Anda di halaman 1dari 34

SUBKUTANEOUS

MIKOSIS

YULIDIA IRIANI, A.Md. AK., S.Si., M.Si.


SUBKUTAN MIKOSIS ?

GEJALA KHAS PENYAKIT


JAMUR
BAGIMANA CARA
MENEGAKAN DIAGNOSIS ,
SELAIN GEJALA KHAS PENYAKIT
JAMUR ?
ISTILAH - ISTILAH
INFEKSI JAMUR
 Penyakit yang disebabkan oleh infestasi jamur bersama-sama disebut sebagai mikosis.
 Diklasifikasikan ke dalam kelompok yang berbeda tergantung pada sifat dari jaringan
yang terlibat dan cara masuk ke dalam host.
 Kelompok-kelompok tersebut sebagai berikut:
 Sebuah contoh umum dari mikosis subkutan adalah Sporotrichosis, disebabkan
oleh Sporothrix schenckii.

 Chromomycosis, phaeohyphomycosis, chromoblastomycosis, lobomycosis,


rhinosporidiosis dan mycetomas merupakan contoh lain dari mikosis subkutan.
MIKOSIS SUBKUTANEOUS

Penyebabnya jamur
yang tumbuh dalam
tanah atau pada
tanaman yang
membusuk yang
menembus jaringan
subkutan

Lesi menyebar
lambat pada dari
daerah implantasi
dan tersebar
melalui aliran getah
bening

Jamur tsbt
mengembangkan
bentuk morfologi
yang unik sbg
patogen -→
tumbuh sbgs hifa Sporotikosis
bercabang dalam
lesi subkutan
• Penyebabnya spora dari Sporothrix schenckii yg hidup di tanah dan tumbuhan yang
membusuk – merupakan jamur dimorfik dan diisolasi pertama kali di Afrika Selatan
• Merupakan infeksi granulomatosa menahun
• Masuk kekulit karena trjadi trauma ( tertusuk duri mawar)
• Menyebar secara khas sepanjang aliran getah bening regional
• jamur ini banyak tumbuh pada daerah tropis dan subtropis
SPOROTIKOSIS • Hanya menginfeksi jaringan kutan dan subkutan

• Jamur tampak sebagai sel yang bertunas


• Gram positif
• Bentuk bulat spt cerutu
• Tumbuh pada biakan sabouroud pada suhu kamar dalam 3-5 hari
• Warna koloni cokllat sampai hitam dan melipat spt kulit
MORFOLOGI dan • Bentuk konidia ovoid dan berkelompok pada ujung konidiofor yg ramping (spt bunga
aster)
IDENTIFIKASI • Biakan pada suhu 37°C sel tunas bentuknya sferis dan ovoid

GAMBAR
• Terdapat pada daerah tropis dan sub tropis dan
bersifat sporadis
• Menyerang pria dan wanita tetapi angka kejadian
pada pria lbih banyak
EPIDEMIOLOGI

• Infeksi terjadi setelah masuknya jamur S.


schenckii
• Di daerah endemi pada umumnya dijumpai orang
deng antibodi S.schenckii → tes kulit posiif
• Sporotrichosis sistemik - timbul akibat inhalasi
PATOGENESIS dan penyebaran jamur tetapi jarang terjadi

• Asimptomatis dan tidak ada lesi di kulit


• Tedapat 2 pola infeksi yaitu gejala infeksi baru
terlihat setelah 1-4 mnggu dan terlihat lebih lama
lagi
MANIFESTASI • Tempat utama infeksi tangan, lengan dan wajah
KLINIK
SPOROTRICHOSIS
SPOROTRICHOSIS KUTAN

SPOROTRICHOSIS PARU

SPOROTRICHOSIS
OSTEOARTICULAR
Diagnosa Banding

 Penegakkan diagnosa penyakit ini dengan ditemukannya jamur pada


specimen seperti pada kultur biopsi kulit, aspirasi cairan sendi dan
sputum.

 Sporotrichosis kutis mirip dengan gambaran leishmaniasis, Nocardia


braziliensis.

 Lesi tunggal kronis padacsporotrichosis mirip dengan gambaran


Mycobacterium kansasii, M. chelonei atauc“tuberculosis verrucosa
cutis” pada Mycobacterium tuberculosis.

 Plaque Sporotrichosis mirip dengan chromoblastomycosis, granuloma


annulare, Majocchi’s granuloma, dan ektima staphylococcus kronis.
Lesi pada wajah didiagnosa bandingkan dengan
paracoccidiodomycosis, blastomycosis, leishmaniasis.

 Keratitis yang disebabkan Sporothrix schenckii mirip dengan mycotic


keratitis. Pada penderita Sporotrichosis paru didiagnosa bandingkan
dengan emboli paru septic atau wagener’s granuloma dimana sama-
sama dijumpai kavitasi pada paru.

 sporotrichosis osteoartikular mirip dengan rheumatoid arthritis baik


KROMOBLASTOMIKOSIS
• Chromoblastomycosis adalah suatu infeksi kulit
granulomatous progresif lambat dan disebabkan
beberapa spesies jamur hitam.
Sejarah
 Pertama kali kasus
• Jamur jamur yang sering diisolasi adalah
chromoblastomycosis dilaporkan – Phialophora verrucosa,
di Inggris.
– FonsecaeaBpedrosoi,
 Lane dan Medlar menemukan lesi
verrucous pada kaki penderita – Rhinocladiella aquaspersa dan
dan ahli mikologi Thaxter – Cladosporium carrionii
menyebutnya dengan
Phialophora verrucosa sebagai
penyebab dari lesi ini. Epidemiologi
 Di tahun 1920, Pedroso
dan Gomes mengumumkan satu  Chromoblastomycosis terutama terdapat di daerah
kasus di Brazil yang telah tropis.
diamatinya kurang dari 10 tahun  bersifat saprofit, mungkin terdapat pada tumbuhan
dan mereka setuju dengan jamur
yang disebut Taxter’s sebab dan di dalam tanah.
manifestasi klinis dan  Penyakit terutama terjadi pada tungkai petani dengan
histopatologinya mirip dengan kaki telanjang, diduga akibat masuknya jamur melalui
yang dikemukakan Lane dan trauma.
Medlar
• Badan sklerotik adalah septa yang terdiri dari
Manifestasi Klinis yang terdiri dari empat sampai delapan sel
 Jamur masuk melalui trauma ke • Pigmentasi koloninya bermacam-macam, dari
dalam kulit, seringkali pada
tungkai atau kaki abu-abu pudar sampai coklat dan hitam
 pertumbuhan mirip kutil tersebar • Permukaannya seringkali menyerupa beludru
di sepanjang aliran getah bening melapisi suatu jalinan miselium yang hitam
yang berasal dari daerah yang
terserang
padat
 Nodul seperti kembang kol • Phialophora verrucosa.
disertai abses-abses berkrusta – Konidia terutama dihasilkan oleh fialida yang berbentuk
 Dalam eksudat dan jaringan, pot bunga.
jamur-jamur ini menghasilkan sel- • Fonsecaea pedrosoi.
sel coklat tua, berdinding tebal,
– Sebagian besar konidia terbentuk pada rantai pendek
bulat dengan garis tengah 5-15
μm, yang membelah dengan bercabang dengan sel terminal yang bertunas
membentuk septa. membentuk konidium baru.
– Konidia juga dapat terbentuk tanpa cabang-cabang
langsung pada puncak dan sisi konidiofora. Fialida
jarang ada.
 Rhinocladiella aquaspersa.
Diagnosa Laboratorium
Rantai bercabang pendek dari konidia
Pemeriksaan langsung
eliptikal terbentuk pada ujung
 Bahan kerokan kulit atau
konidiofor
biopsy, dari lesi
 Cladosporium carrionii.
 Reagensia KOH (10-20%), Tinta
Hanya terbentuk konidia panjang,
(india, china atau parker),
berantai dan bercabang pada
calcofluor white.
konidiofora yang memanjang.
 Secara mikroskopis terlihat gambaran sel
 Elephantiasis mungkin timbul akibat jamur yang bulat dengan pigmentasi
infeksi sekunder, obstruksi dan fibrosis coklat, berdinding-dinding dan dikelilingi
saluran getah bening (walaupun jarang) badan sklerotik.
 Ditemukannya badan sklerotik merupakan
 Secara histologi, lesi berupa granuloma, hal yang diagnostik.
dalam leukosit atau sel-sel raksasa
dapat ditemukan sel-sel jamur bulat
yang berwarna coklat tua
Diagnosa
Laboratorium • Kultur
Bahan dibiakkan pada agar Sabouraud
supaya dapat ditemukan struktur dan
susunan konidia yang khas seperti
dijelaskan diatas.
Pemeriksaan kultur dan morfologi jamur
Koloni jamur berbentuk flat, sangat penting untuk melihat morfologi
nampak bertumpuk dan melipat, konidia, susunan konidia pada sel
berwarna hijau kehitaman pada
hari 7 dan 21
jamurdan morfologi sel conidiogenous.
Pemeriksaan dengan slide kultur sangat
dianjurkan.
Koloni dari kultur Chromoblastomycosis,
terlihat koloni berwarna seperti zaitun
• kehitaman dengan permukaan yang
halus.
• Mikosis subkutan adalah infeksi jamur yang
menyerang jaringan kutis sampai ke subkutis.
Dapat juga terjadi penyebaran ke seluruh tubuh
SIMPULAN karena penyebarannya melalui kelenjar getah
bening.

• Sporotrichosis adalah infeksi jamur kronis yang


hanya menginfeksi jaringan kutis dan subkutis,
dapat terjadi penyebaran ke organ tubuh yang
lain melalui penyebaran kelenjar getah bening.
Lesi pada kutis berkembang akibat masuknya
Sporothrix schenckii melalui kulit yang
mengalami kerusakan. Lesi eritema, bernanah
dan adanya nodul yang verrucous. Pada
beberapa kasus terjadi penyebaran nodul
lymphangitic.

• Chromoblastomycosis adalah suatu infeksi kulit


granulomatous progresif lambat dan disebabkan
beberapa spesies jamur hitam. Phialophora
verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, Rhinocladiella
aquaspersa dan Cladosporium carrionii adalah
jamur-jamur yang paling sering diisolasi.
MYCETOMA PEDIS
(Madura foot, maduromycosis)
 Mycetoma adalah suatu lesi lokal yang  Istilah maduromikosis atau kaki Madura
membengkak disertai granula yang sering digunakan untuk menunjukkan
merupakan koloni-koloni padat dari infeksi yang disebabkan oleh jamur ini
jamur penyebab yang mengalir dari karena tempat infeksi umumnya di kaki.
sinus-sinus
 Penyakit ini disebabkan oleh berbagai
jamur dan aktinomycetes (bakteri
filamentosa).
 Istilah actinomycetoma digunakan untuk
membedakan kedua keadaan tersebut,
 istilah itu untuk infeksi yang disebabkan
oleh actinomycetes.
 Mycetoma timbul bila organisme tanah ini
tertanam ke dalam jaringan subkutan
melalui trauma.
 Dari golongan jamur dikenal sebagai
penyebab infeksi mycetoma pada
Etiologi pria antara lain jenis :
 Mycetoma disebabkan oleh berbagai • Madurella mycetomatis, M. grisea,
macam Actinomycetes dan • Pseudallescheria boydii,
jamur(Eumycetes). • Acremonium kiliense, A. falciforme, A.
recifei,
 Penelitian yang dilakukan Mariat, • Leptosphaeria tompkinsii,
perbandingan kasus yang disebabkan L.senegalensis,
Actinomycetes dengan Eumycetes adalah • Exophiala jeanselmei,
1,5:1. • Neotestudina rosatii,
• Pyrenochaeta romeroi,
 Dari golongan Actinomycetes
• Curvularia runata,
 Actinomadura madurae, A. pelletieri, • Aspergillus nidulans, A.lavus,
Streptomyces somaliensis, Nocardia • Fusarium moniliforme, F.solani
asteroides, N. brasiliensis, N.otitidiscaviarum var.coeruleum, F.solani var.minus,
dan Nocardiosis dapsonvillei. • Phialophora cyanescens,
• Corynespora cassicola,
Curvularia geniculata dan Bipolaris spicifera • Cylindrocarpon destructans,
sebagai penyebab mycetoma pada binatang • Pseudochaetosphaeronema larense,
Plenodomus avaramii, dan Polycitella
hominis.
Sejarah • Epidemiologi
• Mycetoma umumnya dijumpai di daerah tropis dan
sub tropis, tetapi dapat juga dijumpai sporadis
 Tahun 1860, Vandyke
pada wilayah yang beriklim sedang. Penyakit ini
Carter menamakannya
endemis di India dan negara-negara di Afrika dan
“mycetoma” dan
Amerika Selatan termasuk Sudan, Senegal,
menyebut penyebab
Somalia, Uganda, Egypt, Nigeria, Chad, Algeria,
butiran biji itu sebagai
Mauritania, Mexico dan Venezuela
partikel jamur.
 Nama yang familiar untuk  Penyakit ini biasanya dijumpai di pedesaan, yang
penyakit ini adalah menyerang petani dan penggembala. Umumnya
“madura foot” karena didahului adanya trauma kecil akibat tertusuk duri
prevalensi penyakit ini atau serpihan kaca.
tertinggi di Madura, India.
 Pada pemeriksaan jaringan lunak,
Manifestasi Klinis pinggiran lesi actinomysetoma
 Mycetoma adalah infeksi kronis, supuratif umumnya tidak jelas,
pada jaringan subkutan dan tulang yang  sedangkan pada eumysetoma
berdekatan. pinggiran lesi jelas seperti
 Lesi diawali dengan adanya luka kecil yang berkapsul, seperti yang disebabkan
menyebar secara lokal selama berbulan- oleh Madurella mycetomatis
bulan atau bertahun-tahun.
 Tempat utama infeksi ini adalah di kaki
 Lesi awal berupa pembengkakan kecil pada
subkutan , konsistensi keras atau kenyal
seperti karet dan tidak dijumpai rasa sakit
 Pada beberapa kasus mycetoma dapat
berakibat fatal, misalnya mycetoma
padatoraks yang menginvasi pleura atau
mycetoma otak yang menginvasi kalvarium
dan terjadinya hipertensi intrakranial dengan
penebalan kalvarium dan adanya granuloma
pada epidural. Hal ini sulit diobati dan dapat
berlanjut, dan berakhir fatal
Diagnosa Laboratorium
 Pemeriksaan mikroskop dari pus,  Ukuran hifa, adanya septa,
eksudat atau biopsi jaringan gambaran morfologi dan warna
menunjukkan gambaran butiran dinding hifa dapat membedakan
biji sebagai indikator primer antara actinomycetoma dan
penegakkan diagnosa. eumycotic mycetoma.
 Pengamatan ukuran, bentuk,  Pada eumycotic mycetoma, butiran
warna dan konsistensi butiran biji bijiterlihat dengan hifa berukuran 2-6
μm dan sering terlihat lebih besar, sel-
tersebut sering dilakukan untuk
sel bulat yang menggembung (ukuran
mengidentifikasi spesies jamur sampai 15 μm atau lebih) pada
penyebab mycetoma. pinggiran.
 Pada pemeriksaan langsung,  Pada actinomycotic mycetoma terlihat
butiran butiran biji yang mempunyai filamen,
dengan diameter 0,5-1 μm, dan
• biji dapat dilihat di bawah
gambaran sel berbentuk kokus sampai
mikroskop dengan menetesinya batang.
NaOH 10%.
KULTUR
 Butiran biji yang terlihat di bawah mikroskop, kemudian dicuci dengan
larutan saline, kemudian ditanam di agar Sabauraud dengan antibiotik
gentamisin, penisillin, streptomisin atau kloramfenikol. Tidak dapat
menggunakan sikloheksemid.
 Diinkubasi pada suhu 25 - 37°C selama 6-8 minggu. Jika dari hasil
pemeriksaan langsung menunjukkan actinomycotic, maka media
perbenihan tidak boleh mengandung antibiotik.
 Media untuk actinomycotic adalah blood agar, brain heart infussion,
lowenstein’s agar atau sabauraud’s agar dengan 0,5% ekstrak ragi.

Pengobatan
 Aktinomisetoma berespons baik terhadap berbagai kombinasi streptomisin, trimetropin-
sulfametoksazol dan dapson, bila pengobatan dimulai secara dini sebelum terjadi
deformitas yang luas.
 Drainase lewat pembedahan membantu penyembuhan.
 Belum ada obat untuk misetoma jamur, walaupun pengobatan yang lama dengan
ketokonazole atau itrakonazole oral mungkin bermanfaat.
 Eksisi bedah terhadap lesi dini
dapat mencegah penyebaran
RHINOSPORIDIOSIS
Sejarah  Rhinosporidiosis adalah infeksi kronis
 Pada akhir abad 19, granulomatous dengan karakteristik adanya massa
dilaporkan adanya penyakit polipoid pada membran mukosa yang
rhinosporidiosis di tiga negara mengandung endospore Rhinosporidium seeberi.
yang berjauhan letaknya,
 Membran mukosa yang dapat terserang antara
yaitu negara Argentina, India
dan Amerika Serikat lain mukosa hidung, nasopharing dan konjungtiva

Etiologi
 Asworth tahun 1923,
menyebutkan bahwa penyakit
ini disebabkan oleh jamur  Penyebab Rhinosporidiosis adalah Rhinosporidium
yang digolongkan ke dalam seeberi.
Phycomycetes. → dinamakan  Walaupun secara sistematis organisme ini belum
jamur Rhinosporidium see pasti digolongkan kemana, tetapi sebagian besar
ahli mikrobiologi mengobati penyakit ini sebagai
jamur
 Rhinosporidiosis juga dapat mengenai
Epidemiologi uretra, dengan gambaran lesi yang
terpisah-pisah, berwarna merah muda,
 Pria lebih banyak menderita penyakit ini mudah pecah, polip tidak bertangkai
dibanding dengan wanita tanpa rasa sakit.→ keluhan
 Infeksi pada hidung dua kali lebih banyak kencing berdarah
dibanding infeksi pada mata.
 Terjadi pada semua kelompok umur
 air dan tanah sebagai sumber infeksi
penyakit ini.

Manifestasi Klinis
 Rhinosporidiosis adalah infeksi primer
yang mengenai mukosa membran, infeksi
ini biasanya didahului dengan adanya
trauma kecil
 Infeksi pada mata, biasanya mengenai
kelopak mata. Lesi dirasakan sebagai
benda asing pada mata.
Ada tiga tipe lesi pada kulit dapat terjadi  Lesi pada vagina mirip dengan
yaitu gambaran kondilomata.
1) lesi satelit, yang mengenai daerah yang
berdekatan dengan rhinosporidiosis pada  Lesi pada rektum terlihat seperti
hidung, gambaran hemorrhoid internal
disebut lesi sekunder.
2) Lesi kulit yang menyebar dengan atau tanpa  Rhinosporidiosis kulit dapat
adanya rhinosporidiosis hidung, hal ini akibat didiagnosabandingkan dengan
penyebaran Rhinosporidium seeberi secara warts, tuberculosis verrukosa dan
hematogen. granuloma pyogenikum
3) Lesi primer akibat masuknya rhinosporidium
seeberi langsung ke kulit

Diagnosa Banding
 Penegakkan diagnosa dengan pemeriksaan
histopatologi, tanpa melakukan
pewarnaan jamur
Diagnosa  Pada aspirasi sitologi dapat terlihat gambaran
Laboratorium sel-sel jamur yang bulat dengan dinding yang
jelas seperti kista (sporangia) dengan diameter
Pemeriksaan langsung sampai 0,5 mm, yang didalamnya terdapat
 Rhinosporidium seeberi tidak banyak sekali endospora yang melingkar
dapat dikultur, maka • dengan diameter 6-7μm
pemeriksaan langsung dengan
melihat pertumbuhan polipoid
 Pemeriksaan histologi
merupakan satu-satunya jalan
untuk menegakkan diagnose
 eksudat yang mukoid pada
permukaan lesi menunjukkan
adanya kumpulan spora-spora
dari sporangia.
 Pemeriksaan mikroskopis dari
potongan jaringan yang telah
diwarnai dan potongan
sporangia dapat digunakan sporangia pada Rhinosporidium seeberi
untuk konfirmasi diagnosis dengan pewarnaan GMS
Pengobatan
 Pembedahan eksisi satu-satunya
pengobatan yang menjadi pilihan.
Eksisi lesi yang bertangkai dengan
menggunakan elektrokauter
memberikan angka kesembuhan yang
tinggi.
 Kekambuhan dapat terjadi setelah
pembedahan. Dari 255 kasus
pembedahan yang tercatat, 27
penderita mengalami kekambuhan
setelah pembedahan
LOBOMYCOSIS
(Lobo’s disease, keloidal blastomycosis)
 Lobomycosis adalah infeksi kronis pada
kulit yang disebabkan oleh Loboa loboi.
Etiologi
 Penyebab dari mikosis ini adalah Loboa
 Karaktristik dari lesinya adalah adanya
loboi, jamur ini tidak dapat dikultur
pertumbuhan tumor yang lambat pada
dan biasanya jamur didapati kemudian
daerah dermis dari kulit dengan
setelah lesi mengalami infeksi
permukaan yang halus, berkutil-kutil atau
sekunder atau terkontaminasi
ulserasi.
 Lesi ini terdiri dari jaringan granulomatous
yang mengandung banyak sekali sel jamur
berupa ragi dengan bentuk bulat, bisa
tunggal atau multiple dan dapat
bercabang-cabang.
 Pada lobomycosis tidak terjadi penyebaran
melalui kelenjar getah bening
Sejarah
 Tahun 1931, Jurge Lobo menemukan  Gambaran histopatologi lesi ini mirip
penderita dari lembah Amazone dengan lesi pada pasien Lobo dan
dengan lesi keloid pada kulit berkesimpulan bahwa lesi ini sangat
punggungnya berbeda dengan paracoccidioidomycosis,
sehingga memberi nama lesi ini dengan
 Lesi ini terdiri dari jaringan Lobo’s disease.
granulomatous dengan sel tunas  tahun 1958, Borelli menyebut penyakit ini
yang berbentuk sferis. sebagai dengan Lobomycosis
bentuk ringan dari
paracoccidioidomycosis, dan
menyebut penyakit ini dengan
keloidal blastomycosis.

 Tahun 1938, Fialho melaporkan


adanya lesi pada telinga kanan
pasiennya yang berasal dari lembah
Amazone.
Epidemiologi Manifestasi Klinis
 Lobomycosis dapat mengenai manusia dan  Lobomycosis merupakan infeksi
lumba-lumba subkutis yang tidak menimbulkan
 Penyakit ini dapat dijumpai di beberapa rasa sakit, diawali dengan timbulnya
negara, tetapi angka kejadian yang tinggi papula tanpa timbul gejala sistemik
didapati di Brazil dan Suriname
 sumber infeksi lobomycosis berasal dari  Gambaran lesi dapat berubah-ubah.
tanah atau tumbuhan di wilayah hutan ada 5 bentuk lesi yang berbeda yaitu
tropis bentuk infiltrasi, keloid, gumma,
 Pasien yang menderita mikosis ini, verrucosa dan ulserasi
dilaporkan ada yang mempunyai riwayat  Bentuk infiltrasi dijumpai bentuk
terkena gigitan serangga pada daerah lesi lesi yang nodular atau papul.
 Tidak pernah dilaporkan kematian akibat  Lesi yang berbentuk keloid
lobomycosis. Tetapi terdapat satu kasus dinamakan dengan keloidal
squamous cell carsinoma pada penderita blastomycosis.
lobomycosis yang kronis, dan penderita  Hanya lesi yang sangat kronis
meninggal akibat metastase ke paru-paru yang dapat menjadi verrukosa
atau berkutil-kutil.
 Sedangkan bentuk yang ulserasi
sangat jarang dijumpai
 Gambaran khas dari lesi untuk
menegakkan diagnosa adalah adanya lesi
Laboratorium Diagnosa
yang lunak, berlobus-lobus, permukaannya Pemeriksaan langsung
meninggi, halus dan tidak menyebabkan
 Untuk pemeriksaan langsung bahan
kerusakan epidermis.
diambil dari biopsi jaringan yang terinfeksi.
 Bahan dapat dibuat sediaan basah dengan
KOH 10% dan tinta parker atau dengan
calcofluor white.
 Potongan jaringan dapat diwarnai dengan
Grocott’s Methenamine Stain (GMS), PAS
digest atau dengan pewarnaan gram.
 Dibawah mikroskop akan terlihat
organisme berupa ragi, bercabang-cabang
dengan pigmentasi gelap, berbentuk
Pewarnaan GMS menunjukkan sel jamur spheris, yang merupakan ciri khas dari
berupa ragi dengan pigmentasi gelap, dapat Loboa loboi.
bercabang-cabang, ukuran 9-12 μm.  Jamur ini tidak dapat dikultur. Jadi
penegakkan diagnosis lobomycosis dengan
melihat gambaran klinis, letak geografis
dan morfologi di bawah mkroskop
Diagnosa Banding
 Lesi kulit yang berupa plague yang tidak menimbulkan rasa sakit dapat dijumpai pada
chromoblastomycosis, sporotrichosis, leishmaniasis, paracoccidioidomycosis, psoriasis,
tropical pyodermatitis, eczematoid dermatitis, squamous carcinoma, melanoma,
Kaposi’s angiosarcoma dan keloid yang berhubungan dengan luka bakar atau trauma.

Pengobatan
 Walaupun beberapa kasus ditemukan sembuh dengan clofazimin oral tetapi satu
satunya pengobatan yang direkomendasikan untuk Lobomycosis adalah dengan eksisi
pembedahan. Walapun kekambuhan setelah eksisi dapat terjadi. Indikasi dilakukan
eksisi ini untuk pencegahan atau untuk tujuan kosmetika.
 secara oral ketokonazol tidak efektif untuk pengobatan jenis jamur ini.
KESIMPULAN
 Mikosis subkutan adalah infeksi jamur yang menyerang jaringan kutis sampai ke subkutis. Dapat juga terjadi
penyebaran ke seluruh tubuh karena penyebarannya melalui kelenjar getah bening.
 Sporotrichosis adalah infeksi jamur kronis yang hanya menginfeksi jaringan kutis dan subkutis, dapat terjadi
penyebaran ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran kelenjar getah bening. Lesi pada kutis berkembang
akibat masuknya Sporothrix schenckii melalui kulit yang mengalami kerusakan. Lesi eritema, bernanah dan
adanya nodul yang verrucous. Pada beberapa kasus terjadi penyebaran nodul lymphangitic.
 Chromoblastomycosis adalah suatu infeksi kulit granulomatous progresif lambat dan disebabkan beberapa
spesies jamur hitam. Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, Rhinocladiella aquaspersa dan Cladosporium
carrionii adalah jamur-jamur yang paling sering diisolasi.
 Mycetoma adalah suatu lesi lokal yang membengkak disertai granula yang merupakan koloni-koloni padat dari
jamur penyebab yang mengalir dari sinus-sinus. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai jamur dan aktinomycetes
(bakteri filamentosa).
 Rhinosporidiosis adalah infeksi kronis granulomatous dengan karakteristik adanya massa polipoid pada membran
mukosa yang mengandung endospora Rhinosporidium seeberi. Membran mukosa yang dapat terserang antara
lain mukosa hidung, nasopharing dan konjungtiva.
 Lobomycosis adalah infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh Loboa loboi. Karakteristik dari
lesinya adalah adanya pertumbuhan tumor yang lambat pada daerah dermis dari kulit dengan
permukaan yang halus, berkutil-kutil atau ulserasi.
 Umumnya pengobatan dengan melakukan eksisi pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai