Anda di halaman 1dari 18

OBAT ANTI JAMUR

YULIDIA IRIANI
PENGERTIAN
Obat anti jamur merupakan obat yang digunakan untuk
menghilangkan organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari
sel, seperti cendawan dan ragi, atau obat yang digunakan untuk 3. Dermatofit, yaitu infeksi jamur yang
menghilangkan jamur
menyerang kulit, rambut, dan kuku, biasanya
disebabkan oleh epidermofiton dan
Secara klinik, infeksi jamur dapat digolongkan menurut lokasi mikrosporum.
infeksinya

1. Mikosis sistemik (infeksi jamur sistemik) terdiri dari deep


mycosis (misalnya aspergilosis, blastomikosis,
koksidioidomikosis, kriptokokosis, histoplasmosis,
mukormikosis, parakoksidio – idomikosis, dan kandidiasis) dan
sub – cutan mycosis (misalnya, kromomikosis, misetoma, dan
sporottrikosis

2. Mikosis mukokutan, yaitu infeksi jamur pada mukosa dan


lipatan kulit yang lembab, biasanya disebabkan oleh kandida
(UNSRI, 2004).
PENGGOLONGAN OBAT JAMUR

Menurut indikasi klinis obat – obat antijamur dapat dibagi


atas 2 golongan, yaitu:

1. Antijamur untuk infeksi sistemik, termasuk : amfoterisin B,


flusitosin, imidazol (ketokonazol, flukonazol, mikonazol),
dan hidroksistilbamidin.

2. Antijamur untuk infeksi dermatofit dan mukokutan,


termasuk griseofulfin, golongan imidazol (mikonazol,
klotrimazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan
bifonazol), nistatin, tolnaftat, dan antijamur topikal
lainnya (kandisidin, asam undesilenat, dan natamisin)
(UNSRI, 2004).
MEKANISME OBAT JAMUR
Sterol membran plasma : ergosterol dan sintesis
ergosterol
• Ergosterol adalah komponen penting yang menjaga
integritas membran sel jamur dengan cara
mengatur fluiditas dan keseimbangan dinding
membran sel jamur.
• Mekanisme kerja obat antijamur adalah
dengan mempengaruhi sterol membran
plasma sel jamur, sintesis asam nukleat • Kerja obat antijamur secara langsung (golongan
jamur, dan dinding sel jamur yaitu kitin, β polien) adalah menghambat sintesis ergosterol
glukan, dan mannooprotein dimana obat ini mengikat secara langsung
ergosterol dan channel ion di membran sel jamur,
hal ini menyebabkan gangguan permeabilitas
berupa kebocoran ion kalium dan menyebabkan
kematian sel.

• Sedangkan kerja antijamur secara tidak langsung


(golongan azol) adalah mengganggu biosintesis
ergosterol dengan cara mengganggu demetilasi
ergosterol pada jalur sitokrom P450 (demetilasi
prekursor ergosterol) (Gubbins, 2009).
2. Sintesis asam 3. Unsur utama dinding sel
jamur : glukans
nukleat
• Kerja obat antijamur yang mengganggu • Dinding sel jamur memiliki keunikan karena
sintesis asam nukleat adalah dengan cara tersusun atas mannoproteins, kitin, dan α dan
menterminasi secara dini rantai RNA dan β glukan
menginterupsi sintesis DNA. • yang menyelenggarakan berbagai fungsi,
diantaranya menjaga rigiditas dan bentuk sel,
• Sebagai contoh obat antijamur yang metabolisme, pertukaran ion pada membran
mengganggu sintesis asam nukleat adalah 5 sel.
flusitosin (5 FC), dimana 5 FC masuk ke dalam
inti sel jamur melalui sitosin permease. • Sebagai unsur penyangga adalah β glukan.

• Di dalam sel jamur 5 FC diubah menjadi 5 • Obat antijamur seperti golongan ekinokandin
fluoro uridin trifosfat yang menyebabkan menghambat pembentukan β1,3 glukan tetapi
terminasi dini rantai RNA. tidak secara kompetitif.

• Trifosfat ini juga akan berubah menjadi 5 • Sehingga apabila β glukan tidak terbentuk,
fuoro deoksiuridin monofosfat yang akan integritas struktural dan morfologi sel jamur
menghambat timidilat sintetase sehingga akan mengalami lisis (Gubbins, 2009).
memutus sintesis DNA (Gubbins, 2009).
A. Obat antijamur sistemik :

OBAT ANTIJAMUR SISTEMIK TERDAPAT BEBRAPA


MEKANISME Golongan azol
GOLONGAN YAITU , AZOL, ALILALAMIN, POLIEN ,  Menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan
EKINOKANDIN DAN ANTI JAMUR LAIN sterol utama untuk mempertahankan integritas
membran sel jamur.
A. Golongan Azol
Kelompok azol dapat dibagi menjadi dua kelompok  Bekerja dengan cara menginhibisi enzim sitokrom P
berdasarkan jumlah nitrogen pada cincin azol. 450, C-14-α-demethylase yang bertanggung jawab
 Kelompok imidazol (ketokonazol, mikonazol, dan merubah lanosterol menjadi ergosterol, hal ini
klotrimazol) terdiri dari dua nitrogen mengakibatkan dinding sel jamur menjadi
 Kelompok triazol (itrakonazol, flukonazol, permeabel dan terjadi penghancuran jamur (Ashley
varikonazol, dan posakonazol) mengandung tiga et.al., 2006).
nitrogen (Onyewu, 2007).

Yang termasuk golongan azol antara lain Ketokonazol, Itrakonazol , Flukonazol, Varikonazol, Posakonazol
• Ketokonazol mempunyai spektrum yang luas
1. Ketokonazol dan efektif terhadap Blastomyces dermatitidis,
Candida species, Coccidiodes immitis,
Histoplasma capsulatum, Malasezzia furfur,
Paracoccidiodes brasiliensis.
Untuk pengobatan jangka
waktu yang lama, dianjurkan
dilakukan pemeriksaan fungsi • Ketokonazol juga efektif terhadap dermatofit
hati (Bennet, 2006). tetapi tidak efektif terhadap Aspergillus
spesies dan Zygomycetes .

• Lama pengobatan untuk tinea korporis dan


tinea kruris selama 2-4 minggu, 5 hari untuk
kandida vulvovaginitis, 2 minggu untuk
kandida esofagitis, tinea versikolor selama 5-
10 hari, 6-12 bulan untuk mikosis dalam
2. ITROKONAZOL 3. Flukonazol
• Itrakonazol mempunyai aktifitas spektrum yang • Menurut FDA flukonazol efektif untuk mengatasi
luas terhadap Aspergillosis sp., Blastomyces kandidiasis oral atau esophageal, criptococcal
dermatidis, Candida sp., Cossidiodes immitis, meningitis dan pada penelitian lain dinyatakan
Cryptococcus neoformans, Histoplasma efektif pada sporotrikosis (limfokutaneus dan
capsulatum, Malassezia furfur, Paracoccidiodes visceral) (Gupta, 2002).
brasiliensis, Scedosporium apiospermum dan
Sporothrix schenckii.
• Flukonazol digunakan sebagai lini pertama terapi
kandidiasis mukotan. Pada pediatrik digunakan untuk
• Itrakonazol juga efektif terhadap dematiaceous terapi tinea kapitis yang disebabkan Tinea tonsurans
mould dan dermatofita tetapi tidak efektif
terhadap Zygomycetes (Bennet, 2006).
• Penggunaan untuk orang dewasa dan kandidiasis
vagina adalah 150 mg dosis tunggal
• Bentuk kapsul diberikan dalam kondisi lambung
penuh untuk absorpsi maksimal, karena
cyclodextrin yang terdapat dalam bentuk ini
sering menimbulkan keluhan gastrointestinal
(Gupta, 2002).
4. Varikonazol 5. Posakonazol

• Varikonazol mempunyai spektrum yang luas


terhadap Aspergillus sp., Blastomyces • Posakonazol memiliki kemampuan
dermatitidis, Candida sp, Candida spp flukonazol antijamur terluas saat ini.
resistant., Cryptococcus neoforams, Fusarium sp.,
Histoplasma capsulatum, dan Scedosporium
apospermum. • Tidak ditemukan resistensi silang
posakonazol dengan flukonazol.
• Tidak efektif terhadap Zygomycetes (Gubbins,
2009). • Posakonazol merupakan satu-satunya
golongan azol yang dapat menghambat
jamur golongan Zygomycetes.

• Posakonazol juga dapat digunakan dalam


pengobatan aspergilosis dan fusariosis
(Marr, 2002).

• Posakonazol hanya tersedia dalam bentuk


suspensi oral
B. Golongan Alilamin C. Golongan Polien

• 1. Amfoterisin B
1. Terbinafin Amfoterisin B mempunyai aktifitas spektrum yang luas
merupakan anti jamur yang berspektrum luas. terhadap Aspergillus sp., Mucorales sp., Blastomyces
Efektif terhadap dermatofit yang bersifat dermatitidid, candida sp., Coccidiodiodes immitis,
fungisidal dan fungistatik untuk Candida Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum,
albicans tetapi bersifat fungisidal terhadap paracoccidioides brasiliensis, Penicillium marneffei.
Candida parapsilosis
Sedangkan untuk Aspergillus tereus, Fussarium sp.,
Terbinafin juga efektif terhadap Aspergillosis Malassezia furfur, Scedosporium sp., dan Trichosporon
sp., Blastomyces dermatitidis, Histoplasma asahii biasanya resisten (Bennet, 2006).
capsulatum, Sporothrix schenxkii dan
beberapa dermatiaceous moulds (Bellantoni,
2008). 2. Nistatin
Nistatin merupakan antibotik yang digunakan sebagai
antijamur, diisolasi dari Streptomyces nourse pada
tahun 1951.
Untuk pengobatan kandidiasis oral, nistatin diberikan
tablet nistatin 500.000 unit setiap 6 jam. Suspensi
nistatin oral terdiri dari 100.000 unit/ml yang diberikan
4 kali sehari dengan dosis pada bayi baru lahir 1 ml,
infant 2 ml dan dewasa 5 ml (Bennet, 2006).
D. Golongan Ekinokandin
• 2. Mikafungin
Pada tahun 2005, mikafungin disetujui FDA untuk
• 1. Kaspofungin terapi esofagitis kandida pada pasien HIV (Onyewu,
Kaspofungin mempunyai aktifitas spektrum yang 2007).
terbatas.
Respon mikafungin sebagai antijamur profilaksis
Kaspofungin efektif terhadap Aspergillus fumigates, lebih baik dibanding flukonazol (80% dibanding
Aspergillus flavus dan Aspergillus terreus. 73.5%; p = 0.025).
Hasil ini konsisten terhadap semua subgroup
Kaspofungin mempunyai aktifitas yang berubah-ubah termasuk anak dan orang tua, pasien dengan
terhadap Coccidioides immitis, Histoplasma netropenia persisten dan resipien transplantasi
capsulatum dan dermatiaceous molds. alogenik dan autolog (Gupta, 2002).

Kaspofungin juga efektif terhadap sebagian besar 3. Anindulafungin


Candida sp., dengan efek fungisidal yang tinggi, Anindulafungin merupakan kelompok ekinokandin
tetapi dengan Candida parpsilosis dan Candida krusei yang telah disetujui FDA tahun 2006 untuk
kurang efektif, dan resisten terhadap Cryptococcus penatalaksanaan kandidiasis esophagus, peritonitis
neoformans (Wu, 2004). dan abses intraabdomen disebabkan kandida
(Onyewu, 2007).
E. Golongan Antijamur Lain
1. Flusitosin
Flusitosin efektif terhadap Candida sp., Cryptococcus
neoformans, Cladophialophora carrionii, Fonsecaea sp.,
Phialophora verrucosa (Bennet, 2006).

2. Griseofulvin
Griseofulvin mempunyai aktifitas spektrum yang
terbatas hanya untuk spesies Epidermophyton
flocossum, Microsporum sp., dan Trichophyton sp.,
yang merupakan penyebab infeksi jamur pada kulit,
rambut kuku.

Griseofulvin tidak efektif terhadap kandidiasis


kutaneus dan pitiriasis versikolor (Bennet, 2006).

Griseofulvin terdiri atas 2 bentuk yaitu


 microsize (mikrochryristallin)
 ultramicrosize (ultramicrochrystallin).
Bentuk ultramicrosize penyerapannya pada saluran
pencernaan 1,5 kali dibandingkan dengan bentuk
microsize (Bellantoni, 2008).
1. Golongan Azol – Imidazol
2. Golongan Alilamin /
Obat antijamur Benzilamin

topikal : 3. Golongan Polien


4. Golongan Lain
A. Golongan Azol – C. Golongan Polien
Imidazol
• Klotrimazol
• Ekonazol  Nistatin
• Mikonazol Pengobatan kandidiasis kutis dapat digunakan
• Ketokonazol nistatin topikal pada kulit atau membrane mukosa
• Sulkonazol (rongga mulut, vagina).
• Terkonazol
Tiokonazol
D. Golongan Lain

• Sertakonazol

• 1. AsamUdesilenat
Asam undesilenat bersifat fungistatik, dapat juga bersifat
fungisidal apabila terpapar lama dengan konsentrasi yang tinggi
pada agen jamur.
2. Salep Whitefield
Pada tahun 1970, Arthur Whitefield membuat preparat salep
B. Golongan Alilamin / Benzilamin yang mengandung 12% asam benzoate dan 6% asam salisilat.

Kombinasi ini dikenal dengan salep Whitefield. Asam benzoat


bekerja sebagai fungistatik, dan asam salisilat sebagai keratolitik
sehingga menyebabkan deskuamasi keratin yang mengandung
jamur. Digunakan untuk mengatasi tinea pedis, dan tinea kruris
 Naftifin (Bennet,
 Terbinafin
 Butenafin
Golongan lain
• 3. Amorolfin • 5. Haloprogin
Amorolfin merupakan phenylpropylpiperidine. Haloprogin merupakan halogenated phenolic, efektif
untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea
Bekerja dengan cara menghambat biosintesis pedis dan pitiriasis versikolor, dengan konsentrasi 1%
ergosterol jamur. Aktifitas spektrumnya luas, dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu (Bennet,
dapat digunakan untuk pengobatan tinea 2006).
korporis, tinea kruris, tinea pedis dan
onikomikosis.
6. Timol
Timol adalah antiseptik yang larut dalam alkohol efektif
4. Siklopiroks olamin dalam bentuk tingtur untuk mengobati onikolisis. Timol
Siklopiroks olamin adalah antijamur sintetik bekerja sebagai antiseptik membunuh organisme pada
hydroxypyridone, bersifat fungisidal, sporisida dan saat alkohol menguap
memiliki penetrasi yang baik pada kulit dan kuku.
Siklopiroks efektif untuk pengobatan tinea korporis,
tinea kruris, tinea pedis, onikomikosis, kandidiasis 7. Castellani’s paint
kutaneus dan pitiriasis versikolor (Huang, 2004). Castellani’s paint (carbol fuchsin paint) memiliki aktifitas
antijamur dan antibacterial. Digunakan sebagai terapi
tinea pedis, dermatitis seboroik, tinea imbrikata
(Huang, 2004).
GOLONGAN LAIN
11. Selenium Sulphide
9. Gentian Violet Losio 2,5% selenium sulphide untuk terapi pitiriasis versikolor
Gentian violet adalah triphenylmethane (rosaniline) dye. dan dermatitis seboroik.
Produk yang dipasarkan mengandung 4% tetramethyl Penggunaan losio selama 10 menit satu kali sehari selama
dan pentamethyl congeners campuran ini membentuk pemakaian 7 hari, tidak terjadi absorpsi perkutaneus yang
kristal violet. Solusio gentian violet dengan konsentrasi signifikan.
0,5-2% digunakan pada infeksi jamur mukosa. Gentian
violet memiliki efek antijamur dan antibaterial (Huang, Selenium sulphide 2,5% dalam bentuk sampo dapat
2004). menyebabkan iritasi pada kulit kepala atau perubahan warna
rambut.
Losio selenium sulphide juga digunakan sebagai sampo pada
10. Potassium Permanganat tinea kapitis yang telah diberikan terapi oral griseofulvin
Potassium permanganat tidak memiliki aktifitas (Huang, 2004).
antijamur. Pada pengenceran 1:5000 sering digunakan
untuk meredakan inflamasi akibat kandidiasi
intertriginosa (Huang, 2004). 12. Zinc Pyrithione
Zinc pyrithione adalah antijamur dan antibakteri yang
digunakan mengatasi pitiriasis sika. Sampo zinc pyrithione 1%
efektif pada terapi pitiriasis versikolor yang dioleskan setiap
hari selama 2 minggu (Huang, 2004).
GOLONGAN LAIN
• 13. Sodium Thiosulphate dan Salicylic Acid
Solusio 25% sodium thiosulfate dikombinasi • Faktor yang berperan terhadap resistensi
dengan 1% salicylic acid tersedia preparat komersial Antijamur
dan digunakan pada tinea versikolor (Huang, 2004).

• 14. Prophylen Glycol


Prophylen glycol (50% dalam air) telah digunakan
untuk mengatasi pitiriasis versikolor.
Prophylen glycol 4-6% sebagai agen keratolitik,
yang secara in vitro bersifat fungistatik terhadap
Malassezia furfur kompleks (bentuk dari
Pityrosporum spp).
Solusio propylene glycol-urea- asam laktat juga
telah digunakan untuk onikomikosis (Huang, 2004).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai