MYCOSIS

(PENYAKIT JAMUR)

UNIKA MUSI CHARITAS

Program D4 Analis Kesehatan
Palembang
 KLASIFIKASI PENYAKIT JAMUR
 BERDASARKAN BENTUK KLINIKNYA

 1. MIKOSIS SUFERFISIALIS
 1.1. DERMATOMA FITOSIS
 1.1. NON DERMATOFITOSIS
 2. MIKOSIS INTERMEDIATE
 DISEBABKAN OLEH SPESIES
 CANDIDA
 3. MIKOSIS SISTEMIK
 (MIKOSIS FROFUNDA =MIKOSIS DALAM)

 MIKOSIS SUPERVISIALIS
 TERDAPAT DI PERMUKAAN TUBUH
 1. DERMATOMIKOSIS
 - LAPISAN TANDUK KULIT
 2. ONIMIKOSIS
 - KUKU
3. TRIKOMIKOSIS
- RAMBUT
MIkroskopis
 MIKOSIS SUPERVISIALIS
 MENURUT PENYEBABNYA MIKOSIS
SUPERVISIALIS DIBAGI

 1. DERMATOFITOSIS
 MENYERANG BAGIAN STRATUM
 CORNEUM SAMPAI STRATUM BASALIS
2. NON DERMATOFITOSIS
 HANYA MENYERANG EPIDERMIS

 MIKOSIS
 DERMATOMIKOSIS
 PENYAKIT YG DISEBABKAN OLEH JAMUR
YANG MENYEBABKAN KELAINAN PADA
KULIT.

 DERMATOFITOSIS
 PENYAKIT KULIT YANG DISEBABKAN OLEH
JAMUR DERMATOFITA
 JAMUR DERMATOFITA
 TIGA GENUS JAMUR DERMATOFITA :
 1. MIKROSPORUM
 2. TRICHOPHYTON
 3. EPIDERMAPHYTON
 BIAKAN JAMUR DERMATOFITA MEMBENTUK
KOLONI FILAMEN,IDENTIFIKASI DILAKUKAN
BERDASARKAN :
 - HYFA DAN SPORA
DERMATOFITOSIS
 6 SPESIES PENYEBAB UTAMA
DERMATOFITOSIS DI INDONESIA
 1. Microsporum canis
 2. Microsporum gypseum
 3. Trichophyton rubrum
 4. Trichophyton metagrophytes
 5. Trichophyton concentricum
 6. Epidermohyton flocosum
 DERMATOFITOSIS
 SIFAT UMUM DERMATOFITA
 A. KERATINOFILIK,Tertarik p dkeratin
 Keratin adl protein yg terdpt di lap corneum,rambut dan kuku
 B. TEMPAT INFEKSI TERTENTU
 MIKROSPORUM DI KULIT & RAMBUT
 TRICHOPHYTON DI KULIT, RAMBUT & KUKU
 EPIDERMAPHYTON DI KULIT & KUKU
 C. AFINITAS TERHADAP HOSPES TERTENTU
 ZOOFILIK(BINATANG) KADANG-KADANG MENGINFEKSI
MANUSIA M. Canis.TERUTAMA MENGINFEKSI KUCING,ANJING
 T verrucosum PADA TERNAK
 ANTROFOFILIK (MANUSIA) T.rubrum & M audini
 GEOFILIK (TANAH) MENGINFEKSI MANUSIA M gyseum
 PATOLOGI &GEJALA KLINIK
 KELAINAN KULIT-KEMERAHAN, BERSISIK,
TEPI BERBENTUK VESIKEL-VESIKEL
 GATAL
 SPESIES ZOOFILIK& GEOFILIK RADANG AKUT
MUDAH DIOBATI
 SPESIES ANTROFOFILIK MENAHUN SUKAR
DIOBATI
 DIANOSIS
 DIAGNOSIS LAB;
 PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
 -LANGSUNG
 -HISTOPATOLOGI
 PEMERIKSAAN BIAKAN DAN PEMERIKSAAN
 SINAR WOOD’S
 TUGAS

 1. Mirosporum 2. Trychophyton
 3. Epidermaphyton 4. Dermatophytosis
 5. Non Dermatophytosis
 - Ptryasis versicolor
 - Tinea Nigra
 - Onikomikosis
 6. Non Dermatophytosis
 - Piedra
 - Trikomikosis aksilaris
 - Otomikosis
 SOAL

 1. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi jamur

 berdasarkan bentuk klinik ?
 2. Sebutkan dan Jelaskan klasifikasi jamur
menurut penyebabnya?
 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ?
 a. Dermatomikosis
 b. Dermatofikosis
 4. Jelaskan sifat umum dermatofita?
 5. Jelaskan gejala kilinik infeksi oleh dermatofita
 I MICROSPORUM
1. Microsporum audouini
 A. Penyakit
 Menginfeksi bagian kepala pada anak-anak.
 Sifat penyakit kronik,menyerang rambut ,mem-
 bentuk spora–spora kecil (arthroconidia) dg
 diameter 2-3um diluar rambut (infeksi ektotriks)
 Rambut mudah patah, Kulit kepala yg terkena
 infeksi tanpa rambut dan ada bercak-bercak
 Pemeriksaan dg sinar Wood terlihat warna
 fluoressen kehijauan sampai kuning (+)
1. Microsporum audouini
 b.Histopatologi
 Jamur dapat dilihat dari biopsi jaringan
 yang diwarnai
2. Pembiakan
Tumbuh di SDA dalam 1-2 mg
Berbentuk hifa kecil bertumpuk warna putih
Koloni tua berwarna colat muda
Mikroskopis Microsporum oudinii
2. Microsporum canis
A. Penyakit
 Tinea kapitis
 Tinea korporis
Menimbulkan radang disekitar infeksi
Sifat : Elektrotrik
Hospes : Manusia & Binatang
Distribusi : Kosmopolit
2. Microsporum canis
B. Epidemiologi
Sifat Zoofilik
Menyebabkan infeksi pada
manusia,
kucing
anjing
Kera
Siamamg
Microsporum canis
Diagnosis laboratorium
 1. Pemeriksaan mikroskopis
 Terlihat hifa bening berseptum
 2. Pembiakan
 Koloni tampak >2-3 hari
 Koloni Muda : Berbulu halus warna putih
 kemudian setelah beberapa berubah menjadi
 kuning. > 1-2 mg warna koloni menjadi
 merah sampai pirang

Diagnosis laboratorium
 Pemeriksaan mikroskopis dari koloni
 Makroconidia besar 40-50 um
 Segment 8-15
 Kasar dan berdinding tebal
 Kadang-kadang dapat ditemukan
mikroconidia
 Makroconidia digunakan untuk menetapkan
diagnosa infeksi oleh Microsporum canis
Macroconidia Microsporum canis
 3. Mikrosporum gypseum
 Penyakit :
 Tinea capitis
 Tinea corporis
 Hospes : Manusia & binatang
 Lesi Soliter
 Kelainan pada rambut tampak conidia
dengan diameter 5-8 um diluar rambut
 Infeksi ektotrik
 3. Mikrosporum gypseum
B. Epidemiologi
 Distribusi : Kosmopolit
 Sifat : Geofilik
 Diagnose Laboratorium
 1. Pemeriksaan Mikroskopis langsung
 a. Preparat basah
 Hypa jelas berseptum
 Macroconidia besar 5- 8 um terdapat diluar
 rambut
 3. Mikrosporum gypseum
 C. Diagnose laboratorium
 b. Pemeriksaan Histopatologi
 Nilai pemeriksaan ini dalam membantu
 diagnose kecil.
 2. Pembiakan
 Koloni tampak 3 – 5 hari inkubasi
 Koloni bewarna coklat,pada biakan tua
 terdapat koloni kecil-kecil yg terpisah
 (Hifa steril = tdk ada conidia)

 3. Mikrosporum gypseum
 Pemeriksaan mikroskopis dari koloni dianjurkan
dilakukan pada koloni biakan muda

 Makroconidia besar
 Ukuran 10 x 40 um
 Dinding tipis kasar
 Berbentuk kumparan
 Terdapat Mikroconidia
 4. Microsporum ferugineum
 A. Penyakit : Tinea capitis
 Tinea corporis pada manusia
 Tumbuh pada bagia luar dari rambut (ektotrik)
 Menghasilkan arthroconida kecil dengan
diameter 2-3 um berbentuk seperti mozaik
 B. Epidemiologi
 Afrika,Asia,Eropa Timur
 Sifat Anthrofofilik
 Diagnose laboratorium

 C. Diagnosis laboratorium
 1. Pemeriksaan Mikroskopis langsung
 a. Preparat basah
 Dari kulit yang terinfeksi
 Arthroconidia kecil-kecil diameter 2-3 um
 mengelilingi rambut
 b. . Histopatologi : tidak diperlukan
 Diagnose laboratorium

 2. Pemeriksaan dengan sinar Woods (+)

 Rambut yang terkena infeksi menunjukkan
 warna kuning kehijuan
 3. Pembiakan
 Koloni tumbuh lambat
 Ukuran 1-2 cm setelah 2-3 minggu,seperti
 Koloni padat seperti lilin
 Warna koloni dari jingga sampai kekuningan
 Pemeriksaan mikroskopis dari koloni conidia (-)