Neurosains
(SFS310)
Materi 08
The Pain System and Somatosensation
Disusun Oleh
1. Kesit Ivanali, S.Ft, M.Biomed
A. Pendahuluan
Sistem nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik dari luar maupun dari dalam serabut
saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan
emosional. Sedangkan somatosensory adalah suatu sistem indera
yang mendeteksi pengalaman yang disebut sentuhan atau tekanamn,
suhu (hangat atau dingin), sakit (gatal dan geli serta nyeri), dan
propriosepsi (sensasi gerakan otot), serta posisi persendian seperti
postur, pergerakan, viscera dan ekspresi wajah, perasa viscera terkait
dengan informasi indera dari dalam tubuh seperti sakit perut
Nyeri adalah suatu perasaan dan pengalaman sensoris atau
emosional yang tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan yang actual maupun potensial, nyeri selalu bersifat
subjektif (Tarcy 2005). Nyeri juga diistilahkan sebagai sensasi subjektif
rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau potensial. Nyeri dirasakan apabila reseptor nyeri
spesifik teraktivasi
B. Kompetensi Dasar
Mengetahui tentang definisi, jenis, patofisiologi serta proses nyeri
D. Kegiatan Belajar 1
1. Definisi Nyeri
Suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan kerusakan suatu jaringan
2. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan
nyeri kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang yang tidak melebihi 7 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot. Fungsi nyeri akut ini memberi peringatan
akan cedera atau penyakit yang datang. Nyeri akhirnya menghilang
dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang
rusak.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6
bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.
Tipe Nyeri
1. Acute
2. Cancer
3. Chronic non-malignant
3. Patofisiologi Nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,
sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik,
reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera
jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri:
tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Jalur Desenden:
Salah satu jalur desenden yang telah diidentifikasi adalah mencakup 3
komponen yaitu:
a. Bagian pertama adalah substansia grisea periaquaductus (PAG ) dan
substansia grisea periventrikel mesenssefalon dan pons bagian atas yang
mengelilingi aquaductus Sylvius.
b. Neuron-neuron di daerah satu mengirim impuls ke nukleus ravemaknus
(NRM) yang terletak di pons bagian bawah dan medula oblongata bagian
atas dan nukleus retikularis paragigantoselularis (PGL) di medula lateralis.
c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumna dorsalis medula spinalis
ke suatu komplek inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis medula
spinalis (Price A. Sylvia,2006). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
Sistem Somatosensori
Sentuhan dapat dianggap sebagai salah satu dari lima indra manusia;
meskipun sewaktu seseorang menyentuh sesuatu atau seseorang, berbagai
perasaan dapat timbul: persepsi tekanan (bentuk, kelembutan, tekstur,
getaran, dll), suhu relatif, dan kadang nyeri. Dengan demikian, istilah
"sentuhan" biasanya merupakan kombinasi dari berbagai indra.
Sistem sensori berfungsi untuk menghantarkan informasi dari internal dan
external tubuh ke otak. Sistem ini berawal dari reseptor yang sesuai dengan
jenis rangsang informasinya, berjalan dengan jalur saraf khusus serta
berakhir di tempat yang khusus tergantung jenis informasi yang disampaikan.
Berdasarkan asal informasinya, sensoric pathway dapat dibedakan menjadi 4
macam:
1. Superficial information(sensation), meliputi tekanan, nyeri, suhu, serta
membedakan 2 titik.
2. Deep sensation, meliputi propiosepsi, nyeri otot-otot dalam, vibration
sense.
3. Visceral sensation yang diperantarai jaras otonom afferent yang dapat
berupa rasa lapar, pusing, serta nyeri organ dalam.
4. Special sense, meliputi penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa,
serta keseimbangan, sensasi ini diperantarai oleh nervus kranialis.
Secara umum impuls diawali dari reseptor, kemudian berjalan melalui nerve
pathway dan berakhir di otak.
Reseptor
Reseptor merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi sebagai alat
penerima sensor. Reseptor bekerja dengan cara merubah energi stimulus
dari dalam dan luar tubuh kedalam satu unit bahasa yang mampu
ditranmisikan oleh sistem saraf. Stimulus dapat mempengaruhi sistem saraf
dengan adanya interaksi stimulus dengan reseptor. Stimulus tersebut harus
melewati ambang rangsang agar dapat menimbulkan rangsangan ke saraf.
• Thermoreceptor
• Chemoreceptor
• Photoreceptor
Nerve pathway
Sensory pathway
Multipel neuron dari sejumlah reseptor yang sama akan membentuk traktus
yang selanjutnya akan menjadi sensory pathway. Sensory pathway akan
berjalan ke otak. Sejumlah sensory pathway tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
• Traktur spinothalamikus.
• Traktus Spinoretikularis
• Traktus spinocerebellaris.
Serabut aferen yang berasal dari otot dan kulit memasuki medulla
spinalis melalui cornu dorsalis setinggi T1 sampai L2 dan bersinap
dengan second order neuron di nucleus dorsalis (Clarke's column).
Serabut aferen tersebut berjalan ascenden setelah memasuki cornu
dorsalis dan mencapai nucleus dorsalis yang terbawah.
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi
maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel
yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler.
Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi
nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan menginfiltrasi
mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan /inflamasi. Akibatnya,
mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamine
yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak
berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia). Selain itu
lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga bradikinin dan
serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi
pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabkan
akumulasi K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan
nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek
vasodilator dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi
Perangsangan nosiseptor. Bila nosiseptor terangsang maka mereka
melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida
(CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan
vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Nyeri neuropatik dapat berasal dari setiap titik atau beberapa titik sepanjang
jaras somatosensorik. Mulai dari terminal saraf yang terdistal di kulit hingga
korteks somatosensorik di lobus parietalis.
Gambaran klinis utama dari nyeri neuropatik adalah nyeri kronik disertai
abnormalitas sensasi. Penyebab nyeri neuropatik bermacam-macam. Ketidak
sesuaian antara hebatnya nyeri dengan tidak adanya rangsang yang obyektif
atau kerusakan neurologik membuat nyeri neuropatik ini menjengkelkan.
Mungkin nyeri neuropatik merupakan tantangan yang paling berat dalam
terapi nyeri.
Jadi setiap tekanan atau gerakan dapat tiba-tiba menimbulkan nyeri. Selain
sel neuron maka sel Schwann, makrofag, sitokin (hasil dari sel mast) dan
mediator inflamasi lain yang dapat merusak atau mensensitisasi akson dapat
menimbulkan letupan impuls aberan (menyimpang).
Badan sel neuron sensorik merupakan salah satu tempat di mana dapat
menimbulkan potensial aksi. Normalnya, ganglion sensorik terlindung dari
rangsang mekanik karena letaknya proksimal di antara vertebra. Walaupun
demikian mudah dimengerti bahwa mereka dapat mengalami kompresi pada
osteoartritis atau keadaan degeneratif lain.