Anda di halaman 1dari 107

PENYAKIT JAMUR

PADA MANUSIA
• Peny. Jamur pada manusia berdasarkan jenis
jaringan yg terkena infeksi (topografi) dan
penyakit yg ditimbulkan (bentuk klinis)
• Peny. Jamur pd manusia terbagi atas:
a. Mikosis superfisialis
b. Mikosis intermediat
c. Mikosis dalam
MIKOSIS

Superficialis Inter- Profunda


Dermatofitosis Non
mediate Subcutis Sistemik
Dermatofitosis

Tinea capitis Pitiriasis Kandidiasis Misetoma Aktinomikosis


Tinea barbae versikolor Aspergillosis Kromomikosis Nokardiosis
Tinea corporis Piedra hitam Sporotrikosis Histoplasmosis
( T. imbrikata & Piedra putih Fikomikosis - Kriptokokosis
T. favosa ) Tinea nigra subkutan Koksidioidomikosis
Tinea manum palmaris Rinosporodiosis Blastomikosis
Tinea pedis Otomikosis Fikomikosis -
Tinea kruris sistemik
Tinea unguium
Cara Menegakkan Diagnosis
1. Pemeriksaan langsung
2. Pembiakan
3. Reaksi imunologis
4. Biopsi atau pemeriksaan gambaran
histopatologi
5. Pemeriksaan dgn sinar Wood
1. Pemeriksaan Langsung
• Dibuat dgn membuat preparat langsung dari kerokan
kulit, rambut, atau kuku
• Sediaan dituangi larutan KOH 10-40% (tujuan:
melarutkan keratin kulit sehingga akan tinggal
kelompok hifa)
• Sesudah 15 menit atau sesudah dipanasi di atas api
kecil dilihat di bawah mikroskop
• Positif :
Bila ditemukan adanya
▪ elemen jamur berupa benang-benang bersifat kontur
ganda
▪ Bintik spora berupa bola kecil sebesar 1 – 3 μ
Bahan-Bahan untuk Pemeriksaan
1. Kulit :
– Dipilih dari bagian lesi yg aktif yaitu daerah pinggir
– Dibersihkan dgn alkohol 70% terlebih dulu
– Dikerok dgn skalpel sehingga memperoleh skuama yg cukup
– Letakkan digelas objek lalu dituangi dgn KOH 10%
2. Rambut :
– Dipilih rambut yg terputus-putus atau warna yg tdk mengilat
– Tuangi KOH 20%
3. Kuku :
– Bahan diambil dari masa detritus dari bawah kulit yg sdh rusak atau
dari bahan kukunya sendiri
– Tuangi KOH 20-40%
– Dilihat di bawah mikroskop
– Dicari hifa atau spora
Hifa pada kerokan kulit dgn KOH 10%
Hifa pada sampel kuku dgn KOH 20%
2. Pembiakan atau Kultur
• Dilakukan dalam media agar saboroud pd suhu kamar (25-30 oC )
• Dilihat setelah 1 minggu, dinilai apakah ada pertumbuhan jamur
berupa :
a. Bentuk koloni :
• Koloni ragi :
berupa sel-sel bulat dan tampak seolah-olah mempunyai dua dinding dan
kadang-kadang ada tunas (budding) misalnya pada kandida
• Koloni menyerupai ragi :
tampak sebagai sel tunggal dan kadang-kadang tampak misellium semu (sel-
sel panjang, tapi tdk khas dan tdk bersekat)
• Koloni filamen
tampak sebagai hifa sejati atau berbentuk campuran
b. Bentuk hifa
c. Bentuk spora
Identification of fungal
cultures
• Colony morphology – colour, texture, pigment
production

27.05.09 Phase I/ Module VII Dr Ekta


Corn Meal Agar

Bird Seed Agar

27.05.09 Phase I/ Module VII Dr Ekta


3. Reaksi Imunologis
• Dgn menyuntikkan intrakutan semacam
antigen yg dibuat dari koloni jamur
• Reaksi (+) berarti infeksi oleh jamur (+)
• Contoh :
a. Reaksi trikofitin : pembiakan trikofitosis
b. Reaksi histoplasmin : pembiakan histoplasma
c. Reaksi sporotrikin : koloni Sporotricium schenkii
4. Biopsi atau Pemeriksaan Histopatologi

• Khusus golongan mikosis dalam


• Dgn pewarnaan khusus dapat ditemukan
elemen jamur
• Pemeriksaan histopatologi penting utk melihat
reaksi jaringan akibat jamur
Pewarnaan gram
5. Pemeriksaan dgn Sinar Wood
• Sinar wood adalah sinar ultraviolet yg setelah
melewati suatu ‘saringan wood’, sinar yg tadinya
polikromatis menjadi monokromatis dgn panjang
gelombang 3600 A dan sinar tdk dpt dilihat
• Pd kulit yg (+) jamur, sinar berubah menjadi dpt
dilihat(fluoresensi)
• Jamur-jamur dgn fluoresensi (+) : Microsporum
lanosum, micosporum audoinii, M. canis, dan
Malassezia furfur
MIKOSIS SUPERFISIALIS
• Jamur-jamur yang menginfeksi lapisan luar
kulit, kuku dan rambut
• Dibagi dalam 2 bentuk :
1. Dermatofitosis
2. Non dermatofitosis
• Penyakit jamur di kulit oleh jamur dermatofita
• Nama lain : tinea atau ringworm
• 3 genus:
1. Microsporum
2. Tricophyton
3. Epidermophyton
2 sifat khas:
• Keratinofilik : memiliki daya tarik kepada keratin sehingga
infeksi jamur ini dpt menyerang lapisan-lapisan kulit mulai
dari stratum korneum sampai stratum basalis, rambut, dan
kuku
• Afinitas pada hospes tertentu
– Zoofilik (misalnya: M.canis) terutama menyerang binatang,
kadang-kadang manusia
– Geofilik (misalnya: M.gypseum) jamur yg hidup di tanah
dan menimbulkan radang pd manusia
– Antropofilik (misalnya: T. rubrum) terutama menyerang
manusia
• Di Indonesia ada 6 species:
1. T. mentagrophytes
2. T. rubrum
3. T. concentricum
4. M.canis
5. M. gypseum
6. E. floccosum
• Morfologi dermatofitosis khas:
Kelainan berbatas tegas
Polimorfik
Tepi lebih aktif
Disertai rasa gatal
• Penderita pria lebih sering gatal karena
struktur anatominya
• Klasifikasi dermatofitosis didasarkan
pada lokalisasi kelainan kulit
Cara Penularan
• Penularan langsung melalui epitel dan
rambut-rambut yg mengandung jamur baik
dari manusia atau binatang dan dari tanah
• Penularan tak langsung melaui tanaman, kayu
yg dihinggapi jamur, barang-barang atau
pakaian, debu atau air
Faktor Predisposisi
1. Faktor virulensi
– bergantung pd afinitas jamur, apakah antropofilik,
zoofilik atau geofilik
– kemampuan spesies jamur menghasilkan keratinasi
dan mencerna keratin kulit
2. Faktor utama
– kulit utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah terserang
jamur
3. Faktor suhu dan kelembaban
4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
5. Faktor umur dan jenis kelamin
Gejala Klinis
• Gambaran morfologi yg khas yaitu bercak-bercak
yg berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi
yg lain sehingga memberi kelainan polimorf
dengan bagian tepi yg aktif serta berbatas tegas
sedang bagian tengah tampak tenang
• Rasa gatal
• Bila kulit yg diserang digaruk, papul atau vesikel
akan pecah shgga menimbulkan daerah yg erosif
dan bila mengering menjadi krusta dan skuama
• Dermatofitosis terdiri dari (sesuai bagaian
tubuh yg diserang) :
– Tinea kapitis - Tinea interdigitalis
– Tinea kruris - Tinea imbrikata
– Tinea korporis - Tinea favosa
– Tinea pedis atau manus - Tinea barbae
– Tinea unguium (onikomikosis)
Diagnosis Dermatofitosis:
1. Anamnesa
2. Gambaran klinis
3. Sediaan langsung + lar KOH 10%
4. Wood’s light (T.kapitis, T.kruris –
eritrasma, P.versicolor)
5. Biakan pada agar Sabouraud →
spesies penyebabnya
Pengobatan
– Sistemik:
Griseofulvin 10 - 25 mg/ kgBB
(max. 1 g/ hr)
– Lokal:
• Salap whitfield
• Salap asam lemak tidak jenuh
• Tolnaftat
Pengobatan Lokal:
Derivat imidasol
– Mikonasol (Jansen)
– Ekonasol (Chilag-chemie)
– Klotrimasol (Bayer, Schering)
– Isokonasol (Schering)
TINEA KAPITIS

Ada 3 bentuk
1. Grey Patch Ringworm
2. Kerion (Celsi)
3. Black Dot Ringworm
Grey Patch Ringworm
Penyebab: species Microsporum
Sering pada anak
Ada rasa gatal
Rambut mudah patah dan mudah
dicabut tanpa rasa sakit
Pemeriksaan dg wood’s light sebagai
pembantu diagnosis

Tinea Kapitis
Tinea Capitis

Gray Patch
Kerion (Celsi)
Bentuk yg serius karena trdpt reaksi radang yang
berat
tampak bisul-bisul kecil yg berkelompok dan
kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal
Penyebab: M.canis/ M.gypseum
Klinis: tumor dengan ada fluktuasi
Dapat terjadi alopesia permanen

Tinea Kapitis
Black Dot Ringworm
Penyebab:
T.tonsurans, T.violaceum
rambut patah tepat pada muara folikel → Black dot
Infeksi jamur terjadi di dlm rambut (endotrik)atau di luar
rambut (ekotrik) yg menyebabkan rambut putus tepat pd
permukaan kulit kepala
ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam di atas
permukaan kulit yg kelabu
terdpt pd org dewasa dan lebih sering pd wanita
rambut tdk bercahaya

Tinea Kapitis
Ectothrix and Endothrix

Fluorescing hair (under Wood's


lamp) is seen in dogs and cats
infected with some dermatophytes
TINEA BARBAE

Penyebab:
Trichophyton sp., Microsporum sp.

• 2 bentuk:
1.Superfisial: seperti tinea korporis
2.Profunda : folikulitis
TINEA UNGUIUM
Penyebab :
Trichophyton rubrum dan T. Mentagrophytes
3 bentuk:
Bergantung penyebab dan permulaan dari destruksi kuku
• Subungual distalis : dimulai dari tepi ujung
• Leuconychia trichophyta : dimulai dari bawah kuku
• Subungual proksimalis : dimulai dari pangkal kuku

Klinis :
• Permukaan kuku suram tidak mengilat, rapuh dan disertai subungual
hiperkeratosis
• Di bawah kuku tampak adanya detritus yg banyak mengandung elemen
jamur
Tinea Unguium – Nail Infection
Severe nail infection with Trichophyton rubrum in a 37-year-old
male AIDS patient.
Source: Intern. J. Dermatol. 31(1992): 453.
TINEA KRURIS
Penyebab:
Trichophyton sp., E.floccosum
• Predileksi : lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus,
dapat meluas ke gluteu, perut bagian bawah, dan bahkan sampai ke aksilla
• Klinis:
– Keluhan gatal yg menahun, bertambah hebat bila ada keringat
– Lesi berbatas tegas
– Tepi lebih aktif, polimorfik
– Bila menahun → hiperpigmentasi dengan sedikit skuama
Tinea Cruris – Jock Itch
TINEA KORPORIS

Penyebab:
Trichophyton sp., Microsporum sp.
• Menyerang orang-orang yg kurang menjaga
kebersihan dan banyak bekerja di tempat
panas, banyak berkeringat serta kelembaban
kulit yg tinggi
Bentuk Klinis:
– Lesi bulat/ lonjong, berbatas tegas
– Pinggir lebih aktif, polimorfik, kadang-
kadang polisiklik
–Pada bagian tengah lesi relatif lebih
tenang
–Pada kasus yg kronis, tanda aktif
menghilang hanya meninggalkan
daerah hiperpigmentasi

Tinea Korporis
Bentuk khusus tinea korporis :
– Tinea Imbrikata
• Penyebab: Trichophyton concentricum
• Klinis: lingkaran skuama konsentris. Bila
menahun menyerupai iktiosis
– Tinea Favosa
• Penyebab:
T.schoenleini, T.violaceum, M.gypseum
• Khas : krusta seperti cawan (skutula), mengenai
badan dan kepala → menyebabkan alopesia
permanen
• Di Indonesia → jarang.
Tinea Korporis
Tinea corporis – body ringworm
Cutaneous Mycosis

Ringworm skin infection: Tinea corporis


Source: Microbiology Perspectives, 1999
TINEA PEDIS

Penyebab:
E. Floccosum
Beberapa spesies Trichophyton
• Tinea pedis dsb juga ATHLETE’S FOOT =
ringworm of the foot
• Sering menyerang org dewasa yg bnyak
bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,
pekerja di sawah, atau orang-orang yg setiap
hari hrs memakai sepatu
Ada 3 bentuk:
1. Interdigitalis
Antara jari IV-V – fisura dengan skuama
halus
2. Hiperkeratotik
Skuama yang kering, seluruh tepi kaki
didapatkan skuama kering
3. Sub akut
Sela jari yang meluas ke punggung kaki atau
ke telapak kaki dengan efloresensi: vesikel/
vesiko-pustel

Tinea Pedis
Tinea Pedis – Athlete’s Foot Infection
• Terjadi pada lapisan kulit yg paling luar
• Jamur tdk dpt mengeluarkan zat yg dpt
mencerna keratin kulit
• Terdiri dari
1. Pitiriasis versikolor
2. Piedra
3. Otomikosis
4. Tinea nigra
• Penyakit jamur superfisialis, menahun, tanpa
keluhan yang disebabkan oleh Malasezia
furfur
• Kadang-kadang ada rasa gatal bila berkeringat
• Ditandai dgn bercak putih sampai coklat
bersisik
• Predileksi: badan, ketiak, sela paha, tungkai
atas, leher, muka dan kulit kepala
Bentuk klinis:
• Folikuler (seperti tetesan air) sering timbul di sekitar
folikel rambut
• Plakat, berupa berak-bercak yg agak lebar dgn
skuama halus di atasnya dgn tepi tdk meninggi
Bentuk lesi: tergantung warna kulit penderita
Diagnosis:
• Gambaran klinis
• Sediaan langsung + lar KOH 10%
• Lampu wood → fluoresensi kuning keemasan

Phthiriasis versicolor
LAMPU WOOD
Pengobatan
– Higiene perorangan
– Pakaian dicuci dgn air panas
– Obat oral :
• Ketokonazol 1x200 mg/hari selama 10-14 hari
• Itrakonasol 2x100 mg/hari selama 10-14 hari
– Obat topikal:
➢Larutan tiosulfas natrikus 25%
➢Lotio kummerfeldi, salap whitfield, salap 2–4 (3 hari
berturut-turut)
➢Krim/ larutan asam retinoik
➢Derivat imidasol (ketokonazol, isokonazol, toksiklat)
➢Selenium sulfida 2% dlm shampo
Phthiriasis versicolor
MIKOSIS
INTERMEDIAT
Kandidiasis

• Penyakit jamur oleh jamur candida dapat


bersifat akut/ menahun
• Penyebab utama: Candida albicans,
kadang-kadang spesies lain
• Candida → jamur oportunis
Morfologi
• Dimorfik karena kemampuannya untuk
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu
sebagai sel tunas yang akan berkembang
menjadi blastospora dan menghasilkan
kecambah yang akan membentuk hifa semu.
• Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong
atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 μ x 3-6
μ hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ
Morfologi
• Hifa semu terbentuk
dengan banyak kelompok
blastospora berbentuk
bulat atau lonjong di
sekitar septum. Pada
beberapa strain,
blastospora berukuran
besar, berbentuk bulat
atau seperti botol, dalam
jumlah sedikit
squamous
epithelial cell
Masses of yeast
pseudohyphae
Daur Hidup
• tumbuh pada pH antara 4,5-6,5.
• tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28oC -
37oC.
• C. albicans membutuhkan senyawa organik
sebagai sumber karbon dan sumber energi
untuk pertumbuhan dan proses
metabolismenya.
Daur Hidup
• Unsur karbon ini dapat diperoleh dari
karbohidrat.
• Jamur ini merupakan organisme anaerob
fakultatif yang mampu melakukan
metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob
maupun aerob
Faktor Predisposisi
Faktor Endogen
• Perubahan fisiologi tubuh
– Kehamilan
– Obesitas
– Endokrinopati : DM
– Penyakit menahun : leukemia, karsinoma
– Obat-obatan : antiobiotik, kortikosteroid, atau sitostatik
– Alat-alat dlm tubuh : gigi palsu, infus dan kateter
• Umur : orang tua dan bayi
• Gangguan imunologis : pd penyakit atopik dermatitis
Faktor Predisposisi
Faktor eksogen
• Iklim panas dan kelembaban
• Pekerjaan yg berhubungan dgn air
• Kebersihan dan kontak dgn penderita
Rangsangan setempat dan terus-menerus oleh
cairan: air, keringat, air liur, kencing.
Gambaran klinis kandidiasis:
• Kandidiasis kulit dan kuku
• Kandidiasis saluran pencernaan
• Kandidiasis genital
• Kandidiasis saluran pernapasan
• Kandidiasis alat lain dan sistemik

Kandidiasis
“Kandidiasis Kulit & Kuku”

Ada 3 bentuk:
1. Kelainan setempat
2. Kelainan generalisata
3. Kandidid

Kandidiasis
Kelainan Setempat
– Kandidiasis kuku
• Paronychia (yang kronis – tidak ada
cantengan)
• Kuku tidak keruh
• Tidak ada tumpukan debris di bawah
kuku (tidak ada kotoran)
– Intertrigo : daerah lipatan eritem, batas
tegas, basah, papel satelit
– Kandidiasis perianal : rasa gatal, maserasi
Kandidiasis
Candidal paronychia and onychitis:
mengenai kuku jari.
Celah kuku mengalami pembengkakan dan kemerahan.
dengan dasar kuku berbintik putih
Cutaneous Mycosis

Candida albicans infection of the nails.


Source: Microbiology Perspectives, 1999.
Interdigital candidiasis of
the feet explains l% of
cases of "athletes foot" and
must be distinguished from
tinea pedis caused by
dermatophytes
063

Intertriginous or flexural candidiasis of the groin may also mimic tinea cruris
caused by a dermatophyte. Note erythematous scaling lesions with distinctive
border and several small satellite lesions. C. albicans was isolated. (Courtesy
Dr D. Hill, Adelaide, S.A.).
Kelainan Generalisata
Didapatkan pada bayi yang ibunya
kandidiasis vagina.
Mengenai kulit tidak berambut.
Didapatkan bersama glositis,
stomatitis, paronikia.
Sangat resisten thd pengobatan.

Kandidiasis
Kandidid
• Reaksi alergi terhadap jamur/ metabolit
jamur candida
• Infeksi kandida dr suatu tempat memberikan
reaksi alergi di tempat lain
• Berupa vesikel-vesikel steril yg keras dan
sangat gatal pada telapak tangan/ kaki,
sepanjang jari-jari atau tempat lain

Kandidiasis
Kandidid
• Tdk dpt disembuhkan kecuali peny. Primer telah
disembuhkan
• Infeksi primer dpt ditemukan di usus, vagina, atau
sela-sela jari tangan atau kaki

Kandidiasis
Kandidiasis Saluran Cerna

• Kandidiasis Oral
• Dsb jg ‘oral thrush’ memberi gambaran klinis
berupa stomatitis akut
• Selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih
kekuningan dari dasar selaput lendir yg merah yg
dsb membran palsu dan mudah berdarah
Kandidiasis Saluran Cerna
• Penderita mengeluh nyeri bila tersentuh
makanan
• Banyak diderita bayi baru lahir, penderita yg
mendpt antibiotik dlm waktu lama atau
penderita keganasan yg mendpt obat
sitostatik
Opportunistic Infection by Candida albicans in an
AIDS Patient

Source: Atlas of Clinical Oral Pathology, 1999


Candida
Esophagitis
Kandidiasis Genital
• Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis
– Pd mukosa vagina terlihat bercak putih kekuningan,
meninggi dari permukaan yg dsb vaginal thrush
– Bercak t.d jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-
sel epitel
– Keluar sekret dr vagina yg mula-mula encer kemudian
kental dan pd keadaan menahun seperti butir-butir
tepung halus
– Penderita merasa gatal, panas, dan sakit ketika bak
– Faktor risiko : kegemukan, dm, alkoholik,
hiperhidrosis, keganasan, dan peminum antibiotik
kronis
Vulvovaginal Candidiasis

Source: Health Canada, Sexual Health and STI Section, Clinical Slide Gallery 90
Kandidiasis Genital
• Kandidiasis balanitis dan balanoptisis
– Sering terjadi pd pria yg tdk dikhitan, kegemukan,
dm, alkoholik
– Balanitis tmapak berupa bercak kemerahan dan
erosi pd glan penis serta pustulasi
Diagnosis kandidiasis
– Gambaran klinis
– Sediaan langsung + larutan KOH/
giemsa
– Biakan → spesies penyebabnya

Kandidiasis
Penatalaksanaan
• Menanggulangi faktor predisposisi
• Mengurangi infeksi jamur secara topikal
• Pengobatan sumber-sumber infeksi dgn obat-
obatan sistemik
Obat-obatan Anti Kandida
• Larutan gentian violet 1-2 % dioleskan 1-2 kali
sehari sp 5-7 hari utk kandidiasis kutis dan
mukokutan
• Nistatin :
– Krim atau salep pd kandidiasis kutis
– Larutan utk kuku dan mulut
– Tabelet pd kandidiasis saluran cerna
– Tablet vaginal utk mengatasi vaginal trush
• Amforesisin B
ASPERGILLOSIS
• Terdiri dari 19 spesies penyebab infeksi pd manusia, hanya 4 spesies
utama yg sering menyebabkan penyakit pd manusia yaitu :
– A. fumigatus
– A. flavus
– A. niger
– A. Terreus
• Tersebar di seluruh dunia
• Konidianya hidup di tanah dan udara
• Spora jamur mudah terhirup manusia
• Saluran nafas atas adalah organ yg paling sering terinfeksi
• Terjadinya infeksi adalah akibat daya tahan tubuh yg rendah dibandingkan
virulensi jamur
Sumber Infeksi
– Tanah
– Udara
– Air dan tempat penampungan air di RS
– Makanan
– Kompos dan tanaman yg membusuk
– Bahan anti kebakaran
– Kasur, bantal
– Ventilasi dan AC
– Kipas komputer
Morfologi
• Koloni berwarna coklat, hitam,
kuning, hijau, putih tergantung
warna spesies
• Pd pemeriksaan mikroskopik,
hifa bersepta dan bercabang
seperti pohon
• Kepala konidia mengandung
konidiafora dgn vesikel
terminal yg terdiri dari 1-2 lapis
sterigmata
Gelaja Klinis
Terdiri dari 3 stadium:
• Stadium aspergillosis allergika :
–Gejala sesak seperti asma
–Infiltrat ke dua paru
–Eusinofilia
–Peningkatan kadar Ig E dlm darah
Gelaja Klinis
• Kolonisasi aspergillosis
– Ditandai dgn gejala ‘fungus ball’ (aspergilloma) di paru dan
sinus paranasal yaitu gumpalan berbentuk bola t.d.
elemen hifa jamur disertai lendir dr bronkhus
– Dpt dilihat dgn pem. Radiologis
– Sering timbul perdarahan
– Infeksi di paru mirip gejala tbc disertai batuk darah
• Invasif aspergillosis
– Trdpat pd penderita DM
– Dpt terjadi aspergillosis disseminata
Diagnosis
• Histopatologi
– Ditemukan hifa bersepta yg dikotomi
• Kultur
– Dpt tumbuh pd semua perbenihan jamur standar
• Mikroskopik
– Konidiofora, vesikel dan konidia
• Uji serologis : ELISA
030
031
035
036
Pencegahan
• Terutama pd org yg berisiko tinggi seperti
individu dgn sistem kekebalan yg rendah
• Pencegahan dilakukan dgn menyaring udara
shingga mengurangi paparan trhdp konidia
Aspergillus
Pengobatan
• Amfoterisin B, kecuali pd A. terreus sdh resisten
• Vorikonazol dgn efektifitas yg lebih baik daripada
Amfoterisin B
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai