DISUSUN OLEH
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess,1998)
Gagal jantung ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jemlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan
adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian tekanan pengisian ventrikal kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
Klasifikasi :
berdasarkan gambar diatas, secara anatomi terdapat beberapa bagian jantung antara lain:
1. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel
sinistra.
2. Atrium kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh
pembuluh darah.
3. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui
keempat vena pulmonari. Darah kemudian mengalir ke ventrikel kiri.
4. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium pulmonari.
5. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot, menerima darah kaya
oksigen dari paru-paru melalui atrium kiri dan memompanya ke dalam sistem sirkulasi
melalui aorta.
6. Arteri pulmonari merupakan pembuluh darah yang keluar dari dekstra menuju ke paru-
paru, arteri pulmonari membawa darah dari ventrikel dekstra ke patu-paru (pulmo).
7. Katup trikuspidalis, terdapat diantaranya atrium dekstra dengan ventrikel dekstra yang
terdiri dari 3 katup.
8. Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra yang terdiri
dari 2 katup.
9. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra.
a. Sirklus jantung
Jantung mempunyai empat pompa terpisah, dua pompa primer atrium dan dua pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya
dimanakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara
spontan. Simpul sinoatrial (SA) terletak pada dinding posterior atrium dekstra dekat
muara vena superior. Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui berkas atrioventrikular
(AV) ke dalam ventrikel, karena susunan khusus penghantar atriunberkontraksi
mendahului ventrikel. Atrium bkerja sebagai pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel
menyediakan sumber tenaga utam bagi pergerakan darah melelui sistem vaskular.
b. Curah jantung
Menurut syaifuddin (2012) curah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang
mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang mengandung berbagai nutrisi.
Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel
kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat
tertentu, misalnya bila jumlah darah yang di pompakan ventrikel dekstra lebih besar dari
ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran
darah sistemik sehingga terjadi penumpukan darah di paru. Besar curah jantung
seseorang tidak selalu sama, tergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung akan
meningkat pada waktu kerja berat, stres, peningkatan suhu lingkungan, sedangkan curah
jantung menurun ketika waktu tidur.
C. Etiologi
Penyebab gagal jantung menurut Wijaya & Putri (2013)
1. Meningkatkan preload: regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel.
2. Meningkatkan afterload: stenosis aorta, hypertensi sistemik.
3. Menurunkan kontraktilitas ventrikel: IMA, kardiomiopati.
4. Gangguan pengisian ventrikel: stenosis katup antrioventrikuler, pericarditif
konstriktif, tamponade jantung.
5. Gangguan sirkulasi: Aritmia melalui perubahan rangsangan listrik yang melalui
respon mekanis.
6. Infeksi sistemik/ infeksi paru : respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa
jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat.
7. Emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap ejaksi
ventrikel kanan.
D. Patofisiologi
Gagal jantung sering dipisahkan menjadi dua klasifikasi gagalan kanan atau gagal jantung kiri.
Pada gagal jantung kanan, ventrikel kanan tidak dapat memompa darah ke dalam arteri
pulmonalis, sehingga kurang darah yang beroksigen oleh paru-paru dan meningkatkan tekanan di
atrium kanan dan sirkulasi vena sistemik. Hipertensi vena sistemik menyebabkan edema pada
ekstremitas. Pada gagal sisi kiri, ventrikel kiri tidak stabil untuk memompa darah ke sirkulasi
sistemik, sehingga terjadi peningkatan tekanan di atrium kiri dan pembuluh darah paru. Paru-
paru menjadi sesak dengan darah, menyebabkan tekanan paru relevated dan edema paru.
Meskipun, setiap jenis menghasilkan perubahan arteri yang berbeda sistemik/paru, secara
klinis tidak biasa untuk mengamati kegagalan semata-mata gagal jantung kanan ataugagal
jantung kiri. Sejak kedua sisi jantung tergantung pada fungsi yang memadai dari sisi lain,
kegagalan satu ruang menyebabkan perubahan timbal balik di ruang berlawanan. Misalnya,
dalam peningkatan kegagalan sisi kiri kemacetan vaskular paru akan menyebabkan tekanan
meningkat pada ventrikel kanan, sehingga benar hipertrofi ventrikel, penurunan efisiensi
miokard, dan akhirnya mengumpulkan darah dalam sirkulasi vena sistemik (Syaifuddin,2011).
E. Pathway
F. Menifestasi Klinis
Menurut Wijaya & Putri (2013), manifestasi gagal jantung sebagai berikut:
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme kotrol
pernapasan. Gejala:
Dispnea
Terjadi kerena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu
pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau di cetuskan oleh gerakan
yang minimal atau sedang.
Orthopnea
Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan menggunakan
bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi, bahkan saat tidur.
Batuk
Hal ini di sebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi yang
sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah
banyak, yang kadang disertai dengan bercak darah.
Mudah Lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi normal dan
oksigen serta menurunya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat
meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat
distress pernafasan dan batuk.
Ronkhi
Gelisah dan Cemas
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stress akibat kesakitan berfasan dan
pengetahuan bahkan jantung tidak berfungsi dengan baik.
1. Oedem perifer
2. Peningkatan BB
3. Distensi vena jugularis
4. Hepatomegaly
5. Asites
6. Pitting edema
7. Anoreksia
8. Mual
c. Secara luas peningkatan CPO dapat menyebabkan perfusi oksigen kejaringan rendah,
sehingga menimbulkan gejala:
1. Pusing
2. Kelelahan
3. Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas
4. Ekstrimitas dingin
d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi aldosterone dan rentensi
cairan dan natrium yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
G. Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung Yaitu:
I. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari sabtu tanggal 18 Desember 2021 pukul 09:30 di IGD
II. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosis medis :
b. Keluhan Utama
Sesak napas
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan sesak napas sejak 3 hari yang lalu semakin sesak saat
berakitiftas, tubuh terasa lemah, wajah tampak pucat, nyeri dada sebelah
kiri menjalar ke dada dan punggung selama 5 menit, skala nyeri .
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu dan pernah
dirawat di RS karena terkena serangan jantung.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengannya.
d. Pola pemenuhan kebutuhan dasar viginia Henderson
1. Pola oksigenasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak sesak napas dan dapat bernapas
dengan normal tanpa alat bantuan pernapasan.
Saat dikaji : pasien mengatakan sesak napas pada saat beraktifitas dengan
RR: 28 x/menit
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan sering minum kopi, sering
mengkonsumsi gorengan dan jerohan.
Saat dikaji : pasien mengatakan makan 1 porsi tidak habis.
3. Pola elilminasi
Sebelum sakit :
BAK : pasien mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam BAK ,
5-6 x/hari
BAB : pasien mengatakan BAB lancar tidak ada gangguan BAB normal
sebanyak 2x / hari.
Saat dikaji :
BAK : pasien mengatakan BAK harus memakai pispot karena tidak bias
ke kamar mandi sendiri.
BAB : pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam BAB karena harus
memakai pispot.
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan sehari-hari melakukan aktivitas
pekerjaan rumah tangga secara normal.
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak banyak melakukan aktivitas karena
langsung merasa sesak ketika melakukan aktivitas.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasiem mengatakan bisa tidur selama 1-8 jam / hari
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan lelap karena
merasakan nyeri dada.
6. Pola mempertahankan suhu
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika merasa dingin memakai jaket dan
selimut, jika merasa panas hanya memakai baju yang tipis dan menyerap
keringat.
Saat dikaji : pasien mengatakan jika dingin memakai selimut.
7. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat mengenakan pakaian sendiri
tanpa banntuan.
Saat dikaji : pasien mengatakan perlu bantuan keluarga saat mengenakan
pakaian.
8. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat bergerak bebas sesuai keinginan.
Saat dikaji : pasien mengatakan bisa bergerak namun terbatas karena
ketika beraktivitas terasa nyeri dan sesak napas.
9. Pola personal hygiene
Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi sendiri 2x sehari.
Saat dikaji : pasien mengatakan hanya di seka badannya dengan 2x sehari
ole keluarganya.
10. Pola komunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan lancer dalam berkomunikasi setiap
harinya.
Saat dikaji : pasien mengatakan berkomunikasi dengan baik walau
terkadang ada suara agak pelo.
11. Pola aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien mengatakan merasa lebih nyaman dirumah dengan
keluarga.
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke dada dan punggung dengan skala nyeri 5.
12. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu serta membaca
al-qur’an
Saat dikaji : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu namun dilakukan
dengan berbaring atau duduk.
13. Pola rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan jarang rekreasi dengan keluarganya.
Saat dikaji : pasien mengatakan hanya bisa tiduran dan melihat langi-
langit ruangan dan terkadang berbincang dengan keluarga.
14. Pola belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak tahu tentag penyakit apa yang di
derita dan penatalaksanaannya.
Saat dikaji : pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit di deritanya
karena telah mendapat penjelasan dari dokter dan perawat.
III. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 E4V5M6
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Nadi : 92 x / menit
Suhu : 36,5 derajat celcius
RR : 28x / menit
b. Pemeriksaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Kepala : kepala pasien tampak berbentuk mesosephal, simetris , rambut
hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
Muka : muka pasien tampak simetris, warna sama dengan bagian tubuh
lain dan tampak pucat.
Mata : mata pasien tambak simetris kana kiri, konjungtiva tidak anemis,
dan sclera idak ikterik
Hidung : hidng pasien tampak normal, simetris, tidak polip, bersih, dan
tidak ada secret.
Mulut : mulut pasien tampak tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir tidak
kering.
Telinga : telinga pasien tapak normal, simetris, dan bersih
Leher : leher pasien terdapat peningkatan vena jugularis
Dada
Jantung (I) : Vena jugularis meningkat
(Pa) : Iktus cordis teraba
(Pe) : Pekak
Paru-paru (I) : Simetris kiri dan kanan, ada tarikan dinding dada
(A) : Broncovasikuler
(Pa) : Dbn
(Pe) : Dbn
(A) : Dbn
Terapai
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi