Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alfina Eka Prima

NIM : A12020008

Kelas : 3A S1 Keperawatan

Matkul : Peminatan I

Resume Jumat, 31 Maret 2023

Dosen Pendamping : Barkah Waladani, M.Kep

MANAJEMEN NYERI

 Definisi Nyeri
Suatu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan
dengan kerusakan jaringan actual atau potensial yang digambarka sebagai kerusakan.
(IASP, 1979)
Suatu kondisi yang bersifat subjektif dan komplek dimana sebagai mekanisme
perlindungannya menyebabkan seorang menarik diri, menghindari sumber nyeri serta
berusaha untuk mencari pengobatan. (Morton, Fontaina, Hudak & Gallo, 2011)
 Faktor Pencetus Nyeri
1. Mekanikal seperti trauma jaringan tubuh (contoh: pembedahan, infeksi, edema)
2. Suhu (contoh: luka bakar)
3. Kimia seperti iskemi jaringan (contoh: bendungan arteri koronaria), karena
terkumpulnya asam laktat sehingga menyebabkan nyeri
4. Stressor fisik (contoh: rasa takut, rasa cemas)
5. Kondisi nyeri itu sendiri (contoh: nyeri kronis pada pasien kanker, stroke, dll)
 Fisiologi Nyeri
Ada 4 tahap proses fisiologi nyeri:
1. Proses transduksi, adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan
stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif
2. Proses transmisi, adalah suatu proses dimana impuls disalurkan menuju kornu
dorsalis medula spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak
3. Proses modulasi, adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related
neural signals)
4. Proses persepsi, adalah kesadaran akan pengalaman nyeri
 Teori Nyeri
1. Teori gate control, yaitu implus nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh
mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf pusat.
2. Respon fisiologis, yaitu dimana reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisiologis
dan perilaku yang terjadi setelah merpersepsikan nyeri.
3. Respon perilaku, yaitu saat nyeri dirasakan saat itu juga suatu dimulai siklus yang
apabila tidak diobati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkan dapat
mengubah kualitas kehidupan individu secara bermakna.
 Jenis Nyeri
1. Nyeri akut, memiliki durasi yang pendek dimana berkaitan dengan proses
penyembuhan (30 hari) atau < 6 bulan
2. Nyeri kronis, biasanya menetap hingga > 6 bulan setelah proses penyembuhan
3. Nyeri nociceptive, nyeri dengan stimulus singkat dan tidak menimbulkan kerusakan
jaringan (contoh: nyeri tertusuk jarum atau duri)
4. Nyeri neuropatik, nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer (contoh:
pada pasien dengan diabetik atau lesi pada sentral pada cidera medula spinalis)
 Pengukuran Nyeri
1. Laporan dari diri pasien (self report measure), nyeri merupakan pengukuran
subjektif setiap pasien yang menghasilkan intensitas yang berbeda pada pengkajian
nyeri PQRST, yaitu:
P : Provokatif/paliatif, pemicu nyeri
Q : Quality, kualitas nyeri seperti rasa tajam, tumpul, atau tersayat
R : Region, daerah perjalanan nyeri
S : Severity, intensitas nyeri
T : Timing, lama/waktu
Komponen pengukuran self report measure, yaitu
 Wong baker faces, digunakan pada pasien pediatrik dengan kesulitan verbal
 NRS (numeric rating scale), digolongkan dari nyeri ringan: 1-3, sedang: 4-6, berat:
7-9
 VAS (visual analog scale), digunakan pada pasien > 8 tahun dan dewasa
2. Pengukuran fisiologis, digunakan untuk mendukung laporan diri pasien dan
pengukuran observasi
3. Observasi, pasien yang mengalami nyeri akan memperhatikan perilaku khusus upaya
untuk perlindungan
 Komponen Pengukuran Nyeri Non Self Report
Yaitu pasien tidak dapat menyampaikan rasa nyeri yang dirasakan, digunakan pada
pasien yang mengalami limitasi verbal baik karena usia, kognitif, maupun karena
pengaruh obat sedasi dan didalam mesin ventilator.
1. Skala FLACC (faces, legs, activity, cry, consolability), digunakan untuk pediatric
2. Skala CPOT (critical care, pain, observation, tool), lebih mudah digunakan diruang
intensif dibandingkan BPS
 Penatalaksanaan Nyeri
 Manajemen nyeri farmakalogi opioid analgesik, yaitu :
1. Morphine, mudah larut dalam air dan kerjanya lambat tetapi durasinya lama
sering digunakan pada ruang ICU
2. Fentanyl, larut dalam lipid/lemak dan prosesnya cepat terapi durasinya lebih
singkat digunakan pada pasien kritis dengan ketidakstabilan hemodinamik
3. Hydromorphone, semisintetik durasinya lama tetapi tidak menghasilkan
metabolit digunakan pada pasien dengan stadium ginjal terkahir
4. Meperidine
Golongan non opioid
1. Asetominofen
2. Aspirin
3. Ketorolac
4. Indometasin
5. Naproksen
 Manajemen nyeri nonfarmakalogi physical technique
1. Ice therapy
2. Massage (terapi pijat)
 Manajemen nyeri non farmakalogi cognitiv behaveriol technique
1. Relaksasi, pada pasien yang mengalami infark miokard
2. Guided imagery
3. Music therapy

Anda mungkin juga menyukai