Anda di halaman 1dari 12

MIKOSIS

OPORTUNISTIK
Kelompok 3

Ni Putu Eka Puspita Dewi (18071003)


Luh Putu Astri Budisuari (18071004)
Ni Putu Ayu Natalia Dewi (18071014)
I Kadek Sudartayasa (18071025)
Cresenda Enjelya Gaghana (201063002)
PENDAHULUAN

Mikosis oportunistik adalah mikosis yang terjadi pada orang yang


menderita penyakit yang serius dan mempunyai daya tahan tubuh
yang terganggu. Pada banyak kasus, tipe jamur dan perjalanan
penyakit infeksi ditentukan oleh keadaan pejamu. Sebagai
anggota flora mikroba normal, kandida dan ragi serumpun
merupakan oportunis endogen. Mikosis oportunistik lain
disebabkan oleh jamur eksogen yang secara global terdapat di
tanah, air dan udara.
Jenis jamur yang sering menyebabkan infeksi oportunistik:

Candida albicans Cryptococcus neoformans Aspergillus fumigatus


(Kandidiasis sistemik) (Kriptokokosis) (Aspergilosis)

Absidia Sp Zygomacetes Penicillium marneffei


(Mukormikosis) (Zigomikosis) (Penisiliosis)
PEMBAHASAN
Aspergillus sp.
a) Aspergillosis merupakan infeksi yang disebabkan
moulds saprofit dari genus aspergilus.
b) Morfologi jamur ini :
● Siklus biologikal yang sederhana dengan karakteristik
sporulasi yang tinggi  menghasilkan konidia dengan
konsentrasi yang tinggi (1–100 konidia/m3) di udara.
● Diameter konidia Aspergillus cukup kecil (2-3µm)
untuk mencapai alveoli paru.
● Aspergilus Sp. Tumbuh secara cepat, menghasilkan
hifa aerial dengan ciri struktur konidia yang khas:
● Spesies diidentifikasi berdasarkan perbedaan
morfologi struktur, termasuk ukuran, bentuk, tekstur,
dan warna konidia.
● Yang paling sering menyebabkan penyakit adalah
Aspergillus fumigatus.
Epidemiologi

Jamur Aspergillus tersebar


diseluruh dunia. Konidianya dapat
hidup di tanah dan di udara. Di dalam
lingkungan rumah sakit jamur
Aspergillus spp. dapat ditemukan di
udara, penampungan air, tanaman di
pot. Sehingga spora jamur ini selalu
dapat terhirup oleh manusia.
Terjadinya infeksi aspergillus
pada manusia lebih berperan pada
factor daya imunitas penderita
dibandingkan virulensi jamurnya
sendiri. Saluran napas atas merupakan
organ yang paling sering terkena
infeksi jamur Aspergillus.
Patogenesis
Pada paru, makrofag alveolar mampu
menelan dan menghancurkan konidia.
Makrofag dapat memfagosit dan
menghancurkan conidia aspergilus sedangkan
polymorphonuclear (PMN) leukosit dan
monosit (MNC) dapat merusak hypha
aspergillus melalui mekanisme oxidative dan
non-oxidatif.
Makrofag dan neutrofil merupakan
pertahanan tetap pada paru dalam melawan
spesies Aspergillus. Keratin dan barrier
epidermal kulit bertindak sebagai tambahan
pertahanan pertama secara mekanik. Konidia
spesies Aspergillus yang lebih kecil, 3-5 µm
lebih mudah mencapai alveolar, dimana tidak
terdapat pertahanan mekanis.
MIKOTOKSIN
Spesies Aspergillus pada umumnya
memproduksi toksin/mikotoksin yang
dapat berperan pada manifestasi klinis.
Mikotoksin yang dihasilkan dapat
menimbulkan berbagai gejala dan tanda,
tergantung pada organ yang terkena,
dosis dan jenis mikotoksin yang
dihasilkan. Gejalanya dapat berupa
kematian akut, immunosupressi, lesi
kulit dan tanda-tanda hepatotoxic,
nephrotoxic, neurotoxic, atau genotoxic.
Gambaran Klinis

01 02 03
Semi-Invasive/Chronic
Non-invasive Aspergilosis Necrotising Aspergillosis
aspergilosis invasive
(CNA)
Bentuk alergi, Penyakit invasif berkembang
Penyakit diantara kolonisasi
Aspergiloma dan
saprofit pada aspergilloma
kolonisasi dan invasive aspergillosis
ekstrapulmonal
Diagnosis (Pemeriksaan Laboratorium)
•Sputum, Spesimen saluran pernapasan lain, & biopsy jaringan
Spesimen paru.
•Sampel darah jarang positif. Kontaminasi harus dihindari.

Pemeriksaan • Pewarnaan Khusus Jamur Gomori methamine silver atau


Periodic acis-Schiff.

Mikroskopik •Hasil pemeriksaan: ada cabang dichotomous dan hypa bersepta


dengan lebar yang sama

Biakan •Aspergillus Sp. Tumbuh dalam beberapa hari pada Sebagian


besar medium pada suhu ruangan

Kultur •Pertumbuhan koloni cepat, warna putih, kuning kecoklatan atau


kehitaman, hijau. Hasil positif dijumpai 10%-30%
Diagnosis (Pemeriksaan Laboratorium)

Tes Kulit • Tes kulit menggunakan antigen aspergillus hanya


berhasil untuk mendiagnosis allergic aspergillosis.

•Pemeriksaan untuk mendeteksi antigen Aspergillus di dalam


Tes Serologi darah dan cairan tubuh yang lain dapat lebih cepat untuk
mendiagnosis aspergillosis pada penderita immunocompromise.

Diagnostic • Metode pemeriksaan PCR, digunakan untuk mendeteksi DNA Aspergillus di


dalam darah, serum dan cairan bronchoalveolar lavage.
• Metode pemeriksaan Nucleic acid sequence-based amplification assay

Molekular (NASBA) digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi genus Aspergillus


dengan RNA sequences yang spesifik dari specimen darah.
Pengobatan

• Aspergiloma diobati dengan itrakonazol atau amfoterisin B dan pembedahan.


• Aspergilosis invasive memerlukan pemberian cepat formula alami atau lipid amfoterisin B
atau voriconazol, sering ditambahkan imunoterapi sitokin.
• Penyakit paru nekrotikan kronik yang lebih ringan dapat diobati dengan vorikonazol atau
itrakonazol.
• Aspergilosis bentuk alergi diobati dengan kortikosteroid dan itraconazole. Prognosis
pasien dengan invasive aspergillosis mengalami perbaikan dengan penggunaan klinis
terapi anti jamur golongan azole, terutama voriconazole.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai