Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KASUS LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN JIWA

KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH :

1. Aprilia Utami (A12020001)


2. Dewi Fatimah (A12020002)
3. Rahmat Prasetyo Utomo (A12020003)
4. Ade Difa Diasari (A12020004)
5. Aeni Yuwan Sefiana (A12020005)
6. Ahmad Yoga Muzaqi (A12020006)
7. Aizah Cahyaningrum (A12020007)
8. Alfina Eka Prima (A12020008)
9 . Aliansyah Faturokhman (A12020009)
10. Alica Sahara Nanda Aryanto (A12020010)
11. Alviogariska Yuda Saputri (A12020011)
12. Amanda Bintang Mediana (A12020012)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KASUS KEPERAWATAN JIWA

Pasien Gangguan Jiwa Diduga Sempat Dibuang Rumah Sakit


- detikNews
Jumat, 04 Apr 2014 05:43 WIB
Medan, - Insiden pembuangan pasien oleh rumah sakit kembali terjadi. Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) diduga sempat membuang
seorang pasien ke jalanan, namun tak lama kemudian dijemput dan dirawat Kembali
Keterangan yang diperoleh menyebutkan, insiden itu terjadi pada Kamis (3/4/2014)
pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Korbannya seorang pria berusia sekitar 70 tahun yang tidak
diketahui identitasnya.
Salah seorang warga Ida (37) menyatakan, saat akan ke pasar dia melihat ada dua
orang perempuan yang mengenakan pakaian perawat dan seorang pria yang berseragam
sekuriti, mendorong seorang pria di atas kursi roda di dekat rumahnya. Lokasi itu terpaut
sekitar 300 meter dari RSUD Deli Serdang yang berada di Jalan Thamrin, Lubuk Pakam
ibukota Deli Serdang.
Semula Ida menyangka pria yang di kursi roda itu orang kaya karena dijaga beberapa
orang. Ternyata saat pulang dari pasar sekitar pukul 07.00 WIB, dia melihat pria itu sudah
sendirian, terkulai di Jalan Sudirman.
“Waktu pulang baru aku sadar kalau dia dibuang sama yang mendorong itu.
Tergeletak dia kulihat di jalan," kata Ida kepada wartawan di Lubuk Pakam.
Namun pembuangan ini tidak berlangsung lama. Pada Kamis siang, begitu kejadian
diketahui beberapa pihak, sejumlah petugas rumah sakit kembali menjeput pria tersebut dan
menempatkannya di ruang isolasi 2 Seroja rumah sakit tersebut.
Seorang petugas rumah sakit menyatakan, pria yang mengalami gangguan jiwa itu
mulai dirawat di RSUD Deli Serdang sejak 26 Februari lalu. Ada warga mengantarkannya,
dan tidak pernah dijenguk siapapun sejak saat itu. Namun mereka menolak disebut
membuang pasien, dan menyatakan pria yang sudah kesulitan berjalan itu melarikan diri dari
ruang perawatan.
ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN JIWA YANG BERKAITAN

1. JUSTICE (KEADILAN)
Salah satu aspek yang dilanggar dalam kasus diatas adalah keadilan. Aspek yang
merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil terhadap semua pasien sesuai
dengan kebutuhan. Setiap individu mendapat tindakan yg sama berarti mempunyai
kontribusi yg relatif sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Jadi seharusnya
pasien diperlakukan dengan baik dan diperlakukan sama dengan pasien yang lain
yaitu dirawat dengan baik sesuai apa yang pasien perlukan, namun pada kasus diatas
pasien dibuang, walaupun pasien akhirnya dirawat kembali namun tindakan yang
telah dilakukan tetap melanggar etik legal.

2. NON MALFICIENCE (TIDAK MERUGIKAN PASIEN)


Kode etik keperawatan Indonesia yang berkaitan dengan kasus di atas adalah tentang
tanggung jawab perawat terhadap tugasnya yaitu perawat senantiasa mengutamakan
perlindungan dan keselamatan klien serta tidak merugikan klien dalam melaksanakan
tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan, jika
menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan. Dalam kasus diatas, perawat dengan sengaja membuang klien dijalan
yang sangat jelas merugikan bagi kesehatan klien.

3. BENEFICIENCE (BERBUAT BAIK)


Dalam kasus diatas perawat juga melanggar prinsip etik keperawatan, yaitu berbuat
baik kepada pasien. Meskipun klien adalah seorang ODGJ (orang dalam gangguan
jiwa) tetapi seharusnya perawat tetap menghormati hak pasien karena klien adalah
pasien di rumah sakit tersebut sudah menjadi tanggung jawab perawat untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan pasien.

4. VERACITY(KEJUJURAN)
Salah satu kode etik yang dilanggar dalam kasus diatas adalah kejujuran.
Kejujuran adalah pokok paling penting untuk membuat orang lain percaya. Namun
dalam kasus diatas perawat telah berbohong kepada warga. Seharusnya sikap perawat
tidak berbohong kepada pasien maupun keluarga masyarakat yang ada dan selalu
berkata jujur. Pada kasus diatas sudah ada saksi yang melihat perawat membawa
pasien dan meninggalkanya dijalan tetapi menolak disebut membuang pasien, dan
menyatakan pria yang sudah kesulitan berjalan itu melarikan diri dari ruang
perawatan.

5. FIDELITY (LOYALTY/KETAATAN)
Dalam kasus diatas, perawat telah melanggar kode etik fidelity. Perawat yang
seharusnya memiliki komitmen menepati janji profesi dan menerapkannya dalam
melakukan perawatan keperawatan. Namun dalam kasus di atas terlihat dua orang
perawat meninggalkan pasien yang berada di kursi roda. Seharusnya perawat
berkewajiban untuk setia dan bertanggung jawab terhadap perawatan pasien tersebut
dan setia dalam memegang komitmen dalam menepati janji profesi.

Anda mungkin juga menyukai