Anda di halaman 1dari 16

Identifikasi Jamur Malassezia

Furfur

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


PENGERTIAN

Malassezia furfur adalah spesies tunggal yang menyebabkan


penyakit Pityriasis versicolor (Panu). Jamur ini menyerang
stratum korneum dari epidermis kulit dan biasanya diderita
oleh seseorang yang sudah mulai banyak beraktifitas dan
mengeluarkan keringat. Jamur Malassezia furfur sangat
mudah menginfeksi kulit orang yang selalu terkontaminasi
dengan air dalam waktu yang lama dan disertai dengan
kurangnya kesadaran akan kebersihan diri dan lingkungan
disekitar
KLASIFIKASI

 Kerajaan : Fungi
 Divisio : Basidiomycota
 Kelas : Hymenomycetes
 Ordo : Tremellales
 Familia : filobasidiaceae
 Genus : Malassezia
 Spesies : Malassezia furfur
CIRI-CIRI
 kelompok sel-sel bulat
 Berukuran 4 – 8 µm
 Bertunas
 Berdinding tebal
 Hifanya berbatang pendek dan bengkok.
 Menghasilkan konidia sangat kecil (mikrokonidia) pada hifanya
 Menghasilkan makrokonidia besar
 Multiseptat berbentuk gelondong yang lebih besar dari mikrokonidianya
 Malassezia furfur membentuk khamir, kering dan berwarna putih sampai krem.
GEJALA KLINIS

• Manusia mendapatkan infeksi bila sel jamur Malassezia furfur melekat pada kulit. Lesi
dimulai dengan bercak kecil tipis yang kemudian menjadi banyak dan menyebar, disertai
adanya sisik.
• Kelainan kulit berwarna hitam panu merupakan bercak dengan hipogpigmentasi,
sedangkan pada orang warna kulit putih, sebagai bercak dengan hiperpigmentasi. Dengan
demikian warna kelainan kulit ini dapat bermacam macam (versicolor).
• Kelainan kulit tersebut terutama pada tubuh bagian atas (leher, muka, lengan, dada, perut
dan lain-lain), berupa bercak-bercak yang bulat-bulat kecil (nummular), atau bahkan lebar
seperti piakat pada paru-paru yang sudah menahun. Biasanya tidak ada keluhan, ada rasa
gatal bila berkeringat ada perasaan malu yang beralasan kosmetik
EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini ditemukan seluruh dunia terutama daerah yang


beriklim panas, sehingga penyakit ini kosmopolit. Di
Indonesia, panu merupakan mikosis superfisialis yang
frekuensinya tinggi. Penularan panu terjadi bila ada kontak
dengan jamur penyebab pemicu lainnya adalah seringnya
menggunakan aksesoris yang pas pada kulit, seperti jam
tangan, perhiasan, kaos kaki, serta sepatu. Oleh karena itu,
faktor kebersihan pribadi sangat penting.
PATOGENITAS

• Patogenesis Jamur M. furfur adalah jamur yang bersifat lipofilik dimorfik yang
membutuhkan lipid untuk pertumbuhannya. Manusia terinfeksi jika jamur M. furfur
menempel pada kulit. Awal dari infeksi jamur tampak sebagai sel ragi dan berubah
menjadi patogen setelah ragi menjadi miselium sehingga menyebabkan tumbuhnya lesi
Perubahan ini dipicu oleh berbagai faktor antara lain kelembaban, suhu tinggi,
hiperhidrosis, dan imunosupresi.
• Patogenesis dari makula hipopigmentasi terhambat sinar matahari yang masuk melalui
lapisan kulit akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang
secara langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang
dihasilkan oleh pityrosporum dari asam lemak dalam serum yang merupakan inhibitor
kompetitf dari tirosinase
PENGOBATAN

• Pengobatan local (topikal) seperti preparat sallsll (tinkur sallall


spirtus), preparat derivate imidazol (salep mikonazol, isokonazzoi,
salep klotrimazoi, ekonazoi), krem terbinain 1%, solusio
sikloriroka 0,1% dan tolnaftat bentuk tinkur atau salep pengobatan
ini dapat digunakan pada kelainan yang kecil.
• Shampo yang mengandung antimikotik juga dapat dipakai seperti
selenium sulfide 2,5%, ketokonazol 2% dan zinc pyrihione.
Apabila kelainan menginfeksi hampir seluruh badan digunakan
ketokonazol yaitu obat oral sebanyak 200mg per hari selama 5-7
hari, flukonazol 400 mg dosis tunggal dan diulang dalam satu
minggu sertaltrakonasol 200mg per hari selama 5-7 hari
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok
bagian yang mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan
dengan alcohol 70% lalu dikerok dengan skapel steril dan
hasil kerokan kulit ditampung dalam lempeng-lempeng
steril. Sebagian dari bahan tadi kita periksa langsung dengan
KOH 10%. Difiksasi sebentar ditutup dengan deck glass dan
di periksa dibawah mikroskop.
GAMBARAN MIKROSKOPIS

Gambaran mikroskopik dari khamir


Malassezia yang memperlihatkan
adanya bentuk hifa dan khamir dengan
bentuk seperti spaghetti dan bola bakso
2. PEMBIAKAN PADA MEDIA
• Media yang dapat digunakan untuk pertumbuhan Malassezia furfur
adalah Sabouraud Dextrose Agar, Chocolate Agar dan Tripticase
Soy Agar yang ditambah dengan 5% darah kambing dan olive oil,
pertumbuhan ini optimal pada suhu 35°C - 37°C.
• Media perbenihan lainya adalah media yang berisi antibiotik dan
skinhesamid, agar Litman yang dilapisi dengan olive oil steril atau
Leeming-Notman (LNA) yaitu media yang kaya lipd. Biakan ini
diinkubasi pada suhu 30°C
MORFOLOGI KOLONI M. furfur

Morfologi koloni M.furufur


pada media SGA
Pigmen warna coklat akan
dihasilkan oleh M. furfur di
media ini.
3. PEMBIAKAN DENGAN SINAR ULTRAVIOLET
Pemeriksaan dengan sinar ultraviolet (lampu wood’s) dapat
dipakai untuk membantu diagnosis. Bila kulit panu disinari
dengan sinar ultra violet, maka kulit tersebut berfluoresensi
hijau kebiru-biruan dan reaksi disebut Wood’slight positif
PENYAKIT yang DISEBABKAN
Malassezia furfur
1. Pitriasis versikolor (Panu)
Pitriasis versicolor adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya
makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Pitiriasis versikolor merupakan
penyakit kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur. Pitiriasis versicolor merupakan
suatu penyakit jamur kulit yang kronik, dan asimtomatik serta ditandai dengan bercak
putih sampai coklat yang bersisik. Variasi warna lesi pada penyakit ini tergantung pada
pigmen normal kulit penderita sehingga dinamakan “versikolor” Kelainan ini umumnya
menyerang badan dan kadang-kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher
muka. Penularan penyakit Pitiriasis versikolor ini dapat melalui berbagai macam media,
contohnya handuk, baju, selimut dsb
2. pitiriasis kapitis (Ketombe)
pitiriasis kapitis yaitu suatu keadaan anomali pada kulit
kepala yang dikarakterisasi dengan terjadinya pengelupasan
lapisan tanduk secara berlebihan dari kulit kepala dan
membentuk sisik-sisik yang halus. Apabila ada faktor
pemicu yang dapat mengganggu kesetimbangan flora
normal pada kulit kepala, maka akan terjadi peningkatan
pertumbuhan jamur tersebut. Banyaknya populasi tersebut
yang dapat memicu terjadinya ketombe
“TETAP LAH HIDUP WALAUPUN
TAK BERGUNA”
“TETAP LAH MEMBACA
WALAUPUN TAK PAHAM”

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai