PERKULIAHAN BLOK 2.

4
MIKOSIS

Dra. IDSAP Peramiarti, M.Kes

 INFEKSI JAMUR : MIKOSIS

PERBEDAAN PROKARIOT DAN EUKARIOT : INTI SEL

• TIDAK FOTOSINTESIS : KLOROFIL TIDAK ADA
• MENSEKRESI ENZIM : MENCERNA JARINGAN
UNTUK PERTUMBUHAN
• STRUKTUR UTAMA :
# MEMBRAN SEL : GLIKOPROTEIN, LIPID,
STEROL (ERGOSTEROL)
# DINDING SEL : DI LUAR MEMBRAN KHITIN
(POLIMER N-ASETIL GLUKOSAMIN)
# MANAN & GLUKAN, POLISAKARIDA :
KOMPLEKS PROTEIN YANG BERFUNGSI
UNTUK MENGELILINGI DINDING SEL
SEHINGGA MEMBERIKAN KEKAKUAN PADA
DINDING SEL
• SECARA MORFOLOGI
# RAGI / YEAST : SEL TUNGGAL, BUDDING
# KAPANG : SEL BANYAK MEMBENTUK FILAMEN DAN
HIFA MISELIUM (KAPANG)
HIFA SEPTAT DAN NON SEPTAT DIAGNOSIS
# DIMORFIK : PADA SUHU BERBEDA
25 oC : HIFA
37 oC : JARINGAN TERINFEKSI RAGI
 Ragi

Hifa /Pseudohifa

Dimorfik
• PERKEMBANGBIAKAN
ASEKSUAL DAN SEKSUAL SPORA

KEBANYAKAN JAMUR

KONIDIA SPORANGIOSPORA

DI LUAR : MITOSIS DI DALAM : STRUKTUR KHUSUS

PADA STRUKTUR HIFA KHUSUS

KONIDIAFORA SPORANGIA

MAKRO MIKRO
 MIKOSIS
SUPERFISIAL

Infeksi terbatas pada lapisan kulit dan rambut

 Masalah kecantikan dan keindahan
 Mudah didiagnosis dan diobati
 Tidak ada respon peradangan
Ada 4 jenis infeksi :
A. Tinea versicolor  panu
Mallassezia furfur  ada yang berkaitan dengan kateter
B. Tinea Nigra  rangen
Exophialla werneckii
C. Black Piedra
Nodul hitam : Piedraia hortae  rambut kepala
D. White Piedra
Nodul putih : Trichosporon beigelii  rambut ketiak
 MIKOSIS
CUTANEOUS
a. Infeksi terjadi pada lapisan kutan manusia
b. Infeksi oleh Dermatophyta  keratin infeksi pada
lapisan kutan
c. Infeksi tidak spesifik => 1 spesies : bbrp penyakit
1 penyakit : beberapa spesies
d. Tanpa penetrasi ke jaringan yang lebih dalam dan
menimbulkan peradangan
e. Dermatofit, habitat alamiahnya :
 Antropofilik (manusia)
 Zoofilik (binatang)
 Geofilik (tanah)
f. 3 jenis penyebab infeksi
* Tricophyton : infeksi pada rambut, kulit, kuku
* Microsporum : infeksi pada rambut dan kulit
* Epidermophyton : infeksi pada kulit dan kuku
g. Sifatnya eksogenous
h. Mudah menyebar dan tingkat prevalensinya tinggi
i. Pengobatan tidak spesifik
Infeksi Jamur Trichopyton rubrum
 MIKOSIS
SUB CUTANEOUS

• Infeksi mikosis pada kulit, jaringan di bawah kulit hingga

tulang
• Infeksi terjadi melalui luka, dengan terbentuknya
gumpalan keras dibawah kulit yang luka
• Inokulasi traumatik
• Tidak terjadi penularan antar manusia pada sub kutan
• Pertumbuhan kronik lambat
• Jenis-jenis infeksi
A. Sporotrichosis
Sporothrixschenckii melalui pembuluh getah
bening  saluran genitourinari
B. Chromoblastomycosis dan phaeohyphomycosis
dulu disebut Chromoblastomycosis Fonsecaea
pedrosoi
C. Mycetoma
jaringan kulit fascia dan tulang
Exophiala jeanselmei, Madurella mycetomotis
D. Rhinosporidiosis
penyakit granulomatous kronis dengan tanda :
polip besar, tumor, papilloneas atau kutil
E. Epizooticlymphangitis
mirip histoplasma sering terjadi pada kaki
 MIKOSIS
SISTEMIK
• Dermatophyta dan candida
• Sering disebabkan oleh jamur tanah
• Dimorfik termal, di tanah miselium, ragi pada tubuh
• Melalui inhalasi spora : germinasi pada paru-paru
• Tidak menular antar manusia dan sebagian
asimptomatik
• Virulen, sehat  sakit
• Penyebab endemik : Infeksi pada wilayah tertentu
(geografis)
• Infeksi manusia sehat  pathogen oppurtunistik
• Jenis infeksi
A. Coccidioides immitis  traktus respiratorius.
Asimptomatik
B. Cryptococcis  Crytococcus neoformans 
meningitis
C. Paracoccidiomycosis  inhalasi paru , asimptomatis
 D. Blastomycosis  inhalasi, asimptomatis, kulit, tulang.
Genitourinary fungsi imun tertekan
E. Histoplasma capsulatum
Mikosis intra sel, reticuloendotelial dari tanah
yang tercampur dengan sumber N tinggi seperti
kotoran burung. Paru-paru  asimptomatis
 MIKOSIS
OPPORTUNISTIK
 Penyebab pada kekebalan yang menurun / lemah
 Ditentukan oleh status imunologik dan fisiologik manusia

• Kandidiasis : Candida albicans (utamanya)

• Kriptokokis : Crytococcus neoformans
• Aspergilosis : Aspergillus fumigatus, A. flavus
• Zigomikosis : Rhizopus sp., Mucor sp.
• Hialohitomikosis : Fusarium sp., Scedosporium sp.,
Penicillium sp.
• Pneumositosis : Pneumocystis jiroveei