Furfur
Kerajaan : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Kelas : Hymenomycetes
Ordo : Tremellales
Familia : filobasidiaceae
Genus : Malassezia
Spesies : Malassezia furfur
CIRI-CIRI
kelompok sel-sel bulat
Berukuran 4 – 8 µm
Bertunas
Berdinding tebal
Hifanya berbatang pendek dan bengkok.
Menghasilkan konidia sangat kecil (mikrokonidia) pada hifanya
Menghasilkan makrokonidia besar
Multiseptat berbentuk gelondong yang lebih besar dari mikrokonidianya
Malassezia furfur membentuk khamir, kering dan berwarna putih sampai krem.
GEJALA KLINIS
• Manusia mendapatkan infeksi bila sel jamur Malassezia furfur melekat pada kulit. Lesi
dimulai dengan bercak kecil tipis yang kemudian menjadi banyak dan menyebar, disertai
adanya sisik.
• Kelainan kulit berwarna hitam panu merupakan bercak dengan hipogpigmentasi,
sedangkan pada orang warna kulit putih, sebagai bercak dengan hiperpigmentasi. Dengan
demikian warna kelainan kulit ini dapat bermacam macam (versicolor).
• Kelainan kulit tersebut terutama pada tubuh bagian atas (leher, muka, lengan, dada, perut
dan lain-lain), berupa bercak-bercak yang bulat-bulat kecil (nummular), atau bahkan lebar
seperti piakat pada paru-paru yang sudah menahun. Biasanya tidak ada keluhan, ada rasa
gatal bila berkeringat ada perasaan malu yang beralasan kosmetik
EPIDEMIOLOGI
• Patogenesis Jamur M. furfur adalah jamur yang bersifat lipofilik dimorfik yang
membutuhkan lipid untuk pertumbuhannya. Manusia terinfeksi jika jamur M. furfur
menempel pada kulit. Awal dari infeksi jamur tampak sebagai sel ragi dan berubah
menjadi patogen setelah ragi menjadi miselium sehingga menyebabkan tumbuhnya lesi
Perubahan ini dipicu oleh berbagai faktor antara lain kelembaban, suhu tinggi,
hiperhidrosis, dan imunosupresi.
• Patogenesis dari makula hipopigmentasi terhambat sinar matahari yang masuk melalui
lapisan kulit akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang
secara langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang
dihasilkan oleh pityrosporum dari asam lemak dalam serum yang merupakan inhibitor
kompetitf dari tirosinase
PENGOBATAN
1. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok
bagian yang mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan
dengan alcohol 70% lalu dikerok dengan skapel steril dan
hasil kerokan kulit ditampung dalam lempeng-lempeng
steril. Sebagian dari bahan tadi kita periksa langsung dengan
KOH 10%. Difiksasi sebentar ditutup dengan deck glass dan
di periksa dibawah mikroskop.
GAMBARAN MIKROSKOPIS
TERIMA KASIH