deritanya
karena telah mendapat penjelasan dari dokter dan perawat.
III. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
 Keadaan Umum : lemah
 Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 E4V5M6
 Tekanan darah : 140/70 mmHg
 Nadi : 92 x / menit
 Suhu : 36,5 derajat celcius
 RR : 28x / menit
b. Pemeriksaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
 Kepala : kepala pasien tampak berbentuk mesosephal, simetris , rambut
hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
 Muka : muka pasien tampak simetris, warna sama dengan bagian tubuh
lain dan tampak pucat.
 Mata : mata pasien tambak simetris kana kiri, konjungtiva tidak anemis,
dan sclera idak ikterik
 Hidung : hidng pasien tampak normal, simetris, tidak polip, bersih, dan
tidak ada secret.
 Mulut : mulut pasien tampak tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir tidak
kering.
 Telinga : telinga pasien tapak normal, simetris, dan bersih
 Leher : leher pasien terdapat peningkatan vena jugularis
 Dada
Jantung (I) : Vena jugularis meningkat
(Pa) : Iktus cordis teraba

(Pe) : Pekak

(A) : Irama jantung irreguler

Paru-paru (I) : Simetris kiri dan kanan, ada tarikan dinding dada

(Pa) : Bunyi fremitus kiri dan kanan sama

(Pe) : bunyi redup di paru kanan

(A) : Broncovasikuler

 Abdomen (I) : Dbn

(Pa) : Dbn

(Pe) : Dbn

(A) : Dbn

 Ekstremitas atas dan bawah


 Akral teraba dingin, bentuk tangan simetris, jumalah jari lengkap,
pertumbuhan kuku baik, tidak ada pembatasan gerak ektremitas
atas.
 Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala atau tanda odema,
bentuksimetris dextra sinistra, jumlah jari lengkap, pertumbuhan
kuku baik dan tidak ada pembatasan gerak ektremitas bawah.
 Kulit (I) : kulit tampak pucat
(Pa) : tidak ada nyeri tekan
 Genetalia : normal, permukaan bersih, tidak terpasang kateter
Laboratorium dan Diagnostik

NO Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Kesimpulan


1. Hemoglobin 12-15 g/dL 11,9 g/dL Rendah
2. Leukosit 4.500-10.000 sel/mm 16.360 /mm3 Tinggi
3. Trombosit 150.000-400.000 sel/mm 90.000 sel/mm Rendah
4. Hematokrit 38-46% 36% Rendah
5. Ph darah 7,35-7,45 7,43 Normal
6. PO2 75-100 mmHg 140 mmHg Tinggi
7. PCO2 38-42 mmHg 30 mmHg Rendah
8. HCO3 22-28 mmol/L 19,9 mmol/L Rendah
9. GDS < 180 mg/dL 156 mg/dL Normal

Terapai

NO Jenis Obat Dosis Waktu Pemberian Indikasi


1. O2 binasal 4 liter Per- menit Terapi oksigen
2. IVFD NaCL 500 cc 24 jam Infus
3. Ceftriaxone 2 gr 1x1 Infeksi bakteri gram (+)
(-)
4. L asix 20 gr 1x1 Mengeluarkan cairan
berlebih pada kondisi
edema
5. Bicnat 1 mg 3x1 Mengatasi asam
lambung berlebih
6. As.Folat 5 mg 1x1 Vitamin esensial
7. Candesartan 16 mg 1x1 Menangani hipertensi
8. Clopidogrel 75 mg 1x1 Mencegah
aterotrombosis pada
penyakit jantung
coroner
Analisa Data

N Data Fokus (SDKI) Masalah Penyebab Diagnosa Kep


O
1. Ds : Pasien mengatakan sesak Pola napas tidak dipsnea Pola napas tidak
napas merasa lemas, pasien efektif efektif b.d hambatan
juga mengatakan bila upaya napas d.d
melakukan aktivitas sehari- penggunaan otot
hari sesak napas semakin bantu pernapasan.
bertambah.
DO :
KU: lemah
Kesadaran: composmentis
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
2. DS : pasien mengatakan bila Intoleransi Mengeluh lelah Intoleransi aktivitas
beraktivitas sehari-hari sesak aktivitas dan dipsnea b.d
semakin bertambah. Pasien saat/setelah Ketidakseimbangan
mengatakan aktivitas sehari- aktivitas antara suplai dan
hari dibantu keluarga. kebutuhan oksigen
DO: KU: lemah d.d frekuensi
Kesadaran: composmentis jantung meningkat
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
3. DS: pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Nyeri dada Nyeri akut b.d agen
dada sebelah kiri menjalar pencedera biologis
kedada dan punggung selama d.d pasien tampak
5 menit dengan skala nyeri 5 meringis
DO:
Pemeriksaan TTV
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
4. DS: Pasien mengatakan tubuh Penurunan curah Lelah Penurunan curah
merasa lemah. jantung jantung b.d
DO: perubahan irama
- Warna kulit tampak jantung d.d edema,
pucat peningkatan vena
- Akral teraba dingin jugularis, CRT > 2
- TTV detik.
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius

Perencanaan

NO Dx Kep (SDKI) Luaran Kep (SLKI) Intervensi (SIKI)


1. Pola napas tidak POLA NAPAS (L.01004) MANAJEMEN JALAN
efektif b.d hambatan Setelah dilakukan tindakan NAPAS (I.01011)
upaya napas d.d keperawatan selama 1x24 Observasi
penggunaan otot jam diharapkan pola napas - Monitor pola napas
bantu pernapasan. membaik, dengan keriteria (frekuensi, kedalaman,
hasil: usaha napas)
Indicator Awal Akhi - Monitor bunyi napas
r tambahan
Dispnea 5 1 Terapeutik
Frekuensi 1 5 - Posisikan semi fowler
napas atau fowler
Kedalaman 1 5 - Berikan minum hangat
napas - Berikan oksigen
Keterangan Edukasi
1 : menurun - Anjurkan asupan
2 : cukup menurun cairan 2000 ml/hari
3 : sedang Kolaborasi
4 : cukup meningkat - Kolaborasi pemberian
5 : meningkat bronkodilator,
ekspetoran, mukolitik.
2. Intoleransi aktivitas TOLERANSI AKTIVITAS MANAJEMEN ENERGI
b.d (L.05047) (I.05178)
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Observasi
antara suplai dan keperawatan selama 1x24 - Identifikasi gangguan
kebutuhan oksigen jam diharapkan intoleransi fungsi tubuh yang
d.d frekuensi jantung aktivitas membaik, dengan mengakibatkan
meningkat keriteria hasil: kelelahan
Indicator Awal Akhir - Monitor kelelahan fisik
Keluhan 5 1 dan emosional
lelah - Monitor lokasi dan
Dyspnea 5 1 ketidak nyamanan
saat selama melakukan
aktivitas aktivitas
Warna 1 5 Terapeutik
kulit - Sediakan lingkungan
Tekanan 1 5 yang nyaman dan
darah rendah stimulus
Frekuensi 1 5 Edukasi
napas - Anjurkan melakukan
Keterangan aktivitas secara
1 : menurun bertahap
2 : cukup menurun - Anjurkan menghuungi
3 : sedang perawat jika tanda dan
4 : cukup meningkat gejala kelelahan tidak
5 : meningkat berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3. Nyeri akut b.d agen TINGKAT NYERI (L.08066) MANAJEMEN NYERI
pencedera biologis Setelah dilakukan tindakan (I.08238)
d.d pasien tampak keperawatan selama 1x24 Observasi
meringis jam diharapkan nyeri akut - Identifikasi lokasi,
membaik, dengan keriteria karakteristik, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas,
Indicator Awa Akhi intensitas nyeri
l r - Indentifikasi skala
Keluhan 5 1 nyeri
nyeri - Identifikasi factor yang
Meringis 5 1 memperberat dan
Ketegangan 5 1 memperingan nyeri
otot Terapeutik
Pola napas 1 5 - Berikan teknik non
Nafsu 1 5 farmakologis untuk
makan mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan
Keterangan yang memperbrat rasa
1 : menurun nyeri
2 : cukup menurun Edukasi
3 : sedang - Jelaskan penyebab,
4 : cukup meningkat periode, dan pemicu
5 : meningkat nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
4. Penurunan curah CURAH JANTUNG PERAWATAN JANTUNG
jantung b.d (L.02008) (I.02075)
perubahan irama Setelah dilakukan tindakan Observasi
jantung d.d edema, keperawatan selama 1x24 - Identifikasi tanda atau
peningkatan vena jam diharapkan penurunan gejala primer
jugularis, CRT > 2 curah jantung membaik, penurunan curah
detik. dengan keriteria hasil: jantung
Indicator Awal Akhir - Identifikasi tanda atau
Lelah 5 1 gejala sekunder
Edema 5 1 penurunan curah
Distensi 5 1 jantung
vena - Monitor keluhan nyeri
jugularis dada
Dyspnea 5 1 Terapeutik
Pucat atau 5 1 - Posisikan pasien semi
siamasis fowler atau fowler
CRT 1 5 dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
Keterangan - Berikan diet jantung
1 : menurun yang sesuai
2 : cukup menurun - Fasilitasi pasien dan
3 : sedang keluarga untuk
4 : cukup meningkat modifikasi gaya hidup
5 : meningkat sehat
Edukasi
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia

Implementasi

N Dx Kep Tanggal / Implementasi Respon Para


O Jam f
1. Pola napas tidak 18 Desember - Memonitor pola - Pasien
efektif b.d 2021 (10:00) napas (frekuensi, kooperatif
hambatan upaya kedalaman, usaha - Pasien
napas d.d napas) mampu
penggunaan otot - Memonitor bunyi melakuka
bantu napas tambahan n anjuran
pernapasan. - memposisikan semi dari
fowler atau fowler perawat
- memberikan minum dengan
hangat baik
- memberikan - Pasien
oksigen mampu
- menganjurkan menerima
asupan cairan 2000 penjelasan
ml/hari dari
- melakukan perawat
kolaborasi dengan
pemberian baik
bronkodilator, - Perawat
ekspetoran, dan dokter
mukolitik. dapat
bekerja
sama dg
baik untuk
pemberian
analgetik.
2. Intoleransi 18 Desember - mengidentifikasi - Pasien
aktivitas b.d 2021(14:00) gangguan fungsi kooperatif
Ketidakseimban tubuh yang - Pasien
gan antara suplai mengakibatkan mampu
dan kebutuhan kelelahan melakuka
oksigen d.d - Memonitor n anjuran
frekuensi kelelahan fisik dan dari
jantung emosional perawat
meningkat - Memonitor lokasi dengan
dan ketidak baik
nyamanan selama - Pasien
melakukan aktivitas mampu
- menyediakan menerima
lingkungan yang penjelasan
nyaman dan rendah dari
stimulus perawat
- menganjurkan dengan
melakukan aktivitas baik
secara bertahap - Perawat
- menganjurkan dan dokter
menghungi perawat dapat
jika tanda dan bekerja
gejala kelelahan sama dg
tidak berkurang baik untuk
- melakukan pemberian
kolaborasi dengan analgetik.
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan
3. Nyeri akut b.d 19 Desember - mengidentifikasi - Pasien
agen pencedera 2021(08:00) lokasi, karakteristik, kooperatif
biologis d.d durasi, frekuensi, - Pasien
pasien tampak kualitas, intensitas mampu
meringis nyeri melakuka
- mengindentifikasi n anjuran
skala nyeri dari
- mengidentifikasi perawat
factor yang dengan
memperberat dan baik
memperingan nyeri - Pasien
- memberikan teknik mampu
non farmakologis menerima
untuk mengurangi penjelasan
rasa nyeri dari
- mengkontrol perawat
lingkungan yang dengan
memperbrat rasa baik
nyeri - Perawat
- menjelaskan dan dokter
penyebab, periode, dapat
dan pemicu nyeri bekerja
- menjelaskan sama dg
strategi meredakan baik untuk
nyeri pemberian
- menganjurkan analgetik.
memonitor nyeri
secara mandiri
- melakukan
kolaborasi
pemberian analgetik
4. Penurunan curah 19 Desember - mengidentifikasi - Pasien
jantung b.d 2021(13:00) tanda atau gejala kooperatif
perubahan irama primer penurunan - Pasien
jantung d.d curah jantung mampu
edema, - mengidentifikasi melakuka
peningkatan tanda atau gejala n anjuran
vena jugularis, sekunder penurunan dari
CRT > 2 detik. curah jantung perawat
- Memonitor keluhan dengan
nyeri dada baik
- memposisikan - Pasien
pasien semi fowler mampu
atau fowler dengan menerima
kaki kebawah atau penjelasan
posisi nyaman dari
- memberikan diet perawat
jantung yang sesuai dengan
- memfasilitasi baik
pasien dan keluarga - Perawat
untuk modifikasi dan dokter
gaya hidup sehat dapat
- menganjurkan bekerja
berhenti merokok sama dg
- menganjurkan baik untuk
beraktivitas fisik pemberian
secara bertahap analgetik.
- melakukan
kolaborasi
pemberian anti
aritmia

Evaluasi

Waktu Dx Catatan Perkembangan


18 Desember 1 S: Pasien mengatakan sesak napas merasa lemas, pasien juga
2021(09:30) mengatakan bila melakukan aktivitas sehari-hari sesak napas
semakin bertambah.
O: KU: lemah
Kesadaran: composmentis
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
A: Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d
penggunaan otot bantu pernapasan.
P: Melanjutkan intervensi
- Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
napas)
- Memonitor bunyi napas tambahan
- memposisikan semi fowler atau fowler
- memberikan minum hangat
- memberikan oksigen
- menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
- melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspetoran, mukolitik.
18 Desember S: pasien mengatakan bila beraktivitas sehari-hari sesak
2021(13:00) semakin bertambah. Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari
dibantu keluarga.
O: KU: lemah
Kesadaran: composmentis
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
A: Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen d.d frekuensi jantung meningkat
P: Melanjutkan intervensi
- mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
- Memonitor kelelahan fisik dan emosional
- Memonitor lokasi dan ketidak nyamanan selama
melakukan aktivitas
- menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus
- menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- menganjurkan menghungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
- melakukan kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
S: pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar kedada
dan punggung selama 5 menit dengan skala nyeri 5
O: KU: lemah
Kesadaran: composmentis
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
A: Nyeri akut b.d agen pencedera biologis d.d pasien tampak
meringis
P: Melanjutkan intervensi
- mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
- mengindentifikasi skala nyeri
- mengidentifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- mengkontrol lingkungan yang memperbrat rasa nyeri
- menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- menjelaskan strategi meredakan nyeri
- menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- melakukan kolaborasi pemberian analgetik
S: Pasien mengatakan tubuh merasa lemah.
O: Warna kulit tampak pucat
Akral teraba dingin
TD: 140/70 mmHg
N: 92 x/menit
RR: 28 x/menit
S: 36,5 derajat celcius
A: Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung d.d
edema, peningkatan vena jugularis, CRT > 2 detik.
P: Melanjutkan intervensi
- mengidentifikasi tanda atau gejala primer penurunan
curah jantung
- mengidentifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan
curah jantung
- Memonitor keluhan nyeri dada
- memposisikan pasien semi fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi nyaman
- memberikan diet jantung yang sesuai
- memfasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
- menganjurkan berhenti merokok
- menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- melakukan kolaborasi pemberian anti aritmia

Anda mungkin juga menyukai